Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa

(1)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 REGULER MEDAN

SKRIPSI

PERANAN SISTEM JARINGAN KOMPUTER DALAM

PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN PADA

PT. ARTHA SEPAKAT PERSADA PERKASA

Oleh :

Nama : Deta Mustara

NIM : 030503143

Departemen : Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 REGULER MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : DETA MUSTARA

N.I.M : 030503143

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Judul Skripsi : PERANAN SISTEM JARINGAN KOMPUTER

DALAM PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN

PADA PT. ARTHA SEPAKAT PERSADA PERKASA

Medan, Januari 2009 Menyetujui Pembimbing


(3)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 REGULER MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : DETA MUSTARA

N.I.M : 030503143

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Judul Skripsi : PERANAN SISTEM JARINGAN KOMPUTER

DALAM PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN

PADA PT. ARTHA SEPAKAT PERSADA PERKASA

Tanggal ………. Ketua Departemen Akuntansi

(Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak.)

Tanggal ………. Dekan


(4)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 REGULER MEDAN

Telah diuji pada Tanggal

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak. Pembimbing : Fahmi Natigor NST, SE,M.Acc,Ak. Anggota : 1. Drs. Rustam, MSi, Ak.


(5)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Peranan Sistem Jaringan

Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa.”

Skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri dari judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan.

Medan, 21 Januari 2009 Yang Membuat Pernyataan

Deta Mustara NIM.030503143


(6)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan

Data Persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa” ini dengan baik,

guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program S1-Reguler Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan. Tidak lupa penulis ucapkan salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa dinamika kehidupan manusia ke dalam cakrawala pemikiran yang cendikia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan hati yang tulis dan iklas penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan.

2. Bapak Drs. Arifin Hamzah, Ak., selaku Pembantu Dekan I dan Pejabat Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc,Ak., selaku Dosen Pembimbing dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya


(7)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak. dan Bapak Drs Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak., selaku Penguji I dan Penguji II yang telah mengkritisi dan memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan yang telah memberikan pengajaran yang berharga selama perkuliahan. 6. Pimpinan serta seluruh karyawan PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk mengambil data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tua dan saudara-saudara yang telah banyak berkorban baik moral maupun material serta doa dan dorongan kepada penulis selama kuliah hingga dapat diselesaikannya penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharapkan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga yang kita lakukan mendapat rahmat dan ridho Allah SWT.

Medan, 21 Januari 2009

Penulis,

Deta Mustara


(8)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peranan system jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa..

Dalam Penulisan ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Lokasi penelitian di jalan Sutomo No. 23 Medan dan jadwal penelitian mulai dilakukan pada bulan Oktober 2008. Sumber dan Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.

Pada sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan mempunyai bentuk tampilan dan fasilitas yaitu tampilan menu aplikasi, tampilan form input, dan tampilan report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sistem jaringan komputer sangat penting bagi perusahaan namun belum dapat mengolah data retur pembelian dan retur penjualan sehingga mengakibatkan terjadinya ketidakakuratan stok barang.


(9)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

This research aim to to check the role of system of computer network in data processing of supply at PT. Artha Sepakat Persada Perkasa.

In this writing, research taken case study research. Research location road street of Sutomo No. 23 Medan and research schedule start at October 2008. Source and data type used is data of primary and data sekunder. Technique of data collecting used by technique interview and documentation technique. As for method analyse the data used by descriptive method.

System of computer network in data processing of supply have the form of appearance and facility that is appearance of application menu, appearance of form of input and appearance report. Result of research indicate that the role of system of computer network of vital importance at company, but not yet earned the process of data of retur of purchasing and retur sale, so that result the happening of not accurate stok goods.


(10)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Konseptual ... 4

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem ... 7

B. Sistem Jaringan Komputer ... 9

C. Pembelian ... 13

D. Penjualan... 16


(11)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

F. Pengolahan Data Terkomputerisasi ... 23

G. Penerapan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan ... 28

BAB III: METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Sumber dan Jenis Data ... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ... 31

D. Metode Analisis Data ... 31

BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 32

A. Data Penelitian ... 32

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 32

a. Sejarah Singkat Perusahaan ... 32

b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 33

2. Pengolahan Data Persediaan ... 38

B. Analisis Hasil Penelitian ... 39

1. Penerapan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan ... 39

2. Pembahasan Hasil Analisis ... 49

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52


(12)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


(13)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Artha Sepakat Persada Perkasa 34 Gambar 4.2 Tampilan Menu Data ... 39

Gambar 4.3 Tampilan Menu Transaksi ... 40

Gambar 4.4 Tampilan Menu Laporan ... 41

Gambar 4.5 Tampilan Form Input Data Barang ... 42

Gambar 4.6 Tampilan Form Input Data Supplier ... 43

Gambar 4.7 Tampilan Form Input Data Customer ... 44

Gambar 4.8 Tampilan Form Input Data Pembelian ... 45

Gambar 4.9 Tampilan Form Input Data Penjualan ... 46

Gambar 4.10 Tampilan Form Input Data Login Aplikasi ... 47

Gambar 4.11 Tampilan Laporan Pembelian ... 48

Gambar 4.12 Tampilan Laporan Penjualan ... 48


(14)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jaringan komputer merupakan hubungan dua atau lebih komputer untuk melakukan pertukaran data dan informasi, dimana informasi berpindah dari satu komputer ke komputer lainnya dengan tujuan agar pertukaran informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Pada saat ini, sistem jaringan komputer banyak diterapkan perusahaan dalam mempercepat pengolahan data dan penyajian informasi. Penerapan sistem jaringan komputer sering digunakan perusahaan dalam pengolahan data akuntansi perusahaan seperti persediaan. Dalam pengolahan data persediaan memerlukan data pembelian dan penjualan. Kebutuhan yang diperlukan dalam pengolahan data persediaan di dalam sistem jaringan komputer adalah perlunya perangkat lunak komputer yang dapat mendukung teknologi sistem jaringan komputer. Manfaat adanya pengolahan data persediaan dalam sistem jaringan komputer adalah data pembelian, penjualan dan persediaan dapat diolah/diakses secara bersamaan oleh masing-masing bagian perusahaan, seperti bagian pembelian, bagian penjualan dan bagian gudang.

PT. Artha Sepakat Persada Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan oli mesin merek ESSO seperti Esso Univolt, Esso Ultron, Esso Nuto H, Esso Spartan, Esso Unirex Dan Esso Hydraulic. Perusahaan mensuplai barang dari Jakarta dan dijual ke Medan. Dalam pengolahan data persediaan, perusahaan memanfaatkan sistem jaringan komputer. Perusahaan menggunakan perangkat lunak yang mendukung teknologi tersebut, dimana perangkat lunak


(15)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

tersebut dirancang oleh bagian EDP (Electronic Data Processing). Bagian EDP merupakan salah satu bagian/departemen yang terdapat dalam perusahaan yang bertugas untuk merancang perangkat lunak, memelihara sistem jaringan komputer dan lainnya. Tujuan perusahaan memanfaatkan sistem jaringan komputer ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pengaksesan data dan informasi yang cepat sehingga bagian pembelian, bagian penjualan, dan bagian persediaan dapat mengolah data dan mengakses informasi secara bersamaan. Manajer operasional juga dapat mudah memantau transaksi pembelian dan penjualan perusahaan. Akan tetapi terdapat kelemahan/kekurangan pada sistem jaringan komputer ini dalam pengolahan data persediaan, yang menjadi masalah yang dihadapi perusahaan saat ini, yaitu dalam hal keakuratan stok barang. Hal ini terjadi karena sistem komputerisasi yang diterapkan perusahaan belum mendukung pengolahan data transaksi retur pembelian dan retur penjualan. Selama ini pengolahan data transaksi retur pembelian dan retur penjualan masih dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan sering terjadi ketidaksesuaian antara jumlah stok barang yang diinformasikan sistem dengan yang terdapat dalam gudang. Ketidakakuratan stok barang akan menyebabkan kerugian pada perusahaan, misalnya bagian pembelian sulit memesan barang yang sesuai dengan kebutuhan, bagian penjualan sulit memberikan informasi yang akurat kepada pelanggan dan lainnya. Selain itu, manajer operasional yang bertanggungjawab atas kegiatan transaksi perusahaan seperti pembelian, penjualan dan persediaan sulit mengetahui secara cepat jumlah barang yang diretur. Manajer operasional mengharapkan adanya informasi persediaan yang cepat, akurat dan tepat waktu agar dapat dipertanggungjawabkan kepada direktur perusahaan.


(16)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai masalah ini pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa dan menuliskannya dalam sebuah skripsi yang berjudul “Peranan Sistem Jaringan

Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa.”

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini ditujukan untuk mengetahui peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan yang meliputi data pembelian dan penjualan.

C. Perumusan Masalah

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam penelitian yang terfokus dan sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, sebagai berikut: “Apakah sistem jaringan komputer mempunyai peranan dalam pengolahan data persediaan perusahaan ?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian


(17)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk meneliti peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukan penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, yaitu untuk lebih memahami peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan pada perusahaan.

b. Bagi perusahaan, yaitu sebagai bahan masukan atas kekurangan yang terdapat pada pemanfaatan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan. c. Bagi pendidikan, yakni sebagai bahan referensi bagi calon peneliti berikutnya

yang berminat melakukan penelitian menyangkut masalah ini.

E. Kerangka Konseptual

Bagan proses peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan seperti pada Gambar 1.1. berikut:


(18)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Data Persediaan Perusahaan

Pengolahan Data Persediaan

Gambar 1.1. Pembelian

Input

Keakuratan Informasi Persediaan PERUSAHAAN

Penjualan

Proses Output Peranan Sistem Jaringan

Komputer


(19)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Kerangka Konseptual

Sumber : Penulis, 2009

Penjelasan dari kerangka konseptual di atas yaitu:

1. Peranan sistem jaringan komputer difokuskan pada pengolahan data persediaan. 2. Data persediaan perusahaan meliputi data pembelian dan penjualan.

3. Pengolahan data pembelian dan penjualan dalam sistem jaringan komputer meliputi input, proses dan output. Input merupakan masukan data, seperti data barang, data pembelian dan data penjualan. Proses merupakan pengolahan data pembelian dan penjualan untuk menghasilkan informasi persediaan. Output merupakan informasi/laporan yang dihasilkan dari proses sistem, seperti laporan pembelian, laporan penjualan dan laporan persediaan.

4. Hasil pengolahan data persediaan akan menghasilkan akurat/tidaknya informasi persediaan. Akurat/tidaknya informasi persediaan tergantung pada input dan proses yang dilakukan. Jika dilihat dari permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini, maka peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan tidak menghasilkan keakuratan stok barang.

5. Setelah dilakukan penelitian pada perusahaan, maka akan dibuat kesimpulan penelitian.


(20)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem

Menurut Sutabri (2004:17) mendefinisikan sistem adalah “bagian dari sistem lain yang lebih besar. “

Menurut O’Brien (2005:29) mendefinisikan sistem adalah “sekumpulan komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.”

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan komponen yang saling berhubungan dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama.

O’Brien (2005:29) menambahkan sistem memiliki 3 komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, yaitu:


(21)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses.

2. Pemrosesan

Melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. 3. Output

Melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya.

Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004:10), ruang lingkup sistem meliputi:

1. TPS (Transaction Processing System), disebut juga dengan sistem pemrosesan transaksi yaitu sebuah sistem yang meng-capture dan memproses data transaksi bisnis.

2. MIS (Management Information System), disebut juga dengan sistem manajemen yaitu sebuah sistem yang menyediakan pelaporan berorientasi manajemen berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi.

3. DSS (Decision Support Systems), disebut juga dengan sistem pendukung keputusan yaitu sebuah sistem yang membantu mengidentifikasi kesempatan pembuatan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pembuatan keputusan.

4. EIS (Executive Information Systems), disebut juga dengan sistem eksekutif yaitu sebuah sistem yang mendukung perencanaan dan penilaian kebutuhan manajer eksekutif.

5. ES (Expert System), disebut juga dengan sistem ahli/pakar yaitu sebuah sistem yang meng-capture keahlian pekerja dan mensimulasikan keahlian tersebut pada keuntungan mereka yang tidak ahli.

Pengguna sistem merupakan mayoritas pekerja informasi. Tidak seperti pemilik sistem, pengguna sistem cenderung tidak mengacuhkan biaya dan keuntungan sistem, mereka cenderung memperhatikan fungsionalitas sistem yang disediakan untuk pekerjaan mereka dan kemudahan pembelajaran serta penggunaan sistem.

Pengguna sistem terdiri dari pengguna sistem internal dan pengguna sistem eksternal. Para pengguna internal adalah mayoritas pengguna sistem dalam kebanyakan bisnis, seperti pekerja administrasi dan layanan, staf teknis dan


(22)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

profesional dan supervisor. Pengguna sistem eksternal adalah mayoritas pengguna sistem, seperti pelanggan, pemasok, rekan kerja dan karyawan.

Agar sistem dapat dijalankan dengan baik, diperlukan proses pengendalian manajemen yang merupakan suatu sistem yang berisi langkah-langkah yang teratur dan terkoordinasi. Beberapa tindakan manajemen bersifat tidak sistematis. Para manajer pada umumnya menghadapi situasi di mana aturan tidak terdefinisikan dengan baik sehingga harus menggunakan penilaian terbaik mereka dalam memutuskan tindakan apa yang akan diambil.

B. Sistem Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan “suatu sistem yang terdiri dari komputer-komputer dan perangkat-perangkat jaringan lainnya yang terhubung satu sama lain,

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.“

tanggal akses 3 Oktober 2008)

Perangkat jaringan sangat penting untuk berlangsungnya hubungan atau komunikasi antar komputer. Informasi berpindah dari komputer ke komputer lainnya dengan menggunakan jaringan daripada melalui perantara manusia, sehingga membuat pertukaran informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Kebanyakan jaringan dasar memiliki dua buah komputer yang berkomunikasi satu sama lain dengan medium kabel ataupun medium lainnya. Ketika komputer terhubung ke komputer lain, pengguna dapat memindahkan informasi dengan cepat dan efisien.


(23)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Secara umum, klasifikasi sistem jaringan komputer meliputi intranet dan extranet. Intranet adalah “sebua menggunaka perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada karyawannya.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Intranet

TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan “protokol jaringan komputer terbuka dan bisa terhubung dengan berbagai jenis perangkat keras dan lunak.”

, tanggal akses 3 Oktober 2008).

tanggal akses 3 Oktober 2008).

TCP singkatan dari transfer control protocol dan IP singkatan dari internet

protocol. TCP/IP menjadi satu nama karena fungsinya selalu bergandengan satu sama

lain dalam komunikasi data. TCP/IP saat ini dipergunakan dalam banyak sistem jaringan komputer pada perusahaan, karena merupakan protokol standar yang terbuka, gratis dan dikembangkan terpisah dari perangkat keras komputer tertentu. Protokol merupakan karakter hukum formal. Dalam hubungan internasional, protokol mengurangi masalah yang disebabkan oleh adanya perbedaan kultur pada saat berbagai bangsa bekerja sama. Pada saat dilakukan persetujuan atas hukum-hukum ini, semua pihak mengetahui dan hukum itu dibuat tidak atas dasar kepentingan sebuah bangsa saja. Protokol diplomatik mengurangi terjadinya kasus kesalahpahaman, setiap orang mengetahui bagaimana melakukannya dan bagaimana menerjemahkan protokol itu untuk berinteraksi dengan bangsa lain.

Protokol ini banyak didukung oleh vendor perangkat keras, sehingga TCP/IP merupakan pemersatu perangkat keras komputer yang beragam merek, begitu juga


(24)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

sebagai pemersatu berbagai perangkat lunak yang beragam merek, sehingga walaupun memakai perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berlainan dengan sistem jaringan komputer berbeda, maka dapat berkomunikasi data melalui internet.

Intranet hanya digunakan dalam internal perusahaan, kantor, bahkan warung internet (WARNET) pun dapat dikategorikan intranet. Sistem jaringan komputer pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa dapat dikategorikan sebagai intranet karena digunakan secara internal di dalam perusahaan. Antar intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya, melalui sambungan internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh. Pada praktiknya sebuah intranet tidak perlu sambungan luar ke internet untuk berfungsi secara benar.

Dalam sistem jaringan komputer, dikenal dengan istilah topologi jaringan. Topologi jaringan adalah ”bagian yang menjelaskan hubungan antar komputer yang dibangun berdasarkan kegunaan, keterbatasan resource dan keterbatasan biaya, yang berarti topologi-topologi jaringan yang ada bisa disesuaikan dengan keadaan di

lapangan.” , tanggal akses 3 Oktober 2008)

Topologi pada sistem jaringan komputer dapat dibedakan atas: 1. Topologi Bus

Topologi ini adalah topologi yang awal di gunakan untuk menghubungkan komputer. Dalam topologi ini masing masing komputer akan terhubung ke satu kabel panjang dengan beberapa terminal, dan pada akhir dari kabel harus di akhiri dengan satu terminator. Topologi ini sudah sangat jarang digunakan di dalam membangun jaringan komputer biasa, karena memiliki beberapa kekurangan, diantaranya kemungkinan terjadinya tabrakan aliran data. Jika salah satu perangkat putus atau terjadi kerusakan pada satu bagian komputer, maka jaringan langsung tidak akan berfungsi sebelum kerusakan tersebut diatasi.


(25)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Topologi bintang atau yang lebih sering disebut dengan topologi star. Pada topologi ini, kita sudah menggunakan bantuan alat lain untuk mengkoneksikan jaringan komputer. Contoh alat yang digunakan adalah hub, switch dan lainnya. 3. Topologi Cincin

Topologi cincin atau yang sering disebut dengan ring topologi adalah topologi jaringan, dimana setiap komputer yang terhubung membuat lingkaran. Dengan arti setiap komputer yang terhubung kedalam satu jaringan saling terkoneksi ke dua komputer lainnya, sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan bentuk cincin.

4. Topologi Pohon

Topologi pohon atau disebut juga topologi hirarki dan bisa juga disebut topologi bertingkat, merupakan topologi yang bisa digunakan pada jaringan di dalam ruangan kantor yang bertingkat.

5. Topologi Token Ring

Topologi ini hampir sama dengan topologi ring akan tetapi pembuatannya lebih di sempurnakan.

1. Sharing resources (pengaksesan sumber secara bersamaan)

tanggal akses 3 Oktober 2008) Umumnya perusahaan menggunakan topologi bintang/star karena topologi ini lebih mudah dikoneksikan dengan bantuan alat pengkoneksian jaringan komputer seperti hub.

Pemanfaatan sistem jaringan komputer bertujuan untuk:

Kita dapat membagi sumber yang ada dalam arti dapat digunakan secara bersama-sama seperti program, peralatan atau peripheral lainnya sehingga dapat dimanfaatkan setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa harus terpengaruh oleh lokasi.

2. Media komunikasi

Dapat memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna jaringan, baik itu untuk teleconference, instant messaging, chatting, mengirim surat elektronik

(e-mail) maupun mengirim informasi penting lainnya.

3. Integrasi data

Dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat dimana setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya atau dengan kata lain, dapat dikerjakan oleh komputer-komputer lain yang ada dalam jaringan.

4. Keamanan data

Sistem jaringan komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data melalui pengaturan hak akses pengguna dan password serta teknik perlindungan yang lainnya.


(26)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

5. Untuk mengakses informasi yang ada pada jaringan, contohnya web browsing.

Browser web memungkinkan kita untuk melihat informasi yang ada di dalam

sebuah web server di suatu tempat di dalam internet.

Pengembangan dan pemeliharaan menjadi mudah dan menghemat biaya. Misalnya pada suatu perusahaan dapat menghemat peralatan yang harus digunakan.

C. Pembelian

Menurut Baridwan (2001:173), pembelian merupakan “suatu kebutuhan atas suatu barang atau jasa sampai barang atau jasa yang dibeli diterima.“

Tujuan dari pembelian adalah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan cara memesan dari pihak lain.

Menurut Mulyadi (2001:302), terdapat fungsi-fungsi yang terkait dalam pembelian yaitu:

1. Fungsi gudang 2. Fungsi pembelian 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi akuntansi

Dalam pembelian, fungsi gudang bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Fungsi pembelian bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Fungsi penerimaan bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat


(27)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan dan fungsi akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat persediaan barang.

Menurut Baridwan (2001:174), terdapat prinsip-prinsip internal control dalam pembelian yaitu:

1. Diadakan pemisahan fungsi yang jelas untuk pihak-pihak yang : a. Meminta pembelian

b. Melakukan pembelian c. Menerima barang d. Memeriksa barang

e. Menyimpan barang

f. Mencatat terjadinya pembelian dan timbulnya hutang g. Mengeluarkan uang untuk membayar pembelian (hutang)

2. Setiap pembelian harus didasarkan pada permintaan pembelian dan dengan harga yang bersaing serta kuantitas yang optimal.

3. Bagian pembelian harus mengikuti pengiriman barang-barang dari penjual untuk memastikan ketepatan waktunya.

4. Barang-barang hanya akan diterima apabila sesuai dengan spesifikasi dalam

order pembelian. Jika tidak, maka harus dilakukan pencatatan barang yang

akan dikembalikan.

5. Faktur pembelian diperiksa kebenarannya sebelum disetujui untuk dibayar. 6. Distribusi debit dari barang-barang atau jasa yang dibeli harus dilakukan

dengan benar sehingga laporan-laporan untuk pimpinan datanya dapat dipercaya.

Menurut Baridwan (2001:175), terdapat beberapa macam laporan yang dibuat oleh bagian pembelian untuk pimpinan perusahaan yaitu

1. Laporan tentang order pembelian yang belum diterima barangnya.

2. Laporan tentang harga-harga barang (bahan) yang penting bagi perusahaan. 3. Laporan mengenai waktu penerimaan barang dibandingkan dengan waktu

yang diminta dalam order pembelian.

4. Laporan analisa kualitas barang-barang yang dibeli 5. Laporan tentang kontrak-kontrak pembelian.

Sistem pembelian yang terkomputerisasi dapat diartikan sebagai penggunaan perangkat lunak komputer dalam mengolah data akuntansi pembelian yang meliputi pencatatan data transaksi pembelian, pembuatan laporan dan penyajian laporan.


(28)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut Mulyadi (2001:337), retur pembelian merupakan “kegiatan pengembalian barang kepada pemasok karena ketidaksesuaian pesanan barang dengan barang yang diterima.”

Menurut Mulyadi (2001:337), fungsi-fungsi yang terkait dalam retur pembelian adalah:

1. Fungsi pembelian. 2. Fungsi gudang. 3. Fungsi pengiriman. 4. Fungsi akuntansi.

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk mengeluarkan memo debit untuk retur pembelian. Fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengeluarkan barang kepada fungsi pengiriman seperti yang tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat transaksi retur pembelian dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.

Menurut Mulyadi (2001:337), dokumen yang terkait dalam retur pembelian adalah:

1. Memo debit

2. Laporan pengiriman barang

Memo debit merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembelian yang memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan barang yang telah dibeli oleh perusahaan dan bagi fungsi akuntansi untuk mendebit rekening hutang karena transaksi retur pembelian. Laporan pengiriman barang dibuat oleh fungsi


(29)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

pengiriman untuk melaporkan jenis dan kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit dari fungsi pembelian.

Pada sistem pembelian terkomputerisasi yang baik, perlu adanya pengolahan data retur pembelian. Hal ini disebabkan jumlah/nominal barang yang dibeli dapat diretur dengan suatu alasan, misalnya rusak, tidak sesuai pesanan dan lainnya. Jika dalam sistem pembelian terkomputerisasi tidak terdapat pengolahan data retur pembelian, maka akan terjadi jumlah realitas pembelian tidak sesuai dengan informasi pembelian yang ditampilkan sistem sehingga dapat menyebabkan ketidakakuratan stok barang.

D. Penjualan

Menurut Baridwan (2001:109), penjualan merupakan “kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (tagihan) dan pencatatan penjualan.“

Menurut Mulyadi (2001:215), informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam penjualan adalah:

1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.

2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit. 3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jngka waktu tertentu. 4. Nama dan alamat pembeli.

5. Kuantitas produk yang dijual

6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan. 7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

Menurut Mulyadi (2001:216), dokumen yang digunakan dalam penjualan adalah:


(30)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

1. Surat order pengiriman dan tembusannya. 2. Faktur dan tembusannya.

3. Rekapitulasi harga pokok penjualan. 4. Bukti memorial.

Menurut Mulyadi (2001:221), catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan yaitu:

1. Jurnal penjualan berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai maupun secara kredit.

2. Kartu piutang merupakan buku yang berisi rincian mutasi piutang

perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

3. Kartu persediaan merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.

4. Kartu gudang berfungsi untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.

5. Jurnal umum berfungsi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

Menurut Mulyadi (2001:221), agar terdapat internal control yang baik dalam penjualan, maka prosedur penjualan perlu melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat di atasi dengan baik. Fungsi dan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan yaitu:

1. Bagian pesanan penjualan

Dalam perusahaan kecil, fungsi pesanan penjualan dapat dipegang oleh seorang karyawan dalam bagian penjualan. Tetapi dalam perusahaan besar bagian pesanan penjualan merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri di bawah bagian penjualan.

2. Bagian kredit

Dalam prosedur penjualan, setiap pengiriman barang untuk memenuhi pesanan pembeli yang syaratnya kredit, harus mendapatkan persetujuan dari bagian kredit. Agar dapat memberikan persetujuan, bagian kredit menggunakan catatan yang dibuat oleh bagian piutang untuk tiap-tiap langganan mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimum dan ketepatan waktu pembayarannya. Persetujuan dari bagian kredit biasanya ditunjukkan dalam formulir surat perintah pengiriman yang diterima dari bagian pesanan penjualan.


(31)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas untuk menyiapkan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman. Barang-barang ini diserahkan ke bagian pengiriman untuk dikirimkan ke pembeli. 4. Bagian pengiriman

Bagian pengiriman bertugas untuk mengirimkan barang-barang pada pembeli. Pengiriman ini hanya boleh dilakukan apabila ada surat perintah pengiriman yang sah. Selain itu bagian pengiriman juga bertugas mengirimkan kembali barang-barang kepada penjual yang keadaannya tidak sesuai dengan yang dipesan. Pengembalian barang ini dilakukan apabila ada debit memo untuk retur pembelian.

5. Bagian billing

Bagian billing (pembuatan faktur/penagihan) mempunyai tugas:

a. Membuat (menerbitkan) faktur penjualan dan tembusan-tembusannya. b. Menghitung biaya kirim penjualan dan Pajak Pertambahan Nilai. c. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan dalam faktur.

Sistem penjualan yang terkomputerisasi dapat diartikan sebagai penggunaan perangkat lunak komputer dalam mengolah data akuntansi penjualan yang meliputi pencatatan data transaksi penjualan, pembuatan faktur penjualan, pembuatan laporan dan penyajian laporan.

Menurut Mulyadi (2001:233), retur penjualan merupakan ”kegiatan yang terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan.” Menurut Mulyadi (2001:233), fungsi-fungsi yang terkait dalam retur penjualan adalah: 1. Fungsi penjualan

2. Fungsi gudang 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi akuntansi

Fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli. Fungsi gudang bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan. Fungsi penerimaan bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan. Fungsi akuntansi


(32)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan.

Menurut Mulyadi (2001:233), dokumen yang terkait dalam retur penjualan adalah:

1. Memo kredit

2. Laporan penerimaan barang

Memo kredit merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi tersebut dalam kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. Laporan penerimaan barang merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo kredit.

Selain sistem pembelian terkomputerisasi, sistem penjualan terkomputerisasi juga perlu adanya pengolahan data retur penjualan. Hal ini disebabkan jumlah/nominal barang yang dijual kepada pelanggan dapat diretur dengan alasan misalnya rusak, tidak sesuai pesanan dan lainnya. Jika dalam sistem penjualan terkomputerisasi tidak terdapat pengolahan data retur penjualan, maka akan terjadi jumlah realitas penjualan tidak sesuai dengan informasi penjualan yang ditampilkan sistem sehingga dapat menyebabkan ketidakakuratan stok barang.

E. Persediaan

Menurut Astuti dan Purwantini (2001:58), persediaan merupakan “semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan.”


(33)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Persediaan dapat disimpulkan sebagai suatu aktiva yang dibeli perusahaan dengan maksud untuk dijual untuk memperoleh laba atau persediaan barang–barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu pengunaaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan bahan–bahan, parts yang disediakan dan bahan–bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang–barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.

Tujuan mengadakan persediaan antara lain memenuhi kebutuhan normal, memenuhi kebutuhan mendadak dan memungkinkan pembelian atas dasar jumlah ekonomis. Persediaan memungkinkan produk–produk dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi.

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003:8), barang persediaan dapat dibagi atas beberapa jenis/klasifikasi yaitu:

1. Bahan baku (raw materials)

Bahan mentah yang belum diolah, yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan.

2. Bahan setengah jadi (semi finished products)

Hasil olahan bahan mentah sebelum menjadi barang jadi, yang sebagian akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi dan sebagian kadang-kadang dijual seperti apa adanya untuk menjadi bahan baku perusahaan lain.

3. Barang jadi (finished products)

Barang yang sudah selesai diproduksi atau diolah yang merupakan hasil utama perusahaan yang bersangkutan dan siap untuk dipasarkan/dijual.

4. Barang umum dan suku cadang (general materials and spareparts)

Segala jenis barang atau suku cadang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaan/pabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan. Sering kali persediaan jenis ini disebut juga barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi atau MRO materials (maintenance, repair and operation).

5. Barang untuk proyek (work in progress)


(34)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

6. Barang dagangan (commodities)

Barang yang dibeli sudah merupakan barang jadi dan disimpan di gudang menunggu penjualan kembali dengan keuntungan tertentu.

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003:12) dalam persediaan, barang-barang dapat dibagi menurut beberapa sudut pandang/pendekatan antara lain:

1. Menurut jenis

a. Barang umum (general materials)

Barang jenis ini biasanya macamnya cukup banyak, pemakaiannya tidak tergantung dari peralatan, harganya relatif lebih kecil dan penentuan kebutuhannya relatif lebih gampang.

b. Suku cadang (spareparts)

Barang jenis ini macamnya sangat banyak, pemakaiannya tergantung dari peralatan, harganya biasanya lebih mahal dan penentuan kebutuhannya lebih sulit.

2. Menurut harga

a. Barang berharga tinggi (high value items)

Barang ini biasanya berjumlah sekitar hanya 10% dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang sangat tinggi.

b. Barang berharga menengah (medium value items)

Barang ini biasanya berjumlah kira-kira 20% dari jumlah item persediaan, dan jumlah nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga memerlukan tingkat pengawasan yang cukup saja.

c. Barang berharga rendah (low value items)

Berlawanan dengan barang berharga tinggi, jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari seluruh pos persediaan, namun nilai harganya hanya mewakili 10% saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya memerlukan tingkat pengawasan rendah.

3. Menurut frekuensi penggunaan

a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya (fast moving items) Barang yang frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian bulan tertentu, misalnya di bawah 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak sering. b. Barang lambat pemakaiannya atau pergerakannya (slow moving items)

Barang ini frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang lebih sering.

4. Menurut tujuan penggunaan

a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO materials)

Barang ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau reparasi dan operasi, dan kalau pada suatu saat persediaan habis, operasi masih dapat berjalan sementara.


(35)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Barang ini sifatnya juga habis pakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksi/kegiatan perusahaan yang bersangkutan dan kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan perusahaan akan langsung berhenti. 5. Menurut jenis anggaran

a. Barang operasi

Barang yang digunakan untuk keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan akan dibukukan sebagai biaya, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih cepat dan sederhana. b. Barang investasi (capital materials)

Barang yang biasanya berbentuk peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan, atau pembangunan proyek, atau sebagai aset perusahaan, dianggarkan dalam anggaran investasi, bukan dalam anggaran produksi, dan dibukukan dalam akun aset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan metode penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih sulit dan lama.

6. Menurut cara pembukuan perusahaan a. Barang persediaan (stock items)

Jenis barang dimana setibanya barang dibukukan dalam akun “persediaan barang perusahaan” dan barangnya sendiri disimpan di gudang persediaan. Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini berulang-ulang, sehingga memang perlu disediakan di gudang.

b. Barang dibebankan langsung (direct charged materials)

Jenis barang yang setelah dibeli langsung dikirimkan dan dibebankan ke bagian yang akan menggunakannya. Barang jenis ini memang biasanya tidak disediakan dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan.

7. Menurut hubungannya dengan produksi a. Barang langsung (direct marterials)

Jenis barang yang langsung digunakan dalam produksi, yang akan menjadi bagian dari produk akhir. Jadi, bahan mentah, bahan penolong, bahan setengah jadi, barang jadi dan barang komoditas termasuk dalam kategori ini. b. Barang tidak langsung (indirect marterials)

Jenis barang yang tidak ada hubungannya dengan proses produksi, namun diperlukan untuk memelihara mesin dan fasilitas yang digunakan untuk proses produksi. Yang masuk dalam kategori ini adalah barang MRO (suku cadang dan barang umum) dan barang proyek.

F. Pengolahan Data Terkomputerisasi

Pengolahan data terkomputerisasi atau dikenal dengan istilah Electronic

transaction processing system merupakan sistem pengolahan data akuntansi secara


(36)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Pada saat ini, semakin banyak sistem akuntansi yang terkomputerisasi menggantikan sistem akuntansi yang manual. Hal ini juga banyak dilakukan di perusahaan-perusahaan yang kecil.

Banyak aspek dari pemrosesan data secara komputerisasi yang cenderung meningkatkan eksposur organisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagian aspek dari pemrosesan komputer meningkatkan risiko atau potensi kerugian dalam organisasi, tidak peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan ataupun tidak.

Pemrosesan data secara mekanis, penyimpanan data secara mekanis dan kompleksitas pemrosesan merupakan aspek pemrosesan komputer yang dapat meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat eksposur yang dihadapi organisasi, tidak peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan atau tidak.

Menurut Warouw dan Idawati (2001:297), dalam sistem pengolahan data akuntansi secara komputerisasi (electronic transaction processing system) terdiri dari 3 tahapan optimalisasi pemrosesan data yaitu:

1. Input data

2. Proses akuntansi 3. Output (laporan)

Input mencerminkan data yang diperoleh dari sumber dokumen seperti faktur

penjualan, slip deposito bank, dan dokumen yang didapat secara elektronik seperti dari mesin faksimile dan alat telekomunikasi yang lain. Input biasanya akan dikelompokkan sesuai dengan jenisnya, misalnya perusahaan akan memasukkan transaksi penjualan tunai terpisah dari transaksi penjualan kredit maupun pembelian. Proses akuntansi merupakan proses pengubahan data akuntansi menjadi informasi


(37)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

akuntansi. Output merupakan laporan yang dipergunakan untuk mengambil keputusan termasuk di dalamnya laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca dan lainnya).

Menurut Hall (2002:172), electronic data interchange/EDI merupakan “pertukaran antar perusahaan dari informasi bisnis yang dapat diperoleh oleh komputer dalam bentuk standar.” Definisi di atas mengungkapkan beberapa fitur penting dari EDI yaitu:

1. EDI adalah suatu usaha antar organisasi.

2. Transaksi diproses secara otomatis oleh sistem informasi dari mitra dagang. 3. Transaksi informasi dikirimkan dalam suatu bentuk standar.

Menurut Hall (2002:174), manfaat adanya EDI dalam penghematan biaya adalah:

1. Penyesuaian data, dimana EDI mengurangi atau bahkan menghilangkan

kebutuhan untuk pemasukan data.

2. Pengurangan kesalahan, dimana perusahaan menggunakan EDI melihat

pengurangan dalam kesalahan penyesuaian data, penafsiran manusia dan kesalahan pengklasifikasian dan kesalahan pengarsipan (kehilangan dokumen). 3. Pengurangan dari kertas, dimana penggunaan amplop dan dokumen elektronik

mengurangi secara drasatis bentuk kertas dalam sistem tersebut.

4. Perangko, dimana dokumen yang dikirim dengan pos diganti dengan pengiriman data yang lebih murah.

5. Prosedur otomatis, dimana aktivitas manual otomatis EDI berhubungan dengan pembelian, pemrosesan pesanan penjualan, pengeluaran dana kas dan penerimaan kas.

6. Pengurangan persediaan, dengan memesan secara langsung seperti yang dibutuhkan dari penjual, EDI mengurangi waktu tertinggal yang meningkatkan akumulasi persediaan.

Adapun beberapa alasan mengapa pengendalian dalam sistem pengolahan data terkomput erisasi dianggap lebih penting daripada pengendalian intern pada sistem manual yaitu sistem pengolahan data terkomputerisasi dapat memproses data dalam jumlah yang lebih besar sehingga setiap kesalahan yang terjadi akan


(38)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

menimbulkan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan kesalahan pada sistem manual. Sistem pengolahan data terkomputerisasi pada umumnya menghimpun, memproses, dan menyimpan data dalam bentuk atau format yang tidak terbaca manusia. Oleh sebab itu, tidak seperti pada sistem manual, pengawasan kelayakan dan kecermatan data dalam sistem pengolahan data terkomput erisasi lebih sulit dilakukan. Sistem pengolahan data terkomputerisasi cenderung mengaburkan jejak audit (audit trail), sehingga akuntan lebih sulit untuk melacak jejak tersebut. Akibatnya, peluang untuk menyalahgunakan kecanggihan sistem pengolahan data terkomputerisasi untuk penyelewengan akan lebih besar.

Menurut Wijayanto (2001:234), pengendalian intern memiliki dua fungsi utama yaitu :

1. Mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga

kecermatan data akuntansi.

2. Mendorong efisiensi operasi organisasi sehingga kebijaksanaan ataupun tujuan manajemen yang telah digariskan dapat tercapai.

Lingkup pengendalian intern yang mencakup fungsi pertama, yaitu mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga kecermatan data akuntansi, merupakan lingkup pengendalian akuntansi (accounting control). Sedangkan lingkup yang kedua, yaitu mendorong efisiensi operasi dan mengupayakan agar kebijakan ataupun tujuan manajemen dapat tercapai, merupakan lingkup pengendalian administratif (administrative control). Pengendalian preventif atau umpan maju adalah pengendalian dengan jalan menangkal sebelum permasalahan terjadi dan untuk mencegah terjadinya ketidakefisienan. Pengendalian


(39)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

yang diarahkan kepada pengamanan aktiva dari penyalahgunaan, dengan jalan menangkal sebelum permasalahan itu sendiri terjadi, seringkali disebut pengendalian preventif (preventive control) atau kadang kala disebut pula sebagai pengendalian sebelum fakta. Pengendalian ini ditetapkan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya ketidakefisienan.

Pengendalian preventif disebut juga pengendalian umpan maju (feed forward

control). Contohnya antara lain adalah penggunaan biaya standar dalam subsistem

produksi. Maksud dari penetapan biaya standar ini, yang biasanya dikelompokkan ke dalam biaya bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung adalah sebagai informasi bagi jajaran produksi mengenai berapa tingkat biaya yang seharusnya terjadi pada suatu tingkat kegiatan tertentu, sebelum biaya itu sendiri terjadi. Perekrutan karyawan yang berkemampunan tinggi, pemisahan fungsi yang ditetapkan dengan baik, serta pengawasan yang ketat terhadap keluar masuk orang dari dan ke fasilitas serta informasi perusahaan, merupakan contoh pengendalian preventif.

Karena tidak semua permasalahan pengendalian dapat ditanggal, maka diperlukan bentuk pengendalian lain yang disebut pengendalian detektif (detective

control) yang dapat mengungkap permasalahan dalam suatu aktivitas segera setelah

aktivitas itu terjadi. Pengendalian detektif, dalam beberapa hal, disebut juga pengendalian umpan balik (feedback control). Contoh pengendalian detektif adalah pengecekan ulang terhadap perhitungan-perhitungan, penyusunan rekonsiliasi bank ataupun penyusunan neraca saldo untuk menguji keseimbangan pencatatan transaksi dalam suatu periode tertentu. Di samping itu pengendalian detektif tentunya


(40)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

diperlukan pengendalian korektif (corrective control) untuk mengoreksi kesalahan yang ditemukan oleh pengendalian detektif. Pengendalian korektif meliputi beberapa prosedur yang diambil untuk menentukan sebab permasalahan, memperbaiki kesalahan yang disebabkan oleh permasahan tersebut dan memodifikasi sistem demikian rupa sehingga permasalahan serupa dapat dihindari atau diminimalkan di masa depan.

Pengendalian korektif adalah pengendalian yang berfungsi mengoreksi kesalahan yang ditemukan oleh pengendalian detektif. Contoh pengendalian korektif adalah pembuatan file-file backup untuk file transaksi dan master file yang penting atau perbaikan pemasukan data input dengan mengikuti prosedur. Pengendalian umum (general control) adalah pengendalian yang dirancang untuk menjaga lingkungan pengendalian organisasi menjadi stabil dan terkelola dengan baik sehingga dapat mendukung efektivitas pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi (application control) digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki kesalahan serta penyimpangan (irregularities) dalam transaksi pada saat diproses.

G. Penerapan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan

Salah satu pengolahan data akuntansi secara komputerisasi yaitu sistem persediaan yang terkomputerisasi. Seperti yang diterapkan PT. Artha Sepakat Persada Perkasa dimana perusahaan telah memanfaatkan sistem jaringan komputer yang terkomputerisasi dalam mengolah data persediaan. Akan tetapi terdapat kelemahan/kekurangan pada sistem jaringan komputer ini dalam pengolahan data persediaan ini, yaitu dalam hal keakuratan stok barang. Hal ini terjadi karena sistem


(41)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

komputerisasi yang diterapkan perusahaan belum mendukung pengolahan data transaksi retur pembelian dan retur penjualan.

Adapun alasan belum adanya pengolahan data retur pembelian dan retur penjualan pada sistem tersebut adalah lebih jarangnya transaksi retur pembelian dan retur penjualan. Perusahaan saat ini ingin mengetahui sejauh mana manfaat sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan. Hal ini sebagai pertimbangan bagi perusahaan karena mengingat penggunaan sistem ini menyebabkan pengeluaran tambahan biaya seperti pembelian komputer yang memadai, pelatihan dan lainnya.

Menurut Wijayanto (2001:236), penerapan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data memerlukan pengendalian intern yang meliputi:

1. Pengendalian input 2. Pengendalian proses 3. Pengendalian output

Pengendalian input merupakan pengendalian yang dirancang untuk menjaga agar data yang dimasukkan ke dalam sistem adalah data yang akurat, sahih (valid) dan resmi (authorized). Sebagai contoh, komputer dapat diprogram untuk menolak penginputan data penjualan oleh bagian gudang dalam sistem jaringan komputer. Pengendalian proses merupakan pengendalian yang dirancang untuk menjaga agar semua transaksi diproses secara cermat (accurate) dan lengkap (complete) sehingga semua file dan record dapat dimutakhirkan dengan baik. Contohnya adalah pemrosesan data pembelian dan penjualan untuk menghasilkan informasi persediaan yang akurat dan lengkap. Pengendalian output adalah bentuk pengendalian yang dirancang untuk menjaga output sistem dapat dikendalikan dengan baik. Sebagai


(42)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

contoh adalah bentuk pengendalian untuk mencegah agar bagian gudang tidak dapat menampilkan informasi penjualan.

BAB III

METODE PENELITIAN


(43)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus, yaitu dengan pendekatan deskriptif berdasarkan teori yang mendukung tentang topik yang dibahas.

Lokasi penelitian berada di jalan Sutomo No. 23 Medan dan jadwal penelitian mulai dilakukan pada bulan Oktober 2008. Adapun jadwal penelitian ini digambarkan pada Tabel 3.1. di bawah ini:

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Sumber : Penulis, 2009

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data yang digunakan yaitu:

No Kegiatan Okt’08 Nop’08 Des’08 Jan’09 Feb’09 Mar’09

1 Kunjungan Ke Perusahaan

2 Pengesahan Judul

3 Pra riset

4 Penyusunan proposal

5 Seminar proposal

6 Perbaikan proposal

7 Pengumpulan data

8 Penyusunan skripsi 9 Bimbingan skripsi


(44)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

1. Data primer, yaitu data yang diproses dari hasil wawancara tentang objek penelitian dan data tersebut merupakan data yang belum diolah.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, data pembelian, data penjualan dan data persediaan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi, penulis menggunakan dua metode pendekatan dalam pengumpulan data dan keterangan yang berkaitan dengan judu l skripsi, yaitu:

1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang kompeten dalam hal ini karyawan yang berwenang, yaitu bagian pembelian, bagian penjualan dan bagian gudang.

2. Teknik dokumentasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung pada laporan pembelian, laporan penjualan dan laporan persediaan.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara mengumpulkan semua data untuk mendukung tulisan ini untuk diinterpretasikan, sehingga dapat memberikan gambaran yang objektif tentang objek dan masalah yang diteliti.


(45)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Data penelitian yang dilakukan meliputi gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sistem pembelian dan penjualan perusahaan.

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Artha Sepakat Persada Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan oli mesin merek ESSO seperti Esso Univolt, Esso Ultron, Esso Nuto H, Esso Spartan, Esso Unirex Dan Esso Hydraulic. Perusahaan berada di jalan Sutomo No. 23 Medan dan didirikan pada tahun 1999. Perusahaan bekerja sama dengan perusahaan yang ada di Jakarta untuk mensuplai barang dan dijual di Wilayah Sumatera Utara, khususnya Medan.

Kondisi ekonomi makro pada tahun 2005 yang masih belum kondusif dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah, ambruknya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan rendahnya investasi langsung, baik asing maupun lokal membuat persaingan semakin meningkat sesama pelaku industri.

Pada tahun 2005 jelas bukan tahun yang mudah, begitu juga pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa. Berbagai langkah telah dilakukan pimpinan tidak hanya mengantisipasi tuntutan permodalan, namun telah mengambil langkah-langkah


(46)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

strategis guna meningkatkan sistem informasi dan pengawasan, perubahan struktur manajemen serta lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia. Hasilnya pada tahun 2006, perusahaan mulai pulih kembali dimana mulai memperoleh laba dari banyaknya transaksi pembelian dari pelanggan.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan pola formal yang akan mempengaruhi sistem kerja dari perusahaan tersebut. Struktur organisasi yang baik harus dapat memisahkan antara fungsi, kedudukan, batas wewenang, tanggung jawab, serta kewajiban dari masing-masing karyawan, agar para karyawan mengetahui apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka.

PT. Artha Sepakat Persada Perkasa membagi tugas masing-masing karyawannya dengan teratur agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dengan baik. PT. Artha Sepakat Persada Perkasa menggunakan struktur organisasi lini/komando.

Bentuk struktur organisasi PT. Artha Sepakat Persada Perkasa seperti pada Gambar 4.1. berikut:


(47)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 4.1.

Struktur Organisasi PT. Artha Sepakat Persada Perkasa

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa

Adapun pembagian kerja dan uraian tugas dalam struktur organisasi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pimpinan, bertugas:

a. Memimpin dan menjalankan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. b. Membuat rencana anggaran perusahaan.

c. Menyusun rencana kerja.

d. Menerima laporan hasil kerja karyawan


(48)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

2. Manajer Operasional, bertugas:

a. Mengatur proses kerja bagian keuangan, bagian pembelian, bagian penjualan, bagian akuntansi dan bagian gudang.

b. Memeriksa kembali laporan yang diberikan bawahannya sebelum disajikan kepada pimpinan perusahaan.

c. Menganalisis batas keamanan volume penjualan barang. 3. Bagian EDP (Electronic Data Processing), bertugas:

a. Merancang aplikasi untuk mengolah data transaksi perusahaan. b. Memperbaiki perangkat keras komputer dan aplikasi yang rusak.

c. Memberikan pelatihan (training) dalam menggunakan aplikasi yang dirancang.

4. Bagian Keuangan, bertugas:

a. Mencatat data penerimaan kas dan pengeluaran kas.

b. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan. c. Membuat laporan kas harian.

d. Memeriksa rekening di bank. e. Membuat laporan keuangan. 5. Bagian Pembelian, bertugas:

a. Memilih supplier yang sesuai dengan perusahaan. b. Melakukan pemesanan barang

c. Melakukan transaksi pembelian dengan supplier.

d. Melakukan retur pembelian jika barang yang dibeli rusak. e. Membuat laporan pembelian dan laporan retur pembelian. 6. Bagian Penjualan, bertugas:


(49)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

a. Menjelaskan produk yang dijual perusahaan. b. Menerima pesanan pembelian dari customer

c. Memberikan informasi barang yang akan dijual kepada customer. d. Mencatat data customer yang akan membeli.

e. Melakukan transaksi penjualan dengan customer. f. Mencatat data retur penjualan.

g. Membuat laporan penjualan dan laporan retur penjualan. 7. Bagian Akuntansi, bertugas:

a. Mencatat data pengeluaran biaya tetap dan biaya variabel.

b. Mengaudit kembali laporan yang diberikan bagian keuangan, bagian pembelian, bagian penjualan dan bagian gudang.

c. Membantu bagian gudang dalam membuat laporan persediaan barang. d. Melaporkan hasil audit pembukuan kepada manajer akuntansi.

8. Bagian Gudang, bertugas:

a. Mengeluarkan barang yang dibeli oleh customer b. Memasukkan barang yang dibeli dari supplier. c. Melakukan pendataan persediaan barang di gudang.

d. Bertanggung jawab atas persediaan barang-barang di gudang.

e. Membuat laporan persediaan barang dan disajikan kepada manajer

operasional dan bagian akuntansi.


(50)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

a. Mengatur proses kerja bagian security, bagian personalia, supir dan office

boy/girl.

b. Bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan. c. Mempromosikan karyawan yang berprestasi. d. Memecat karyawan.

10.Bagian Security, bertugas:

a. Bertanggung jawab atas keamanan perusahaan.

b. Membantu customer jika ada keperluan di dalam perusahaan. 11.Bagian Personalia, bertugas:

a. Mencatat data absensi karyawan. b. Membuat laporan absensi karyawan.

c. Melakukan perekrutan dan seleksi karyawan. 12.Bagian Supir, bertugas:

a. Merawat keadaan mobil.

b. Mengantar barang yang dibeli customer. c. Bertanggung jawab atas mobil inventaris. 13. Offce Boy/Girl, bertugas:

a. Membersihkan ruangan kantor setiap hari.

b. Menyiapkan minuman kepada masing-masing manajer dan tamu perusahaan. c. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kenyamanan perusahaan.


(51)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam pengolahan data persediaan, perusahaan menggunakan sistem jaringan komputer berupa aplikasi komputer yang berbasis Windows dalam mengolah data persediaan dan menyajikan informasi/laporan.

Pengolahan data persediaan yang diterapkan perusahaan adalah pengolahan data elektronik yang meliputi elemen-elemen sebagai berikut:

1. Piranti keras (hardware) 2. Piranti lunak (software)

3. Personel dalam perusahan (brainware)

Adapun piranti keras yang digunakan perusahaan adalah: 1. Processor Intel Pentium IV

2. RAM 128 MB

3. Harddisk 80 GB

4. Kartu grafis 64 MB dengan monitor resolusi 800 x 600 5. Printer Canon IP 1200

6. Keyboard

7. Mouse

8. CD-ROM 52x

9. Kartu jaringan

Adapun piranti lunak yang digunakan perusahaan adalah: 1. Microsoft Windows XP

2. Microsoft Visual Basic 6.0 (optional)

3. Seagate Crystal Report 8.5 (optional)

Adapun personel dalam perusahaan yang berhubungan dengan sistem ini adalah bagian pembelian, bagian penjualan, bagian gudang dan manajer operasional.


(52)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

A. Analisis Hasil Penelitian

1. Penerapan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan

Berikut ini akan diuraikan bentuk tampilan dan fasilitas yang terdapat pada sistem jaringan komputer perusahaan dalam pengolahan data persediaan yaitu:

1. Tampilan menu aplikasi

Menu aplikasi berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam menjalankan aplikasi. Menu aplikasi terdiri dari Data, Transaksi dan Laporan. Bentuk dan penjelasan masing-masing menu yaitu:

a. Menu Data

Berisi sub-menu Barang, Supplier, Customer dan Keluar seperti Gambar 4.2. berikut:

Gambar 4.2. Tampilan Menu Data

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Penjelasan dari masing-masing sub-menu yaitu:

1. Sub-menu Barang, yang berfungsi untuk melakukan pendataan barang 2. Sub-menu Supplier, yang berfungsi untuk melakukan pendataan supplier.


(53)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

3. Sub-menu Customer, yang berfungsi untuk melakukan pendataan

customer.

4. Sub-menu Keluar, yang berfungsi untuk menutup aplikasi. b. Menu Transaksi

Berisi sub-menu Pembelian dan Penjualan seperti Gambar 4.3. berikut:

Gambar 4.3. Tampilan Menu Transaksi

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Penjelasan dari masing-masing sub-menu yaitu:

1. Sub-menu Pembelian, yang berfungsi untuk melakukan pendataan

transaksi pembelian.

2. Sub-menu Penjualan, yang berfungsi untuk melakukan pendataan

transaksi penjualan barang.

c. Menu Laporan

Berisi sub-menu Pembelian, Penjualan dan Persediaan Barang seperti Gambar 4.4. berikut:


(54)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 4.4.

Tampilan Menu Laporan

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa Penjelasan dari masing-masing sub-menu yaitu:

1. Sub-menu Pembelian, yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak laporan pembelian

2. Sub-menu Penjualan, yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak laporan penjualan.

3. Sub-menu Persediaan Barang, yang berfungsi untuk menampilkan dan mencetak laporan persediaan barang.

2. Tampilan Form Input

Form merupakan tempat pengguna memasukkan atau mengolah data. Bentuk dan

penjelasan masing-masing form yang terdapat pada aplikasi yang digunakan perusahaan adalah:

a. Form Data Barang

Form data barang digunakan untuk mengolah data barang. Untuk menambah

data barang, dapat menekan tombol Baru dan aplikasi akan membuat kode barang secara otomatis. Untuk mengubah data barang, dapat menekan tombol Ubah. Untuk menghapus data barang, dapat menekan tombol Hapus. Untuk menyimpan data barang, dapat menekan tombol Simpan. Untuk membatalkan


(55)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

penambahan atau pengubahan data barang,dapat menekan tombol Batal.Untuk memajukan atau memundurkan record data, maka dapat ditekan tombol Navigasi. Untuk menampilkan data barang yang sudah dimasukkan sebelumnya, dapat ditekan tombol List. Untuk keluar dari form data barang dapat menekan tombol Keluar. Bentuk tampilan form data barang seperti Gambar 4.5. berikut:

Gambar 4.5.

Tampilan Form Input Data Barang

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa b. Form Data Supplier

Form data supplier digunakan untuk mengolah data supplier. Untuk

menambah data supplier, dapat menekan tombol Baru dan aplikasi akan membuat kode supplier secara otomatis.Untuk mengubah data supplier, dapat menekan tombol Ubah. Untuk menghapus data supplier, dapat menekan tombol Hapus.Untuk menyimpan data supplier, dapat menekan tombol Simpan. Untuk membatalkan penambahan atau pengubahan data supplier, dapat menekan tombol Batal. Untuk memajukan atau memundurkan record


(56)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

data, maka dapat ditekan tombol Navigasi.Untuk menampilkan data supplier yang sudah dimasukkan sebelumnya, dapat ditekan tombol List. Untuk keluar dari form data supplier, dapat menekan tombol Keluar. Bentuk tampilan form data supplier seperti pada Gambar 4.6. berikut:

Gambar 4.6.

Tampilan Form Input Data Supplier

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa c. Form Data Customer

Form data customer digunakan untuk mengolah data customer. Untuk

menambah data customer, dapat menekan tombol Baru dan aplikasi akan membuat kode customer secara otomatis. Untuk mengubah data customer, dapat menekan tombol Ubah. Untuk menghapus data customer, dapat menekan tombol Hapus. Untuk menyimpan data customer, dapat menekan tombol Simpan. Untuk membatalkan penambahan atau pengubahan data

customer, dapat menekan tombol Batal. Untuk memajukan atau

memundurkan record data, maka dapat ditekan tombol Navigasi. Untuk menampilkan data customer yang sudah dimasukkan sebelumnya, dapat


(57)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

ditekan tombol List. Untuk keluar dari form data customer, dapat menekan tombol Keluar. Bentuk tampilan form data customer seperti pada Gambar 4.7. berikut:

Gambar 4.7.

Tampilan Form Input Data Customer

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa d. Form Data Pembelian

Form data pembelian digunakan untuk mengolah data pembelian barang.

Untuk menambah data pembelian, dapat menekan tombol Tambah. Untuk mengubah data pembelian, dapat menekan tombol Ubah. Untuk menghapus data pembelian, dapat menekan tombol Hapus. Untuk menyimpan data pembelian, dapat menekan tombol Simpan. Untuk membatalkan penambahan atau pengubahan data pembelian, dapat menekan tombol Batal. Untuk memajukan atau memundurkan record data, maka dapat ditekan tombol Navigasi. Untuk menampilkan data pembelian yang sudah dimasukkan sebelumnya, dapat ditekan tombol List. Untuk keluar dari form data


(58)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

pembelian, dapat menekan tombol Keluar. Bentuk tampilan form data pembelian seperti pada Gambar 4.8. berikut:

Gambar 4.8.

Tampilan Form Input Data Pembelian

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa e. Form Data Penjualan

Form data penjualan digunakan untuk mengolah data penjualan barang. Untuk

menambah data penjualan, dapat menekan tombol Tambah dan aplikasi akan membuat nomor faktur penjualan secara otomatis. Untuk mengubah data penjualan, dapat menekan tombol Ubah. Untuk menghapus data penjualan, dapat menekan tombol Hapus. Untuk menyimpan data penjualan, dapat menekan tombol Simpan. Untuk membatalkan penambahan atau pengubahan data penjualan, dapat menekan tombol Batal. Untuk memajukan atau memundurkan record data, maka dapat ditekan tombol Navigasi. Untuk mencetak faktur penjualan, dapat menekan tombol Cetak Faktur. Untuk


(59)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

menampilkan data penjualan yang telah disimpan, dapat ditekan tombol List. Untuk keluar dari form data penjualan, dapat menekan tombol Keluar. Bentuk tampilan form data penjualan seperti pada Gambar 4.9. berikut:

Gambar 4.9.

Tampilan Form Input Data Penjualan

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa

f. Form Data Login Aplikasi

Form data login aplikasi merupakan security aplikasi, dimana untuk

menjalankan aplikasi ini harus mengetahui kode password yang valid agar dapat menggunakan aplikasi yang berada di sistem jaringan komputer. Setelah

user memasukkan user ID dan kode password, maka dapat menekan tombol Login untuk masuk ke aplikasi dan tombol Cancel untuk batal masuk aplikasi.


(60)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 4.10.

Tampilan Form Input Data Login Aplikasi

Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa 3. Tampilan Report

Laporan (Report) merupakan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh sistem. Bentuk dan penjelasan masing-masing laporan pada aplikasi ini yaitu:

a. Laporan Pembelian

Laporan ini akan menampilkan informasi pembelian barang. Bentuk tampilan laporan pembelian seperti pada Gambar 4.11. yaitu:

Gambar 4.11.

Tampilan Laporan Pembelian


(1)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

3. Penyajian informasi/laporan dapat dilakukan lebih cepat.

Selain ketidakmampuan pengolahan data retur pembelian dan retur penjualan pada sistem jaringan komputer perusahaan, penerapan sistem jaringan komputer ini mempunyai kelemahan lain yaitu:

1. Tidak seperti pada sistem manual, pengawasan kelayakan dan kecermatan data dalam pengolahan data persediaan dalam sistem jaringan komputer lebih sulit dilakukan.

2. Sulitnya pengawasan kelayakan dan kecermatan data mengakibatkan manajer operasional lebih sulit untuk memperoleh pertanggungjawaban jika terjadi manipulasi/penyelewengan data.

Oleh karena itu, diperlukan pengendalian-pengendalian intern pada perusahaan yaitu:

1. Pengendalian akuntansi, untuk mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga kecermatan data akuntansi, misalnya bagian pembelian tidak dapat mengakses data penjualan, begitu juga sebaliknya.

2. Pengendalian preventif, untuk menangkal sebelum permasalahan terjadi dan untuk mencegah terjadinya ketidakefisienan, misalnya melakukan duplikasi data secara rutin.

3. Pengendalian detektif, untuk mengungkap permasalahan dalam suatu aktivitas setelah aktivitas itu terjadi, misalnya dengan memeriksa kembali laporan yang dihasilkan sebelumnya dengan data yang ditampilkan saat ini.


(2)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

4. Pengendalian korektif, untuk mengoreksi kesalahan yang ditemukan oleh pengendalian detektif, misalnya dengan memasukkan kembali data yang benar sebelum ditemukannya kesalahan.

5. Pengendalian umum, untuk menjaga lingkungan pengendalian organisasi menjadi stabil dan terkelola dengan baik sehingga dapat mendukung efektivitas pengendalian aplikasi.

6. Pengendalian aplikasi, untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki kesalahan serta penyimpangan (irregularities) dalam transaksi pada saat input data, proses, dan output.


(3)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Alasan perusahaan menggunakan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan adalah agar data dan informasi diakses secara bersamaan, pengolahan data dapat lebih besar dan penyajian informasi/laporan dapat lebih cepat.

2. Ketidakmampuan pengolahan data retur pembelian dan retur penjualan pada sistem jaringan komputer perusahaan mengakibatkan ketidakakuratan stok barang.

3. Peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan pada perusahaan memerlukan pengawasan kelayakan dan kecermatan data agar terbentuk pengendalian intern yang baik.


(4)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran guna memecahkan persoalan yang dihadapi perusahaan, yang juga mungkin berguna bagi semua pihak. Saran-saran yang penulis kemukakan terhadap perusahaan ini adalah:

1. Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menambah kemampuan pengolahan data retur pembelian dan retur penjualan pada sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan perusahaan.

2. Perlu adanya pengaturan dan pembagian hak akses sehingga pengawasan kelayakan dan kecermatan data dapat lebih dilakukan.

3. Perlu adanya pengendalian intern yang baik dalam pengolahan data persediaan pada sistem jaringan komputer perusahaan sehingga meminimalkan terjadinya manipulasi/penyelewengan data.


(5)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, C.W. dan Purwantini, C. 2001. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Baridwan, Zak i. 2001. Sistem Akuntansi, Edis i-5, Cetakan Ke-3. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Hall, J.A. 2002. Sistem Informasi Akuntansi, Alih Bahasa Thomson Learning, Edisi-1. Jakarta: Salemba Empat.

Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. 2003. Manajemen Persediaan. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo Widiasarana Indonesia.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi-3. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

O’Brien, James A.. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat

Sutabri, Tata. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Umar, Husein. 2001. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Warouw, M. dan Idawati, E. 2001. Akuntansi Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.

USU Repository © 2009

Whitten, Jeffery L., Bentley, Lonnie D. dan Dittman, Kevin C. 2004, Metode Desain

& Analisis Sistem, Alih Bahasa Tim Penerjemah Andi. Yogyakarta: Andi

Wijayanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga Ghanoz. 2008. Pengantar Jaringan Komputer.

Ilmu Komputer. 2008. Pengenalan TCP. Pp.1.

Ilmu Komputer. 2008. Topologi Jaringan. Pp.1.

Wikipedia Indonesia. 2008. Intranet. Wikimedia Foundation, Inc.

http://id.wikipedia.org/wiki/Intranet

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU. 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan

Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi USU, Medan.