Sumber dan Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Perbandingan Anggaran Dengan Realisasi

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Tempat, dan Waktu Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan cara menyusun dan mengklasifikasikan data yang diperoleh dari perusahaan kemudian diinterprestasikan dan dianalisis agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Lokasi penelitian berada di Jl. Sutomo No. 23 Medan dan jadwal penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2008. Adapun jadwal penelitian ini digambarkan pada Tabel 3.1. di bawah ini: Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

B. Sumber dan Jenis Data

No Kegiatan Okt’08 Nop’08 Des’08 Jan’09 Feb’09 Mar’09 1 Kunjungan Ke Perusahaan 2 Pengesahan Judul 3 Pra riset 4 Penyusunan proposal 5 Seminar proposal 6 Perbaikan proposal 7 Pengumpulan data 8 Penyusunan skripsi 9 Bimbingan skripsi Waktu Penelitian Bulan Universitas Sumatera Utara Sumber dan jenis data yang digunakan yaitu: 1. Data primer, yaitu data yang diproses dari hasil wawancara dan observasi tentang objek penelitian dan data tersebut merupakan data yang belum diolah. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, anggaran perusahaan, data realisasi pembelian, penjualan, dan biaya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi, penulis menggunakan dua metode pendekatan dalam pengumpulan data dan keterangan yang berkaitan dengan judul skripsi, yaitu: 1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang berkompeten, dalam hal ini adalah karyawan yang berwenang, yaitu bagian akuntansi dan bagian keuangan. 2. Teknik dokumentasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung pada laporan keuangan perusahaan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dengan mengumpulkan semua data untuk mendukung tulisan ini untuk diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang objektif tentang objek dan masalah yang diteliti. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian Data penelitian yang dilakukan meliputi gambaran umum perusahaan dan data anggaran perusahaan.

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi tunggal oli mesin merek ESSO. Perusahaan didirikan pada tahun 2000 oleh Bapak Alfin Chandra dengan akte pendirian No. 12 di depan Notaris Ruslan Efendy, SH. Lokasi perusahaan terletak di Jalan Sutomo No. 23 Medan. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk: 1. Memperoleh keuntungan. 2. Belum adanya perusahaan di Medan yang mendistribusikan oli mesin merek ESSO. 3. Membantu program pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Oli mesin disupplai dari Jakarta dan dijual ke Medan. Perusahaan menjual oli mesin dalam satuan dus, dimana 1 dus berisi 12 botol oli mesin. Pada awal pendirian, perusahaan masih memperoleh laba dengan banyaknya transaksi pembelian dari pelanggan. Mulai tahun 2005, perolehan laba perusahaan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh: Universitas Sumatera Utara 1. Persaingan bisnis semakin meningkat, karena banyaknya perusahaan lain yang memasarkan produk oli mesin dengan merek yang berbeda dan harga yang relatif lebih murah. 2. Biaya operasional perusahaan semakin meningkat. Pada tahun 2006 sampai 2007, perusahaan mencatat kerugian sehingga manajer operasional yang bertanggungjawab atas kelangsungan perkembangan perusahaan berupaya agar dapat mengatasi masalah ini, yaitu dengan menganalisis faktor yang menyebabkan masalah ini terjadi dan mencari alternatif penyelesaian masalah yang terbaik. Manajer operasional perlu mengambil keputusan yang tepat, jika memang penutupan usaha merupakan alternatif terbaik bagi perusahaan, maka manajer operasional perlu mengetahui pada tingkat penjualan berapa suatu usaha dapat dihentikan dan berapa jumlah satuan barang atau penjualan yang harus dijual agar dapat menutupi biaya.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan pola formal yang akan mempengaruhi sistem kerja dari perusahaan tersebut. Struktur organisasi yang baik harus dapat memisahkan antara fungsi, kedudukan, batas wewenang, tanggung jawab, serta kewajiban dari masing-masing karyawan, agar para karyawan mengetahui apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka. PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan membagi tugas masing-masing karyawannya dengan teratur agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dengan baik. PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan menggunakan struktur organisasi linikomando. Universitas Sumatera Utara Bentuk struktur organisasi PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan seperti pada Gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan Adapun pembagian kerja dan uraian tugas dalam struktur organisasi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Direktur, berfungsi sebagai pimpinan tertinggi perusahaan yang mendirikan dan mengendalikan perusahaan, yang bertugas: a. Memimpin dan menjalankan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. b. Membuat rencana anggaran perusahaan. c. Menyusun rencana kerja. d. Menerima laporan hasil kerja karyawan. e. Mengatur cara kerja karyawan untuk mencapai efisiensi kerja di perusahaan. 2. Manajer Operasional, berfungsi sebagai pengatur dan pengkoordinasian aliran transaksi perusahaan, yang bertugas: Universitas Sumatera Utara a. Menyusun anggaran perusahaan. b. Mengatur proses kerja bagian keuangan, bagian pembelian, bagian penjualan bagian akuntansi dan bagian gudang. c. Memeriksa kembali laporan yang diberikan bawahannya sebelum disajikan kepada direktur perusahaan. d. Bertanggung jawab atas kelangsungan usaha perusahaan. 3. Bagian EDP Electronic Data Processing, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani perangkat lunakaplikasi yang digunakan perusahaan, yang bertugas: a. Merancang perangkat lunakaplikasi untuk mengolah data akuntansi perusahaan yang berbasis jaringan. b. Memberikan pelatihan training dalam menggunakan perangkat lunak yang dirancang. 4. Bagian Keuangan, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani aliran kas perusahaan, yang bertugas: a. Mencatat data penerimaan kas dan pengeluaran kas. b. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan. c. Membuat laporan kas harian. d. Memeriksa rekening di bank. e. Membuat laporan keuangan. 5. Bagian Pembelian, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani transaksi pembelian perusahaan, yang bertugas: a. Melakukan pemesanan barang. b. Melakukan transaksi pembelian dengan supplier. Universitas Sumatera Utara c. Melakukan retur pembelian jika barang yang dibeli rusak. d. Membuat laporan pembelian dan laporan retur pembelian. 6. Bagian Penjualan, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani transaksi penjualan perusahaan, yang bertugas: a. Menjelaskan produk oli mesin yang dijual perusahaan. b. Menerima pesanan pembelian dari customer. c. Memberikan informasi barang yang akan dijual kepada customer. d. Mencatat data customer yang akan membeli. e. Melakukan transaksi penjualan dengan customer. f. Mencatat data retur penjualan. g. Membuat laporan penjualan dan laporan retur penjualan. 7. Bagian Akuntansi, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani data akuntansi perusahaan, yang bertugas: a. Mengaudit kembali laporan yang diberikan bagian keuangan, bagian pembelian, bagian penjualan dan bagian gudang. b. Membantu bagian gudang dalam melakukan perhitungan fisik barang. c. Melaporkan hasil audit pembukuan kepada manajer operasional. 8. Bagian Gudang, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani persediaan perusahaan, yang bertugas: a. Mengeluarkan barang yang dibeli oleh customer b. Memasukkan barang yang dibeli dari supplier. c. Melakukan pendataan persediaan barang di gudang. d. Bertanggung jawab atas persediaan barang-barang di gudang. Universitas Sumatera Utara e. Membuat laporan persediaan barang dan disajikan kepada manajer operasional dan bagian akuntansi. 9. Manajer HRD Human Resources Department, berfungsi sebagai pengatur dan pengkoordinasian sumber daya manusia karyawan pada perusahaan, yang bertugas: a. Mengatur proses kerja bagian security, bagian personalia, supir dan office boygirl. b. Bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan. c. Mempromosikan karyawan yang berprestasi. d. Memberikan peringatan dan sanksi bagi karyawan yang melanggar ketentuan kerja perusahaan. 10. Bagian Security, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani keamanan perusahaan, yang bertugas: a. Bertanggung jawab atas keamanan perusahaan. b. Membantu customer jika ada keperluan di dalam perusahaan. 11. Bagian Personalia, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani administrasi karyawan, yang bertugas: a. Mencatat data absensi karyawan. b. Membuat laporan absensi karyawan. c. Melakukan perekrutan dan seleksi karyawan. 12. Bagian Supir, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani mobil inventaris perusahaan dan pengantaran barang, yang bertugas: a. Merawat keadaan mobil. b. Mengantar barang yang dibeli customer. c. Bertanggung jawab atas mobil inventaris. Universitas Sumatera Utara 13. Offce BoyGirl, berfungsi sebagai bagiandepartemen yang menangani kebersihan dan pelayanan kepada manajer dan tamu perusahaan, yang bertugas: a. Membersihkan ruangan kantor setiap hari. b. Menyiapkan minuman kepada masing-masing manajer dan tamu perusahaan. c. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kenyamanan perusahaan.

2. Data Anggaran Perusahaan

Penyusunan anggaran perusahaan meliputi penyusunan anggaran pembelian, anggaran penjualan, anggaran biaya, anggaran pendapatan, dan anggaran laba. Adapun penyusunan anggaran perusahaan tahun 2007, seperti pada Tabel 4.1. berikut: Tabel 4.1. Data Anggaran Perusahaan Tahun 2007 No. Nama Anggaran Jlh. Anggaran Rp. 1 Anggaran Pembelian 900.000.000 2 Anggaran Penjualan 1.690.000.000 3 Anggaran Biaya 780.000.000 4 Anggaran Laba 10.000.000 Sumber: PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan Proses penyusunan anggaran laba diperoleh dengan cara: Anggaran Pembelian Rp. 900.000.000 Anggaran Biaya Rp. 780.000.000 Anggaran Penjualan Rp. 1.690.000.000 Anggaran Laba Rp. 10.000.000 Adapun penjelasan dari anggaran perusahaan yaitu: 1. Anggaran pembelian merupakan persediaan awal ditambah pembelian dikurangi persediaan akhir. 2. Anggaran penjualan merupakan anggaran penjualan bersih. + Universitas Sumatera Utara 3. Anggaran biaya meliputi anggaran dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, dan pajak. 4. Anggaran laba merupakan jumlah labakeuntungan yang diinginkan. Penyusunan anggaran pada perusahaan dilakukan 1 tahun sekali dengan merincikan jumlah anggaran pembelian, anggaran penjualan, anggaran biaya, dan anggaran laba pada tahun berikutnya melalui kebijakan manajer operasional. Dalam penyusunan anggaran, manajer operasional meninjau kembali manajemen yang sedang dilaksanakan, mempertimbangkan dan mengambil keputusan atas usulan manajemen baru. Kegiatan ini dimaksudkan agar perusahaan dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan pada masa yang akan datang dan memutuskan tindakan yang diperlukan untuk menghadapi kemungkinan tersebut. Penyusunan anggaran pada tahun 2007 terlihat bahwa manajer operasional mengharapkan adanya perolehan laba sebesar Rp. 10.000.000, dimana pada tahun 2006 perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp. 20.000.000. Adapun data realisasi perusahaan pada tahun 2006, seperti pada Tabel 4.2. berikut: Tabel 4.2. Data Realisasi Perusahaan Tahun 2006 No. Nama Realisasi Jlh. Realisasi Rp. 1 Realisasi Pembelian 840.000.000 2 Realisasi Penjualan 1.680.000.000 3 Realisasi Biaya 957.000.000 4 Realisasi Laba 117.000.000 Sumber: PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan

B. Perbandingan Anggaran Dengan Realisasi

Berikut ini akan ditampilkan laporan laba rugi perusahaan tahun 2007 yang dilengkapi dengan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, seperti pada Tabel 4.3. berikut: Tabel 4.3. Laporan Laba Rugi Perusahaan Tahun 2007 Universitas Sumatera Utara Anggaran Realisasi Penjualan Selisih 1.690.000.000 1.700.923.236 10.923.236 Retur Penjualan - 100.000.000 Total Penjualan Bersih 1.690.000.000 1.600.923.236 89.076.764 HPP: Persediaan Awal - 105.000.000 Pembelian 900.000.000 1.010.000.000 110.000.000 Barang Yang Tersedia Untuk Dijual 900.000.000 1.115.000.000 Persediaan Akhir - 300.000.000 Harga Pokok Penjualan 900.000.000 815.000.000 85.000.000 Laba Kotor 790.000.000 785.923.236 4.076.764 Biaya Penjualan: Biaya Packing - 10.005.795 Biaya EMKL - 109.904.244 Biaya Iklan - 1.205.545 Biaya Ekspor - 1.956.565 Biaya Pengangkutan - 17.495.250 Biaya Negosiasi Dokumen - 28.067.985 Total Biaya Penjualan - 168.635.384 Biaya Administrasi dan Umum: Biaya Gaji - 326.812.277 Biaya Administrasi Lain - 2.935.768 Biaya Pemeliharaan Kendaraan Kantor - 2.115.250 Biaya Penyusutan Kendaraan Kantor - 3.826.150 Biaya Bahan Bakar Pelumas - 7.108.575 Biaya Umum Lain - 5.116.448 Biaya Penyusutan Peralatan Kantor - 812.700 Biaya Alat-Alat Kantor - 1.345.873 Biaya Listrik Air - 150.655.825 Biaya Telepon, Telex dan Fax - 25.008.155 Biaya ADM Bank - 5.895.636 Biaya Asuransi Mobil Pengangkutan - 500.125 Biaya Asuransi Perusahaan - 109.500.000 Biaya Dapur Kantor - 3.872.515 Biaya Lain-Lain - 85.000.000 Total Biaya Administrasi dan Umum - 730.505.297 Total Biaya 770.000.000 899.140.681 Laba Operasi 20.000.000 113.217.445 33.217.445 Pajak 10.000.000 16.353.000 6.353.000 Total Biaya dan Pajak 780.000.000 915.493.681 35.493.681 Laba Bersih Setelah Pajak 10.000.000 129.570.445 39.570.445 Sumber: PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan Universitas Sumatera Utara Pada laporan laba rugi di atas, dapat diketahui bahwa: 1. Penyusunan anggaran pada perusahaan tidak dilakukan secara rinci, melainkan hanya penentuan secara total, misalnya tidak adanya anggaran biaya pada biaya iklan, listrik, dan lain-lain. Hal ini disebabkan sulitnya manajer operasional untuk menentukan masing-masing rincian jumlah anggaran, karena jumlah anggaran tersebut dapat berubah sesuai dengan kegiatan dan transaksi perusahaan. 2. Realisasi penjualan lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan, yaitu terjadi selisih sebesar Rp.89.076.764. 3. Realisasi pembelian lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan, yaitu terjadi selisih sebesar Rp.85.000.000. 4. Realisasi biaya lebih besar dibandingkan dengan yang dianggarkan, yaitu terjadi selisih sebesar Rp.135.493.681. 5. Pada tahun 2007, perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 129.570.445. Faktor utama penyebab terjadinya kerugian pada perusahaan tahun 2007 adalah: 1. Realisasi biaya yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan anggaran biaya yang direncanakan, dimana terjadi selisih sebesar Rp. 135.493.681. 2. Realisasi penjualan bersih mengalami penurunan dan lebih kecil dibandingkan dengan anggaran penjualan, yaitu terjadi selisih sebesar Rp. 89.076.764. Jika dibandingkan dengan kerugian perusahaan tahun 2006, maka pada tahun 2007 kerugian perusahaan naik sebesar Rp. 12.570.445. Dengan demikian, perusahaan mengalami kerugian 2 tahun berturut-turut. Adapun perbandingan realisasi tahun 2006 dan 2007 seperti pada Tabel 4.4. berikut: Tabel 4.4. Data Perbandingan Realisasi Tahun 2006 dan 2007 Universitas Sumatera Utara No. Nama Realisasi Realisasi 2006 Rp. Realisasi 2007 Rp. 1 Realisasi Pembelian 840.000.000 815.000.000 2 Realisasi Penjualan 1.680.000.000 1.600.923.236 3 Realisasi Biaya 957.000.000 915.493.681 4 Realisasi Laba 117.000.000 129.570.445 Sumber: PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Medan Dari data perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa: 1. Realisasi pembelian tahun 2007 lebih kecil dibandingkan dengan realisasi di tahun 2006. 2. Realisasi penjualan tahun 2007 lebih kecil dibandingkan dengan realisasi di tahun 2006. 3. Realisasi biaya tahun 2007 lebih kecil dibandingkan dengan realisasi di tahun 2006. 4. Pada tahun 2007, perusahaan semakin mengalami kerugian, karena terjadi peningkatan kerugian pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006. Pada perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pembelian dan penjualan pada tahun 2007. Terjadinya kerugian pada perusahaan selama 2 tahun ini dapat disebabkan: 1. Persaingan bisnis semakin ketat. 2. Pengendalian manajamen pada perusahaan kurang optimal, sehingga terjadi penyimpangan antara perencanaan dengan realitas. 3. Kurangnya kegiatan promosi pada perusahaan, dimana kegiatan ini dapat memicu peningkatan penjualan.

C. Analisis Impas dan Shutdown Point