Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap (Samsat) Putri Hijau Medan
TUGAS AKHIR
TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK
KENDERAAN BERMOTOR
PADA KANTOR BERSAMA SISTEM ADMINISTRASI
MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) PUTRI
HIJAU MEDAN
O L E H
Nama : Sri Wahyuda Rambe NIM : 082600017
Untuk memenuhi salah satu syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan kesabaran dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini dengan baik untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitaas Sumatera Utara. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga diberi syafaat di Yaumil Akhir nanti.
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah banyak menerima bantuan baik secara moril maupun materil berupa kerjasama, bimbingan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada pihak – pihak berikut ini:
Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.
Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
Bpk Drs. M.Husni Thamrin. Nasution M,si selaku Dosen Pembimbing Akademik.
Ibu Siswati S.Sos, M.Sp selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
(3)
data yang saya butuhkan beserta seluruh Pimpinan dan seluruh karyawan KantorUPT Medan Utara /DIPENDA PROPSU yang telah memberi izin penelitian kepada dalam
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
Bapak/ Ibu dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
Yang teristimewa kepada kedua orang tua saya Ayah Azhari Rambe dan Mama’ Sangkot Lubis atas kasih sayang dan doanya selama ini, juga kedua abang saya Andi Syahbudin Rambe dan adik saya Syarifah Hanum Rambe beserta kakak saya Henidarliah Rambe beserta seluruh keluarga besar dan orang – orang yang pernah memberi kontribusi dalam bentuk apapun kepada saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Buat teman – teman Tax A ’08, teman – teman IPA4 SMAM 1 Medan, buat teman – teman di sekitar tempat tinggal saya dan anak – anak les yang saya ajar. Juga seluruh teman – teman yang lain dan tidak dapat saya sebut satu persatu.
Buat para pembaca Laporan Tugas Akhir ini, semoga isi dan pembahasan di dalamnya dan memberi manfaat yang baik.
Juli 2011
Penulis
(4)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang PKLM ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian PKLM ... 5
C. Uraian Teoritis ... 7
D. Ruang Lingkup PKLM ... 9
E. Tahap PKLM ... 10
F. Metode Pengumpulan Data ... 11
G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM ... 13
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM ... 15
A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara ... 15
B. Struktur Organisasi ... 19
C. Uraian Tugan dan Fungsi ... 21
D. Gambaran Data Pegawai UPT Medan Utara ... 25
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK KENDERAAN BERMOTOR 26 A. KETENTUAN ... 26
1. Pengertian Pajak ... 26
2. Pengertian Pajak Daerah ... 27
(5)
4. Fungsi Pajak ... 28
B. OBJEK DAN SUBJEK PAJAK KENDERAAN BERMOTOR 29
1. Objek Pajak Kenderaan Bermotor ... 29
2. Subjek Pajak Kenderaan Bermotor ... 29
C. CARA PENGHITUNGAN PAJAK KENDERAAN BERMOTOR 30 1. Dasar Pengenaan PKB ... 31
2. Tarif PKB ... 32
D. PENDAFTARAN DAN PENILAIAN PAJAK KENDERAAN BERMOTOR ... 34
1. Pendaftaran PKB ... 34
2. Sistem Penilaian Pemungutan PKB ... 35
3. Proses Penghitungan PKB Pada UPT Medan Utara ... 37
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA ... 46
A. Realisasi Penerimaan PKB Pada UPT Medan Utara ... 46
B. Faktor Pendukung Pencapaian Target PKB di UPT Medan Utara 48 C. Upaya yang Dilakukan UPT Medan Utara dalam Meningkatkan Penerimaan PKB ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
A. KESIMPULAN ... 52
B. SARAN ... 52 DAFTAR PUSTAKA
(6)
DAFTAR TABEL :
Tabel 2.1 Struktur Organisasi Prov SU ... 15
Tabel 2.2 Prosedur Pemungutan PKB ... 37
Tabel 3.1 Gambaran Data Pegawai ... 39
(7)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Sesuai dengan sistem pemerintahan yang berlaku di Negara kita ini, pajak dikelola oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat merupakan sumber penerimaan Negara Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), sedangkan pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan sumber penerimaan daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Berdasarkan Undang-undang, masing-masing untuk jenis pajak telah ditetapkan dengan jelas mengenai subjek pajak serta tarif pajak yang berlaku sesuai dengan aturan yang ada.
Dalam hal ini , aturan yang ditetapkan dalam UU No.22 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, UU No. 25 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah serta UU No. 18 Tahun 1997 yang telah diubah dengan UU No. 34 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dengan Undang-undang tersebut maka Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota telah diberikan wewenang untuk mengatur rumah tangga daerahnya sendiri melalui sistem Otonomi Daerah. Masing-masing daerah tentu berusaha untuk mengisi pundi-pundi anggarannya yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ,
(8)
diantaranya dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat berupa pajak dan retribusi daerah.
Oleh sebab itu penulis ingin untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk mengetahui bagaimana sebenarnya Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaan Bemotor (PKB) pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan.
Pajak daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota Pengelolaan Pajak Kenderaan Bermotornya dilakukan pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur terkait dalam pengelolaannya.
Tetapi tidak selamanya teori yang didapat dari dunia pendidikan sama dengan dilapangan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri mahasiswa dapat meningkatakan dan mengembangkan keterampilan dalam menghadapi pekerjaan yang sesungguhnya, dapat melatih diri, bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan serta mengetahui dunia kerja sebenarnya.
Dalam menghadapi Era Globalisasi dan perkembangan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi modern seperti sekarang ini. Menuntut kita dapat menunjukan kemampuan untuk membangun Bangsa dan Negara. Untuk melaksanakan hal tersebut maka penulis ingin melakukan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. Adapun yang dimaksud dengan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa dapat mengetauhi secara langsung fungsi dan tugas dalam pekejaan yang sebenarnya
(9)
serta dapat mempraktekan apa yang sudah di pelajari di bangku pekuliahan dalam bentuk teori maupun praktek.
Dengan demikian mahasiswa harus dapat memberikan sumbangsih terhadap kehidupan Bangsa Indonesia. Tetapi ini tidak berarti bahwa Bangsa Indonesia harus menghentikan aktivitasnya untuk melaksanakan pembangunan, bahkan pembangunan yang terhenti sangat perlu untuk dilanjutkan, dan kelemhan-kelemahan aturan dan pelaksanaanya yang dapat diketahui segera direvisi.
B. Tujuan Dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Setiap pekerjaan selalu memiliki tujuan sesuai dengan yang diinginkan dan yang ditentukan pada waktu sebelumnya. Demikian halnya dengan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan mahasiswa Administrasi Perpajakan mempunyai tujuan tersendiri Khususnya bagi mahasiswa yang bersangkutan. Demikian juga dengan Kantor atau instansi masing-masing yang memiliki tujuan tertentu.
Adapun yang menjadi tujuan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah untuk :
1. Untuk mengetahui Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor
2. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor
3. Upaya-upaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor.
(10)
Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diambil dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bagi Kantor / instansi
1. Meningkatkan hubungan antara dunia usaha pendidikan
2. Perusahaan /Kantor/Instansi tersebut dapat melihat sampai dimana perkembangan Ilmu Pengetahuan yang sekarang ini diterapkan. 3. Perusahaan/Kantor/Instansi mendapatkan masukan dari para
mahasiswa yang menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dan juga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini maka akan tercipta kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan instansi/kantor tempat mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri. 4. Sebagai sarana untuk menarik tenaga kerja yaitu untuk melihat
kemampuan mahasisswa yang bersangkutan dengan tanggung jawab yang baik.
b. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bagi Universitas
1. Adanya kerja sama Universitas dengan Perusahaan 2. Mempromosikan Sumber Daya Universitas
(11)
c. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa
1. Meningkatkan keterampilan mahasiswa selama kegiatan berlangsung dihadapkan langsung dengan kegiatan sebenarnya. Umumnya mahasiswa dituntut supaya dapat mengaplikasikan kemampuannya.
2. Memperoleh pengalaman tentang penyelesaian dalam Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa akan terjun langsung di Kantor /Instansi dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Mengetahui secara langsung disiplin kerja yang telah ditetapkan oleh instansi, dan akan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan.
3. Untuk mengetahui Sistem Kerja di Lapangan
4. Salah satu syarat bagi mahasisswa yang akan menyelasaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
C. Uraian Teoritis
1. Defenisi atau Pengertian Pajak
Menurut Prof.Dr.Rochmat Sumitro, pada buku Perpajakan (Mardiasmo,2002;1). Menyatakan Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
(12)
Dapat dipaksakan maksudnya adalah apabila ada hutang pajak tidak dibayar, maka hutang itu dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan, misalnya dengan surat paksa atau surat sita. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan pajak secara umum yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) secara langsung yang tujuannya untuk pembangunan dan pembiyaan rutin negara.
Pajak yang merupakan salah satu pungutan Negara, mengandung unsur pengalihan kekayaan dari sector publik sehingga harus dipungut berdasarkan undang-undang yang baru dengan undang-undang pada zaman penjajahan nyata terlihat dalam sistem dan mekanismenya. Setelah adanya undang-undang pajak yang baru pemerintah telah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada wajib pajak dengan aktif mendaftar, menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang (self assessment System).
2. Pengertian Pajak Daerah
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pengertian Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perUU yang berlaku, yang digunakan untuk
(13)
membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah.
3. Pengertian Pajak Kenderaan Bermotor
Kenderaan Bermotor adalah semua kenderaan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di jalan umum, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kenderaan bermotor yang bersangkutan, tidak termasuk alat-alat besar yang bergerak. Pengertian alat-alat besar dan alat-alat berat adalah alat yang dapat bergerak/berpindah tempat dan tidak melekat secara permanen.
Pajak Kenderaan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan kenderaan bermotor.
a. Objek Pajak Kenderaan Bermotor
Objek pajak kenderaan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kenderaan bermotor, tidaktermasuk kepemilikan dan atau penguasaan kenderaan bermotor alat-alat besar yang tidak digunakan sebagi alat angkut orang dan atau barang di jalan umum
b. Subjek Pajak Kenderaan Bermotor adalah orang pribadi/badan yang memiliki dan /atau menguasai kenderaan bermotor.
c. Wajib Pajak Kenderaan Bermotor adalah orang Pribadi atau Badan yang memiliki Kenderaan Bermotor.
d. Dalam hal wajib Pajak Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa Badan tersebut.
(14)
e. Yang bertanggung jawab atas pembayaran Pajak adalah :
1) Untuk Orang Pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya.
2) Untuk Badan adalah pengurus atau kuasanya.
f. Dasar Pengenaan Pajak Kenderaan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok:
1) Niali Jual Kenderaan Bermotor; dan
2) Bobot yang mencerminkan secara relative tingkat kerusakan jalan dan / atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kenderaan Bermotor.
g. Nilai Jual kenderaan Bermotor ditentukan berdasarkan Harga Pasaran Umum tats suatu Kenderaan Bermotor.
h. Tarif Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) 5% (lima persen), Sedangkan umum tarif pajak kenderaan bermotornya ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dan kenderaan lain ditetapkan dengan peraturan daerah, ditetapkan paling rendah sebesar 0.5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 1% (satu persen), sedangkan untuk Kenderaan bukan umum dikenakan Tarif sebesar 1.5% (satu koma lima persen). i. Besarnya Pajak Kenderaan Bermotor yng terutang dapat dihitung
dengan cara mengalikan Tarif Pajak Kenderaan Bermotor dengan dasar pengenaan Pajak Kenderaan Bermotor. Pajak Kenderaan Bermotor dikenakan untuk masa pjak 12 (dua belas) bulan
(15)
berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kenderaan bermotor dan dibayar sekaligus dimuka.
Perhitungan Pajak Kenderaan Bermotor adalah sesuai dengan rumus berikut :
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)
j. Pajak Kenderaan Bermotor yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kenderaan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kenderaan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.
D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam meningkatkan sumber penerimaan daerah yang menjadi sumber pembangunan daerah dan melalui Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan berupaya untuk meningkatkan sumber penerimaan daerah yang berasal dari sektor pajak Provinsi khususnya Pajak Kenderaan Bermotor. Melaui Praktek Kerja Lapangan mandiri (PKLM) yang dilaksanakan di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan, Penulis ingin mengetahui Prosedur pelaksanaan pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor yang akan di teliti terutama dalam judul Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaaan Bermotor mengenai perannya sebagai salah satu sumber penerimaan daerah. Ruang Lingkup dari Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :
(16)
1. Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap Putri Hijau Medan
2. Persyaratan administarasi yang wajib dipenuhi oleh wajib Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) bagi warga yang memiliki dan menguasai kenderaan bermotor.
3. Sanksi-sanksi yang diberikan kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban pajaknya.
4. Prosedur pelaksanaan pemungutan dan Retribusi Pajak Kenderaan Bermotor 5. Peranan penerimaan Pajak kenderaan Bermotor (PKB) di masa-masa yang
akan datang.
6. Jenis-jenis Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap Putri Hijau Medan.
E. Tahap Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Di dalam Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini metode yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Didalam tahap ini penulis melakukan persiapan lebih kurang selama 2 bulan mulai dari penetuan tempat Praktek Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, Konsultasi dengan dosen, proses Administrasi untuk Praktek Kerja Lapangan Mandiri
(17)
2. Studi Pustaka
Didalam tahap ini penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti : buku, UU, internet, dan lain-lain maupun literatur yang berhubungan dengan objek Praktek Kerja Lapangan Mandiri.
3. Observasi Lapangan
Didalam tahap ini penulis melakukan observasi Lapangan selama 1 bulan. Mulai mencari key person, mengetahui untuk memberikan surat pengantar, dan lain-lain.
4. Pengumpulan Data
Didalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui : a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek /ataupun subjek praktek yang relevan dengan masalah-masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara (interview), dimana wajib pajak dan petugas menjadi sumber informasi dalam pengumpulan data.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari hasil praktek kepustakaan , pratek kepustakaan diperoleh dari menyadur buku-buku, jurnal ilmiah, peraturan perUU, peraturan pemerintah yang relevan dengan praktek dan lain-lain.
(18)
5. Analisis Data dan Evaluasi
Penulis ingin menganalisis data dan mengevaluasi tentang Upaya untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor.
F. Metode Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data mengenai PKLM ini, peserta mengumpulkan data dan informasi tentang Praktek Kerja Lapangan Mandiri yaitu dengan menggunakan metode sebagai berikut :
1. Wawancara (interview)
Dengan metode interview ini, peserta mengajukan beberapa pertanyaan langsung pada para pegawai dalam instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang berkaitan dengan kebutuhan penulis untuk melengkapi laporan ini.
2. Observasi
Dalam metode ini peserta langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak instansi.
3. Dokumentasi
Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek Praktek Kerja Lapangan Mandiri. Dokumen tersebut dapat berupa : struktur organisasi, tugas dan fungsi pokok Kantor Sistem Administrsi Manunggal di Bawah Satu Atap, table penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor
(19)
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun sistematika penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini merupakan bab pendahuluan yaitu di bahas mengenai apa saja yang melatar belakangi Praktek Kerja Lapangan. Bab ini juga dibahas dan di jelaskan tujuan penulisan laporan serta bentuk sistematika penulisan laporan Praktek kerja Lapangan .
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum objek lokasi Praktek Kerja Lapangan Mandiri, sejarah singkat, struktur organisasi, uaraian tugas pokok dan fungsi serta ganbaran pegawai.
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK
Bab ini menjelaskan tentang ketentuan umum, pengertian paja daerah, Tata cara pelaksanaan pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor dan lain-lain yang dilakukan selama melakukan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
(20)
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Bab ini menjelaskan tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap Putri Hijau Medan, dan faktor-faktor yang menghambat tercapainya Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor.
BAB V A. KESIMPULAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, mengenai objek Praktek Kerja Lapangan dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri dilapangan yang dianggap perlu.
B. SARAN
Bab ini menguraikan tentang saran ataupun kritik dari pembaca apabila terdapat kesalahan penulis.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(21)
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah dibawah Biro KEuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya berdasarkan Surat KEputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Utara tentang Susunan dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.
Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan terbentuknya SK Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 21 Maret 1975 No. 137/II/GSU, terhitung tanggal 1 April 1975, maka Sub Direktorat Keuangan Pendapata Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1 September 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri No. KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan. Sehingga Dinas Pendapatan Daerah tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah tingkat II yang sebelumnya dibawah Direktorat Pendapatan Daerah diubah namanya menjadi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
(22)
Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GSU dengan persetujuan dewan perwakilan tingkat I Sumatera Utara (DPRDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatara Utara ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 tahun 1976.
Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan membentuk cabang-caban g dinas. Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupaten/Kotamadya tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri KUP 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978 dibentuklah cabang dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara diseluruh Kabupaten/Kotmadya tingkat II di Sumatera Utara.
Kemudian berdasarkan Surat MEnteri Dalam NEgeri No. 061/2743/S tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat tersebut, maka nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah menjadi “Dinas PEndapatan Provinsi” Cabang Dinas PEndapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi “Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraaan bermotor, maka pemerintah membentuk Penyelenggaraan Sistem Baru
(23)
Pendaftaran Kendaraan BErmotor yang disebut “SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP’ atau selanjutnya disingkat SAMSAT.
System Adminstrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari 3 (tiga) Instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di Sumatera Utara ketiga Instansi tersebut adalah :
1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU
2. Pemerintah Daerah Sumatera yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara/DIPENDA
3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang UTama Medan
Pembentukan SAMSAT ini bertujuan untuk :
1. MEningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui pemungutan PKB dan penerimaan BBN-KB Khususnya di daerah Sumatera Utara 2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan
dari sector Pajak Kendaraan BErmotor dan Penerimaan dari sector BBN-KB
Dalam penggabungan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak. Dinas Pendapatan Daerah sampai saat ini telah membentuk 14 (Empat belas) cabang daerah (Kabupaten/kota) di wilayah Provinsi Sumatera Utara yaitu : Dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut :
(24)
Kasi PLL Kasi
PKB
Kasi ABT/APU
Kasi Retribusi
Kasi PA3/ BBNA3 Tabel 2.2
STRUKTUR ORGANISASI / UPT DIPENDA PRO SUMATERA UTARA
Sumber Data. UPT Medan Utara / Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antar fungsi-fungsi dalam organisasi, atau tanggung-jawab dan wewenang. Dalam pengertian luas, dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang
Ka. UPT
Kasubag Tata Usaha
(25)
dipergunakan oleh individu-individu dari kielompok dalam mencapai tujuan yang telah dilaksanankan.UPT Medan Utara terdiri dari 7 seksi yaitu : Seksi Unit Kepala Teknis, Seksi Sub BAgian tata Usaha, Seksi Pajak Kenderaan Bermotor, Seksi Pendapatan Lain-lain (PLL), Seksi Pengambilan atau Pemanfaatan Air Bawah Tanah/ Air Permukaan Umum (ABTS/APU), Seksi Retribusi, Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air / Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3).
C. Uraian Tugas dan Fungsi 1. Kepala Unit Teknis :
Tugas dan fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi, pembinaan pengendaliandan
pemberdayaan sumber daya manusia
b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas
c. Menyempurnakan konsep, dan pendapatan potensidari masing-masing seksi.
2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha
Tugas dan Fungsi :
a. Menyimpan surat-surat dengan bidang tugas masing-masing
b. Mencatat dalam pembukuan pemasukan telah ditentukakan inventaris kantor.
(26)
3. Seksi Pajak Kenderaan Bermotor
Tugas dan Fungsi :
a. Menghubungi penunggak pajak b. Membuat laporan penunggak pajak
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala unit. 4. Seksi Pendapatan Lain-lain
Tugas dan Fungsi :
a. Menerima laporan bulanan dari masing-masing seksi b. Menerima, menyalurkan SPT dam Materai leges c. Menyelenggarakan koordinasimdan optimalisasi.
5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (ABT/APU)
Tugas dan Fungsi :
a. Melaksanakan pendataan, penetapan dan penagihan b. Membuat daftar jumlah tagihan dan tunggakan.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala teknis.
6. Seksi Retribusi
Tugas dan Fungsi :
(27)
b. Mengumpulkan, mengolah data yang ditetapkan secara standar c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepal
dinas.
Tabel 2.4
D. GAMBARAN DATA PEGAWAI UPT. MEDAN UTARA
JABATAN/PANGKAT JUMLAH
Ka. UPT 1
Kasub Bag Tata Usaha 1
Staf Tata Usaha 15
Kepala Seksi PKB 1
Staf Seksi PKB 48
Kepala Seksi APU 1
Staf Seksi APU 8
Kepala Seksi Retribusi 1
Staf Seksi Retribusi 8
Kepala Seksi PLL 1
Staf Seksi PLL 3
JUMLAH 88
(28)
Dari tabel 2.3 di atas diperoleh gambaran bahwa anggota yang paling banyak adalah berada di bagian Staf Seksi PKB, yang berjumlah 48 (empat puluh delapan) orang, dan yang yang kedua terbanyak adalah di Sraf Tata Usaha yaitu berjumlah 15 orang, selebihnya dominan/lebih banyak 1 (satu) orang di masing-masing bagian.
Tabel.2.3
STRUKTUR ORGANISASI DISPENDA SUMATERA UTARA
Kepala Dinas
Wkl. Kepala Dinas
Fungsional Bagian Tata usaha
Subbag Keu Subbag Umkap Subbag Kepeg Subbag Org.hkim Subdis Binram Subdis PKB/ KAA Subdis Pjk ABT/APU & PBB-KB Subdis Ret/ PLL Subdis Dalbin Seksi Perencanaa& Pengembangan Seksi Teknis Perpajakan Seksi Sengketa Pjk & Keberatan Seksi Teknis Pembukuan & Pelaporan Seksi Penyuluhan Seksi Evaluasi & Monitoring Seksi Teknis Perpajakan Lain-lain Seksi Sengketa pjk & keberatan Seksi Pembukuan & Pelaporan Seksi Teknis Retribusi Seksi Bagi Hasil Pjk/Bukan Pajak Seksi Penerimaan Lain-lain Seksi Pembukuan & Pelaporan Seksi Pengendalian Keu&Material Seksi Pengendalian Aparat Plks Seksi Pembinaan Teknis Adm Pendapatan
(29)
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK KENDERAAN BERMOTOR UPT
Medan Utara
UPT medan Selatan
UPT Binja
UPTP. Siantar
UPT Kisaran
UPT Rantau
Prapat
UPTP Sidempuan
UPT Sidikalang
UPT. Tebing Tinggi
UPT. Sidikalang
UPT. Kabanjahe
UPT. Gunung Sitoli
UPT. Balige
UPT. Penyabungan
(30)
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK KENDERAAN BERMOTOR
A. Ketentuan
Dalam UUD 1945 yaitu pasal 23 A menyatakan bahwa “ Segala bentuk Pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang-Undang” .
1. Pengertian Pajak
Menurut Prof.Dr. Rochmat Sumitro, pada buku perpajakannya mengatakan defenisi Pajak (Mardiasmo,2002;1). Menyatakan Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Negara untuk membiayai pengeluaran atau pembiayaan rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama atau anggaran pemerintah dalam rancangan anggaran untuk membiayai public investment.
Dapat dipaksakan maksudnya adalah apabila ada hutang pajak tidak dibayar, maka hutang itu dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan, missalnya dengan surat paksa atau surat sita. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan pajak secara umum yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) secara langsung yang tujuannya untuk pembangunan dan pembiyaan rutin negara.
Pajak yang merupakan salah satu pungutan Negara, mengandung unsur pengalihan kekayaan dari sektor public sehingga harus dipungut berdasarkan undang-undang yang baru dengan undang-undang pada zaman penjajahan nyata
(31)
terlihat dalam sistem dan mekanismenya. Setelah adanya undang-undang pajak yang baru pemerintah telah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada wajib pajak dengan aktif mendaftar, menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang (self assessment System).
2. Pengertian Pajak Daerah
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pengertian Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perUU yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah. Sehingga terdapat Anggaran Belanja Negara (APBN), kriteria pajak daerah secara umum dapat dibedakan dari pihak pemungutnya, dimana pajak pusat yang memunugut adalah pemerintah pusat sedangkan pajak mdaertah dipungut oleh pemerintah daerah.
3. Pengertian Pajak Kenderaan Bermotor
Pajak Kenderaan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan kenderaan bermotor. Kenderaan Bermotor adalah semua kenderaan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di jalan umum, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kenderaan bermotor yang bersangkutan, tidak termasuk alat-alat besar yang bergerak
(32)
Pengertian alat-alat besar dan alat-alat berat adalah alat yang dapat bergerak/berpindah tempat dan tidak melekat secara permanen.
4. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara untuk membiayai pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal di atas, maka pajak mempunyai beberapa fungsi yakni :
a. Fungsi anggaran (Budgeter)
Yaitu pajak sebagi alat untuk memuaskan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara. Untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah baik yang bersifat rutin maupun pembangunan, Negara membutuhkan biaya dan biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat, dan ini diharapkan dari sektor pajak.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Yaitu pajak sebagai alat ukur kehidupan ekonomi dengan jalan mempengaruhi produksi dan konsumsi, perdagangan dan perkembangan harga, dalam hal ini meliputi mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak, untuk mengendalikan inflasi, sebagai alat pendapatan nasional.
(33)
c. Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga, sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
B. Objek dan Subjek Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) 1. Objek Pajak Kenderaan Bermotor
Objek pajak kenderaan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kenderaan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kenderaan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang dan atau barang di jalan umum. Tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kenderaan bermotor alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkut orang dan atau barang di jalan umum. Wajib Pajak Kenderaan Bermotor adalah orang Pribadi atau Badan yang memiliki Kenderaan Bermotor.
2. Subjek Pajak Kenderaan Bermotor
Secara umum yang disebut sebagai Subjek Pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak. Subjek pajak kenderaan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki atau menguasai kenderaan bermotor. Subjek pajak dan wajib pajak Kenderaan Bermotor apabila yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan pertaruran perundang-undangan perpajakan daerah sebagai wajib pajak daerah. Berdasarkan pengerian tersebut,
(34)
maka Wajib pajak kenderaan bermotor yang terutang, termasuk dalam pengertian Wajib Pajak ini adalah pemungut atau pemotong pajak
C. Cara Penghitunagan Pajak Kenderaan Bermotor (PKB)
Dalam rangka perhitungan Pajak Kenderaan Bermotor yang sama perhitungannya berdasarkan Dasar pengenaan Pajak Kenderaan Bermotor (DP PKB), dihitung sebagai perkalian dua unsur pokok yaitu Nilai Jual dikali besarnya Bobot yang dikenakan, bagi orang yang memiliki kenderaan bermotor.
Dalam hal wajib Pajak Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa Badan tersebut.
Yang bertanggung jawab atas pembayaran Pajak adalah :
3) Untuk Orang Pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya.
4) Untuk Badan adalah pengurus atau kuasanya. DASAR PENGENAAN = NILAI JUAL KENDERAAN BERMOTOR X BOBOT
PKB TERUTANG = DASAR PENGENAAN X TARIF
PKB TERUTANG = (NILAI JUAL KENDERAAN BERMOTOR X BOBOT) X TARIF
(35)
1. Dasar Pengenaan Pajak Kenderaan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok:
Niali Jual Kenderaan Bermotor adalah nilai jual kenderaan bermotor yang diperoleh berdasarkan Harga Pasaran Umum atas suatu kenderaan bermotor sebagaimana tercantum dalam tabel Nilai Jual Kenderaan Bermotor yang berlaku yang dapat ditentukan berdasarkan faktor-faktor berikut :
a. Isi silinder dan atau satuan daya. b. Penggunaan kenderaan bermotor. c. Jenis kenderaan bermotor.
d. Merek kenderaan bermotor.
e. Tahun pembuatan kenderaan bermotor.
f. Berat total kenderaan bermotor dan banyaknya penumpang yang diijinkan
g. Dokumen impor untuk jenis kenderaan tertentu.
Bobot yang mencerminkan secara relative tingkat kerusakan jalan dan / atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kenderaan Bermotor.
Bobot yang dimaksud diatas dihitung berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut : a. Tekanan gandar
b. Jenis Bahan Bakar kenderaan bermotor
c. Jenis penggunaan, tahun pembuatan, cirri-ciri mesin kenderaan bermotor.
(36)
Penetapan Bobot kenderaan bermotor didasarkan pada :
a. Bobot kenderaan bermotor bukan umum, seperti jenis Sedan, Jeep, Minibus, Microbus, Bus, Sepeda motor, dan sejenisnya ditetapkan 1,00
b. Bobot kenderaan bermotor umum seperti jenis mobil barang/bebean ditetapkan sebesar 1,30
c. Bobot kenderaan bermotor jenis alat-alat dan alat-alat besar serta kereta gandeng ditetapkan sebesar 1,00
2. Tarif Pajak Kenderaan Bermotor (PKB)
Mulai tanggal 2 Mei 2011 peraturan daerah (perda) nomor 1 tahun 2011 tentang pajak daerah Provinsi Sumatera Utara akan diberlakukan. Perda yang baru saja disahkan itu. Menyangkut tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), dan Pajak Air Permukaan (PAP). Secara keseluruhan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur pengutipan beban pajak tersebut. Yang disampaikan oleh kepala dinas pendapatan daerah (dispenda) Sumatera Utara, Sjafarudin. Besaran tarif pajak terlihat meningkat pada pajak kendaraan bermotor. Tarif PKB menurut peraturan daerah (Perda) No. 1/2011 pasal 8 ditetapkan untuk kepunyaan / kepemilikan pertama untuk kendaraan bermotor pribadi sebedar 1,75 % (persen), untuk kendaraan angkutan umum sebesar 1 % (persen), untuk kendaraan seperti : ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, pemerintah/TNI/POLRI dan pemerintah daerah 0,5 % (persen). Sedangkan kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kedua dan seterusnya untuk
(37)
kendaraan roda dua atau lebih, tarif pajaknya ditetapkan secara progresif. Besar tarif progresif diatur pada pasal 9 ayat 3 yaitu kepemilikan kedua dikenakan 2 % (persen), kepemilikan ketiga 2,5 % (persen), kepemilikan keempat 3 % (persen), dan kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 3,5 % (persen). "Pelaksanaannya diatur dalam pergub, dan berlaku untuk nama dan alamat yang sama". Sedangkan tarif BBN KB ditetapkan sebesar 5 persen untuk penyerahan pertama dan 1 persen untuk penyerahan kedua dan seterusnya. Sedangkan untuk alat-alat berat yang tidak menggunakan jalan umum dikenakan untuk penyerahan pertama sebesar 0,75 % (persen) dan penyerahan kedua dan seterysnya 0,075 % (persen).
Diharapkan dengan adanya perda yang baru tentang pajak tersebut akan menaikkan Penghasilan asli daerah (PAD). Pada tahun 2010 diperoleh pendapatan dari PK Rp 832 miliar lebih dan ditargetkan di tahun 2011 sekitar Rp 971 miliar. Dan dari BBN KB pada tahun 2010 diperoleh Rp 773 miliar lebih sehinga ditargetkan pada tahun 2011 sekitar Rp 1 triliun.
Berikut ini adalah contoh perhitungan pajak kenderan bermotor dengan jenis (merek) kenderaan bermotor adalah : YAMAHA XJ 600 VIRAGO, dengan tahun pembuatan adalah tahun 1988. Dasar pengenaan pajak kenderaan bermotor menurut SK Mendagri No.11 Tahun 2002, dikenakan Rp. 62.600.000,-. Maka, besarnya pajak yang dikenakan adalah : 2% x Rp. 62.600.000,- = Rp. 1.252.000,-
Besarnya PKB terutang dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan PKB untuk masa pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai pendaftaran kenderaan bermotor.
(38)
Pajak Kenderaan Bermotor yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kenderaan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kenderaan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.
D. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) 1. Pendaftaran Pajak Kenderaan Bermotor
Kenderaan bermotor yang karena sesuatu dan lain hal berada di luar wilayah daerah tempat kenderaan bermotor terdaftar sebagaimana dimaksud di atas, selama 3 (tiga) bulan berturut-turut, maka wajib didaftarkan di daerah tempat kenderaan bermotor tersebut berada. Pemungutan adalah suatu proses menghimpun data dari subjek-subjek pajak dan objek pajak, mengetahui tentang besarnya pajak terutang wajib pajak dan melakukan penagihan kepada wajib pajak dan lain-lain.
Lembaran-lembaran pada SKPD (surat ketetapan pajak daerah) yaitu : 1. Lembar 1 : Wajib Pajak
2. Lembar 2 : Dipenda Provinsi Sumatera Utara 3. Lembar 3 : Jasa Raharja
4. Lembar 4 : Bendaharawan Khusus Penerima 5. Lembar 5 : Kantor SAMSAT
2. Sistem Penilaian Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor
Tata cara pemungutan pajak daerah pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dari penghimpunan data objek pajak dan subjek pajak.
(39)
Penetuan besarnya pajak yang terutama sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta penjelasan penyetorannya.
Dalam hal pemenuhan kewajiban pajak maka wajib pajak harus menggunakan surat penberitahuan pajak daerah (SPTD) kepada wajib pajak yang telah menyampaikan surat-surat ketertiban pajak daerah (SKPD) dapat dikatakan surat tagihan pajak daerah (SPTD) atau biasa juga dikeluarkan surat pembetulan penyampaian pelaporan yang diberikan pajak daerah (SPPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah yaitu :
1. Surat tagihan pajak diterbitkan kepala daerah apabila pajak tidak atau kurang bayar.
2. Dari hasil penelitian surat pemberitahuan pajak daerah (SPPD) yang diberitahukan oleh wajib pajak terdapat kekurangan pembayaran akibat salah tulis atau salah hitung 3. Surat tagihan pajak daerah dikeluarkan kepala daerah
apabila wajib pajak dikenakan sanksi atau denda.
Apabila wajib pajak tidak membayar pihak terutang sampai jatuh tempo selama 3 (tiga) bulan maka surat tagihan pajak (STP) yang ditanbah dengan sanksi administrasi menetapkan bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan, belaku paling lama 15 (lima belas) bulan sejak pajak sudah mendapatkan surat tagihan pajak (STP) tidak juga membayar pajaknya maka kepala daerah dapat mengeluarkan surat tagihan pajak (STP) atau surat paksa berdasarkan peraturan-peraturan perundang-undangan pajak daerah.
(40)
3. Proses Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor Pada UPT Medan Utara. Proses pemungutan pajak kenderaan beremotor dapat diartikan sebagai kegiatan, mulai dari penghimpun data subjek pajak dan objek pajak PKB, penetuan besarnya pajak terutang sampai dengan pemungutan serta pengawasan pajak kenderaan bermotor.
1. LOKET I
a) PENDAFTARAN
1. Pelaksana : a. POLRI b. DIPENDA 2. kegiatan yang dilakukan adalah : a. Pengambilan formulir SPT
b. Pengisian formulir SPT / permohonan STNK c. Berkas
d. Menyampaikan berkas pada pengurus penelitiasn berkas Keterangan :
a. Jika WP ingin mengurus Pengesahan untuk 1 (satu) tahun Kenderaan Bermotornya, maka berkas yang harus dilengkapi adalah :
1. KTP (Kartu Tanda Penduduk)
2. STNK (Surat Tanda Nomor Kenderaan) 3. BPKB ( Biuku Pemilik Kenderaan Bermotor) 4. SPT (Surat Pemberitahuan)
(41)
b. Jika WP ingin mengurus Ganti STNK / Teliti Ulang 5 (lima) tahun Kenderaan Bermotornya, maka berkas yang harus dilengkapi adalah :
1. KTP 2. STNK 3. BPKB 4. SPT
5. FORMULIR 6. CEK FISIK 2. LOKET II
b) PENELITIAN BERKAS 1. Pelaksana : POLRI
2. Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Chek persyaratan dan perlengkapan berkas b. Pendataan (Entry)
c. Penyampaian berkas pada pengurus cheking. c) PENETAPAN PAJAK
1. Pelaksana : -DIPENDA
-JASA RAHARJA
Tugas dan Funsi Dipenda dalam penetapan pajak : a. Membuat perhitungan dan penetapan pajak. b. Membuat nomor kohir.
(42)
d. Menyampaikan berkas kepada kasir.
Tugas dan Fungsi Jasa Raharja dalam penetapan pajak :
a. Membuat laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya
(SWDKLLJ) dari Bendaharawan SAMSAT. b. Membuat bukti setoran uang ke Bank SUMUT. c. Membuat laporan ke Cabang Utama Jasa Raharja. d) KOREKTOR
Pelaksana : DIPENDA Tugas dan Fungsi :
a. Final cheking
Yaitu meneliti benar atau tidaknya pengenaan pajak kenderaan bermotor .
b. Meneliti data pajak kenderaan bermotor dalam ketentuan pajak sementara.
c. Menyampaikan berkas ke kasir. e) PEMBAYARAN
Pelaksana : DIPENDA
Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran : 1. Menerima pembayaran dari WP
2. Membukukan hasil penerimaan.
3. Mencetak SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah). 4. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK.
(43)
5. Menyampaikan berkas pada petugas arsip.
6. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pasa bendahara. 7. Menghimpun berkas belum dibayar ke petugas penagihan. 3. LOKET III
Pencetak STNK
Peran dan Tugas : POLRI
1. Melaksanakan pencetakan STNK (Embrosing).
2. Menyampaikan SKPD / STNK dan plat Nomor Polisi kepada Wajib Pajak.
Dalam Tabel 3.2 berikut, dapat dilihat Prosedur Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor pada UPT Medan Utara, yang tertera dalam bagan di bawah ini. UPT Medan Utara :
Tabel 3.2
PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA UPT MEDAN UTARA
Pekerjaan 1 Pekerjaan 2 L O K E T I L O K E T II PENDAFTARAN
1. Pengambilan formulir SPT / Permohonan STNK formulir Khusus Pengesahan
2. Pengisian formulir SPT 3. Berkas
4. Menyampaikan berkas pada pengurus checking
DISPENDA POLRI
PENELITIAN BERKAS
1. Chek persyaratan dan kelengkapan berkas m 2. Pendataan (entry)
3. Menyampaikan berkas ke penetapan
(44)
Pekerjaan 3
Pekerjaan 4
Pekerjaan 5 PENETAPAN
1. Membuat perhitungan dan penetapan WP 2. Membuat nomor kohir
3. Mengisi data notice pajak
4. Menyampaikan berkas pada kasir
DISPENDA JASA RAHARJA
KOREKTOR
1. Meneliti kebenaran dan penetapan kepada WP 2. Meneliti data pajak dalam ketentuan sementara
PEMBAYARAN
1. Menerima pembayaran dari wajib pajak 2. Membuka hasil penerimaan
3. Mencetak SKPD
4. Menyampaikan SKPD pada loket emboling / Pencetak STNK
5. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (Arsip) 6. Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendahara
(validasi)
7. Menyampaikan berkas yang belum bayar ke petugas penagihan
8. Menghimpun berkas yang belum bayar
DISPENDA JASA RAHARJA
DISPENDA POLRI
(45)
Sumber Data : UPT. Medan Utara / Dinas Pendapatan Propinsi Sumatera Utara
L O K E T III
EMBOSSING / PENCETAK STNK
1. Melaksanakan embossing / pencetakan STNK
2. Menyampaikan SKPD / STNK ke loket pengambilan STNK / Plat Motor
Penyerahan SKPD / STNK dan Plat Motor
(46)
a. Data Pajak Kenderaan Bermotor
Penghimpun Data Pajak Kenderaan Bermotor pada UPT Medan Utara dilaksanakan mulai dari kegiatan penghimpun data wajib pajak, perhitunagan pajak, serta menetapkan target dan realisasi penerimaan pejak kenderaan bermotor untuk setiap tahunnya. Di bawah ini merupakan data Perbandinagan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor di UPT Medan Utara untuk Tahun 2005 s/d 2010. Dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut :
Table 3.3
PERBANDINGAN DAN TARGET PKB/BBN-KB UPTD Medan Utara Tahun 2005-2010 (JANUARI-MEI)
TAHUN TARGET REALISASI PERSENTASI
2005 Rp. 913.738.254.000 Rp. 930.750.578.173 101,86 2006 Rp. 813.690.272.500 Rp. 809.911.111.895 99,54 2007 Rp. 823.773.306.000 Rp. 916.053.352.193 111,20 2008 Rp. 1.051.893.571.698 Rp. 1.195.188.989.007 113,62 2009 Rp. 1.176.036.542.960 Rp. 1.006.698.908.346 110,.60 2010 Rp. 1.223.580.822.087 Rp. 1.353.332.398.878 110,60
Sumber Data : Medan Utara / Dipenda Sumatera Utara.
Dari tabel 4.3 dapat diperoleh data atau informasi mengeni jumlah perbandingan target realisasi penerimaan pajak kenderaan bermoetor (PKB) pada UPT Medan Utara selam 7 (tujuh) tahu berturut-turut yaitu mulai tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan tahun 2010. Dari data di atas dapat dilihat bahwa
(47)
secara umum kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar PKB/BBN-KB sudah baik. Hal tersebut dapat kita llihat dari jumlah penerimaan dan realisasi yang telah dicapai.
1. Pada tahun 2005, target PKB adalah berjumlah Rp. 913.738.254.000 dengan realisasi PKB sebesar Rp. 930.750.578.173, dan pencapaian persentasenya sebesar 101,86%.
2. Pada tahun 2006, tejadi penurunan target UPT Medan Utara yang dari tahun 2005 Rp. 913.738.254.000 turun menjadi Rp. 813.690.272.500. 3. Pada tahun 2007, dengan tingkat realisasi Rp. 916.053.352.193
mengalami peningkatan target realisasi dari tahun 2006, sebesar 111,20%.
4. Pada tahun 2008, target penerimaan PKB juga masih terus meningkat dari Rp. 916.053.352.193, pada tahun 2008, menjadi Rp. 1.195.188.989.007, sehingga mencapai persentase sebesar 113,62%. 5. Pada tahun 2009, target penerimaan PKB sebesar Rp.
1.176.036.542.960, tidak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnnya, yakni dengan realisasi sebesar Rp. 1.006.698.908.346, sehingga mengalami penurunan dengan pencapaian persentasenya adalah 85,60%.
6. Pada tahun 2010, target penerimaan PKB mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni pada tahun 2009, reakisasi sebesar Rp. 1.006.698.908.346, pada tahun 2010 mengalami peeningkatan realisasi
(48)
sebesar Rp. 1.353.332.398.878, dengan persentase yang dicapai yakni sebesar 110,60%.
Sesuai tabel 3.3 di atas sejak tahun 2005 hingga tahun 2010, peneriamaan terbesar untuk Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) yang diperoleh UPT Medan Utara adalah pada tahun 2008, yakni Rp. 1.195.188.989.007, sehingga tingkat persentasenya juga mampu mencapai 113,62%, lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Maka, dari tabel 3.3 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap tahunnya UPT Medan Utara cukup berhasil dalam mencapai target yang ditetapkan. Itu terbukti, bahwa sejak tahun 2005 hingga tahun 2010, realisasi penerimaan PKB yang diperoleh UPT Medan Utara dapat melebihi target yang telah ditentukan, meskipun di tahun 2006 dan 2009 UPT Medan Utara tidak berhasil mencapai target yang sudah ditetapkan.
(49)
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini, penulis akan membahas analisis dan evaluasi data yang bersumber dari bab-bab sebelumnya. Pada bab terdahulu telah dijelaskan secara terperinci tentang data pajak kenderaan bermotor pada UPT Medan Utara. Akan tetapi, untuk menjelaskannya penulis menjelaskannya penulis menguraikannya berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan data kuantitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis.
A. Realisasi Peneriman Pajak Kenderaan Bermotor pada UPT Medan Utara.
Dari tabel 3.3 sebelumnya, penulis dapat memeperoleh data atau informasi mengenai jumlah perbandingan target dan penerimaan pajak kenderaan bermotor (PKB) pada UPT Medan Utara, selama 6 (enam) tahun sejak 2005 s/d 2010. Penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Adanya perbedaan persentase target yang berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini terlihat jelas pada tahun 2005 hingga tahun 2010 terjadi kenaikan persentase yang berbeda-beda pula. Misalnya pada tahun 2005 target yang ditentukan oleh UPT Medan Utara adalah sebesar Rp. 913.783.254.000, sedangkan realisasinya sebesar Rp. 930.750.578.173, maka terjadi peningkatan persentase sebesar 101,86%, ini disebabkan oleh tingginya tingkat kesadaran masyarakat wajib pajak dalan membayar pajak kenderaan bermotor. Demikian pula untuk tahun-tahun selanjutnya.
(50)
2. Adapun faktor yang menyebabkan rendahnya target dibandingkan realisasi pajak kenderaan bermotor adalah Karena disebabkan tingginya daya beli masyarakat terhadap kenderaan bermotor. UPT Medan Utara hanya menetapkan target sesuai dengan keadaan dan jumlah wajib pajak pada tahun tersebut. Tetapi karena tingginya daya beli masyarakat mengakibatkan realisasi penerimaan PKB di UPT Medan Utara menjadi semakin besar.
3. Untuk tahun 2009, terlihat jelas pada tabel 3.3 sebelumnya bahwa realisasi penerimaan pajak kenderaan bermotor menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Itu terlihat dari persentase target yang dapat dicapai hanya 85,60%. Itu di sebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak pada tahun 2009. Selain itu menurunnya tingkat daya beli masyarakat terhadap kenderaan bermotor.
4. UPT. Medan Utara tidak mampu mempertahankan persentase target yang meningkatkan dari tahun ke tahun. Ini terlihat dalam tabel 3.3 di bawah, di mana mulai tahun 2005 s/d tahun 2010 persentase target semakin menurun. Namun demikian itu terjadi karena UPT Medan Utara juga menetapkan target yang semakin besar setiap tahunnya, Selain itu UPT Medan Utara juga sudah menargetkant penerimaan PKB semakin besar setiap tahunnya. Selain titu UPT Medan Utara juga sudah berusaha untuk mensosialisasikan pembayaran Pajak Kenderaan Bermotor kepada Wajib Pajak (WP) terdaftar, dengan cara mengirimkan Surat Pemberitahuan Pembayaran Pajak Kenderaan Bermotor.
(51)
Maka analisis target dan realisasi pajak kenderaan bermotor pada UPT. Medan Utara dapat dilihatb pada tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1
PERBANDINGAN DAN TARGET PKB/BBN-KB UPTD Medan Utara 2055-2010 (JANUARI-MEI)
Tahun Target Realisasi Persentase Persentase
Target
Kenaikan Persentase
Penurunan Persentase
2005 Rp. 913.783.254.000 Rp. 930.750.578.173 101,86% 100% 1,86% -
2006 Rp. 813.690.272.500 Rp. 809.911.111.895 99,54% 100% - 0,56%
2007 Rp. 823.773.306.000 Rp. 916.053.352.193 111,20% 100% 11,20% -
2008 Rp. 1.051.893.571.698 Rp. 1.195.188.989.007 113,62% 100% 13,62% -
2009 Rp. 1.176.036.542.960 Rp. 1.006.698.908.346 85,60% 100% - 4,40%
2010 Rp. 1.223.580.822.087 Rp. 1.353.332.398.878 110,60% 99,62% 1,98% -
B. Faktor Pendukung Pencapaian Target Penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor di UPT Medan Utara.
Peningkatan penerimaan di UPT Medan Utara dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Kerja sama dan Koordinasi yang baik.
Adanya kerja sama dan koordinasi yang baik dan tertata rapi dari instansi gabungan yakni :
(52)
a. Kepolisian Daerah Suamtera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU.
b. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (DIPENDASU).
c. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan.
d. Pemungutan PKB di UPT Medan Utara berada dalam satu keatuan dalam pengadministrasiannya.
2. Adanya Kesadaran Masyarakat
Dengan adanya kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Kenderaan Bermotor, akan sangat berpengaruh besar terhadap jumlah realisasi penerimaan PKB dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
3. Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Wilayah Kerja UPT Medan Utara meliputi sebagian kota Medan dan s ebagian Kabupaten Deli serdang, yang berjumlah kenderaan bermotor terbanyak untuk semua UPTD yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
4. Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi yang Modren dan Canggih. UPT Medan Utara telah menggunakan sistem informasi teknologi dan informasi yang modern sejalan dengan perkembangan zaman.
(53)
C. Upaya yang dilakukan UPT Medan Utara dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor (PKB)
Adapun upaya untuk meningkatkan penerimaan PKB antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagi berikut :
1. Menyurati WP kenderaan bermotor yang menunggak PKB.
2. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas WP, khususnya menyangkut keabsahan data WP kenderaan bermotor.
3. Melaksanakan himbauan kepada masyarakat melalui media massa, media cetak, maupun media elektronik. Media cetak dapat berupa brosur, spanduk, reklame, pengumuman, surat edaran dan sebagainya.
4. Melakukan razia kenderaan bermotor oleh pihak DITLANTAS POLDASU yang dilakukan secara rutin dan dadakan.
5. Melakukan kerja sama yang baik dan berkesinambungan antara Dinas Pendapatan Sumatera Utara, Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan PT. Jasa Raharja, khususnya untuk pembayaran PKB di Sumatera Utara yang dapat dilakukan melalui Bank Sumut.
6. Memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan didukung prasarana kegiatan antara lain :
a) Memberikan nomor urut pendaftaran, guna tertibnya pelayanan pendaftaran.
b) Menyediakan sarana pengatur masuk keluarnya WP agar tetap tertib. c) Menyediakan papan informasi guna memberikan informasi kepada WP
(54)
d) Menetapkan batas waktu proses penyelesaian pemungutan PKB.
e) Menyediakan papan informasi yang berisikan denah kantor, mekanisme, dan prosedur PKB, besarnya biaya dan informasi lainnya. f) Tersedianya pusat informasi yang dapat memberikan informasi pada
WP.
g) Intensifikasi adalah memperbaiki mutu dari organisasi pemungutan. h) Ekstensifikasi adalah upaya untuk memperluas arah sumber
penerimaan.
Yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : yaitu Mekanisme Pelayanan Pada UPT Medan Utara.
(55)
Tabel 4.2
MEKANISME PELAYANAN PADA UPT. MEDAN UTARA Pemilik/Pemohon
Loket Pendaftaran & Penetapan A.Ambil Formulir
B. Mendaftar
Loket Loket Loket Loket Loket
Kenderaan Baru Perpanjangan STNK Pengesahan STNK Mutasi Hal Khusus
C. Ditetapkan Biaya Adm Baru
- STNK
- Asuransi Jasa Raharja
- PJK Kenderaan Bermotor
D. Diterima Resi
E. Membayar di Payment Bank Sumut
I.Menerima : - STNK - TNKB
F. Validasi
G. Dicetak
- STNK - SNKB - TCKB - BCKB
H. Diarsipkan
(56)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dari keseluruhan isi penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran yang bersifat konstruktif bagi Kantor SAMSAT Medan Utara.
A. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan akhir dari keseluruhan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Kantor Samsat Medan Utara, dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :
1. Diketahui bahwa Mekanisme Pengenaan Pajak Kenderaan Bermotor yang dilakukan di UPT Medan Utara adalah berjalan dengan cukup baik dan memeberikan pelayanan yang baik juga bagi Wajib Pajak (WP), yang dapat dilihat pada tabel 4.2
2. Penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor di UPT Medan Utara terus menunjukkan peningkatan setiap tahun, meskipun pada tahun 2006 tidak mencapai target yang telah ditentukan, yang juga dapat dilihat pada tabel 3.3
3. Faktor-faktor pendukung Pajak Kenderaan Bermotor, seperti kerja sama yang baik dan pemanfaatan teknologi yang modren dan sebagainya adalah sangat berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor pada UPT Medan Utara.
(57)
4. Upaya peningkatan yang telah dilakukan UPT Medan Utara telah maksimal, itu dapat dilihat dalam rangka peningkatan penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor pada UPT Medan Utara.
B. SARAN
Sebagai akhir dari isi laporan ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam memotivasi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara UPT Medan Utara maupun bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. UPT Medan Utara dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kenderaan Bermotor dalam menunjang penerimaan daerah.
2. Setiap Kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan daari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi dalam membayar pajak, misalnya ruang tunggu yang memadai sistem informasi dan teknologi yang memadai.
3. Pihak kepolisian harus lebih sering melakukan razia agar dapat diketahui Wajib Pajak Kenderaan Bermotor yang belum melunasi PKB nya.
4. Hendaknya PRODIP III Adminitrasi Perpajakan semakin meningkatkan kerja sama dan hubungan yang baik dengan kantor (instansi) Praktek Kerja Lapangan, sehingga kantor (instansi) tersebut dapat mendukung program
(58)
Praktek Kerja Lapangan dan dapat menunjang kulaitas SDM mahasiswa PRODIP III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
5. Untuk dapat mencapai hasil yang terbaik bagi mahasiswa, perlu diadakan kerja sama dan pengaturan yang baik. Misalnya dalam menyelesaikan Tugas Akhir, mahasiswa tidak hanya berperan untuk mengambil data untuk Laporan Tugas Akhir, tetapi turut serta berperan di dalamnya, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal.
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi,dkk, 1997. Perpajakan :jilid 1, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonnesia, Cetakan Kedua, 1991 .
Mardiasmo, 2002, Perpajakan, Andi Yogya, Yogyakarta.
Marihot Pahala Siahaan, SE, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Moenir H.A.S, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta, 1983. Panca Kurniawa, SE, Agus Purwanto, SE, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Suandy,Erly,2002. Hukum Pajak, Salemba Empa, Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah
Pemerintah Daerah Sumatera Utara, Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2003 Tentang Pajak Kenderaan Bermotor.
Undang-undang Nomor 34 Tahun 200 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-undang Nomr 33 Tahun 2004, Tentang Perubahan atas Undang-undang No.25.
(1)
d) Menetapkan batas waktu proses penyelesaian pemungutan PKB.
e) Menyediakan papan informasi yang berisikan denah kantor, mekanisme, dan prosedur PKB, besarnya biaya dan informasi lainnya. f) Tersedianya pusat informasi yang dapat memberikan informasi pada
WP.
g) Intensifikasi adalah memperbaiki mutu dari organisasi pemungutan. h) Ekstensifikasi adalah upaya untuk memperluas arah sumber
penerimaan.
Yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : yaitu Mekanisme Pelayanan Pada UPT Medan Utara.
(2)
Tabel 4.2
MEKANISME PELAYANAN PADA UPT. MEDAN UTARA Pemilik/Pemohon
Loket Pendaftaran & Penetapan A.Ambil Formulir
B. Mendaftar
Loket Loket Loket Loket Loket
Kenderaan Baru Perpanjangan STNK Pengesahan STNK Mutasi Hal Khusus
C. Ditetapkan Biaya Adm Baru
- STNK
- Asuransi Jasa Raharja
- PJK Kenderaan Bermotor
D. Diterima Resi
E. Membayar di Payment Bank Sumut
I.Menerima : - STNK - TNKB
F. Validasi
G. Dicetak
- STNK - SNKB - TCKB - BCKB
H. Diarsipkan
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dari keseluruhan isi penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran yang bersifat konstruktif bagi Kantor SAMSAT Medan Utara.
A. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan akhir dari keseluruhan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Kantor Samsat Medan Utara, dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :
1. Diketahui bahwa Mekanisme Pengenaan Pajak Kenderaan Bermotor yang dilakukan di UPT Medan Utara adalah berjalan dengan cukup baik dan memeberikan pelayanan yang baik juga bagi Wajib Pajak (WP), yang dapat dilihat pada tabel 4.2
2. Penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor di UPT Medan Utara terus menunjukkan peningkatan setiap tahun, meskipun pada tahun 2006 tidak mencapai target yang telah ditentukan, yang juga dapat dilihat pada tabel 3.3
3. Faktor-faktor pendukung Pajak Kenderaan Bermotor, seperti kerja sama yang baik dan pemanfaatan teknologi yang modren dan sebagainya adalah sangat berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor pada UPT Medan Utara.
(4)
4. Upaya peningkatan yang telah dilakukan UPT Medan Utara telah maksimal, itu dapat dilihat dalam rangka peningkatan penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor pada UPT Medan Utara.
B. SARAN
Sebagai akhir dari isi laporan ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam memotivasi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara UPT Medan Utara maupun bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. UPT Medan Utara dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kenderaan Bermotor dalam menunjang penerimaan daerah.
2. Setiap Kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan daari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi dalam membayar pajak, misalnya ruang tunggu yang memadai sistem informasi dan teknologi yang memadai.
3. Pihak kepolisian harus lebih sering melakukan razia agar dapat diketahui Wajib Pajak Kenderaan Bermotor yang belum melunasi PKB nya.
4. Hendaknya PRODIP III Adminitrasi Perpajakan semakin meningkatkan kerja sama dan hubungan yang baik dengan kantor (instansi) Praktek Kerja Lapangan, sehingga kantor (instansi) tersebut dapat mendukung program
(5)
Praktek Kerja Lapangan dan dapat menunjang kulaitas SDM mahasiswa PRODIP III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
5. Untuk dapat mencapai hasil yang terbaik bagi mahasiswa, perlu diadakan kerja sama dan pengaturan yang baik. Misalnya dalam menyelesaikan Tugas Akhir, mahasiswa tidak hanya berperan untuk mengambil data untuk Laporan Tugas Akhir, tetapi turut serta berperan di dalamnya, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi,dkk, 1997. Perpajakan :jilid 1, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonnesia, Cetakan Kedua, 1991 .
Mardiasmo, 2002, Perpajakan, Andi Yogya, Yogyakarta.
Marihot Pahala Siahaan, SE, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Moenir H.A.S, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta, 1983. Panca Kurniawa, SE, Agus Purwanto, SE, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Suandy,Erly,2002. Hukum Pajak, Salemba Empa, Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah
Pemerintah Daerah Sumatera Utara, Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2003 Tentang Pajak Kenderaan Bermotor.
Undang-undang Nomor 34 Tahun 200 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-undang Nomr 33 Tahun 2004, Tentang Perubahan atas Undang-undang No.25.