Medan International Exhibition Center
MEDAN INTERNATIONAL EXHIBITION CENTER ( OPTIMALISASI AKUSTIK )
LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh : M. TAUFIK RIDHO
060406014
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M AT E R A U T A R A 2008
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menjadi sumber kekuatan dan penghiburan selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Medan International Exhibition Center. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir Bapak Achmad Delianur Nst, ST, MT dan kepada bapak Hajar Suwantoro ST, MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi , pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada: 1. Bapak Ir. Dwi Lindarto H., MT., Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Orang tua saya yang tercinta, H. Emir Rizal Lubis S.E, MBA dan Ibu HJ. Chiquita Yanthoba atas segala doa, support, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Semua teman - teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Efran Suami (2006) , Suria Wiyadi (2006), Ian Berisik (2006) atas maketnya dan Ramot ma men (2006) .
5. Semua teman – teman Studio Tugas Akhir Semester B TA 2007 / 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama Henny Robocop (2006) , Eva Timbunan (2006) , Indra Cipit (2006) dan Ricardo S (2006) terima kasih atas dukungan, pendapat, waktu, dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
6. Adik – adik stambuk 2009 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Dwiki (2009) , Amed
(3)
(2009), Adit (2009), dan willy (2009) , Terima kasih atas kehebohannya selama ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan,19 Juli 2010 Hormat saya, M. Taufik Ridho
(4)
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 TUJUAN 2
1.3 PERMASALAHAN 2
1.4 PENDEKATAN 2
1.5 LINGKUP DAN BATASAN 3
1.6 KERANGKA BERPIKIR 3
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN 4
BAB II DESKRIPSI PROYEK 5
2.1 TERMINOLOGI JUDUL 5
2.2 TINJAUAN FUNGSI 5
2.2.1 DESKRIPSI PENGGUNA DAN KEGIATAN 5
2.2.1.1 SEGMEN PENGGUNA 6
2.2.1.2 KEGIATAN 6
2.2.2 DESKRIPSI PRILAKU 8
2.2.3 DESKRIPSI PERSYARATAN DAN KRITERIA RUANG 8
2.3 LOKASI PROYEK 11
2.3.1 PEMILIHAN LOKASI 11
2.3.2 PENETAPAN LOKASI 13
(5)
BAB III ELABORASI TEMA 15
3.1 PENDAHULUAN 15
3.2 PENGERTIAN OPTIMALISASI AKUSTIK 15
3.3 KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL 15
3.4 INTERPRETASI TEMA 15
3.5 STUDI BANDING 15
A. ESPLANADE 15
B. BERLINNER PHILMONIE WEST BERLIN, GERMANY 18
BAB IV ANALISA 19
4.1 ANALISA FISIK 19
4.1.1 DESKRIPSI LOKASI 19
4.1.2 BATAS-BATAS SEKITAR SITE 21
4.1.3 KETINGGIAN BANGUNAN 22
4.1.4 SIRKULASI 23
A. KENDERAAN 23
B. PEJALAN KAKI 24
C. PENCAPAIAN 24
4.1.5 VIEW 25
A. VIEW KE LUAR 25
B. VIEW KE DALAM 26
4.1.6 KEBISINGAN 27
4.2 ANALISA BENTUK 29
4.3 ANALISA ORIENTASI 29
4.4 ANALISA TEKNOLOGI 30
4.4.1 ANALISA STRUKTUR 30
4.5 ANALISA AKUSTIK 31
4.6 ANALISA PENCAHAYAAN 34
4.7 ANALISA SIRKULASI DAN PENZONINGAN 35
A. SIRKULASI 35
4.8 ANALISA RUANG 38
A. RUANG PAMERAN 38
B. RUANG PERTEMUAN 40
C. TEATER 42
4.9 ANALISA KEGIATAN 42
4.9.1 KEBUTUHAN RUANG BERDASARKAN JENIS KEGIATAN 42
4.9.2 ALIRAN KEGIATAN 49
(6)
4.9.4 PROGRAM RUANG 51
4.10 STUDI BANDING 55
4.10.1 JAKARTA HILTON CONVENTION CENTER 55
4.10.2 TIARA CONVENTION CENTER 55
BAB V KONSEP
5.1 PENDAHULUAN 57
5.2 KONSEP TAPAK 57
5.2.1 KONSEP ZONING TAPAK 57
5.3 PENZONINGAN BANGUNAN 58
5.3.1 KONSEP BANGUNAN 58
5.3.2 KONSEP RUANG DALAM 59
5.4 KONSEP SIRKULASI 62
5.4.1 KONSEP SIRKULASI KENDERAAN 62
5.4.2 KONSEP SIRKULASI PEJALAN KAKI 62
5.5 PENERAPAN TEMA PADA BANGUNAN 67
(7)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 LOKASI PERSIMPANGAN RINGROAD DAN GATOT SUBROTO 13 GAMBAR 2.2 TATA GUNA LAHAN LINGKUNGAN SEKITAR SITE 13
GAMBAR 3.1 ESPLANADE SINGAPORE 15
GAMBAR 3.2 BERLINER PHILHAMONIE, WEST BERLIN, JERMAN 18 GAMBAR 3.3 BERLINER PHILHAMONIE, WEST BERLIN, JERMAN 18
GAMBAR 4.1 LOKASI SITE 19
GAMBAR 4.2 TATA GUNA LAHAN LINGKUNGAN SEKITAR SITE 21 GAMBAR 4.3 SIRKULASI KENDERAAN SEKITAR SITE 23 GAMBAR 4.4 PENEMPATAN AKSES MASUK DAN KELUAR SITE 25
GAMBAR 4.5 VIEW SEKITAR SITE 25
GAMBAR 4.6 VIEW KE-ARAH SITE DARI EMPAT JALAN UTAMA 26 GAMBAR 4.7 POTENSI KEBISINGAN DISEKITAR SITE 27 GAMBAR 4.8 PEMANTULAN SUARA OLEH LANGIT-LANGIT PEMANTUL 31
GAMBAR 4.9 SIFAT BUNYI 32
GAMBAR 4.10 TINGKAT KEKERASAN BUNYI 33
GAMBAR 4.11 SISTEM PENCAHAYAAN RUANG PAMER 39
GAMBAR 4.12 LAYOUT PAMERAN TEMPORER 39
GAMBAR 4.13 SISTEM PENCAHAYAAN UNTUK LAYOUT PADA DINDING 39
GAMBAR 4.14 POLA CENTRAL CONFRENCE 40
GAMBAR 4.15 POLA SQUARE DAN U-SHAPE 41
GAMBAR 4.16 POLA REPENDICULAR DAN CLASS ROOM 41 GAMBAR 4.17 POLA TEATER DAN INVERTED CLASS ROOM 41
GAMBAR 4.18 TIARA CONVENTION CENTER 55
GAMBAR 5.1 PETA LOKASI 57
GAMBAR 5.2 GAMBAR KONSEP RUANG LUAR 57
GAMBAR 5.3 PEMBAGIAN ZONA GROUND FLOOR 58
GAMBAR 5.4 PEMBAGIAN ZONA LANTAI SATU 58
GAMBAR 5.5 TINGKAT KEBISINGAN SEKITAR SITE 58
GAMBAR 5.6 KONSEP RUANG LUAR 59
GAMBAR 5.7 KONSEP MASSA 59
GAMBAR 5.8 KONSEP RUANG DALAM 59
GAMBAR 5.9 KONSEP RUANG KONSER 60
GAMBAR 5.10 KONSEP RUANG EXHIBITION DAN CONVENTION 61
GAMBAR 5.11 KONSEP SIRKULASI KENDERAAN 62
(8)
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 TABEL KARAKTERISTIK RUANG 10
TABEL 2.2 R.U.T.R.K KOTA MEDAN 12
TABEL 4.1 ANALISA KEGIATAN DAN KEBUTUHAN RUANG 48 TABEL 4.2 GEDUNG CONVENTION DAN EXHIBITION DI KOTA MEDAN 51
(9)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
mulai berkembangnya sektor industri dan perdagangan se iring arus globalisai yang semakin deras menjadikan Indonesia khusunya kota Medan menjadi pasar potensial bagi pemasaran produk-produk yang dihasilkan. para pelaku bisnis sangat memahami akan pentingnya menguasai persepsi dari konsumen sebagai target pemasaran produk dengan eksebisi sebagai bentuknya . Selain itu kebutuhan masyarakat Medan yang heterogen akan sebuah hiburan sangat mendesak sehingga tak sedikit para event organiser mulai membuat/menggelar beberapa event-event atau kegiatan-kegiatan yang bersifat menghibur dan mendatangkan para penghibur mulai dari yang ber-level nasional hingga internasional.
Medan, sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, yang saat ini sedang berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan, mulai dari yang bertaraf lokal hingga internasional. Meningkatnya kegiatan di kota Medan saat ini tidak didukung oleh penyediaan fasilitas yang dapat mengakomodasi kegiatan tersebut, sehingga mendorong di butuhkannya sebuah sarana yang dapat menampung kegiatan-kegiatan yang bersifat eksebisi dan menghibur tersebut. kebutuhan ini timbul akibat kurangnya sarana yang mendukung kegiatan-kegiatan tersebut dan pada umumnya sarana yang adapun masih kurang dapat menampung kegiatan dalam skala yang lebih besar.
Berangkat dari hal tersebut lah judul Medan exhibition center ini diangkat. Medan exhibition center ini sendiri bertujuan untuk menciptakan suatu wadah bagi kegiatan exhibition, convention, dan aktifitas lainnya yang didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya di kota Medan. Konsep dari bangunan ini sendiri pun nantinya, akan dilakukan eksplorasi desain untuk memperoleh memperoleh alternatif-alternatif desain yang terbaik sehingga menjadikan Medan exhibition center ini dapat menampung kegiatan pertemuan dan eksebisi bertaraf internasional dan menjadi landmark di kota Medan.
Diharapkan nantinya bangunan Medan International exhihibition center ini nantinya akan dapat memfasilitasi kegiatan yang bersifat pertunjukan dan berkumpul di kota Medan. Berkaitan dengan pelaku sektor ekonomi, bangunan ini nantinya menjadi sarana bersosialisasi antar pelaku bisnis untuk bertukar informasi atau
(10)
mengambil kebijakan melalui konvensi dan merupakan sarana efektif untuk mempromosikan produk-produknya. Sehingga terjadi penyatuan antara kegiatan konvensi yang membutuhkan kenyamanan dan privasi yang tinggi dengan kegiatan exhibisi yang bersifat publik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari proyek Medan exhibition ini antara lain:
1). Sebagai sarana yang mewadahi kegiatan eksebisi, hiburan dan pertemuan. 2). Menjadi landmark baru dari wajah kota Medan.
3). Menambah pendapatan masyarakat sekitar.
1.3 Permasalahan
Permasalahan yang di hadapi dalam mendesain suatu pusat eksebisi kota Medan adalah:
1) Cara pendirian sebuah pusat eksebisi yang juga berfungsi sebagai ikon pariwisata sehingga mampu menarik minat para wisatawan.
2) Menciptakan suatu sarana yang dapat mewadahi aktivitas dalamnya seperti menyalurkan kegiatan yang ada, memamerkan, dan menginformasikan.
3) Bagaimana mendesain bangunan yang sesuai dengan kondisi tapak dan lingkungan yang ada di sekitarnya,serta memberi kontribusi pada ruang kota. 4) Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang ada ke bangunan dalam
bentuk desain
5) Bagaimana menentukan kebutuhan akan ruang untuk diwujudkan dalam perancangan.
1.4 Pendekatan
Pendekatan yang di lakukan dalam merancang sebuah Medan exhibition center antara lain :
1) Studi pustaka/literatur yang mana berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat
2) Studi banding dengan proyek-proyek sejenis lainnya baik dari buku,internet dan lainnya
3) Studi mengenai kondisi lapangan dan lingkungan sekitarnya yang berhubungan dengan proyek.
Pusat seni dan kebudayaan ini nantinya diharapkan memiliki tampilan yang sesuai dengan ciri khas dan karakteristik dari sebuah seni/budaya.
(11)
1.5 Lingkup dan Batasan
Medan exhibition center ini merupakan sebuah wadah untuk menggelar pertunjukan berupa pameran, pertunjukan musik, perjamuan, dll yang membutuhkan ruangan yang dapat menampung orang cukup besar
1.6 Kerangka Berpikir
Latar belakang
• Kebutuhan akan satu pusat exibisi (pertunjukan) bertaraf internasional
• Yang mana merupakan salah satu tempat/sarana hiburan para penduduk kota Medan • Pengembangan satu obyek wiasata di kota Medan
K d t k i t t j k di k t M d
Permasalahan
• Bagaiman memberikan konsep yang tepat pada bangunan sehingga sesuai dengan lingkungan sekitarnya
• Bagaimana memberikan konsep yang tepat pada bangunan yang bersinergi dengan aktifitas yang ada didalamnya
• Memfasilitasi kebutuhan dari pengguna bangunan ini nantinya
• Menciptakan hubungan yang baik antar fasilitas yang ada di dalamnya Tujuan
• Memfasilitasi kegiatan pameran
pertunjukan-pertunjukan, pertemuan dan lainnyayang mana membutuhkan ruangan yang dapat menampung banyak orang yang ada di kota Medan yang bertaraf Internasional dan nasional.
• Salah satu sarana hiburan dikota Medan • meningkatkan pendapatan daerah
Pegumpulan data • Studi literatur • Studi banding • Studi tapak
Analisa • Lokasi (masalah,
potensi, tanggapan) • Kebutuhan
Konsep • bangunan • tapak
(12)
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika laporan yang terdapat dalam laporan ini adalah:
BAB 1 PENDAHULUAN, berisikan perencanaan dari proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya perancangan bangunan, maksud dan tujuan, masalah perancangan dan pendekatan desain.
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK, berisikan penjelasan proyek yang akan dirancang pada kawasan tersebut.
BAB 3 ELABORASI TEMA, berisikan telaah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya serta interpretasi tema ke dalam kasus proyek yang akan direncanakan.
BAB 4 ANALISA, berisikan tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan standar ruang, program ruang dan organisasi ruang yang ada, dan analisis keadaan lingkungan tentang lokasi, kondisi tanah, potensi lahan sebagai kasus proyek, kontrol fisik, sirkulasi dan pencapaian, orientasi dan pemandangan.
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN, berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.
BAB 6 DESAIN, berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dan foto maket.
(13)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK 2.1 TERMINOLOGI JUDUL
Judul proyek yang akan di rancang adalah Medan international exhibition center. Adapun pengertian dari medan international exhibition center dapat di uraikan sebagai berikut :
- Medan adalah ibu kota Sumatera Utara
- Secara harfiah exhibition adalah pertunjukan, pameran, yang mana pengertian dari pameran sendiri adalah kegiatan penyajian suatu karya untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat, seperti karya seni, produk-produk industri, dll.
- Center pusat/berpangkal di...,semua diarahakan/dikumpulkandi..., semua kegiatan yang berkumpul pada satu tempat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Medan exhibition center adalah suatu tempat yang merupakan pusat kegiatan di kota Medan yang menyajikan/memamerkan hasil karya, produk sehingga dapat di apresiasi.
2.2 TINJAUAN FUNGSI
2.2.1 Deskripsi pengguna dan kegiatan
Pengguna/ pelaku kegiatan pada kasus Medan international exhibition center ini dapat di kelompokkan antra lain :
- Pengunjung, terbagi atas dua bagian yaitu pengunjung yang bersifat khusus dan bersifat umum
• pengunjung bersifat umum yaitu pengunjung yang datang untuk bersifat rekreasi, tertarik menikmati pameran untuk memuaskan rasa keingin tahuannya, Kegiatannya melihat-lihat objek yang dipamerkan dan jika cocok akan membeli objek yang dipilih
• pengunjung bersifat khusus yaitu pengunjung baik domestik maupun manca negara yang mempunyai tujuan bisnis biasanya para pengusaha - penyelenggara/penyewa yaitu orang yang mengorganisir pelaksanaan kegiatan. - Pengelola yaitu pihak yang mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan
(14)
- materi dari pameran itu sendiri yaitu produk ataupun peralatan yang ditampilkan
2.2.1.1 Segmen pengguna 1. Trade fair/ exhibition/ pameran
Pameran yang diselenggarakan secara regional, nasional, dan internasional 2. Rapat asosiasi
Merupakan kegiatan rapat yang diselenggarakan oleh suatu asosiasi, seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia)
3. Company event
Merupakan pertemuan yang dilakukan oleh perusahaan besar yang pesertanya merupakan karyawan dari perusahaan tersebut, seperti kegiatan pertemuan perusahaan Honda Motor Indonesia.
4. Program insentif
Merupkan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan perusahaan besar, pesertanya merupakan karyawan khusus atau dealer khusus dari perusahaan tersebut, yang bisa meningkatkan provit perusahaan
5. Organisasi Internasional
Merupkan kegitan yang pesertanya merupakan anggota dari organisasi internasional seperti WWF, OPEC, UNESCO
6. Konser
Merupakan kegiatan pertunjukan yang di selenggarakan oleh suatu event organiser berskala nasional hingga internasional
2.2.1.2 Kegiatan
Adapun kegiatan di Medan exhibition center adalah : A. pameran
Exhibition center mempunyai kegiatan dalam hal melakukan suatu pergelaran pameran yang mana memamerkan beberapa bentuk objek contohnya :
(15)
- Pameran dagang, seperti furniture expo, pameran komputer, pameran buku, pameran otomotif.
- Pameran seni, seperti pameran lukisan, pameran foto.
- Pameran jasa, seperti pameran pendidikan, bursa tenaga kerja. Pada umumnya pameran terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- pameran konvensi yaitu pameran yang digelar bersamaan dengan kegiatan konfrensi dalam waktu dan tempat yang sama
- pameran umum yaitu pameran yang diselenggarakan terbuka untuk umum - pameran khusus yaitu pameran yang memamerkan satu jenis produk
- pameran tunggal pameran yang diadakan oleh satu orang ataupun satu perusahaan kepada calon konsumen
berdasarkan skala pelaksanaannya pameran dibagi atas : - pameran skala internasional
- pameran skala nasional - pameran skala regional - pameran skala lokal
B. Konvensi
Merupakan kegiatan pertemuan sekelompok orang, seperti:
- kegiatan konfrensi yang dilakukan oleh sekelompok orang seperti kelompok industri, pelaku bisnis, dan staf pemerintahan
- kegiatan seminar lokakarya dan penataran
- resepsi yaitu acara yang bersifat informal seperti acara silaturahmi, ulang tahun, dan pernikahan
- kongres merupakan kegiatan pertemuan berupa diskusi untuk menyelesaikan beberapa masalah, merupakan jenis kegiatan pertemuan besar yang bersifat formal untuk bertukar informasi, mencari pemecahan terhadap suatu permasalahan
- workshop merupakan kegiatan pertemuan dimana kegiatan ini membahas sesuatu dan memberi pelatihan secara bersama-sama antar kelompok
(16)
peserta, sehingga para peserta mendapatkan ilmu, wawasan dan keahlian seperti workshop desain dan fotografi
- kuliah umum
- panel yang yang berupa tanya jawab oleh dua atau lebih kelompok peserta - forum, merupakan kegiatan diskusi dua arah dimana pesertanya dari bidang
yang berlainan
C. Pergelaran
Yaitu kegiatan berupa persembahan yang bersifat menghibur seperti pergelaran seni, drama, konser, dll
D. Kegiatan kelompok penunjang
Yaitu kelompok kegiatan yang mendukung keberlangsungan kegiatan seperti kegiatan pengelolaan, sistem manejemen/teknis bangunan, dan kegiatan lainnya yang berfungsi menghidupkan mobilitas manusia di dalam bangunan.
2.2.2 deskripsi perilaku
Berdasarkan sifat aktifitas yang dilakukan, prilaku dari pengguna Medan internasional exhibitionm center terbagi atas 2 yaitu :
- Bersifat stastis
Perilaku pengguna bangunan lebih bersifat menetap pada satu tempat. Kebiasaan ini merupakan kegiatan yang bersifat rutinitas maupun sementara dengan intensitas waktu yang lama sebagai contoh pengelola.
- Bersifat dinamis
Pengguna bangunan cenderung bergerak dan berpindah-pindah dari satu tempat- ketenpat yang lain seperti pengunjung pameran
2.2.3 deskripsi persyaratan dan kriteria ruang
Persyaratan ruang dan kriteria yang harus diprhatikan dalam merencanakan dan merancang sebuah exhibition center adalah fleksibilitas ruang pameran, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan
(17)
terhadap objek yang di pamerkan, serta sirkulasi, baik sirkulasi dari pengunjung maupun sirkulasi dari kegiatan pergudangan.
Fleksibelitas ruang
Fleksibilitas ruang meksudnya kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya.kefleksibilitasan ruang ini berpengaruh terhadap potensi ruang dapat menampung item dan stan pameran
Fleksibelnya suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : - Pembagian ruang
Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat menampung kegiatan pameran. Penggunaan dinding geser pada bangunan eksebisi merupakan slah satu cara yang dapat dilakukan agar ruang pameran dapat fleksibel menampung kegiatan pameran sehingga dapat menampung kegiatan pameran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
- Pemilihan stuktur bangunan
Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu bangunan. untuk kasus bangunan exibisi yang penggunaan ruangannya berbentang lebar membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk sebuah gedung exibisi.
- Ketinggian ruang
ketinggian ruang ditentukan oleh jenis produk yang di pamerkan dan bentuk stan pameran. Dengan ruang yang tinggi kita dapat memberikan space pada
produk-produk yang memiliki ketinggian yang cukup dan menjadikan ruang lebih fleksibel dengan menerapkan desain stan yang bertingkat.
- Lighting/pencahayaan
Tujuan dari perancangan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman terhadap visual, Cahaya yang baik dapat membuat atmospehere dan mood suatu ruangan menjadi lebih efektif . Banyak pameran yang menjadi kurang menarik akibat pencahayaan yang tidak didesain sejalan dengan desain dari pameran. Menurut sumbernya cahaya dibagi
(18)
atas dua bagian yaitu pencahayaanalami dan pencahayaan buatan. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber ari alam yaitu matahari, sedangkan buatan berasal dari penerangan buatan seperti lampu yang digunakan pada ruangan-ruangan dalam kondisi tertentu.
Penggunaan efek pencahayaan akan menjadi penerima yang baik dengan pengunaan peralatan spesial seperti lampu sorot (spot light) atau peralatan optical lainnya.
- Sirkulasi
Exhibition mesti memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat dan memberikan kenikmatan, stimulasi, dan pengetahuan Perencanaan dan sistem sirkulasi pameran ditekankan pada pola pengaturan pencapaian, sirkulasi pengunjung dan servis bangunan.
B. Karakteristik ruang
ruang Karakteristik
kegiatan
suasana Kriteria ruang
yang ingin dicapai
entrance Aksses masuk
dalam site
Ramai, bising, dipengaruhi iklim
Pemisahan yang jelas antara akses masuk
pengunjung dan servis, jelas, menarik
parkir Mencari tempat Bising, ramai,
banyak asap, panas
Mudah diakses, sirkulasi jelas, pemisahan antara parkir servis dan pengunjung
Entrance bangunan
Masuk ke dalam bangunan Ramai, non formal Nyaman, mudah diakses, sirkulasi jelas, pemisahan antara service dan pengunjung
(19)
Lobby, fasilitas umum
Menunggu, bersoasialisasi, mencari informasi
Non formal, ramai Mudah dicapai, sirkulasi jelas, nyaman
pameran Kegiatan pameran digunakan jika ada kegiatan, pengguna cendrung bergrerak/dinamis Non formal, ramai, bising Sirkulasi jelas, fleksibel dan menarik, kenyamanan, pencahayaan yang baik, keamanan Konfrensi dan rapat Digunakan jika ada kegiatan, kegiatan konfrensi, kegiatan bersifat menetapkegiatan bersifat perjamuan, pertunjukan
Formal, ramai Akustik ruang, fleksibel,
kenyamanan,
sirkulasi yang baik
resatauran Makan, minum,
dapat dikunjungi oleh umum Non formal, ramai, pergerakan dinamis Orientasi, sirkulasi yang jelas, nyaman, menarik, fleksibel perkantoran Kegiatan
administrasi, digunakan setiap hari
Formal, tenang Fleksibel,
nyaman, sirkulasi yang jelas
pengelola Kegiatan administrasi, digunakan setiap hari, pengatur kegiatan pada bangunan
Formal, tenang Nyaman, pengolahan ruang
(20)
2.3 Lokasi proyek 2.3.1 pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat bagi suatu exhibition center merupakan salah satu faktor penunjang dari berhasilnya satu pusat eksebisi dalam memperomosikan kegiatan yang ada di dalamnya yang dapat berdampak pada jumlah pengunjung pusat eksebisi tersebut nantinya. Kriteria pemilihan didasarkan oleh beberapa hal antara lain :
A. Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan
Penentuan lokasi disesuaikan oleh kebijakan pemerintahterhadap rencana pembangunan fisik dan peruntukan lahan.
Wilayah Pembangunan Cakupan Wilayah Adm Kecamatan Pusat Pengembangan Kegiatan Utama WPP A Kec. Medan
Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan Pusat Pengembangan : Belawan Pelabuhan, Industri, Terminal, Pergudangan, Orientasi Pelabuhan, Perumahan, Konservasi WPP B
Kec. Medan Deli Pusat
Pengembangan : Tanjung Mulia
Perumahan, Perdagangan, Perkebunan WPP C Kec. Medan timur,
Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas Pusat Pengembangan : Aksara Perumahan, Industri, Terminal barang/pergudangan, Berorientasi ke konsumen
(21)
WPP D
Kec. Medan Baru, Medan Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor Pusat Pengembangan : di Inti Kota
Pusat bisnis (C, Hutan
Kota, Pusat Pendidikan BD), Pusat
Pemerintahan, Perumahan
WPP E Kec. Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang Pusat Pengembangan : Sei Sikambing
Perumahan, Perkantoran,
Konservasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota
B. Lingkungan
Mengingat bangunan Medan internasional exhibition center memiliki nilai ekonomi yang tinggi maka sebaiknya :
• Berada pada lingkungan yang strategis
• Terletak di pusat kota
• Berada pada lingkungan yang memiliki image eksklusif C. aksesibilitas/pencapaian
Lokasi haruslah mudah di capai,mudah/banyak dilalui oleh angkutan umum, Kendaraan pribadi maupun pejalan kaki.
D. memiliki keistimewaan tapak seperti kontur,dan pemandangan
E. dekat dengan pusat kegiatan seperti, hotel, restauran, pusat perbelanjaan, instansi pemerintahan, dll.
(22)
2.3.2. PENETAPAN LOKASI
2.3.2.1 Persimpangan jl. Gatot Subroto dan Ring Road
Pemilihan Lokasi berada di perpotongan antara jalan Gatot Subroto dan Ring Road, Yang mana juga merupakan area perlintasan utam di kota Medan yang Menghubungkan kota Medan dengan wilayah disekitarnya.
A. Tata guna lahan
Site berada si sekitar pusat kegiatan dimana terdapat kantor,fasilitas umum dan fasilitas lainnya yang mendukung keberadaan bangunan nantinya
Gambar 2.1 Lokasi pada persimpangan Jl. Gatot Subroto dan
(23)
B. Aksesbilitas
Untuk akses ke site bisa dikatakan sangat mudah, dikatakan mudah
dikarenakan di area sekitar site banyak dilalui oleh kenderaan angkutan umum baik dari dan menuju pusat kota karena site berada pada area sekitar jalur perlintasan
Kesimpulannya, lokasi yang dipilih berada pada lingkungan yang strategis berada di pusat kota menjadikan akses dari dan menuju lokasi sangat mudah baik oleh transportasi umum semisal bus kota, angkot dan kendaraan pribadi.
Dari data diatas lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang tepat ,. kawasan ini merupakan kawasan yang strategis bagi Medan exhibition center karena di kawasan ini merupakan area bisnis dan perkantoran dimana akan mendukung fungsi dari Medan exhibitin center ini nantinya, akses menuju dan dari lokasi pun mudah banyak kenderaan angkutan umum yang melewati site. Dilokasi juga belum memiliki bangunan pertunjukan yang dapat menampung kegiatan pertunjukan selain PRSU yang dibuka setahun sekali.
(24)
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pendahuluan
Melihat bangunan Medan exhibition ini nantinya akan menjadi pusat kegiatan baik nasional maupun internasional yang mana membutuhkan satu ruangan yang tenang terbebas dari suara yang mengganggu dari sekitar site sehingga dibutuhkan satu tema yang mendukung kebutuhan tersebut. Pengoptimalisasian akustik
merupakan tema yang cukup mendukung. 3.2 Pengertian optimalisasi akustik
Optimalisasi akustik merupakan pemanfaatan semua konsep-konsep akustik yang dimanfaatkan dengan tujuan mendapatkan satu kenyaman akustik bagi penggunanya
3.3 Keterkaitan tema dengan judul
Medan International Exhibition Center merupakan pusat kegiatan yang bersifat menghibur, dinamis,dan memerlukan ketenangan tanpa gangguan dari luar bangunan dan dalam bangunan sehingga pengguna dapat menikmati tiap pergelaran dengan tenang tanpa ada gangguan suara dari sekitar site..
3.4 Interpretasi tema
Pemilihan optimalisasi akustik sebagai tema dari Medan exhibition center ini menjadikan bangunan ini nantinya harus memiliki pengakustikan yang baik shingga gangguan suara dari sekitar bangunan pun dapat di minimalisir keberadaannya. 3.5 studi banding
A. Esplanade – Theatres on the Bay
(25)
Esplanade- Teater atas Teluk
Esplanade- Teater pada [atas] Teluk adalah suatu sisi air bangunan ditempatkan; terletak pada [atas] enam hektar tepi laut mendaratkan di samping/sepanjang Dok Teluk dekat mulut [menyangkut] Singapura Sungai, purpose-built sebagai pusat untuk melakukan/menyelenggarakan seni untuk bangsa pulau Singapura.
Pengambilan nama nya dari Lapangan terbuka yang dekat, [itu] berisi suatu 1,600 tempat duduk konser/persetujuan hall/aula dan suatu 2,000 tempat duduk teater untuk seni yang yang melakukan/menyelenggarakan.
Library@Esplanade ditempatkan; terletak pada atas lantai yang ketiga
[menyangkut] bangunan. Ada pusat melakukan/menyelenggarakan di luar, dan makanan dan eceran di Lapangan terbuka [itu] Mall. Ada suatu [ruang;spasi] [yang] terbuka di luar pada [atas] lantai [yang] yang keempat [menyangkut] membangun. Design
aluminium Krei penghalang sinar matahari digunakanakan pada atap esplanade. Bangunan yang dirancang oleh dua perusahaan secara ilmu bangunan yang bekerja bersam dengan DP Arsitek ( DPA) Singapura dan Michael Yang London-based Wilford& Mitra ( MWP), walaupun yang belakangan meninggalkan proyek pada bulan Mei 1995[1]. disain Yang asli, diperkenalkan kepada orang banyak/masyarakat di tahun 1994, terdiri dari peti/lemari kaca tanpa perhiasan (di) atas teater, dan pada awalnya menimbulkan kritik dari orang / masyarakat masyarakat, mencakup kritikan itu, Kritikus juga menuduh bahwa disain tidak dapat merasakan iklim dan letak dari Singapore dan pasti telah menciptakan sebuah rumah kaca di iklim tropis Singapura,
(26)
suatu kelebihan aluminum krei penghalang sinar matahari yang ditambahkan kepada disain yang akhir disain, yang secara ilmu arsitektur memiliki keunikan karena telah menjadikannya mempunyai suatu penampilan yang menyerupai sebuah durian ( sebuah buah yang terdapat di daerah beriklim tropis) atau juga mata seekor lalat, tetapi banyak orang singapur yang mengatakan bangunan itu lebih menyerupai sebuah " Durian".
Fasilitas
esplanade memiliki tempat penyelenggaraan kegiatan-kegiatan bertaraf internasional , yang menggabungkan dengan suatu cakupan luas pelayanan dan fasilitas
pendukung yang juga bertaraf profesional. Selain tempat penyelenggaraan kegiatan, esplanade juga berisi tempat pertemuan-pertemuan, seperti halnya lifestyle dan seni dan juga kegiatan yang berhubungan jasa. Yang paling utama adalah Lapangan te hall, konser hall, convention dan Teater, dihubungkan kepada perkumpulan yang utama melalui suatu serambi,beberap mall juga dapat di akses melalui esplanade ini Theatre
Kapasitas 2.000 tempat duduk esplanade Teater adalah suatu format dari suatu adaptasi dari format ladam mengenai suatu rumah opera Eropa tradisional. yang dibentangkan Di atas empat tingkatan, yang dirancang untuk semua gaya yang menyangkut seni pertunjukan, yang tidak membatasi pada Asia dan seni Barat, berbagai musik Dan permainan, format klasik, jaman sekarang dan tradisional dan mengedepankan capaian multimedia, apakah besar-besaran, atau mengisyaratkan di dalam ukuran.
Recital Studio
Berkapasitas 250 orang dan merupakan tempat yang baik untuk pertunjukan musical dengan sekala kecil dan intim, juga untuk kegiatan persentasi dan rapat.dinding dan langit-langit didesain khusus untuk mengahslkan system akustik yang baik. Studio ini juga digunkan sebagai ruang produksi reherseals bagi kegiatan orkestra dan choirs yang bersifat percobaan
(27)
B. BERLINER PHILHARMONIE WEST BERLIN, GERMANY (1963)
Gedung ini memiliki panggung arena dengan jarakpandang kursi samping maksimum 25,3 m dengan sudut pandang 10 derajat dan kursi depan 33,5 m dengan sudut pandang 15 derajat. Kapasitas gedung dapat menampung maksimum 2200 orang. Gedung ini didisain khusus untuk pertunjukan absolute musik dari dunia Barat.
Gambar. 3.2 Berliner philharmonie westberlin,Germany (1963)
Gambar. 3.3 Berliner philharmonie west berlin,Germany (1963)
(28)
BAB IV ANALISA 4.1 Analisa fisik
4.1.1 Deskripsi lokasi
Lokasi proyek berada di kota Medan merupakan lahan daerah bandara Polonia yang dijadikan sebuah distik bisni atau yang dikenal sebagai central bussines district (CBD) Polonia. 03° 35 ' 03° 20 ' 03° 05 ' Hamparan Perak KAB LANGKAT KAB LANGKAT Ke Binjai S E LA T MA
L AK A
98°30' 98°45'
PROP. SUMATERA BARAT
Ke R i a u
PROP. RIAU
Labuhan Deli Pantai Labu Beringin Lubuk Pakam Galang Batang Kuis Tanjung Morawa Kutalimbaru Namorambe Sunggal KAB KARO KAB SERDANG
Ke Serdang Bedagai
KOTA BINJAI BEDAGAI Bangun Purba Pagar Merbau Patumbak Deli Tua Percut Sei Tuan
Stm Hilir Biru-biru Pancur Batu Labuhan Deli KOTA MEDAN KAB SIMALUNGUN Sibolangit Stm Hulu Gunung Meriah Labuhan Deli
(29)
Lokasi berada pada area persimpangan antara jalan Gatot Subroto dan Ring Road Medan.
Lokasi = persimpangan antara jalan Gatot Subroto dan Ring Road, Medan, Sumatera Utara,
Indonesia Luas lahan = ± 40 000 m²
(30)
4.1.2 batas-batas sekitar site
U
(31)
• Potensi
Ada beberapa potensi yang mendukung pada site :
- Site berada pada area komersial, hotel, perkantoran yang mendukung bangunan Medan exhibition center
- Berada di perpotongan dua jalan arteri primer kota Medan
- Jalan yang cukup lebar memungkinkan kelancaran aktivitas kenderaan - Berada di jalan perlintasan dari dan keluar kota Medan
• Masalah
- Berada pada area prmukiman yang padat
- Berada di area persimpangan yang rawan keributan
• Tanggapan
- Site berada pada area dengan tingkat aktifitas tinggi, potensi ini dapat dimanfaatkan pada bangunan Medan exhibition center nantinya dengan cara menerapkan fungsi pendukung yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan disekitarnya seperti restauran/coffe shop yang dapat mengakomodasi kegiatan istirahat pegawai kantor
- Bangunan di buat hingga berkesan lapang tidak padat
4.1.3 Ketinggian bangunan
• Ketinggian bangunan di sekitar sitei berfariasi, sesuai dengan fungsi dan aktifitas nya. Sekitar 2 - 7 lantai dimana bangunan tertinggi merupkan kantor dengan jumlah lantainya sebanyak tujuh
4.1.4 Sirkulasi A. Kenderaan
Site berada pada perpotongan dua jalan arteri primer di kota Medan yaitu jalan Gatot Subroto dan Ring Road dimana keduanya merupakan sirkulasi dua arah dengan lebar masing-masing jalan 8m/ruas jalan.
(32)
Untuk angkutan umum pada area sekitar site bisa dikatakan memiliki banyak pilihan. kenderaan umum yang melintas disekitar site cukup banyak dari dan menuju pusat kota mulai dari ANGKOT hingga bus Damri,sehingga untuk akses menuju site sangat mudah di capai
B. Pejalan kaki
Untuk sirkulasi pejalan kaki pada area sekitar site paling besar berada di sekitar jalan Gatot Subroto yang merupakan area pusat kegiatan, sedangkan pada area sekitar ring road kurang akibat tidak adanya peneduh bagi pejalan kaki
C. Pencapaian
Pencapaian ke lokasi dapat dilalui dari beberapa titik pencapain yaitu dari jalan jalan Gatot Subroto dan Ring Road yang mana keduanya merupakan jalan arteri primer kota Medan. Gatot Subroto menghubungkan kota Medan demgan provinsi Aceh, sedangkan Ring Road menghubungkan kota Medan dengan wilayah Sumatera utara lainnya. jalan
= 2 arus kenderaan
(33)
Gatot Subroto merupakan pencapaian utama ke site karena menghubungkan area pusat kota dengan site
• Potensi
- Jalan untuk kenderaan bermotor cukup lebar
- Berada di dua jalan/perpotongan arteri primer kota Medan - Berada di daerah perlintasan utama kota Medan
- Akses menuju site mudah dijangkau - Angkutan umum yang mudah di dapat
• Masalah
- Area pedestrian yang tidak terrurus dan sudah mulai ditempati oleh pedagang kaki lima
- Berada pada area persimpangan yang merupakan sumber bising
- Banyak nya truck yang berlalu lalang sehingga membuat kegaduhan dan kemacetan
- Area persinpangan merupakan sumber kaemacetan sekitar site
• Tanggapan
- .Jalur masuk untuk kenderaan dibuka pada kedua sisi site yaitu pada jalan Gatot Subroto dan Ring Road untuk mengakomodasi kenderaan yang datang dari krdua jalan tersebut
- Entrance utama ntuk kederaan baik umum maupun service di buka pada jalan Gatot Subroro yang merupakan jalan utam pada site
- Untuk akses keluar dibuka pada sisi timur site yaitu jalan Ring Road agar kenderaan bisa menyebar ke tujuan berikutnya pada persimpangan sehingga tidak perlu memutar lagi
- Area pedestrian sekitar site diperlebar dan dlangsung berhubungan dengan site
(34)
4.1.5 View
A. View ke luar site
-
-
+
U
-
A
B
C
D
E
MASUK
SERVICE KELUAR
MASUK Ring Road
Gambar 4.4 penempatan akses masuk dan keluar
(35)
• Potensi
- View pada bagian timur site cukup baik, merupakan bangunan dengan tingakat kepadatan yang rendah
- Sisi timur juga merupakan area yang cukup tenang sehingga baik untuk penempatan2 ruang yang membutuhkan ketenangan
• Masalah
- Di sekitar site berbatasan dengan area pemukiman dan arus kendaraan yang cukup padat, kurang baik di jadikan view
- Banyaknya bangunan yang semrawut dan berkesan kumuh disekitar site
• Tanggapan
- Bukaan diberikan pada sisi timur site - Bukaan di tiga sisi lainnya di kurangi
- Pada sisi barat menjadi area service bagi bangunan
B. View ke dalam site
+
+
+
-
U
A
B
C
D
Gambar 4.6 view ke arah site dari ke empat sisi
(36)
• POTENSI
- View dari sisi (A) dan (c) merupakan view terbaik - (B) jalan masuk dari jalan Gatot Subroto cukup baik
- (D) jalan masuk dari jalan Ring Road baawah cukup baik tidak ada yang menghalangi view kwdalam site
• Masalah
- View dari (A) dan (c) terhalangi papan reklame yang besar
- View dari sisi (B) merupakan yang terburuk akibat sudut pandang ke bangunan dipersempit bangunan disekitarnya
• Tanggapan
- Bangunan didesain semenarik mungkin dari segala arah
- Memberikan sebuah vokal point seunik mungkin pada sisi depan karena merupakan area dimana bangunan dapat terlihat dari beberapa titik jalan
- Menaikkan bangunan sebagai upaya untuk menonjolkan bangunan - Membuka view kedalam bangunan agar berkesan luas
4.1.6 Analisa kebisingan
tingkat kebisingan tinggi tingkat kebisingan rendah
(37)
• Potensi
- Pada area site yang berbatasan dengan jalan RingRoad, tingkat kebisingannya rendah (relatif tenang) baik untuk ruang yang membutuhkan ketenangan
• Masalah
- Pada area site terdapat persimpangan yang berpotensi menimbulkan kebisingan disekitar site
- Kebisingan dari aktifitas kenderaan pada jalan utama terutama pada jam sibuk - Pada sisi Selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk
• Tanggapan
- Pada area depan yang berhadapan langsung dengan sumber kebisingan diberi buffer ( kontur, tumbuhan, pagar,dinding).
- Bangunan menjauhi area yang bising.
- Menggunakan peredam suara pada interior bangunan.
- Menempatkan ruang yang membutuhkan tingkat kebisingan yang rendah di sisi selatan site.
- Untuk mengatasi suara bising yang datang dari jalan, dinding pada bangunan di beri konsep permainan dinding maju dan mundur, dimana berfungsi sebagai pemantul suara yang datang .
(38)
4.2 Analisa bentuk
Analisa bentuk merupakan penganalisaan terhadap visualisasi suatu bangunan yang disesuaikan dengan lahan atau site nya. Jenis-jenis bentuk yang dapat diterapkan pada bangunan adalah sebagai berikut :
• Segitiga
Merupakan bentuk yang menunjukkan suatu kestabilan. Beuntuk segitiga memiliki beberapa kekuranagan, seperti untuk kesesuaian pada site bentuk segitiga dirasa kurang baik, keefesiensian terhadap ruang juga kurang baik
• Bujur sangkar
Bentuk yang menunjukkan sesuatu yang rasional dan murni. Beberapa keuntungan dari bentuk bujur sangkar, kesesuaian bentuk pada site baik, untuk sisi ekonomi baik,
efesiensi ruang baik
• Lingkaran
Merupakan bentuk yang terpusat, beberapa keuntungan dari bentuk lingkaran adalah, orientasi bangunan baik ke segala arah, dari segi ekonomi bentuk lingkaran bisa
dikatakan baik. Untuk kekurangannya bentuk lingkaran kurang baik untuk keefesiensian ruang pada bangunan, konstruksi bangunan cukup sulit.
untuk mendukung konsep optimalisasi akustik pada bangunan diperlukan bentukan yang yang tidak datar (memiliki tekstur) yang berfungsi sebagai penyebar/pemantul suara. Kesimpulan yang bisa diambil adalah penggabungan dari ketiga bentukan diatas dirasa perlu untuk mendapatkan satu bentuk yang sesuai sehingga menghasilkan visualisasi yang menarik.
(39)
4.3 Analisa orientasi
Untuk mendapatkan komunikasi yang baik anatara bangunan dan pengunjung, dibutuhkan sudut pandang yang baik bagi pengunjung untuk dapat mengapresiasi suatau bangunan. Penentuan sudut dipengaruhi oleh :
- jarak pandang pengunjung - jarak anatar bangunan 4.4 Analisa teknologi 4.4.1 Strukrur
Struktur pada bangunan terbagi atas dua bagian yaitu struktur bagian atas dan struktur bagian bawah.
- Struktur atas
berfungsi menyalurkan gaya dari atas ke bawah pada sebuah bangunan, terdiri atas
• Dinding pemikul kelebihannya tidak menggunakan kolom dan pengerjaannya cepat, kekurangannya feksibilitas ruang menjadi berkurang.
• Balok induk dan pendukung merupkan rangka penguat lantai dan dinding, bentangan 9-18
- Struktur bawah
Berfungsi sebagai pemikul dan penerus beban kedalam tanah secara merata
• Pondasi tiang pancang, mencapai kedalaman tanah terkeras dari 9-20 m
pengerjaan cepat dan mudah, bahan dari beton, baja dan kayu, kekuranganny adalam pengerjaannya mengeluarkan suara yang gaduh
• Pondasi sumuran, mencapai kedalaman hingga tanah terkeras dari 4-8 m, aman dam ekonomis untuk bangunan tingkat rendah, Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan.
Bahan struktur
• Beton, mudah dibentuk dan praktis, terbagi atas dua jenis beton yaitu beton tulangan dan free case (pra cetak)biasa digunakan pada kolom,balok, plat lantai dan dinding core.
• Baja, bersifat kaku, diperlukan keahlian khusus dalam merakitnya, untuk
(40)
• Komposit, merupakan perpaduan antara beton dan baja, diperlukan keahlian kkhusus dalam perkitannya, pelaksaannya tergolong singkat merupakan hasil pabrikan, biasa digunakan balok, kolom, plat lantai dan dinding core.
Bahan bangunan - Kayu
ciri-ciri bahan kayu biasa digunakan untuk bangunan rendah, sebagai struktur rangka, dan balok, tidak tahan terhadap rayap, perawatannya pun tergolong intensif - Aluminium
ciri-cirinya merupakan bahan yang ringan, jenis bahan pabrikan, perlu keahlian khusus untuk merakitnya, sebagai struktur pendukung, dan tahan cuaca tropis - Gipsum
merupkan bahan yang kedap suara, anti serangga, dapat digunakan pada plafon dan partisi dinding, daya tahan tinggi
- Kaca
merupakan struktur pelingkup, tahan terhadap kelembaban, ringan dan transparan, kuat pada fungsi tertentu
kriteria dalam pemilihan bahan dan sistem struktur tergantung dari ketinggian bangunan, faktor teknis/teknologi, faktor fisik dan ekonomis.
4.5 Analisis akustik
Bila saat dulu nenek moyang kita hidup dengan lingkungan yang tenang pada saat sekarang kita dihadapkan dengan pertambahan sumber-sumber bising baik di dalam maupun di luar bangunan. Dasar ini menjadikan perbaikan akustik pada suatu ruang diperlukan.
Bunyi memiliki beberapa sifat-sifat antara lain memantul, menyerap, merambat, menyebar(difuse), membelok (difraksi)
• Pemantulan
Permukaan yang keras, tegar dan rata seperti beton, bata, plester, atau gelas
memantulkan hampir semua energi bunyi, gejala pem antulan suara ini hampir sama denagan gejala pemantulan bunyi
(41)
• Penyerapan
Bahan yang lembut, berpori, kain dan manusia menyerap sebagian besar gelombang bunyi yang menumbuk merekayang artinya mereka adalah penyerap bunyi.
Sebenarnya semua bangunan menyerap bunyi sambai batas tertentu tetapi akustik bangunan yang baik memerlukan bahan-bahan dengan tingkat penyerapan bunyi yang tinggi.
Dalam akustik lingkungan bahan-bahan berikut dapat menunjang penyerapan bunyi, antara lain
- lapisan permukaan dinding, lantai dan atap
- isi ruang seperti penonton, bahan tirai dan kursi penonton - udara dalam ruang
• Penyebaran
Penyebaran bunyi (bunyi difuse) terjadi dalam ruang , penyebaran bunyi dapat diciptakan dengan beberapa cara, antara lain:
- pemakaian permukaan dan bahan peyebar bunyi secara tidak teratur dan banyak sekali
- penggunaan bahan penyerap dan pemantul bunyi secara bergantian - distribusi penyerap bunyi yang berbeda secara tak teratur dan acak
• Difraksi
Gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi di belokkanatau dihamburkansekitar penghalangseperti sudut, kolom, tembok, dan balok
(42)
Masalah-masalah yang terjadi dalam bidang akustik antara lain terbagi atas dua bagian antara lain akustik ruang dalam dan luar
• Ruang dalam
Masalah- masalah akustik di dalam ruang biasanya bersumber dari kegiatan yang terjadi, mesin dan aktifitas pengunjung
cacat akustik sering ditemui pada ruang ruang pusat kegiatan seperti convention hall, concert hall, tempat ibadah dan lainnya yang sering di jumpai antara lain:
- gema : pengulangan bunyi asliyang jelas - pemantulan yang berkepanjangan
- gaung : gema-gema kecil yang berturutan dengan cepat cepat - pemusatan bunyi
- bayangan bunyi
• Ruang luar
Masalh-masalah akustik dari ruang luar biasanya di akibatkan oleh - lalu lintas disekitar darat, udara, laut
- gedung/kegiatan di sekitar site
Terhadap setiap situasi akustik terdapat tiga elemen yang harus diperhatikan yaitu sumber bunyi (baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan, jejak untuk perambatan bunyi, penerima (yang dinginkan maupun yang tidak)
Jika bunyi tersebut dinginkan (pembicaraan atau musik) kondisi yang menguntungkan harus disediakan bagi produksi, perambatan dan penerimanya,. Sumber bunyi harus ditingkatkan dalam jaumlah yang cukup kepada pendengar, jejak perambatan harus seefektif mungkin dengan menguatkan pemantulan bunyi dan mendekatkan pendengar sedekat mungkin. Sebaliknya untuk bunyi yang tidak diinginkan (mesin, lalu lintas) kondisi yang tidak
(43)
menguntungkan harus disediakan. Langkah yang dapat diambil antara lain menjauhkan sumber bising sejauh mungkin, kedayaan jejak permabatan harus dikurangi sebanyak mungkin dengan menggunakan penghalang bunyi yang tahan bunyi.
persyaratan akustik-ruang untuk masing-masing ruang yang telah di analisa diatas. A. Ruang konser
Adapun yang menjadi persyaratan akustik ruang konser antara lain : - Kondisi ruang tenang, suara harus terdengar jelas, gaung harus dikurangi.
- Sumber-sumber bunyi antara lain ; suara penyanyi, suara alat musik, suara dari sound system, percakapan dll.
- Tingkat kebutuhan kenyamanan akustik ruang tinggi, untuk itu penyelesaian akustik yang dibutuhkan antara lain ; memantulkan bunyi keseluruh area penonton, menyerap bunyi untuk mengurangi gema, meredam bunyi agar tidak merambat keluar bangunan dan sebaliknya mencegah bunyi dari luar masuk ke dalam ruangan, serta meredam bising akibat bunyi benturan (misalnya akibat langkah kaki).
- Syarat tingkat bising yang dibutuhkan : 15 - 20 Hz. - RT yang di butuhkan 1,4 - 2 (detik)
Gambar 4.10 Tingkat kekerasan bunyi
(44)
B. Ruang seminar
- Kondisi ruang tenang, suara harus terdengar jelas.
- Sumber-sumber bunyi antara lain ; suara pembicara, percakapan / dialog dll.
- Tingkat kebutuhan kenyamanan akustik ruang cukup tinggi. Yang menjadi syarat utama adalah bahwa suara dari sumber bunyi harus terdengar jelas ke seluruh peserta seminar.
- Penyelesaian akustik yang dibutuhkan antara lain ; meredam bunyi agar tidak merambat keluar ruangan dan sebaliknya dari luar ruangan ke dalam ruangan serta memantulkan bunyi agar menjangkau seluruh area peserta seminar.
- Syarat tingkat bising yang diperbolehkan yaitu 25-35 Hz. 4.6 Analisis pencahayaan
Sistem pencahayaan pada bangunan terbagi atas dua jenis yaitu : - PENCAHAYAAN ALAMI
Sistem ini memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber cahaya Kelebihan
• Hemat energi
• Terlihat alami
• Sinarnya pada pagi hari menyehatkan Kekurangan
• Cahaya tidak dapat dikontrol
• Pencahayaan hanya bisa dimanfaatkan pada pagi hari - PENCAHAYAAN BUATAN
Merupkan pencahayaan yang bersal dari energi listrik sebagai sumber tenaganya Kelebihan
• Cahaya dapat dikontrol
• Dapat digunakan pada pagi dan malam hari
• Dapat meninari daerah yang sulit dijangkau oleh sinar matahari Kekurangan
• Penggunaan energi yang berlebihan menyebabkan krisis pada kota
(45)
• Memerlukan sumber penerangan yang banyak
4.7 Analisa sirkulasi dan penzoningan A. Sirkulasi
arah / pencapaian yang dilakukan untuk mencapai sebuah fungsi yang diinginkan,. Sirkulasi terbagi atas dua bagian yaitu vertikal dan horizontal, sirkulasi vertikal adalah sirkulasi untuk pencapaian keatas dari satu lantai ke lantai lainnya (antar lantai), Pencapaian pada sirkulasi vertikal dapat dilakukan dengan :
- Tangga
Pencapaian yang terbatas, dan waktu tempuh yang cukup lama menjadi kekurangan tangga konvensional. Tangga
konvemsional sangat berguna sebagai tangga darurat yang digunakan pada saat keadaan darurat
- Eskalator
Hampir sama dengan tangga konvensional, perbedaan terletak pada waktu tempuh yang relatif singkat dan memiliki orientasi pergerakan yang jelas.
- Lift
Terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan lift antara lain, dapat mencakup lebih dari satu sekali gus
, waktu tempuh yang singkat, pencapaian langsung ke tiap lantai. Kekurangannya kapasitas suatu lift tergantung dari kecepatannya, ukuran, dan fungsinya
(46)
sirkulasi horizontal adalah sirkulasi pada satu lantai, jenis-jenis sirkulai horizontal adalah : - Linear
Semua jalan pada dasarnya adalah linear. Jalan dapat beebentuk lengkung, berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang dan berbentuk putaran.
- Radial
Memiliki jalan yang lurus dan berkembang dari dan menuju titik pusat
- Spiral
Merupakan jalan tunggal yang menerus, yang berasal dari sebuah titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah
- Grid
Terdiri dari dua pasang jalan yang berpotongan dan menciptakan bentuk persegi
- Jaringan
Terdiri dari jalan-jalan yang yang menghubungkan titik-titik tertentuu pada suatu ruangan.
(47)
- koridor
Sirkulasi sati arah, umumnya digunakan dengan objek pamer yang cukup besar dan memenuhi ruangan
- Tertutup
Sirkulasi tertutup oleh ruang,penutupan tidak terlalu berpengaruh pada sirkulasi, biasanya digunakan pada pameran beberapa tema
- sepanjang sisi antar ruang bersekat tertutup
Hampir sama dengan sirkulasi tertutup, ruang dalam ruangan, menampung banyak objek pameran,
- sepanjang sisi satu ruang
Ciri-cirinya adalah sirkulasinya tertutup, sesuai dengan arahan objek yang berklimaks umumnya untuk pameran tetap dengan tema yang berkait contohnya museum
- Aliran bebas satu ruang
Ciri-cirinya adalah memiliki sirkulasi yang tertutup, sirkulasi tidak memilihi arahan atau bebas
(48)
Pada umumnya digunakan pada pameran terbuka atau temporer. B. Penzoningan
Penzoningan dilakukan dengan mengelompkkan kegiatan yang sama dengan beberapa kriteria penzoningan, zona penzoningan terbagi atas :
- Zona publik, yaitu zona yang berhubungan langsung dengan pengunjung dan dapt diakses oleh siapapun
- Zona semi publik, zona peralihan antara publik dan pengelola - Semi private, yaitu zona peralihan dari publik dan private
- Private, yaitu zona bagi kepentingan pengelola yang tidak dapat diakses oleh umum - Service, merupakan zona yang berhubungan dengan pelayanan
Kesimpulannya sirkulasi pada bangunan Medan exhibition center hendaknya jelas pembagiannya, mudah pencapaiannya, aman dan nyaman bagi pengunjung. 4.8 Analisa ruang
A. Ruang pameran
Ruang ini bersifat multifungsi untuk mewadahi berbagai kegiatan yang berbeda
1
Pengaturan layout ruang harus memperhatikan ruang sirkulasi dan jarak pandang karena sangat mempengaruhi kenyamanan pengunjung dalam menikmati benda-benda pameran. Sistem pencahayaan pada ruangan menggunakan lampu penerangan dengan sistem pencahayaan ruang tidak langsung. Lampu spotlight digunakan sewaktu-waktu untuk menerangi benda pamer, yang dapat dipasang pada meja atau dinding panel. Sistem
penghawaan menggunakan AC.
karakteristik dan persyaratan yang berbeda, antara lain: - Pameran dagang
Bertujuan untuk mempromosikan dan menjual suatu produk. Layout barang pamer bersifat temporer biasa diletakkan di meja, digantung di dinding, langit-langit dan untuk objek yang besar seperti otomotif diletakkan di atas lantai dengan lay-out tertentu, ruang ini harus mempunyai ruang service yang cukup besar untuk menampung persiapan benda-benda yang dipamerkan.
1
(49)
-
Pameran seni
Pameran yang biasa dilakukan antara lain pameran lukisan, fotografi, desain grafis maupun barang kerjinan tangan, layout barang-barang pamer bersifat temporer, biasanya diletakkan pada meja display, ditempel pada dinding ataupun digantung pada langit-langit ruangan.
Ruang untuk pameran seni membutuhkan pengaturan khusus karena ada beberapa karakter benda pamer yang membutuhkan perawatan khusus, misalnya pameran lukisan yang harus terlindungi dari kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung, dan debu.
Gambar 4.11 sistem pencahayaan pada ruang pamer
Gambar 4.12 layout pameran temporer
Gambar 4.13 sistem pencahayaan Untuk Layout penempelan
(50)
Sistem pencahayaan tambahan yang digunakan adalah lampu spotlight yang menerangi benda pamer. Sistem penghawaan ruang menggunakan AC.
- Pameran jasa
Pameran yang biasa diadakan antara lain pameran pendidikan dan bursa tenaga kerja. Penyelenggaraan pameran menggunakan sistem stand dengan ukuran standar sebesar 3 x 2.5 / 3 m (9 - 15 m2) dan lebar sirkulasi sebesar 2.5 - 4 m. Sistem pencahayan yang
digunakan untuk jenis pameran ini adalah pencahayaan ruang serbaguna dan pencahayaan tambahan yaitu lampu penerangan yang dipasang pada stand-stand pameran. Sistem penghawaan menggunakan AC untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung dalam jumlah yang banyak.
B. Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan bersifat open layout, fleksibel (dapat dibagi menjadi beberapa ruang kecil), tertutup, dan kedap suara. Selain itu, ruang ini dilengkapi dengan peralatan-peralatan penunjang, seperti white board, OHP, infokus, dan lain - lain. Adapun ruang - ruang
pendukung yang diperlukan, antara lain :
• Break Area sebagai ruang tunggu dan ruang istirahat
• Ruang kontrol tata suara dan pencahayaan
• Gudang
• Pantry
Pengaturan pola tempat duduk disesuaikan berdasarkan jenis pertemuan dan kapasitas peserta, antara lain sebagai berikut
(51)
Pola square dan u- shape
Pola perpendicular class room dan class room
Pola teater dan inverted class room
Gambar 4.15 pola square dan u shape
Gambar 4.16 pola perpendicuar dan class room
(52)
C. Teater
Akustika pada ruang teater terbagi atas dua bagian yaitu ruang penonnton dan area panggung2
- penyelesaian akustik pada lantai panggungtinggi panggung disarankan hanya 80-90 cm. pengunaan material pada panggung tergantung dengan aktifitas yang berlangsung contohnya untuk acara kolosal/teatrikal hendaknya menggunakan karpet tebal untuk meredam suara
, berikut penyelesaian untuk ruangan teater:
- pada plafon panggung, penggunaanplafon disarankan yang dapat mementulkan suara agar dapat membantu menyampaikan suara tanpa bantuan alat elektronik
- pada dinding panggung, disarankan dinding bagian panggung menyerap suara dinding samping yang terbuka disarnakan memanfaatkan bahan pemantul
- untuk area lantai penonton, lantai diharapkan untuk bertngkat untuk memberikan
kenyamanan visual bagi penonton, dan sebaiknya menggunakan bahan peredam suara untuk meredam suara kaki penonton.
- Plafon pada area penonton hendaknya menggunakan bahan penyerap suaradan bermodel bertingkat atau bergrigi untuk membantu penyebaran suara ke penonton. - Untuk dinding area penonton hendaknya sebagian dinding saja yang menggunakan
pemantuk suara untuk dinding bagian belakang misalnya menggunakan bahan penyerap suara
- Untuk lantai balkon, plafon dibawah balkon hendaknya menggunakan plafon yang memantulkan suara ke penonton dibawahnya , sehinnga di butuhkan kedalaman balkon yang tepat untuk membantu pantulan suara
Panggung didukung dengan ruangan-ruangan pendukung seperti: - ruang ganti yang terdiri dari ruang ganti dan ruang rias
- ruang kontrolsebagai tempat pengontrol cahaya, suara, visual, dan ruang teknisi - toilet
2
(53)
4.9 ANALISA KEGIATAN
4.9.1 KEBUTUHAN RUANG BERDASARKAN JENIS KEGIATAN Kelompok
kegitan
pemakai kegiatan Kebutuhan ruang
pameran pengunjung Mencari informasi r. informasi Mengikuti
pameran
r. pameran
Bertransaksi r.transaksi Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
peserta Menerima produk Loading dock Memamerkan produk r. pameran Menyimpan barang r. sewa
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Ganti pakaian r. ganti
perancang Merancang stan
pameran r. kerja Memasang dan membongkar stan r. pameran Menyimpan barang Gudang
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
penyelanggara Memberi informasi
r. informasi
Oprasional Kantor exibisi Mencatat barang
masuk dan keluar
Kantor penerimaan barang Menyimpan barang Gudang
(54)
Menyediakan perlengkapan pameran
Loading dock
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
wartawan Mencari informasi r. informasi Meliput kegiatan r. pameran Wawancara r. pers Istirahat Kantin/toilet
teknisi Mengontrol
pencahayaan
r. kontrol
Mengontrol suara r. kontrol Menyimpan
barang
Gudang
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
teater pengunjung Mencari informasi r. informasi Membeli tiket r. tiket
Mengikuti acara r. teater /podium penonton
Istirahat Toilet /restauran
Ibadah Mushola
penyelenggara Memberi informasi
r. informasi
Oprasional Kantor teater Mencatat barang
masuk dan keluar
Kantor penerimaan barang Menyimpan barang Gudang Menyediakan perlengkapan panggung Loading dock
Istirahat Kantin / toilet
(55)
peserta Menunggu pergelaran r.tunggu Melakukan pergelaran Panggung teater Menyimpan barang Gudang
Berias r. hias
Ganti pakaian r. ganti
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
wartawan Mencari informasi r. informasi Meliput kegiatan Teater Wawancara r. pers
Istirahat Restauran / toilet
teknisi Mengontrol
pencahayaan
r. kontrol
Mengontrol suara r. kontrol Menyimpan
barang
Gudang
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
perancang Merancang panggung r. kerja Memasang dan membongkar panggung Teater Menyimpan barang Gudang
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
konvensi pembicara Menunggu jadwal r. tunggu Berpidato r. konfrensi Wawancara r. pers
Istirahat Kantin / toilet
(56)
peserta Mencari informasi r. informasi Menunggu jadwal lobby Mengikuti
kegiatan
r. konvrensi
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
penyelenggara Memberi informasi
R.informasi
Menyediakan peralatan
r. konvensi
Oprasional r. penyelenggara Wawancara r. pers
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
wartawan Mencari informasi r. informasi Meliput kegiatan r. konvensi Wawancara r. pers
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
teknisi Mengontrol
sistem perlengkapan r. kontrol Menyimpan barang Gudang
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Perjamuan /pertunjukan
pengunjung Mencari informasi r. informasi
Mengikuti kegiatan
r. konvensi (r. Resepsi)
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
penyelenggara Memberi informasi
(57)
Oprasional r. penyelenggara Menyediakan perlengkapan r. konvensi Menyimpan barang Gudang
Istirahat Kantin / toiet
Ibadah Mushola
peserta Menunggu
kegiatan
r. persiapan
Mengganti pakaian
r. ganti
Berhias r. hias
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
wartawan Meliput kegiatan r. pergelaran Wawancara r. pers
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
teknisi Mengatur sistem
peralatan
r. kontrol
Menyimpan barang
r. kontrol
Istirahat Kantin / toilet
Badah Mushola
perkantoran penyewa Informasi r. informasi
Oprasional kantor Kantor sewa
Rapat r. rapat
Istirahat Restauran / toilet Menyimpan
barang
Gudang
restauran pengunjung Duduk r. makan
Memesan makanan r. makan Menyantap hidangan r. makan
(58)
tangan Membayar pesanan
Kasir
Koki Menerima dan
menyimpan bahan Gudang Menyediakan menu makanan Dapur Mengganti pakaian r. ganti
Istirahat r. istirahat / toilet
pelayan Menerima dan
menyimpan bahan Loading dock Mencuci peralatan r. cuci Menyiapkan pesanan Dapur
Ganti pakaian r. ganti
Istirahat r. karyawan /
toilet
Ibadah Mushola
karyawan Mencatat pesanan
Area makan
Mengantar pesanan
r. makan
Menghitung biaya Kasir
Menerima tamu Recepsionist Ganti pakaian r. ganti Istirahat r. karyawan
Ibadah Mushola
pengelola direksi Bekerja r. kerja
Menerima tamu r. tamu
Rapat r. rapat
Istirahat Kantin / toilet
(59)
staff Bekerja r. kerja Menerima tamu r. tamu
Menyimpan arsip Gudang arsip Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
service Teknisi m/e Merawat sistem
m/e r. ultilitas Menjalankan oprasional bangunan r. kerja
Menyimpan alat Gudang Ganti pakaian r. ganti Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
karyawan Merawat
bangunan
Setiap ruangan
Menyimpan alat Gudang / janitor Ganti pakaian r. ganti
Istirahat Kantin / r.
Karyawan / toilet
Ibadah Mushola
pergudangan Kepala pergudangan
Mencatat barang masuk dan keluar
Loading dock , gudang, r. Kerja Ganti pakaian r. ganti
Istirahat r. karyawan /
kantin / toilet
Ibadah Mushola
karyawan Mengangkat dan
menjaga barang masuk dan keluar
Loading dock / gudang
Ganti baju r. ganti
Istirahat r. karyawan /
kantin / toilet
Ibadah Mushola
(60)
4.9.2 ALIRAN KEGIATAN A. Pengunjung / tamu
B. Penyelenggara dan peserta
parkir Main enterence
lobby utama Fasilitas umum
restauran
mushola
toilet
informasi lobby
r. pameran
teate
r. konfrensi
parkir Main enterence
Hall utama
mushola toilet
lobby
gudang Loading dock
r. pameran
r. penyelenggara
teate
r.pers k. pengelola
(61)
C. pengelola
D. Service
Parkir Main Entrance
R.Rapat Lobby
R.Sekretaris
R. Arsip Toilet
R.Staff R.Direktur
Gudang
parkir Service enterence
Loading dock gudang foyer
r. pameran
teate
r. konvensi kantor
(62)
4.9.3 Kapasitas Ruang
Pendekatan perhitungan kapasitas :
Penentuan kapasitas Medan Exhibition Center berdasarkan kapasitas gedung konvensi dan eksebisi yang ada di Medan :
Kapasitas Gedung Konvensi dan eksebisi di Medan
Gedung Kapasitas
Griya Dome Convention Center Medan 1200 org Hotel Grand Angkasa International Medan 1700 org Selecta Building 1000 org Tiara Convention Center 2000 org
Pardede Hall 1500 org
Uniland 1000 org
Berdasarkan tabel diatas kapasitas bangunan eksebisi dan convensi di kota Medan masih tergolong rendah. jumlah maksimal kapasitas gedung-gedung tersebut rata-ratanya hanya berkisar ±2000 orang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang datang di Sumatera Utara per tahun mencapai 121.000 orang, dengan rata-rata 10.000 per bulan, yang sebagian besar berasal dari negara-negara ASEAN. Dengan mengasumsikan 10% dari wisatawan mancanegara tersebut datang untuk kegiatan eksebisi, maka kapasitas untuk Medan International Exhibition Center adalah 3000 orang.
(63)
4.9.4 program ruang
No Fasilitas Ruang Kapasita s
Standart Jumlah ruang
Luas
Sumb er 1 Penerima Lobby
penerima
3000 org 0,9 m²/org 1 unit 2400m² FL
2 Fasilitas utama
Exhibition Lobby 5000 org 0,6 m²/org 1 unit 3000 m² FL Exhibition hall 5000 org 1,2 m²/org 1 unit 6000 m² FL
Gudang 10% luas
exhibition
1 unit 600 m² FL R.ganti 100 org 1,2 m²/org 2 unit 120 m² NDA Kantor exibisi 13 m²/ unit 1 unit 13 m² FL
Pantry 80 org 1 unit 80 m² ASS
Toilet
Pria (60 %) Toilet (1,5m²/unit) Urinoir (0,6m²/unit) Westafel (0,6m²/unit) 5 unit 4 unit 4 unit 7,5 m² 2,4 m² 2,4 m² NAD NAD NAD Wanita (40%) Toilet (1,5m²/unit) Westafel (1,5m²/unit) 6 unit 4 unit 18 m² 6 m² NAD NAD Total 11819,16 m² concert
hall+konvens ion
Loby 3500 org 0,6 m²/org 1 unit 2100 m²
Konser hall 2500 org 1 m²/org 1 unit 2500 m² FL Sit area 1500 org 0.8 m²/org 2800 m²
R. ganti 50 org 2,8m²/org 140 m² NAD
Gudang 10 % r.
teater
2 unit 240 m² NAD R. tata suara 2 org 15 m²/org 1 unit 30 m² FL Tabel 4.3 program ruang bangunan
(64)
R. tata cahaya 2 org 15 m²/org 1 unit 30 m² FL
R. proyektor 28 m²/org 1 unit 28 m² FL
Toilet
Pria (60 %) Toilet (1,5m²/unit) Urinoir (0,6m²/unit) Westafel (0,6m²/unit) 5 unit 4 unit 4 unit 7,5 m² 2,4 m² 2,4 m² NAD NAD NAD Wanita (40%) Toilet (1,5m²/unit) Westafel (0,6m²/unit) 6 unit 4 unit 9 m² 2,4 m² NAD NAD Total 8150,04 m²
Konvensi Loby 500 0,6 m²/org 2400 m² FL
R. konvensi kecil
250 1 m²/org 2 unit 500 m² FL
R. tata suara 2 org 15 m²/org 1 unit 30 m² FL R. tata cahaya 2 org 15 m²/org 1 unit 30 m² FL
R. proyektor 28 m²/org 1 unit 28 m² FL
Toilet
Pria (60 %) Toilet (1,5m²/unit) Urinoir (0,6m²/unit) Westafel (0,6m²/unit) 5 unit 4 unit 4 unit 7,5 m² 2,4 m² 2,4 m² NAD NAD NAD Wanita (40%) Toilet (1,5m²/unit) Westafel (0,6m²/unit) 6 unit 4 unit 9 m² 2,4 m² NAD NAD 3614,04 m²
3 Fasilitas penunjang
(65)
restauran r. makan 200 org 1,6m² 1 unit 320 m² NAD
Counter 4 org 1 m² 1 unit 4 m² NAD
Dapur 0,5m²/org 1 unit 100 m² FL
Gudang 10% 1 unit 32 m² NAD
R karyawan 15% 1 unit 48 m² NAD
toilet
pria Toilet (1,5m²/unit) Westafel (0,6m²/unit) 2 unit 2 unit 3 m² 1,2 m² NAD NAD wanita Toilet
(1,5m²/unit) Westafel (0,6m²/unit) 2 unit 2 unit 3 m² 1,2 m² NAD NAD Total 614,88 m²
Pers 50 0,8 m²/org 1 40 m² ASS
Retail sewa 23 m² 4 unit 69 m² FL
Atm 1,50 m² 10 15 m² ASS
Total 176,4 m²
4 Pengelola r. direktur 1 19 m² 1 19 m² FL
r. wakil direktur
1 14 m² 1 13 m² FL
r. sekretaris 1 11 m² 1 11 m² FL
R. rapat 20 org 2m²/org 1 40 m² NAD
Administrasi 14 m² 1 16 m² FL
Personalia 14 m² 1 14 m² FL
Keuangan 14 m² 1 14 m² FL
Oprasional 13 m² 1 13 m² FL
Humas & promosi
1 13 m² 1 13 m² FL
Maintanance 20 org 3,00 m² 1 90 m² NAD
R.ganti 20 org 1.2 m²/org 1 24 m²
Keamanan 14 m² 14 m² FL
R.ganti 10 org 1,2m²/org 1 12 m² NAD
Total 351,6 m² Kantin
pegawai
R. makan 40 org 1,6m²/org 1 unit 64 m² NAD
Dapur 0,5m²/org 1 unit 20 m² NAD
(66)
5 Service R. genset 20 m² ASS
R. AHU 20 m² ASS
R. kontrol 20 m² ASS
R. panel 20 m² ASS
R. petugas 20 m² ASS
Total 100 m² Total luas bangunan=24.926,92 m²
Sumber :
1. FL = conference, convention, and exhibition hall, Fred Lawson 2. NAD = Neufert, data arsitek
3. ASS = Asumsi Deskripsi Kebutuhan Parkir Standar kebutuhan parkir untuk :
a. 1 mobil membutuhkan luasan 25 m² = 1 mobil diasumsikan memuat 4orang b. 1 kereta membutuhkan luasan 2 m² = 1 kereta diasumsikan memuat 2 orang
jumlah maksimal total pemakai bangunan = pengunjung + pengelola + bag, servis = 10000 orang + 40 orang + 20 orang = 10060 orang
Daya tampung parkir untuk pengunjung dan pengelola dan bagian servis adalah : 30 % naik mobil = 30 % x 10060 orang = 3018 orang = 754 mobil.
30 % naik kereta = 30 % x 10060 orang = 3018 orang = 1509 kereta. 40 % berjalan kaki = 40 % x 10060 orang = 4024 orang
Maka luas total parkiran pengunjung dan pengelola dan servis adalah : ( 25 m² x 567 ) + ( 2 m² x 1134 ) = ± 16443 m²
(67)
4.10 STUDI BANDING
4.10.1 Jakarta Hilton Convention Center
Gedung ini semula bernama Balai Sidang Senayan, dengan luas 10.000 m2, setelah direnovasi dengan menelan biaya investasi sekitar 300 M, gedung ini telah berkembang menjadi 60.000 m2. Tetapi bentuk kubah tetap dipertahankan walaupun seakan-akan telah terbingkai oleh bangunan baru yang terbentuk segi empat. Sebelum direnovasi, Balai Sidang Senayan hanya memiliki 5 ruang konvensi dengan daya tampung masing-masing 100-400 orang, tetapi sekarang Jakarta Hilton Convention Center telah memilki ruang-ruang, antara lain :
- main lobby, luas 5.583 m2 - plenary hall, luas 5.542 m2
- exhibition pre-function lobby, luas 1.350 m2 - exhibition hall, luas 6.120 m2
- pre-function lobby, luas 1.350 m2 - press conferences room, luas 161 m2
- restaurant, lounge, cafetaria, luas total 1.165 m2 - ballroom assembly hall, luas 3.931.5 m2
- 3 multi purpose meeting rooms, luas total 505 m2 4.10.2 Tiara Convention Center
Convention ini merupakan salah satu tempat yang paling sering dipergunakan oleh masyarakat Medan untuk mengadakan pertemuan, seminar, rapat, resepsi, konser musik, pameran, dan lain-lain. Tiara Convention merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh Hotel Tiara Medan.
(68)
Tiara Convention Center terdiri dari 5 ruangan utama, yaitu :
1. Balai Raya, merupakan ruang utama tempat berlangsungnya kegiatan antara lain : pertemuan, resepsi, pertunjukan musik, pameran, dan lain-lain. Pada ruangan ini perletakan kursinya tidak permanen, sehingga bisa disesuaikan menurut keperluan konsumen. Ukuran ruang balai raya, 48 m x 28 m x 27 m.
2. Balai Citra, sering digunakan sebagai banquet hall, ukuran ruang 17 m x 23 m. 3. Balai Wara, ukuran ruang 9 m x 18 m.
4. Balai Duta, ukuran ruang 9,6 m x 9 m. 5. Balai Tama, ukuran ruang 7,2 m x 9,5 m.
(69)
BAB V KONSEP 5.1 Pendahuluan
Berdasarkan hasil analisa sebelumnya, maka terbentuk beberapa hasil keluaran dalm bentuk konsep - konsep, antara lain sebagai berikut.
5.2 Konsep tapak
Konsep tapak meliputi sirkulasi kenderaan, pedestrian dan zoning site. Dari data sebelumnya site memiliki beberapa potensi dan kekurangan yang dikembangkan menjadi sebuah konsep, antara lain :
5.2.1 Konsep zoning tapak
Site berada pada persimpangan dua jalan arteri primer kota Medan, yaitu jalan Gatot subroto dan dan jalan Ringroad, dengan jalan Gatot subroto sebagai main street nya menuju site.
Keluaran
• Bangunan dan area penerima menghadap jalan utama
• Akses masuk utama dibuka pada sisi utara site
• Akses keluar dari site dibuka pada sisi timur site
• Terdapat plaza pada sisi utara sebagai area penerima pejalan kaki dan pengguna angkutan umum
Gambar 5.1 peta lokasi
Akses service
Akses utama
Akses kedua Akses utama
entrance
(70)
5.3 Penzoningan bangunan
Pembagian ruangan per-lantai pada bangunan A. Ground floor
B. Lantai 2
5.3.1 Konsep bangunan
Penerapan konsep pada bangunan didasarkan dari analisa- analisa yang dilakukan sebelumnya terhadap lingkungan dan lainnya
Semi publik
Publik Legenda :
Gambar 5.3 Pembagian zona ground floor
Gambar 5. 4 Pembagian zona lantai 1
Semi publik
Publik Legenda :
(71)
• Sisi utara merupakan area dengan tingkat kebisingan tinggi yang berasal dari aktifitas lalu lintas
• Sedangkan pada sisi timur merupakan area dengan tingkat kebisingan yang rendah
• Untuk mengatasinya bangunan dimundurkan/menjauhi area kebisingan
• Pada area depan diberikan buffer tanaman sehingga suara dari lalu lintas kenderaan berkurang di sekitar bangunan
bising tenang
Gambar 5 .5gambar tingkat keributan sekitar site
(72)
5.3.2 Konsep ruang dalam
• Ruang dikelompokkan berdasarkan intensitas kebisingannya sehingga kebisingan dari masing-masing ruang tidak terpengaruh satu dengan lainnya
• Concert hall diletakkan pada sisi selatan dimana merupakan area dengan tingkat kebisingannya rendah
• Exibition hall diletakkan berjauhan di sisi utara bangunan agar tidak saling berhubungan
• Lobby masing-masing ruang utama diletakkan di daerah bising dimana lobby juga difungsikan sebagai buffer suara bising yang datang
• Ruang mesin diletakkan berjauhan dari ruang utama
A. Concert hall
Gambar 5.7 gambar konsep massa
(73)
- Konser hall diperuntukan untuk konser pop yang menggunakan sound system sehingga pada tiap sisi dinding diberi dinding penyerap agar tidak tercipta gaung dan pemantulan berlebih dalam ruang
- Penyerap suara pada dinding juga bertujuan agar bunyi di dalam tidak terdengar di luar ruangan
- Pada langit-langit diberi langit-langit pemantul agar distribusi suar sampai ke daerah belakang penonton
- Pada atap bangunan diberi penyerap suara berupa rockwool agar suara dari udara di luar ruang tidak masuk kedalam ruang
- Pada lantai digunakan karpet untuk menyerap suara
- Kursi penonton juga menggunakan kursi yang dapat meyerap suara dengan baik sehingga pada saat tidak ada penonyon kursi dapat menggantikan menyerap suara
B. Convention hall
• Pada keliling dinding diberikan penyerap suara
• Pada langit-langit diberi langit-langit pemantul agar distribusi suar sampai ke daerah belakang pendengar
• Menggunakan karpet penyerap suara
• Langit-langit dibuat tidak terlalu tinggi untuk mendapatkan RT yang singkat
• Pada atap bangunan diberi penyerap suara berupa rockwool agar suara dari udara di luar ruang tidak masuk kedalam ruang
• Karena lantai ruang datar pengeras suara di letakkan di atas (langit-langit)
•
(74)
C. Exhibition hall
• Pada keliling dinding diberi penyerap suara agar suara dari dalam tidak menggangu area luar
• Pada atap diberi penyerap suara agar suara dari dalam maupun luar tidak menggangu
5.4 Konsep sirkulasi
5.4.1 Konsep sirkulasi kenderaan
Akses service
Akses utama
Akses kedua Akses keluar
entrance
Bus stop Akses masuk roda 2
Akses masuk roda 4
Gambar 5.10 gambar konsep ruang konvention dan exhibition
(75)
• Akses masuk untuk kenderaan baik roda 2 dan 4 dibuka di kedua sisi jalan yaitu jalan Gatot Subroto dan Ring road untuk mengakomodir kenderaan yang datang dari kedua jalan
• Jalur kenderaan untuk kenderaan dibedakan menjadi 3 yaitu kenderaan pribadi, bus dan service
• Pada sisi utara diletakkan tempat pemberhentian bus karena angkutan umum hanya lewat dari jalan Gatot Subroto
• Akses parkir masuk dan keluar untuk kenderaan roda 2 dan 4 dibedakan agar tidak ada pemusatan kenderaan
•
5.4.2 Konsep sirkulasi pejalan kaki
Pejalan kaki berasal dari kedua sisi jalan sehingga akses bagi pejalan kaki dibuka di kedua sisi site di sisi utara diberi koridor khusus pejalan kaki dilengkapi dengan tanaman dan retail-retail yang menghubungkan area luar dan dalam bangunan sehingga pejalan kaki dapat nyaman berjalan
Koridor pejalan kaki
(76)
(77)
(78)
(79)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR PUSTAKA.
• Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
• Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta.
• Snyder, James C.& Catanese, Anthony J. (1989) Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga,
• Quentin Picard, (2002) Architect Hand book, United Kingdom: Blackwell Science Ltd • Akustik Lingkungan, Jakarta: Erlangga
• WJS Poerwadarminta, (1976) Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.