Studi komperasi manajemen Majelis Taklim Al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam Di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat

(1)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul

“Studi Komparasi Manajemen Majlis Taklim

al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam Di Kelurahan Cempaka Putih

Ciputat. ”

telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Dakwah Dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 25 Juni

2008 Skripsi Ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana program strata satu (S-I) pada Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

Jakarta 25 Juni 2008

Sidang Munaqosyah

Dekan /

Ketua Merangkap Anggota

Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Dra.

Sukmayeti

NIP. 150 202 342

NIP. 150 234 867

Anggota:

Penguji I,

Penguji II,

Drs. Cecep Castrawijaya, MA

Drs. M. Sungaidi, MA

NIP. 150 287 029

NIP. 150 282 640

Pembimbing

Drs. Study Rizal, LK, MA

NIP. 150 262 876


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala pujian dan rasa syukur hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena berkat semua keMurahan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya terakhir penulis sebagai mahasiswa. Shalawat beserta salam selalu kita kumandangkan kepada junjungan kita bersama Nabi akhir zaman Muhammad SAW, yang telah memberi kita contoh yang baik dalam menjalani hidup.

Suatu kebanggaan yang tiada terhingga, karena sampai saat ini penulis masih bisa diberi kesempatan hidup untuk mengucapkan salam terimakasih untuk orang-orang tersayang yang telah berjasa dalam hidup penulis.

Walaupun karya ini belum dapat dikatakan sempurna, namun penulis ingin sekali mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Murodi, MA. Pudek I Bapak Arief Subhan, MA. Pudek II Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA. Pudek III yang juga sekaligus sebagai pembimbing penulis Bapak Drs. Studi Rizal LK, MA. Terimakasih banyak atas waktu yang diberikan kepada penulis untuk berkonsultasi.

2. Bapak Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA dan Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan


(3)

Manajemen Dakwah. Yang telah banyak memberikan nasehat dan masukan-masukan kepada penulis

3. Kedua orang tua penulis, ayahanda M. Rumli Utsman Dan Ibu Solicha (alm) juga Ibu Daesah. Terimakasih atas segala jerih payah dan kesabarannya dalam mendidik dan juga membesarkan penulis. Segala permohonan maaf penulis mintakan dengan sangat atas segala kesalahan dan kekhilafan selama ini.

4. Isteri tercinta penulis, yang senantiasa sabar mendampingi penulis dan terus menerus memotivasi penulis siang dan malam agar secepatnya menyelesaikan karya tulis ini. Terimaksih yang sedalam-dalamnya untuk Alfi isteri tercintaku. I LOVE YOU FOREVER MY WIFE

5. Kakak dan adik-adik penulis, mas Amin, mba Nur, mas Taufik, Zaenal, yang senantiasa memberi semangat walaupun kita dipisahkan jarak dan waktu.

6. Ibu Dra Hj. Siti Badriyah sekratris majlis taklim Al-Hidayah (majlis Taklim gabungan se-kelurahan Cempaka Putih, Ibu Maryanti sekretaris majlis taklim al-Muhajirin, Ibu Hj. Amsah dan Ibu Hj. Nunung Ketua dan Bendahara majlis taklim Baiturrahim, Ibu Hj. Maswanih dan Ibu Zaenah Ketua dan Sekretaris majlis taklim darul Arqam serta segenap pengurus ketiga majlis taklim tersebut, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas waktu yang diluangkan dan kerjasamanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis skripsi ini.


(4)

7. Bapak Piping Effrianto, Msi ketua yayasan soenggono, tempat penulis bekerja, yang telah banyak memberi inspirasi dan bantuan baik moril maupun nonmoril kepada penulis sehingga terselesaikan tugas karya tulis ini.

8. Rental Picasso khususnya kak Tata yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

SeSmua ucapan terimakasih saja belum cukup rasanya untuk membalas semua kebaikan mereka semua, tapi semoga saja diberi balasan yang setimpal oleh Allah SWT. Demikian kiranya yang bisa disampaikan oleh penulis semoga bisa menjadi sebuah karya yang berguna untuk semuanya.

Ciputat, 23 Juni 2008


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Munaqasah

Kata Pengantar ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 01

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 04

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 05

D. Metodologi Penelitian ... 06

E. Tinjauan Pustaka ... 07

F. Sistematika Penulisan ... 08

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen ... 10

1. Pengertian Manajemen ... 10

2. Unsur-unsur Manajemen ... 16

3. Fungsi-fungsi Manajemen ... 18

B. Majelis Taklim ... 24

1. Pengertian Majelis Taklim ... 24

2. Fungsi Majelis Taklim ... 25


(6)

C.

Pengertian Komparasi

D.

Pengertian Manajemen Majlis Taklim

BAB III : Gambaran Umum Majlis Taklim-Majelis Taklim Di Kelurahan

Cempaka Putih Ciputat

A.

Majelis Taklim Al Muhajirin ... 32

1.

Sejarah Singkat Berdirinya ... 32

2.

Visi dan Misi ... 33

3.

Struktur Organisasi ... 33

4.

Program Kegiatannya ... 34

B.

Majelis Taklim Baiturrahim ... 39

1.

Sejarah Singkat Berdirinya ... 39

2.

Visi dan Misi ... 40

3.

Struktur Organisasi ... 41

4.

Program Kegiatannya ... 41

C.

Majelis Taklim Darul Arqam ... 42

1.

Sejarah Singkat Berdirinya ... 42

2.

Visi dan Misi ... 43

3.

Struktur Organisasi ... 43

4.

Program Kegiatannya ... 44

BAB

IV :

Studi Komparasi Manajemen Majlis Taklim Di Kelurahan

Cempaka Putih Ciputat (Studi Kasus Majelis Taklim Al

Muhajirin, Majelis Taklim Baiturrahim, Majelis Taklim Darul

Arqam)


(7)

A.

Studi Komparasi Penerapan Fungsi Perencanaan

Majelis Taklim ... 48

B.

Studi Komparasi Penerapan Fungsi Pengorganisasian

Majelis Taklim ... 64

C.

Studi Komparasi Penerapan Fungsi Penggerakkan

Majelis Taklim ... 67

D.

Studi Komparasi Penerapan Fungsi Pengawasan

Majelis Taklim ... 74

E. Budget (Pendanaan majlis Taklim)

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran-saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN

STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM

AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI


(8)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.sos.I)

Oleh:

Abdul Hakim NIM :103053028690

Di Bawah Bimbingan

Drs. Study Rizal, LK, MA NIP 150262876


(9)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM

AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI

KELURAHAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.sos.I)

Oleh:

Abdul Hakim NIM :103053028690


(10)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah, dan menjadi kewajiban kaum muslimin secara pribadi atau organisasi untuk mempersiapkan segala


(11)

perlengkapan yang diperlukan bagi kesempurnaan pelaksanaannya. Suatu kewajiban tidak bisa sempurna pelaksanaannya kecuali ada kelengkapan dan sarana.

Dakwah Islam adalah perjuangan yang besar dan berat, karena merupakan pembangunan umat yang menyeluruh di segala bidang dan lapangan kehidupan. Oleh karenanya, dalam melaksanakan dakwah memerlukan berbagai bahan dan persiapan yang cukup banyak sebagai sarana, dan dapat mengantar perjuangan umat sampai kepada tujuannya.

Kemajuan dan kemunduran Islam sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya. Islam sebagai agama, sebenarnya dapat menjamin kesejahteraan dan keamanan umat manusia, yakni apabila ajaran Islam yang universal yang mencakup segala aspek kehidupan manusia itu di jadikan pegangan dan pedoman hidup serta diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Usaha untuk menyemaikan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat merupakan usaha dakwah yang dalam keadaan bagaimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam.

Dalam kata lain, dakwah merupakan usaha membumikan dan menyebarluaskan ajaran Islam ditengah-tengah umat manusia, dalam rangka menuntun manusia untuk senantiasa menjalankan segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh ajaran Islam dalam segala lapangan kehidupan sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT.


(12)

Namun pada praktiknya, mengajak manusia untuk tetap berada pada jalan yang diridhoi Allah SWT tidaklah mudah. Selain itu, usaha-usaha dakwah tidak akan efektif jika dilakukan secara individual saja, namun harus dilakukan juga oleh lembaga-lembaga dakwah. Oleh karena itu, diperlukan pelembagaan, yaitu nilai-nilai yang telah didapatkan dalam proses penyadaran keimanan kemudian dilembagakan dalam sebuah sistem yang kuat dan kokoh di bawah pengelolaan manajemen yang profesional.

Dalam keadaan dimana dakwah Islam yang permasalahannya semakin kompleks di tengah-tengah perubahan sosial kini bermunculan lembaga-lembaga pengajian atau yang kita kenal dengan nama lain majlis taklim. Majlis taklim adalah lembaga pendidikan nonformal Islam yang memiliki kurikulum sendiri, diselengggarakan secara berkala dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak bertujuan untuk mengembangkan dan membina hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya dan lingkungannya.

Akhir-akhir ini perkembangan jumlah majlis taklim di Indonesia sangat signifikan, dengan ditandai semakin banyaknya jumlah majlis taklim yang hampir di setiap Rt di Indonesia dipastikan ada majlis taklim. Hal ini patut kita syukuri, karena ini berarti eksistensi Islam dan umatnya khususnya di Indonesia ini masih kuat.

Namun jangan merasa puas dulu dengan perkembangan jumlah majlis taklim yang semakin bertambah, disana-sini masih banyak yang


(13)

harus dibenahi di majlis taklim. Kebanyakan majlis taklim yang ada di sekitar kita belum menerapkan konsep manajemen dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari seringnya majlis taklim yang bubar berantakan karena sangat bergantung pada individu (perorangan), apabila orang tersebut sudah tidak ada maka bubarlah majlis taklim tersebut. Oleh karena itu majlis taklim apabila ingin tetap eksis harus menerapkan konsep manajemen yang baik, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dijalankan dengan profesional.

Akhir-akhir ini sudah mulai banyak majlis taklim yang menerapkan konsep manajemen dengan baik dan profesional. Dikelurahan Cempaka Putih kecamatan Ciputat cukup banyak majelis taklim yang sampai sekarang masih aktif dengan kegiatan dakwahnya, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Ustj. Hj. Dra. Siti Badriyah Sekretaris majelis taklim gabungan se-kelurahan Cempaka putih, beliau menyatakan bahwa di kelurahan Cempaka Putih ini sudah puluhan jumlah majelis taklim, jumlahnya kurang lebih 39 majlis taklim. Namun untuk lebih memudahkan penelitian maka penulis membatasi pada tiga (3) majlis taklim yang menjadi juara dalam lomba manajemen majelis taklim se-kelurahan Cempaka Putih. Ketiga majelis ta’lim tersebut adalah majlis taklim Al-Muhajirin, Baiturrahim, dan Darul Arqam.

Berdasarkan latar belakang itulah penulis mencoba untuk menganalisa dan melakukan studi komparasi manajemen majlis taklim


(14)

yang diterapkan oleh ketiga majelis taklim tersebut. Maka penulis memilih judul “STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJLIS TAKLIM AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM DI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu ustadzah Dra. Hj. Siti Badriyah sekretaris umum majlis taklim gabungan sekelurahan Cempaka Putih yang menyatakan bahwa jumlah majlis taklim yang ada di kelurahan Cempaka Putih adalah 39 buah majlis taklim. Namun untuk memudahkan penelitian skripsi ini, penulis membatasi subjek penelitian pada tiga (3) majlis taklim yang merupakan juara-juara pada lomba manajemen majlis taklim se-kelurahan Cempaka Putih1. Studi

perbandingan (komparasi) manajemen majelis taklim yang diterapkan ketiga majlis taklim tersebut.

Adapun perumusan masalahnya adalah :

Bagaimana manajemen ketiga majlis taklim dikelurahan Cempaka Putih dilihat secara komparatif.

1. Bagaimana fungsi perencanaan yang diterapkan pada ketiga majelis taklim di kelurahan Cempaka Putih ?

2. Bagaimana fungsi pengorganisasian dapat diimplementasikan secara maksimal pada ketiga majelis di kelurahan Cempaka putih ?

1

Wawancara Pribadi Ibu Hj. Siti Badriyah Sekretaris umum Majlis Taklim Al-Hidayah (gabungan se-kelurahan Cempaka Putih)Ciputat tanggal 29 Mei 2008)


(15)

3. Bagaimana fungsi Penggerakkan yang dilaksanakan oleh ketiga majelis taklim di kelurahan Cempaka Putih ?

4. Bagaimana fungsi pengawasan yang dijalankan oleh ketiga majelis taklim di kelurahan Cempaka Putih ?

5. Bagaimana budgeting yang dijalankan oleh ketiga majlis taklim tersebut ?

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada kesamaan ataupun perbedaan-perbedaan pada penerapan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang dijalankan oleh ketiga majlis taklim tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Akademis, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen dakwah. b. Praktis, dapat memahami manajemen majelis taklim yang baik,

yang mungkin dapat diterapkan pada majlis taklim-majlis taklim yang lain.


(16)

D.

Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu, untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan pemecahannya.2

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis yaitu sebuah penelitian yang berusaha menerangkan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi pada subjek penelitian pada masa sekarang kemudian dijelaskan, dianalisa dan disajikan sedemikian rupa sehingga merupakan gambaran yang sistematis.3

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah tiga majlis taklim yaitu Al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam serta pengurus hariannya yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara karena mereka adalah pengelola dan orang yang penulis anggap paling mengetahui tentang manajemen majlis taklim yang mereka jalankan. Sedang yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini adalah manajemen majlis taklim yang diterapkan oleh ketiga majlis taklim tersebut.

2

Sugiono, Metodologi Penelitian administrasi, (Bandung : C.V. Alpabeta, 2001) cet. Ke VIII h. 43

3

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung : PT Remaja Rosyda Karya, 2004), cet ke-6, h. 35


(17)

3. Tehnik Pengumpulan Data

Sumber utama dari penelitian adalah aktifitas obyek penelitian di lapangan yang merupakan data primer. Selain itu juga didapat dari data tambahan berupa dokumen file dan didukung dengan bahan-bahan kepustkaan lainnya. Untuk memperoleh data primer yang diinginkan, maka penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut:

a) Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang individu atau penyelidik dengan menggunakan mata sebagai alat melihat data serta menilai keadaan lingkungan yang dilihat.4 Observasi ini penulis akan lakukan pada subjek

penelitian yaitu majlis taklim al-Muhajirin, Baiturrahim, dan Darul Arqam.

b) Wawancara, yakni penulis mendapatkan informasi atau keterangan dengan cara bertanya langsung dan bertatap muka kepada responden.5 Dalam hal ini penulis akan mewancarai

pengurus harian dari majelis taklim al-muhajirin , Baiturrahim dan Darul Arqam yang terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara.

c) Dokumen, yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mencari data berupa makalah, catatan, buku dan sebagainya. Dalam hal ini penulis akan mencari data-data yang

4

Wardi bahtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 1997) cet. Ke-1 h. 78

5


(18)

berkaitan dengan penulisan skripsi ini sebagai pendukung dari data observasi dan wawancara.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk mengetahui perbedaan antara penelitian skripsi penulis dengan penelitian skripsi yang pernah dilakukan oleh mahasiswa fakultas dakwah tentang manajemen majlis taklim, maka penulis melakukan tinjauan pustaka yang hasilnya adalah sebagai berikut :

1) Skripsi Chairul Anshory NIM (0053019911) dengan judul “Manajemen Majlis Taklim Darussa’adah Cilandak Timur Jaksel” tahun 2006 yang isinya : Analisis manajemen majlis taklim Darussa’adah.

2) Skripsi Mohd. Wahyu Deen bin Mohd. Yusof NIM (102051025511) dengan judul “Study Komparatif Program Dakwah Gerakan Pemuda Islam (GPI) di Indonesia dan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) di Malaysia” tahun 2006 yang isinya : mengkomparasikan program dakwah GPI Indonesia dan ABIM Malaysia.

3) Skripsi Fauziah NIM (1985315375) dengan judul “ Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Badan Kontak Majlis Taklim Pusat” Dari skripsi yang penulis teliti, ternyata belum penuls temukan skripsi yang mencoba untuk mengkomparasikan beberapa majlis taklim dalam kacamata manajemen majlis taklim. Jadi penulis


(19)

menganggap penelitian manajemen majlis taklim dalam kacamata komparasi cukup penting untuk penulisan lakukan penelitian.

F.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penulis akan menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi dalam lima bab, yang selanjutnya terbagi menjadi beberapa sub bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan secara singkat tentang latar belakang pemilihan judul,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penuliasan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menerangkan tentang manajemen terdiri atas pengertian mananjemen,

unsur-unsur manajemen, fungsi-fungsi manajemen dan majelis taklim terdiri dari

pengertian majelis taklim, fungsi majelis taklim, macam-macam majelis taklim.

BAB III : GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM –MAJELIS TAKLIM DI KELURAHAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT (MAJELIS TAKLIM AL-MUHAJIRIN, MAJELIS TAKLIM BAITURRAHIM, MAJELIS TAKLIM DARUL ARQAM)

Bab ini menerangkan tentang sejarah berdirinya, struktur organisasi, visi dan misi dan program kegiatannya.


(20)

BAB IV : STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJELIS TAKLIM AL-MUHAJIRIN, MAJELIS TAKLIM BAITURRAHIM, MAJELIS TAKLIM DARUL ARQAM

Meliputi : studi perbandingan (komparasi) Penerapan fungsi perencanaan majelis taklim, studi perbandingan (komparasi) Penerapan fungsi pengorganisasian majelis taklim, studi perbandingan (komparasi) Penerapan fungsi penggerakkan majelis taklim dan studi perbandingan (komparasi) Penerapan fungsi pengawasan majelis taklim yang di terapkan oleh ketiga majelis taklim tersebut. Budgeting yang dilaksanakan oleh ketiga majlis taklim.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran-saran.


(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, sudah menjadi kebutuhan pokok setiap organisasi untuk menerapkan suatu sistem yang terencana dan terprogram dengan baik yang kita sebut dengan manajemen. Suatu keniscayaan apabila suatu

organisasi tidak menerapkan manajemen modern, maka sudah tentu akan kalah dengan pesaing-pesaing yang lain.


(22)

Menurut asal katanya, manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management dari kata kerja To manage yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.6 Dalam

bahasa Italy kata manajemen berasal dari kata managire yang berarti melatih kuda atau pelatih, sedang istilah manajemen dalam bahasa perancis berarti tindakan membimbing.7 Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, kata “idarah” mempunyai arti usaha mengatur dengan baik suatu organisasi, baik kecil maupun besar.8

Sedangkan secara etimologi, manajemen menurut bahasa Arab yaitu “idarah” (manajemen) diambil dari kalimat “adartasy-syai’a”

yang artinya kamu menjadikan suatu itu berputar atau dari perkataan “adartabihi” yang berarti kamu menggunakannya sebagai alat untuk memutar sesuatu.9 Di dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia di sebutkan juga kata manajemen berarti: 1. Proses penggunaan sumberdaya yang efektif untuk

mencapai sasaran.

2. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.10

Secara terminologi kata manajemen mempunyai definisi dan pengertian yang sangat luas, sehingga tidak ada definisi dan

6

John. M. Echlos, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta : PT Gramedia, 1995 ) h. 375

7

Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen menurut Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Al Husna, 1983) Cet Ke-1., h. 9

8

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Bahasa, 2001), Ed. 3, cet Ke-1, h. 416

9

Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mubjir, Amanah Dalam Manajemen, pent : Ahmad Abbas, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 1998), Cet. Ke-1, h. 6

10

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Bahasa, 2001), Ed. 3, cet Ke-1, h. 414


(23)

pengertian yang di pakai secara konsisten dan digunakan sebagai standar baku oleh para ahli, karena memang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat itu. Untuk lebih memperkaya

khasanah pengetahuan kita tentang manajemen penulis mencoba memberikan pengertian manjemen menurut para ahli, bahwa kata manajemen sebagai ilmu, seni atau sebuah proses.

Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen menurut para ahli :

1) Menurut Fredrick Taylor (bapak manajemen),

Merumuskan bahwa manajemen adalah “seni yang ditentukan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang di kehendaki, menyuruh orang mengerjakan sesuatu dan mengawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya dengan cara yang semudah-mudahnya”.11

2) Menurut Harold Koonzt dan Cryil O’Donell

Di dalam bukunya Principles of management and analysis of management function, yang dikutip oleh Malayu SP. Hasibuan, memberika rumusan bahwa “manajemen adalah usaha

mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain”. Dengan demikian seorang manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,

11


(24)

pengorganisasian, penempatan, penggerakkan dan pengendalian.12

3) Menurut Marry Parkar Follet

Mendefinisikan manajemen adalah “seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi tersebut mengandung arti bahwa para manajer dalam mencapai tujuan organisasi melalui penyaluran orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan dengan tidak melakukan tugas sendiri-sendiri.13

4) Menurut George R. Terry

Manajemen adalah “merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.14

5) Menurut M. Manulang

Mendefinisikan manajemn sebagi “seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengerahan dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.15

6) Menurut Moekijat

12

Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta : Haji Masagung, 1993), h. 3

13

Jawahir Tanthowi, Loc. Cit., h. 11

14

Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen komunikasi (Konsepsi dan Apliklasi), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999), ed.1, cet ke-2, h. 1-4

15


(25)

Manajemen adalah “tata pelaksanaan dan tata penyelenggaraan daripada policy dan tujuan-tujuan dengan efisiensi sepenuh-penuhnya di dalam batasan kemampuan yang ada, pada pokoknya berarti menciptakan kondisi keadaan yang

memungkinkan penggunaan sumber-sumber daya yang ada secara optimal.16

7) Menurut Stoner

“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses pengguanaan semua sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.17

8) Menurut RW Morrell

Dalam bukunya Management and Means yang dikutip oleh Soewarno Handayaningrat menuliskan bahwa : manajemen adalah “aktivitas dalam organisasi terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran suatu organisasi untuk mencapai sasaran yang efektif.18

9) Menurut Sondang P. Siagian

Manajemen adalah seni memeperopleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.19

16

Moekijat, Pokok-pokok Pengertian Administrasi, Manajemen dan kepemimpinan, (Bandung : Mandar Maju, 1992), cet. Ke-5, h. 57

17

James A.F Stoner dan R. Edward Freeman (terjemahan : Willhelmus W. bakowaton dan Benjamin Molon), Manajemen, (Jakarta : intermedia, 1994), ct. ke-1 Jilid I, h. 10

18

Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-1., h. 2

19


(26)

10)Menurut Robert Kreitener

Yang dikutip oleh Zaini Muchtarom mengatakan manajemen adalah “proses bekerja dengan dan melalui orang-orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumberdaya yang terbatas.20

11)Menurut Theo Haiman

Manajemen adalah “fungsi untuk mencapai sesuatu melaluui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama”.21

12)Menurut Albert Lepawsky Yang dikutip Moekijat

Manajemen adalah “fungsi dalam perusahaan yang bersagkutan dengan politik, dalam batas-batas yang ditentukan oleh

administrasi dan pengerjaan organisasi untuk tujuan-tujuan khusus yang ditentukan sebelumnya”.22

13)Menurut Buchari Zainun

Manajemen adalah “penggunaan secara efektif sumber tenaga manusia serta bahan-bahan material lainnya dalam rangaka mencapai tujuan yang telah ditentukan”.23

14)Menurut Soewarno Handayaningrat

20

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin Press dan IKFA, 1996), cet. Ke-II., h. 36

21

Herbangan Siagian, Manajemen; Suatu Pengantar, (Semarang : Satya Wacana, 1993), cet. Ke-6, h. 9

22

Moekijat. Op . cit., h. 59

23

Buchari Zainun, Organisasi dan manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 1980), cet. Ke-2., h.14


(27)

Manajemen adalah “suatu proses yang membeda-bedakan atas : perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan dengan memnafaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah di tetapkan

sebelumnya. Dalam definisi ini manajemen di pandang sebagai suatu proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan”.24

Kesimpulan dari definisi-definisi diatas bahwa, manajemen adalah aktivitas untuk mengatur, mengarahkan, memimpin suatu kelompok orang untuk saling bekerjasama dalam suatu organisasi guna tercapainya tujuan bersama dengan memanfaatkan

sumberdaya organisasi tersebut secara maksimal, efektif dan efisien.

2. Unsur-Unsur Manajemen

Sebagaimana definisi manajemen yaitu segala aktivitas mengatur, mengarahkan, memimpin sutu kelompok manusia di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Maka untuk tercapainya tujuan dan sasaran tersebut diperlukan sejumlah instrumen, fasilitas ataupun alat yang disebut juga sebagai unsur-unsur manajemen.

24


(28)

Para ahli seringkali merumuskan unsur-unsur manajemen dengan sebutan The Six Min management (enam M di dalam manajemen) yakni Man (manusia), Money (keuangan atau

pembiayaan), Materials (bahan-bahan atau perlengkapan), Machine

(mesin-mesin), Methods (cara-cara kerja) dan Market (pasar-pasar)25 yang akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut :

a. Man (Manusia), manusia adalah yang menentukan tujuan dan ia pula yang menjadi pelaku dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Intinya faktor manusia adalah mutlak ada dalam manajemen. Manusia yang merencanakan, melaksanakan, menggerakkan, dan menikmati hasil daripada manajemen itu sendiri.26

b. Money (uang atau pembiayaan), dalam dunia modern, uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Disamping unsur manusia. Pengaruh dan peranan uang dalam kehidupan manusia telah kita maklumi bersama.27

c. Methods (Metode atau cara kerja), yakni cara-cara dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Cara kerja yang tepat sangat

25

Ibid ., h. 31

26

Abd Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), cet. Ke-3, h. 42

27


(29)

menentukan kelancaran jalannya manajemen di sebuah organisasi.28

d. Materials (Bahan atau perlengkapan ), unsur material ini sangat penting karena manusia tidak mungkin dapat menjalankan tugasnya tanpa didukung oleh bahan-bahan atau perlengkapan.29

e. Machines (mesin), peranan mesin di era yang modern seperti sekarang ini tidak dapat diragukan lagi. Mesin memberikan kemudahan-kemudahan kepada manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya, menyingkat waktu kerja untuk menghasilkan sesuatu sehingga mendapat keuntungan yang lebih baik dan banyak.30

f. Market (pasar), barang hasil produksi suatu lembaga atau organisasi tentunya tidak boleh sampai menumpuk melainkan harus segera dipasarkan. Karena jika dibiarkan menumpuk maka lembaga tersebut pasti akan mengalami kerugian. Oleh karena itu pemasaran dalam manajemen merupakan ujung tombak yang tidak bisa diabaiakan. Penguasaan pasar adalah sangat mutlak guna menyebar luaskan hasil-hasil produksi hingga sampai ketangan konsumen.31

Unsur manusia di dalam manajemen merupakan faktor terpenting sehingga berhasil atau gagalnya suatu manajemen tergantung pada kepandaian dan kemampuan manajer untuk

28

Ibid

29

Ibid

30

Ibid

31


(30)

memotivasi dan menggerakkan orang-orang kepada tujuan yang akan dicapai.

3. Fungsi-Fungsi Manajemen

Sebagaimana telah diketahui manajemen sebagai suatu proses dan usaha merencanakan, mengorganisir, menggerakkan, mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi semua aktivitas dalam suatu organisasi agar mencapai tujuan yang telah

ditentukan, hal ini diperlukan fungsi-fungsi yang mamapu berjalan dengan maksimal, efektif dan efisisen. Adapun fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut : planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakkan),

controlling (pengawasan).32

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah maksud yang didokumentasikan secara khusus yang memuat tujuan dan tindakan. Tujuan adalah akhir dari tindakan, sedangkan tindakan itu sendiri adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah merupakan target yang menjadi sasaran manajemen, sedangakan tindakan merupakan alat dan cara mencapai tujuan.33

Menurut S.P. Siagian, MP.A sebagaimana dikutip oleh Hamzah Ya’kub, menyatakan bahwa perencanaan adalah

32

Soekarna, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Miswar, 1986), cet. Ke-15, h. 71

33

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin Press, 1996) cet. Ke-1, h.62


(31)

keseluruhan proses pemikiran dan penetan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.34

Dalam proses perencanaan ini diperlukan ketelitian dan ketepatan membuat perhitungan dan pertimbanagn dalam mengambil keputusan yang menyangkut :

a) Apa yang akan dikerjakan? b) Kapan dilakukan pekerjaan itu?

c) Bagaimana melakukan pekerjanaan itu? d) Kepada siapa tugas itu diserahkan? e) Dimana pekerjaan itu dilaksanakan?

f) Mengapa pekerjaan itu harus dilaksanakan?35

Perencanaan merupakan cara menetukan pola tindakan yang akan diambil. Adapun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses perencanaan adalah sebagai berikut :

1) Perhitungan dan perkiraan masa depan

2) Penetapan dan perumusan sasaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

3) Penetapan tindakan-tindakan dan prioritas pelaksanaannya. 4) Penetapan metode

5) Penetapan dan penjadwalan waktu 6) Penetapan lokasi.

34

Hamzah Ya’kub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan, (Bandung : CV Diponegoro, 1984), cet. Ke-1, h. 60

35


(32)

7) Penetapaan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang diperlukan.36

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian berasal dari kata dasar organisasi (organum-bahasa latin) yang berarti alat atau badan.

Pengorganisasian merupakan langkah selanjutnya setelah dibuat perencanaan dengan orang-orang yang akan

menjalankan tugas, membuat pembagian tugas serta

menetepkan kedudukan masing-masing dalam hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain.

Secara terminologi pengorganisasian diartikan sebagai “penciptaan suatu struktur dengan bagian-bagian yang

dipadukan, sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.37

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan atau manajer dalam menyusun struktur wewenang formal, dimana pekerjaan dibagi-bagi menjadi tugas-tugas yang lebih kecil agar dapat dikerjakan oleh orang perorang.38

Dalam melakukan pengorganisasian formal, maka langkah-langkah yang perlu diambil ialah sebagai berikut :

36

Abd. Royad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), cet. Ke- 3, h. 45

37

Hamzah Ya’kub. Loc . cit., h. 59

38


(33)

a) Kejelasan tujuan, tahap pertama yang palling penting adalah tujuan yang jelas yang menjadi sasaran kegiatan.

b) Pembagian tugas pekerjaan, pekerjaan yang dianggap besar harus dibagi-bagi menjadi beberapa tugas –tugas yang kecil c) Pengelompokkan kegiatan, kegiatan yang telah dibagi-bagi

tersebut kemudian dikelompokkan dalam kesatuan-kesatuan praktis.

d) Penggarisan dengan jelas setiap tugas, setiap tugas harus dijelaskan dengan gamblang kegiatan apa saja yang harus dilakukan

e) Penetapan tenaga, setelah jelas tugas dan bagian pekerjaan, maka langkah selanjutnya adalah penempatan orang-orang yang dipandang mampu dan berkompeten dalam menjalankan tugas masing-masing.

f) Delegasi kekuasaan, oarang yang telah diberi tugas tertentu harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya. Untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya diperlukan pendelegasian atau pemberian wewenang, sehingga orang tersebut itu benar-benar berfungsi.39

c. Actuating (Penggerakkan)

Penggerakkan menurut George R. Terry seperti dikutip Hamzah Ya’kub adalah “tindakan untuk mengusahakan agar

39


(34)

semua anggota kelompok atau organisasi suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha orgaisasi”.40

Menurut Sondang P. Siagian seperti yang dikutip oleh Hamzah Ya’kub, penggerakan adalah sebagai “keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan

sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan

ekonomis”.41

Adapun langkah-langkah penggerakkan adalah pemberian motivasi, pembimbingan, penjalinan hubungan, penyelenggaraan hubungan, penyelenggaraan komunikasi dan peningkatan pelaksana.42

a) Pemberian motivasi, peranan dorongan atau motivasi yang diberikan oleh pimpinan adalah sangat penting dalam sebuah organisasi. Dengan motivasi yang tepat akan lahir semangat yang tinggi serta keikhlasan dalam bekerja. Dengan adanya keikhlasan akan memelihara semangat kerja dan loyalitas yang tinggi.

b) Pembimbingan, pembimbingan yang dilakukan oleh

pimpinan terhadap pelaksana (bawahan) dilakukaan dengan jalan memberikan perintah dan petunjuk serta usaha-usaha

40

Ibid

41

Ibid, h. 78

42


(35)

yang lainnya yang bersifat mempengaruhi dan menetapkan arah tindakan mereka.

c) Penjalinan hubungan, usaha ini dilakukan oleh pimpinan terhadap para pelaksana, agar terhindar dari terjadinya kesalah pahaman, kesimpang siuran, kekacauan daan lain-lain.

d) Penyelenggaraan komunikasi, komunikasi yang baik antara pimpinan dengan bawahan sangat membantu dalam kelancaran proses kegiatan.

e) Pengembangan dan peningkatan pelaksana, usaha ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran, kemampuan, keahlian, keterampilan para pelakasana, sehingga proses penyelenggaraan kegiatan berjalan dengan efektif dan efisien.

d. Controlling (Pengawasan)

Untuk dapat mengetahui apakah tugas-tugas telah dilaksanakan oleh para bawahan, bagaimana tugas-tugas tersebut dilaksanakan, sudah sejauh mana pelaksana tugas-tugas tersebut, apakah ada penyimpangan-penyimpangan, maka disinilah peran seorang pemimpin untuk senatiasa melakukan pengawasan terhadap berjalannya kegiatan-kegiatan di organisasi yang ia pimpin. Dengan adanya pengawasan tersebut pimpinan dapat mengambil langkah-langnkah pencegahan bila terdapat indikasi penyimpangan yang sedang berlangsung.


(36)

Adapun pengertian pengawasan adalah “suatu proses usaha untuk menjamin dan mempertahankan berbagai usaha dalam manajemen atau dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar sesuai dengan perencanaan semula”.43

B. Majelis Taklim

1. Pengertian Majlis Taklim

Ungkapan kata majlis taklim sepertinya sudah menjadi istilah yang baku dikalangan masyarakat Indonesia. Ungkapan kata

tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada dasarnya kata majlis taklim itu berasal dari bahasa arab yang telah disadur

kedalam bahasa Indonesia. Kata majelis taklim terdiri dari dua kata yaitu kata majlis dan kata taklim. Kata majlis dalam bahasa arab berasal dari kata ﺲﻠﺟ yang berarti duduk, sedangkan kata majlis merupakan bentuk isim makan (kata keterangan tempat) yang berarti tempat duduk.44

Sedang kata taklim berasal dari kata ﻢﻠ - ﻢﱢﻠ -ًﺎﻤْﻠْ ﺗ yang

mengandung arti mengajarkan. Dengan demikian pengertian majlis taklim adalah “tempat untuk melaksanakan pengajaran dan syiar dakwah Islam”.45

2. Unsur-unsur Majlis Taklim

43

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin Press, 1993), cet. Ke-1, h. 16

44

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta : PT. Hilda karya Agung), h. 98

45

Nurul Huda, Pedoman Majlis Taklim, (Jakarta : Koordinasi Dakwah Islam, 1990), cet. Ke –2, h. 5


(37)

Dalam sebuah organisasi apaupun dan dimanapun harus mempunyai seperangkat unsur yang manandakan bahwa itu adalah sebuah organisasi. Begitu juga halnya dengan majlis taklim yang notabene adalah lembaga pendidikan nonformal umat Islam, mutlak mempunyai seperangkat unsur-unsur. Berikut ini adalah perangkat-perangkat atau unsur-unsur dalam majlis taklim antara lain :

a) Perangkat Lunak Majlis Taklim 1. Program Kegiatan

Perencanaan program dalam sebuah organisasi seperti majlis taklim merupakan hal yang pertama harus ada sebagi unsure dari sebuah organisasi. Karena tanpa program organisasi tidak akan tahu arah kemana organisasi ini akan dibawa.

2. Materi

Materi merupakan unsur yang cukup penting dalam sebuah organisasi. Tanpa adanya materi maka suatu majlis taklim tidak akan dapat melaksanakan program-program yang telah ditetapkan.

3. Metode

Metode merupakan unsure yang selanjutnya setelah ada program kegiatan dan materi.

b) Perangakat keras Majlis Taklim


(38)

Unsur manusia adalah unsur yang terpenting dalam sebuah organisasi. Karena manusialah yang membuat perencanaan sekaligus pelaksana dari kegiatan majlis taklim guna

mencapai sasaran yang telah ditentuka sebelumnya. 2. Uang ( money) atau Budgeting Majlis Taklim.

Telah dimaklumi bersama bahwa uang adalah bagian dari hidup manusia yang menjalan kan organisasi. Organisasi apapun membutuhkan unsur uang. Karena tanpa uang semua kegiatan yang telah direncanakan pasti tidak akan berjalan dengan baik.

3. Materials (Sarana dan prasarana) majlis taklim

Sebuah majlis taklim apabila ingin selalu eksis maka harus mempunyai sarana dan prasarana yang mendukung seluruh kegiatan majlis taklim.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata majlis taklim mempunyai pengertian “tempat atau perkumpulan atau bangunan tempat orang berkumpul”.46

Dalam musyawarah pengurus majlis taklim se-DKI Jakarta memberikan batasan pengertian majelis taklim, yaitu lembaga non-formal pendidikan Islam yang memiliki kurikulum tersendiri,

diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti oleh jamaah yang relatif banyak, bertujuan untuk membina dan

46

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka Bahasa, 2001), Ed. 3, cet Ke-1, h. 29


(39)

membangun hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.47

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa majelis taklim adalah lembaga pendidikan no-formal Islam yang independen, mempunyai kurikulum tersendiri, waktu belajarnya berkala dan teratur, tetapi tidak setiap hari sebagaimana sekolah-sekolah formal lainnya, pesertanya disebut jamaah dan tidak ada batasan usia.

3. Fungsi Majlis Taklim

Suatu umat tidak akan mampu tegak berdiri tanpa adanya organisasi. Kehadiran majlis taklim sebagai sebuah organisasi dakwah Islam ditengah-tengah keadaan zaman dan masyarakat yang semakin meningggalkan nilai-nilai normatif agama diharapkan mampu memberikan solusi atau minimal benteng bagi genersi Islam selanjutnya dalam menghadapi keadaan zaman yang semakin memprihatinkan ini.

Majlis taklim sebagai lembaga dakwah yang memberikan bimbingan dan penyuluhan serta pengajaran terhadap masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari kalangan masyarakat itu

sendiri, mempunyai tujuan bagi kemaslahatan umat manusia. Majlis taklim bisa dikatakan sebagai lembaga swadaya masyarakat yang

47


(40)

hidupnya di dasarkan pada ta’awun dan ruhama’u bainahum

(tolong menolong dan berkasih sayang).48

Fungsi majlis taklim dari zaman ke-zaman secara garis besar adalah sebagai lembaga dakwah yang mensiarkan ajaran-ajaraan Islam dari generasi ke-generasi berikutnya. Majlis taklim di zaman Rasulullah mempunyai fungsi dan peran serta posisi paling sentral dalam penyebaran dan juga penyiaran ajaran-ajaran Islam baik kepada orang-orang kafir ataupun pembinaan bagi orang-orang Islam itu sendiri.

Para sahabat dengan suka rela mengikuti majlis-majlis

taklim yang diadakan oleh Rasulullah, karena hausnya mereka akan ilmu dan pengetahuan. Masjid nabawi adalah tempat majlis taklim nabi dalam membina dan memupuk keimanan para sahabat.

Maka sebagai lembaga dakwah maupun sebagai lembaga pendidikan no-formal Islam majlis taklim mempunyai fungsi sebagi berikut :

a. Membina dan mengajarkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.

b. Sebagai ajang berlangsungnya silaturahmi massal yang dapat menghidupkan dakwah dan ukhuwah Islamiyah.

c. Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama dan ‘umara dengan ummat.

48

Hasbullah, Kapita Slekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. Ke-1 h. 96


(41)

d. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfa’at bagi pembangunan ummat dan bangsa pada umumnya.

Sedangkan menurut Slamet Muhaimin Abda Menyebutkan bahwa fungsi majlis taklim adalah sebagai berikut :

a. Amar ma’ruf nahi munkar

b. Meluruskan akidah

c. Memotivasi ummat untuk bribadat kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya

d. Menolak dan menyaring kebudayaan negatif yang dapat merusak akidah dan keimanan.49

Dari uraian-uraian diatas dapat dikatakan bahwa kehadiran majelis taklim di harapkan mampu berperan sebagi problem solving ditengah-tengah pergolakan zaman yang semakin memprihatinkan ini. Majlis taklim diharapkan mampu menjadi tameng atas derasnya kebudayaan-kebudayaan yang negatif yang membawa pada

kerusakan moral masyarakat. Majlis taklim diharapkan sebagai pemersatu ummat, penguat ukhuwah Islamiyah dan juga penyebar dakwah Islamiyah yang mampu menjangkau setiap kalangan dan lapangan kehidupan masyarakat.

4. Macam-Macam Majlis Taklim

Tumbuh suburnya perkembangan majlis taklim dikalangan masyarakat menunjukan adanya kebutuhan dan keinginan anggota

49

Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya : PT Al-Ikhlas, 1994), Cet. Ke-1, h. 60


(42)

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka sebagai bekal dalam menjalankan segala aktivitas dalam kehidupannya.

Majlis taklim dalam pelaksanaannya tidak terlalu formal dan mengikat juga tidak selalu mengambil tempat-tempat peribadatan sebagai tempat pelaksanaannya semisal mushola, masjid dan langgar, tetapi lebih bersifat fleksibel, hal ini bisa kita amati bersama bahwa majelis taklim dewasa ini banyak juga yang

diselenggarakan di rumah, ruang aula suatu instansi, kantor, hotel, balai pertemuan, rumah sakit dan tempat-tempat yang lain. Pada dasawarsa sekarang ini kebanyakan majelis taklim

diselenggarakan oleh sekelompok masyarakat seperti para pejabat, artis film, para profesional, seniman atau masyarakat umum dan sebagainya.50

Beragamnya jenis-jenis majlis taklim yang ada bukan dikarenakan faktor fungsinya, namun lebih dikarenakan oleh lingkungan anggota, kegiatan-kegiatannya, organisasinya dan lain-lain. Oleh karena itu dalam pengelolaannya, besar kemungkinan terdapat perbedaan isi materi, metodologi dan kurikulum yang dijalankan oleh majelis-majelis taklim tersebut.

Jika di tinjau dari lingkungan sosial keanggotaannya, majelis taklim dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

50

Haasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 206


(43)

a. Majlis taklim pinggiran, istilah pinggiran dalam hal ini tidak menunjukan arti pinggiran kota, akan tetapi menunjukan pemukiman lama, yang umumnya didiami oleh golongan masyarakat ekonomi lemah.

b. Majlis taklim gedongan, istilah gedongan dalam hal ini menunjukan pada kelompok masyarakat menengah keatas (kaya/pejabat) dan juga terpelajar .

c. Majlis taklim kompleks, majelis taklim kompleks anggotanya terdiri dari golongan menengah keatas yang biasanya masih mempunyai ikatan dengan instansi yang membangun kompleks tersebut, misalnya kompleks bank mandiri, kompleks pertamina, kompleks Hankam, kompleks PLN dan lain-lain.

d. Majlis taklim pemukiman baru, majelis taklim ini tumbuh di pemukiman baru yang anggotanya terpelajar, ekonomi menengah, karyawan dan tidak terikat oleh instansi tertentu.

e. Majlis taklim kantoran, majlis taklim ini dikelola dan diselenggarakan oleh karyawan kantor yang mempunyai ikatan yang sangat kuat kebijaksanaan kantor.

f. Majlis taklim khusus, majlis taklim yang diselenggarakan oleh oarng-orang tertentu yang mempunyai statuss sosial yang tinggi di masyarakat misalnya, pengajian para mentri, jamaah haji VIP dan keluarga besar daerah.


(44)

g. Majlis taklim kelompok usaha, majlis taklim yang anggotanya adalah remaja yang mempunyai aliran politik atau keagamaan yang sama.51

Apabila ditinjau dari materi pelajaran yang di ajarkaan, majlis taklim daapat di klasifikasikan sebagi berikut :

a. Tabligh atau ceramah agama, materi pelajaran yang diberikan adalah berkaitan dengan masalah syar’i (sayri’at Islam), yang diberikan guru, atau mubaligh baik undangan ataupun tetap. Materinya diambil dari kitab-kitab yang telah ditentukan sebelumnya atau memilih tema-tema keagamaan yang perlu jamaah ketahui.

b. Pengajian pelajaran khusus, yang intinya adalah kitab-kitab kuning yang bersifat mengerucut pada satu pembahasan,misalnya fiqh, tasawuf, tafsir, hadits atau kitab lainnya. Jamaah pada majlis taklim ini membawa kitab masing-masing untuk dapat menyimak atau mengikuti guru yang membaca, hal ini mirip dengan halaqah di pesantern-pesantern.

c. Pengajian Al-Qur’an, pelaajaran utamanya adalah membacaa Al-Qur’an, belajar tajwid juga membahas maknanya.

d. Wirid keagamaan, pengajian ini lebih dititik beratkan pada membaca do’a, berdzikir dan lain-lain yang bersifat ‘ubudiyah

e. Diskusi keagamaan, pengajian ini lebih bersifat ilmiah, yakni membahas dan mendiskusikan masalah-masalah keagamaan

51

Tuti Alawiyah AS, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim (Bandung : Mizan, 1997), cet. Ke-1, h. 76-77


(45)

yang sedang berkembang. Biasanya pembicara telah mempersiapkan makalah yang kemudian dibagikan kepada jamaah. Pembicara mempresentasikan pendapat-pendapatnya kemudian disambung dengan tanya jawab dengan jamaah.

Menurut tempat penyelenggarannya, majlis taklim dapat dikatagorikan sebagai berikut :

a. Di masjid atau mushalla

b. Di madrasah atau ruang khusus

c. Di rumah, bisa tetap atau berpindah-pindah

d. Di aula kantor.

C. Pengertian Komparasi

Pengertian komparasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbandingan.52 Maksudnya dalam hal ini

penulis akan memperbandingkan antara manajemen majlis taklim yang diterapkan oleh ketiga majlis taklim dikelurahan Cempaka Putih.

D. Pengertian Manajemen Majlis Taklim

52

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka : 2007) edisi III Cet ke-3 h. 584


(46)

Istilah manajemen majlis taklim terdiri dari dua komponen yakni manajemen dan majelis taklim. Masing-masing seolah-olah berdiri sendiri, tetapi pada dasarnya keduanya adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Sebagaimana pengertian manajemen dan majlis taklim diatas, maka penulis mencoba merumuskan pengertian manajemen majlis taklim adalah sebuah proses khas yang diterapkan oleh lembaga non formal Islam yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan agar tercapai sasaran yang telah ditetapkan bersama dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.


(47)

BAB III

GAMBARAN UMUM MAJLIS TAKLIM AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM

A. Gambaran Umum Majlis Taklim Al – Muhajirin (Kampung Semanggi Dua Rt/Rw 04/05 Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Tangerang).

1. Sejarah Singkat Majlis Taklim Al – Muhajirin

Menurut penuturan ibu Yanti sekretaris majlis taklim al – Muhajirin, majlis taklim ini berdiri pada tahun 1988, kurang lebih sudah 20 tahun berdiri. Saat ini yang memimpin majelis taklim Al – Muhajirin adalah generasi ke-3 di bawah kepemimpinan Ibu Robi’ah dengan masa bakti 2004 – 2011 ( SK. No. 01/SK/YRS/IX/2006). Kehadiran Majlis Taklim Al – Muhajirin secara hidmat ingin mewujudkan cita-cita mulia itu menjadi kenyataan yang dapat


(48)

dinikmati semua pihak melalui program-program yang di desain sesuai dengan kebutuhan jamaah. Program ini secara bertahap dilakukan terhadap ibu rumah tangga dan anak-anak. Dengan ketekunan berbagai pihak, Alhamdulillah program ini mendapat respon yang positif dari masyarakat hingga jamaah saat ini kurang lebih 70 orang. Peserta didik Madrasah Diniyah 25 anak, Home Schooling 11 anak.53

2. Visi dan Misi Majlis Taklim Al - Muhajirin

Visi Majlis Taklim Al – Muhajirin “ Membawa pencerahan terhadap pemahaman keIslaman untuk dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat.”

Misi Majlis Taklim Al – Muhajirin :

1. Memberi dasar-dasar keIslaman yang kuat 2. Meningkatkan pemahaman tentang Al-Qur’an 3. Meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an

4. Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Islam 5. Meningkatkan perbaikan tingkah laku

3. Struktur Organisasi Majlis Taklim Al – Muhajirin

Susunan kepengurusan Majlis Taklim Al – Muhajirin periode 2004-2011

53

Ciputat, tanggal 07 Juni 2008, Wawancara Pribadi, ibu Yanti sekretaris majelis taklim al-Muhajirin


(49)

SK. No. 01/SK/YRS/IX/2006.

Penasehat : DR. Rumadi

Pembina : Drs. Mas’ud

Ketua : Robi’ah

Sekretaris : Maryanti

Bendahara : Hj. Endang Atmaningsih

Seksi-seksi

Humas : Maisyaroh

: Yurnaeti

Sosial : Wiwik

: Susilowati

Inventaris : Nuryatin54

4. Program Kegiatan Majlis Taklim Al - Muhajirin

Berdasarkan penuturan sekretaris majelis taklim al-Muhajirin, menyatakan bahwa didalam penyusunan program kegiatannya, majlis taklim al-Muhajirin membagi program kegiatannya menjadi dua macam, yaitu kegiatan reguler (rutin) dan kegiatan insidental.

54


(50)

a. Program Reguler ( rutin )

Kegiatan rutin dilaksanakan setiap hari Senin pukul 13.30 sampai menjelang sholat ashar dengan acara;

1) Shalawat Nabi Saw

2) Pembukaan

3) Pembacaan surat yasin dan surat pilihan

4) Pemberian materi sesuai jadwal : fiqh, aqidah, tauhid, Al-qur’an, hadits

5) Pengumuman (informasi)

6) Do’a penutup

Selain kegiatan rutin yang diadakan mushalla ada juga kegiatan rutin yang sifatnya berkelompok dan bertempat dirumah anggota secara bergiliran dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca dan memahami Al-qur’an. Jamaah tersebut menjadi 8 kelompok.

1. Kelompok ibu Siti Mukarromah Jumlah anggota : 11 orang

Hari / waktu : Sabtu, pukul 10.00 – 12.00 WIB

Materi : Tafsir Al-qur’an dan Hadits

2. Kelompok Ibu Elin Herlina Jumlah anggota : 11 orang


(51)

Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan tausiah

3. Kelompok Ibu Tholhah Jumlah anggota : 5 orang

Hari / waktu : Senin malam, pukul 19.30 – 21.00 WIB

Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan tausiah

4. Kelompok ibu Maesaraoh jumlah anggota : 7 orang

hari / waktu : Selasa dan jum’at pukul 10.00 – 12.00 WIB

Materi : Peningkatan mutu bacaan Al-qur’an dan

tausiah

5. Kelompok Ibu Hj. Esti Sri Rahayu jumlah anggota : 10 orang

hari / waktu : Rabu pukul 08.30 – 12.00 WIB

materi : Kajian intensif al-qur’an dan tafsir

6. Kelompok ibu Nurul Hikmah

jumlah anggota : 16 orang dewasa dan 11 anak

hari / waktu : Rabu, pukul 13.00 – 15.00 WIB

materi : Membaca Al-qur’an dan pembinaan keluarga sakinah


(52)

tempat : Mushalla Al Muhajirin

tujuan : Ibu cerdas anak cerdas

7. kelompok ibu Susilowati jumlah anggota : 40 orang

hari / waktu : Kamis malam setelah Maghrib

materi : Membaca Yasin, Tahlil dan surat – surat pendek

tempat : Di rumah anggota secara bergilir

8. Kelompok gabungan pengajian rutin Yasin mushalla al-Muhajirin hari / waktu : Kamis setelah maghrib

materi : Membaca surat yasin dan tahlil

tempat : Mushalla al-Muhajirin

Untuk menjaga hubungan dengan masyarakat sekitar majlis taklim dan menjalin silaturrahmi antar jamaah, majlis taklim Al-Muhajirin melaksanakan :

1) Mengunjungi dan menengok orang sakit baik di rumah maupun di rumah sakit dengan memberi bantuan ala kadarnya.


(53)

3) Memenuhi undangan pengajian pribadi atau ke majlis taklim yang berada dilingkungan cempaka putih termasuk pengajian rutin Al-Hidayah kelurahan dan kecamatan.

4) Mengkoordinir tabungan mingguan dan tabungan ibadah qurban

5) Mengkoordinir pengumpulan dana dari para donator untuk pembangunan mushalla dan sumbangan anak yatim

6) Mengkoordinir iuran wajib/kas setiap senin

7) Membantu proses pemakaman kepada warga atau jama’ah yang sedang tertimpa musibah serta menyiapkan konsumsi pada malam ta’ziah selama 3 hari

8) Mengadakan pertemuan mengurus setiap pertemuan 3 bulan sekali untuk evaluasi program

b. Program Insidental

Yaitu kegiatan yang di laksanakan pada Waktu tertentu berkaitan dengan peristiwa tertentu berkaitan dengan peristiwa tertentu seperti:

1) Peringatan Tahun baru Islam / Muharam Kegiatan tanggal 30 &tanggal 1 Muharam

a) Do’a akhir dan awal tahun hijriah

b) Shalat maghrib berjamaah di lanjutkan membaca Yassin 3X

Shalat isy’a berjamah di lanjut kan shalat tasbih


(54)

Kegiatan tangga l0 s/d 12 muharam

c) Menyelenggarakan lomba di kalangan santri

bekerjasama dengan para ustadz-ustadazah Cerdas cermat, baca puisi, adzan, hafalan surat pendek, berbusana muslim dan lain-lain

d) Kegiatan tanggal 10 Muharam

Menyelenggarakan santunan yatim, fakir dan dzua’fa di lingkungan Rw.03

2) Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw

Majlis taklim bekerjasama dengan PHBI menyelenggarakan peringatan maulid Nabi setiap tahun, serta mengkoordinir dana konsumsi .

Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhamad Saw, majlis taklim bekerja sama dengan PHBI, pengurus mushalla, madin menyelenggarakan peringatan isra’ mi’raj sekaligus penutupan pengajian sementara menjelang bulan ramadhan.

3) Kegiatan Pada Bulan Ramadhan

a. Majlis taklim membuat jadual dan mengkoordinir penyediaan konsumsi untuk buka puasa, para ustadz dan musafir sebanyak 7-15 orang

b. Melaksanakan buka puasa bersama warga Rt.04 dan sekitarnya.


(55)

c. Melaksanakan shalat tarawih berjamaah

d. Melaksanakan shalat subuh berjamaah di lanyjutkan tadarus secara kelompok di pandu oleh pembimbing. e. Mengadakan bingkisan lebaran untuk ustadz/ustadzah

majlis taklim dan madin ala kadarnya .

4) Kegiatan bulan haji

Majlis taklim memenuhi undangan pengajian walimatusafar dan pengajian setiap malam jum’at selama calon haji berada di Makkah Menerima hewan qurban55

B. Gambaran Umum Majlis Taklim Baiturrahim ( Kp. Utan Desa Cempaka Putih Rt 02 Rw 05 Ciputat ).

1. Sejarah Singkat Majlis Taklim Baiturrahim

Menurut penuturan Ibu Hj. Amsah ketua Majlis taklim Baiturrahim, majlis taklim ini berdiri sejak tahun 1985, seluruh kegiatan majlis taklim ini terpusat di masjid Baiturrahim yang dulunya berawal dari sebuah Musholla yang kemudian pada tahun 2001 dengan dana swadaya dari masyarakat sekitar Musholla kemudian direnovasi dan berubah statusnya menjadi Masjid. Pada tahun 1985 Ibu Hj. Sameh salah seorang yang dihormati di lingkungan Musholla merasa terpanggil untuk mendirikan sebuah majlis taklim sebagai wadah silaturrahmi antar sesama kaum ibu

55


(56)

sekitar Musholla juga sebagi sarana peningkatan pengetahuan keagamaan kaum ibu di lingkungan Musholla.

Setelah sekian lama berdiri sampai sekarang generasi ketiga dengan berubah stausnya dari Musholla menjadi masjid maka kegiatan majlis taklim Baiturrahim semakin padat dan mendapat respon yang membahagiakan dari lingkungan sekitar. Untuk saat ini kepemimpinan majlis taklim Baiturrahim dipegang oleh Ibu Hj. Amsah Yang tidak lain adalah ipar dari Ibu Hj. Sameh pendiri pertama Majlis taklim Baiturrahim.56

2. Visi dan Misi Majlis Taklim Baiturrahim

Visi Majlis Taklim Baiturrahim “ Mencerdaskan kaum ibu supaya dapat mendidik anak yang shaleh dan shalehah.”

Misi Majlis Taklim Al – Muhajirin :

a) Memberi dasar-dasar keIslaman yang kuat

b) Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Al-Qur’an & Hadits c) Meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an

d) Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Islam e) Meningkatkan perbaikan tingkah laku

3. Struktur Organisasi Majlis Taklim Baiturrahim Penasehat : Ibu Hj. Hawa Surya

Ketua : Ibu Hj. Amsah

56

Ciptutat, tanggal 07 Juni 2008, wawancara pribadi, Ibu Hj. Amsah Ketua Majlis taklim Baiturrahim.


(57)

Wakil Ketua : Ibu Hj. Win

Bendahara : Ibu Hj. Nunung

Sekretaris : Ibu Sumiyati

Seksi-seksi :

Humas : Ibu Nurhidayah

Ibu Purwanti

Sosial : Ibu Hj. Khodijah

Ibu Yuliana

Inventaris : Ibu Jamilah

4. Program Kegiatan Majlis Taklim Baiturrahim

Program kegiatan majlis taklim Baiturrahim menurut keterangan Ibu Hj. Amsah diprogram untuk kegiatan selama setahun, yang dirinci lagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Program Mingguan setiap hari Selasa :

Tema Pengisi

Fiqih, Baca Alqur’an Ustadzah Hj. Nurhayati


(58)

Hadits, Do,a-do’a Ustadzah Hj. Siti Badriyah

Ceramah Umum Ustadzah Dra. Hj. Matsna

b. Program Bulanan

Setiap sebulan sekali diadakan pengajian bulanan yang memanggil guru dari luar dengan mengambil tema bebas, dalam kegiatan tersebut sekaligus kegiatan rutin bulanan majlis taklim Baiturrahim memberikan santunan kepada anak yatim yang sekarang jumlahnya 20 anak dalam binaannya dengan uang sebesar Rp. 25.000 / anak.

c. Program Tahunan

Dalam program tahunan ini majlis taklim Baiturrahim mengadakan santunan kepada janda-janda, santunan anak yatim dan juga pelaksanaan pengajian besar dalam rangka hari-hari besar Islam.57

C. Gambaran Umum Majlis Taklim Darul Arqam 1. Sejarah Singkat Majlis Taklim Darul Arqam

57


(59)

Menurut penuturan Ibu Zaenah sekretaris Majlis taklim Darul Arqam menyatakan bahwa majlis taklim ini berdiri sejak tahun 1970 yang diprakarsai oleh Bapak H. Sulaiman bin H. Ilyas. Kehadiran Majelis Taklim Darul Arqam adalah sebagai bentuk respon atas aspirasi warga kampung Bulak Rt 01 / Rw 02 Cempaka Putih Ciputat yang menginginkan adanya sebuah wadah silaturrahmi antar sesama muslim dilingkungan kampung bulak yang pada saat itu belum ada. Hal ini lantas menggugah nurani H. Sulaiman untuk mendirikan sebuah majlis taklim, yang kemudian pelaksanaannya diserahkan kepada saudaranya yaitu Hj. Umih. Hj. Umih ini adalah pimpinan majlis taklim Darul Arqam yang pertama. Untuk kepemimpinan sekarang dipegang oleh Hj. Maswanih yang merupakan anak dari H. Sulaiman. Setelah kurang lebih 38 tahun berjalan jumlah jamaah dari tahun ketahun semakin bertambah sehingga sekarang mencapai 170 anggota.58

2. Visi dan Misi Majlis Taklim Darul Arqam

Visi Majlis Taklim Darul Arqam “ Meningkatkan mutu dan kualitas jamaah dalam mengamalkan ajaran-ajaran Islam

Misi Majlis Taklim Darul Arqam

a. Memberi dasar-dasar keIslaman yang kuat

b. Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Al-Qur’an & Hadits c. Meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an

58

Ciputat, tanggal 07 Juni 2008, wawancara pribadi, ibu Zaenah Sekretaris majlis taklim darul Arqam


(60)

d. Meningkatkan pemahaman jamaah tentang Islam e. Meningkatkan perbaikan tingkah laku

3. Susunan Pengurus Majlis Taklim Darul Arqam

Ketua : Ibu Hj. Maswanih

Wakil Ketua : Ibu Hj. Rodiah

Sekretaris : Ibu Zaenah

Bendahara : Ibu Wulan

Sie – sie

Arisan Bulanan : Ibu Mameh

Arisan Mingguan : Ibu Mesih

Arisan Barang : Ibu Hj. Linah

Tabungan : Ibu Hj. Soimah

Ibu Hj. Sukiyah

Kegiatan Hari Besar : Ibu Umi Kulsum

Kesra Ibu Hj. Sakilah

Sosial : Ibu Hj. Nawiyah

Konsumsi : Ibu Asyiah

Tabungan Malam Jumat : Ibu Nunung


(61)

4. Program Kegiatan Majelis Taklim Darul Arqam

Ibu Zaenah Sekretaris majlis taklim Darul Arqam menjelaskan bahwa program kegitan yang dilaksanakan oleh majelis taklim ini sudah tersusun dengan rapi untuk masa belajar satu tahun. Disamping itu program kegiatan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Program Reguler

Program mingguan dilaksanakan setiap hari senin disusun untuk setahun. Untuk lebih memudahkan penulis cantumkan nama pemateri dan materinya sebagai berikut :

Tema Pengisi

Ceramah umum Ustadzah Hj. Mastanah

Al – Qur’an Ustadzah Hj. Raudhah

Akhlak & Do,a-do’a Ustadzah Hj. Umih

Fiqih & Hadits Ustadzah Hj. Siti Badriyah

Untuk menjaga hubungan dengan masyarakat sekitar majelis ta’lim dan menjalin silaturrahmi antar jamaah, majelis ta’lim Darul Arqam melaksanakan :

1) Mengunjungi dan menengok orang sakit baik di rumah maupun di rumah sakit dengan memberi bantuan ala kadarnya.


(62)

2) Memenuhi undangan pengajian pribadi atau ke majlis taklim yang berada dilingkungan cempaka putih termasuk pengajian rutin Al-Hidayah kelurahan dan kecamatan.

3) Mengkoordinir tabungan mingguan dan tabungan ibadah qurban

4) Mengkoordinir pengumpulan dana dari para donator untuk sumbangan anak yatim bekerjasama dengan PKK Rw. 02

5) Mengkoordinir iuran wajib/kas setiap senin

6) Membantu proses pemakaman kepada warga atau jama’ah yang sedang tertimpa musibah serta menyiapkan konsumsi pada malam ta’ziah selama 3 hari

7) Mengadakan pertemuan Pengurus setiap pertemuan 3 bulan sekali untuk evaluasi program

b. Program Insidental

Yaitu kegiatan yang di laksanakan pada waktu tertentu berkaitan dengan peristiwa tertentu seperti:

1) Peringatan Tahun baru Islam / Muharam Kegiatan tanggal 30 &tanggal 1 Muharam

d) Do’a akhir dan awal tahun hijriah

e) Shalat isy’a berjamah di lanjutkan shalat tasbih f) Diakhiri dengan makan nasi tumpeng


(63)

Majlis ta’lim bekerjasama dengan PHBI menyelenggarakan peringatan maulid Nabi setiap tahun, serta mengkoordinir dana konsumsi .

3) Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhamad Saw, majlis taklim bekerja sama dengan PHBI, pengurus mushalla, madin menyelenggarakan peringatan isra’ mi’raj sekaligus penutupan pengajian sementara menjelang bulan ramadhan.59

59


(64)

BAB IV

STUDI KOMPARASI MANAJEMEN MAJELIS TAKLIM AL-MUHAJIRIN, BAITURRAHIM DAN DARUL ARQAM

Dengan melihat dan mengamati data-data yang terdapat dalam bab III sedikit banyak akan mendapati kesamaan dan juga perbedaan pada penerapan manajemen dalam mengelola masing-masing majlis taklim. Namun dalam penelitian skripsi ini penulis tidak akan memvonis salah satu majlis taklim menjadi yang terbaik atau sebaliknya. Tetapi dalam penelitian skripsi ini penulis akan mengkorelasikan antara teori manajemen George R. Terry dengan kejadian dilapangan yakni penerapan manajemen dalam ketiga majelis taklim tersebut. Maka untuk lebih jelasnya penulis akan jabarkan dengan menganalisa dan mengkomparasikan penerapan fungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry

A. Perencanaan (Planning)

Fungsi yang mendasar dari manajemen (organisasi) adalah fungsi perencanaan sebab fungsi-fungsi yang lain seperti


(65)

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan menjawab tentang bagaimana sebuah lembaga akan bergerak ke depan. Sebab masa yang akan datang adalah masa yang penuh ketidakpastian dan adanya perubahan kondisi dan situasi.

Dalam sebuah perencanaan diputuskan kegiatan-kegiatan (program) apa yang harus dilakukan ke depan, bagaimana prosedur terbaik untuk melaksanakan program agar tujuan dapat tercapai, dan juga menetapkan jadwal kapan sebuah program harus dilakukan serta menetapkan anggaran yang harus di keluarkan dalam setiap kegiatan.

Dalam penerapan fungsi perencanaan pada kegiatan Majlis Taklim al-Muhajirin, Baiturrahim dan Darul Arqam dilakukan dengan berbagai macam langkah perencanaannya adalah:

1. Perencanaan di Majelis Taklim al-Muhajirin

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan sekretaris majlis taklim al-Muhajirin, penentuan perencanaan yang dilakukan oleh majlis taklim al-Muhajirin dilaksanakan dalam setiap setahun. Adapun perencanaan yang ditentukan oleh majlis taklim ini adalah sebagai berikut:

1. Penetapan perkiraan dan perhitungan masa depan

(FORECASTING)

Forecasting merupakan suatu hal yang berhubungan dengan masa depan, yaitu suatu keadaan yang belajar dan penuh


(1)

informasi lainnya, bahwa seharusnya Majlis Taklim Baiturrahim itu harus begini atau begitu.92

3. Pengawasan (

Controling

) di Majelis Taklim Darul Arqam

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Hj. Maswanih ketua majlis taklim Darul Arqam, beliau mengatakan karena rasa kepercayaan beliau tinggi kepada bawahannya, maka beliau tidak melakukan

pengawasan secara langsung, Ibu maswanih hanya butuh laporan-laporan kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan atau dengan kata lain beliau menerapkan pengawasan tidak langsung.93

E. Penentuan Anggaran (

Budgeting

) Majlis Taklim al-Muhajirin

Setelah merumuskan program kegiatan, jadwal kegiatan dan tujuannya, maka langkah selanjutnya adalah menetukan anggaran untuk kegiatan. Anggaran adalah merupakan ongkos biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi.

Dalam memperoleh dana untuk anggaran, Majlis Taklim al-Muhajirin mendapatkan dana dari dua sumber yakni,

Pertama

, sumber internal yang berasal dari pihak Anggota. Dana ini biasanya digunakan untuk melaksanakan program yang berskala kecil seperti pengajian rutin.

Kedua

, sumber eksternal, yang berasal dari donator.

Berikut anggaran kegiatan dalam setiap bidang kegiatan;

92

Ciputat, Tanggal 07 Juni 2008, Wawancara Pribadi, Ibu Hj. Amsah ketua Majlis Taklim Baiturrahim

93

Ciputat, Tanggal 07 Juni 2008, wawancara pribadi, Ibu Hj. Maswanih ketua majlis taklim Darul Arqam.


(2)

1)

Bidang Dakwah

Program kegiatan bidang dakwah di Majlis Taklim al-Muhajirin seperti kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri, kegiatan Idul Adha, peringatan Isra’ Mi’raj. Semarak Muharam, dan hari besar Islam lainnya. Anggaran diputuskan menyusul saat pelaksanaan akan dimulai.

2)

Bidang Ibadah

Bidang ini membutuhkan dana sebesar Rp. 200.000,-. Dana ini digunakan untuk keperluan kegiatan-kegiatan dalam satu bulannya.

-

Pelaksanaan Pengajian Bulanan dan mingguan, sebesar Rp. 300.000,-

-

Pengajian Pengurus, sebesar

Rp. 200.000,-

-

Honor Ustasz/ah 16x, sebesar

Rp. 480.000

Total pengeluaran perbulanan Rp. 980.000,-

3)

Bidang Tarbiyah

Anggaran untuk Bidang Tarbiyah ini diputuskan menyusul, ketika pelaksanaan kegiatan akan dimulai.

4)

Bidang Muamalah

Bidang muamalah membutuhkan dana sekitar Rp. 10.000.000,- yang digunakan untuk santunan anak yatim dan piatu serta membantu fakir miskin sebesar Rp. 9.500.000,-. Dana ini kebanyakan berasal dapi penggalangan Zakat, infaq dan shadaqah dalam setahun dan para


(3)

donator. Sisa dari dana tersebut digunakan untuk pelatihan pemulasan jenazah, yaitu sebesar Rp. 500.000,-.

E. Penentuan Anggaran (

Budgeting

) Majlis Taklim Baiturrahim

Setelah merumuskan program kegiatan, jadwal kegiatan dan tujuannya, maka langkah selanjutnya adalah menetukan anggaran untuk kegiatan. Anggaran adalah merupakan ongkos biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi.

Dalam memperoleh dana untuk anggaran, Majlis Taklim al-Muhajirin mendapatkan dana dari dua sumber yakni,

Pertama

, sumber internal yang berasal dari pihak Anggota. Dana ini biasanya digunakan untuk melaksanakan program yang berskala kecil seperti pengajian rutin.

Kedua

, sumber eksternal, yang berasal dari donator.

Berikut anggaran kegiatan dalam setiap bidang kegiatan;

5)

Bidang Dakwah

Program kegiatan bidang dakwah di Majlis Taklim al-Muhajirin seperti kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri, kegiatan Idul Adha, peringatan Isra’ Mi’raj. Semarak Muharam, dan hari besar Islam lainnya. Anggaran diputuskan menyusul saat pelaksanaan akan dimulai.

6)

Bidang Ibadah

Bidang ini membutuhkan dana sebesar Rp. 200.000,-. Dana ini digunakan untuk keperluan kegiatan-kegiatan dalam satu bulannya.


(4)

-

Pelaksanaan Pengajian Bulanan dan mingguan, sebesar Rp. 300.000,-

-

Pengajian Pengurus, sebesar

Rp. 200.000,-

-

Honor Ustasz/ah 16x, sebesar

Rp. 480.000

Total pengeluaran perbulanan Rp. 980.000,-

7)

Bidang Tarbiyah

Anggaran untuk Bidang Tarbiyah ini diputuskan menyusul, ketika pelaksanaan kegiatan akan dimulai.

8)

Bidang Muamalah

Bidang muamalah membutuhkan dana sekitar Rp. 10.000.000,- yang digunakan untuk santunan anak yatim dan piatu serta membantu fakir miskin sebesar Rp. 9.500.000,-. Dana ini kebanyakan berasal dapi penggalangan Zakat, infaq dan shadaqah dalam setahun dan para donator. Sisa dari dana tersebut digunakan untuk pelatihan pemulasan jenazah, yaitu sebesar Rp. 500.000,-.

E. Penentuan Anggaran (

Budgeting

) Majlis taklim Darul Arqam

Setelah merumuskan program kegiatan, jadwal kegiatan dan tujuannya, maka langkah selanjutnya adalah menetukan anggaran untuk kegiatan. Anggaran adalah merupakan ongkos biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi.

Dalam memperoleh dana untuk anggaran, Majlis Taklim al-Muhajirin mendapatkan dana dari dua sumber yakni,

Pertama

, sumber internal yang berasal dari pihak Anggota. Dana ini biasanya digunakan untuk


(5)

melaksanakan program yang berskala kecil seperti pengajian rutin.

Kedua

, sumber eksternal, yang berasal dari donator.

Berikut anggaran kegiatan dalam setiap bidang kegiatan;

9)

Bidang Dakwah

Program kegiatan bidang dakwah di Majlis Taklim al-Muhajirin seperti kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri, kegiatan Idul Adha, peringatan Isra’ Mi’raj. Semarak Muharam, dan hari besar Islam lainnya. Anggaran diputuskan menyusul saat pelaksanaan akan dimulai.

10)

Bidang Ibadah

Bidang ini membutuhkan dana sebesar Rp. 200.000,-. Dana ini digunakan untuk keperluan kegiatan-kegiatan dalam satu bulannya.

-

Pelaksanaan Pengajian Bulanan dan mingguan, sebesar Rp. 300.000,-

-

Pengajian Pengurus, sebesar

Rp. 200.000,-

-

Honor Ustasz/ah 16x, sebesar

Rp. 480.000

Total pengeluaran perbulanan Rp. 980.000,-

11)

Bidang Tarbiyah

Anggaran untuk Bidang Tarbiyah ini diputuskan menyusul, ketika pelaksanaan kegiatan akan dimulai.


(6)

Bidang muamalah membutuhkan dana sekitar Rp. 10.000.000,- yang digunakan untuk santunan anak yatim dan piatu serta membantu fakir miskin sebesar Rp. 9.500.000,-. Dana ini kebanyakan berasal dapi penggalangan Zakat, infaq dan shadaqah dalam setahun dan para donator. Sisa dari dana tersebut digunakan untuk pelatihan pemulasan jenazah, yaitu sebesar Rp. 500.000,-.