Kajian Pustaka Pesan Dakwah Dalam Program Televisi (Analisi Isi Pesan Pada Program Chatting Dengan YM di ANTV)
11
Penjabaran Al Qur’an dan As-sunnah dalam kehidupan.
4.
Pendekatan approach :Hikmah, kasih sayang, dan persuasif.
5.
Tujuan destination : Perubahan sikap, dan tingkah laku sesuai
dengan isi dan harapan dari pesan yang disampaikan.
Perbedaan kegiatan-kegiatan lahiriah, antara komunikasi dan dakwah nyaris tidak kelihatan, karena memang begitu tajam. Bahkan lebih terasa persamaannya
dengan beberapa bentuk aktivitas komunikasi yang dikenal selama ini. Hal itu, ada benarnya karena memang komunikasi dakwah pada dasarnya memiliki
prsamaan dengan bentuk kegiatan komunikasi lain yang sama-sama berlandaskan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh teori komunikasi.
E.3. Pesan Dakwah E.3.1. Pengertian Dakwah
Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator
7
. Namun ada juga yang mengartikan pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima
8
. Pesan disampaikan dalam bentuk simbol, baik verbal lisan atau
nonverbal non-lisan. Simbol lisan adalah kata-kata, sedangkan simbol nonverbal adalah apa yang anda sampaikan dengan nada suara atau gerak
fisik gestures seperti gerak mata, ekspresi wajah, menggapaikan tangan, memainkan jari-jemari atau sikap badan postures dan penampilan
7
A.W. Widjaja, Komunikasi Komunikasi dan Hubungan M asyarakat , Jakart a: Bum i Akasara, 1993, hal. 14.
8
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 97.
12
appearance, atau isyarat, seperti membunyikan alat atau menunjukkan warna
9
. Sedangkan dakwah secara bahasa adalah ajakan atau seruan. Secara
istilah dakwah merupakan proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan
tersebut
10
. Namun ada juga yang mengartikan bahwa dakwah adalah ajakan atau seruan untuk mengajak kepada seseorang atau sekelompok orang untuk
mengikuti dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam
11
. Dari berbagai macam pengertian dakwah tersebut, pada dasarnya
mencerminkan hal-hal berikut: 1 Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan
sadar dan terencana. 2 Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah,
memperbaiki situasi yang lebih baik. 3 Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni
hidup bahagia sejahtera di dunia ataupun di akhirat. Pesan Dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i
kepada mad’u
12
. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Lain halnya dengan Toto Tasmara
dalam bukunya Komunikasi Dakwah, dia berpendapat bahwa pesan dakwah ialah semua pernyataan yang bersumberkan al-Qur’an dan Sunnah baik
tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan risalah tersebut.
9
M .S. Hidajat , Public Speaking dan Teknik Presentasi, Yogyakar t a: Graha Ilm u, 2006, hal. 43-44.
10
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, hal. 31.
11
Andy Derm aw an, M et odologi Ilmu Dakw ah, Yogyakart a: Lem baga St udi Filsaf at Islam, 2002, hal. 24.
12
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006, hal. 24.
13
Sedangkan Moh. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah, menyatakan bahwa pesan dakwah merupakan isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan
dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pesan dakwah adalah segala bentuk simbol-simbol yang berupa kata, gambar, dan sebagainya yang berlandaskan
pada al-Qur’an dan Sunnah dan diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan dari sikap atau perilaku yang negatif ke sikap atau
perilaku yang positif pada diri mitra dakwah.
E.3.2 Macam-macam Pesan Dakwah
a. Masalah Keimanan Akidah
Akidah berasal bahasa Arab “aqidah” yang bentuk jamaknya adalah “aqaid” berarti kepercayaan atau keyakinan. Oleh karena itu akidah
merupakan pondasi utama bagi setiap muslim. Akidah inilah yang menjadi dasar untuk memberikan arah bagi hidup dan kehidupan seorang muslim.
Akidah dalam Islam bersifat i tiqad batiniyah yang mencakup
masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman, yakni iman atau percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir serta qadha’ dan qadar. b.
Masalah Keislaman Syariah Syariah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir nyata
dalam rangka mentaati semua peraturanhukum Allah guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup
antara sesama manusia. Ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW:
14
“…Islam ialah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah utusan Allah, dan engkau mendirikan shalat, memberikan zakat, engkau berpuasa pada bulan Ramadhan, dan engkau
menjalankan haji ke Baitullah bila engkau mampu menjalankannya…” HR. Muslim
13
. Hadits tersebut mencerminkan hubungan antara manusia dengan
Allah SWT. Artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syariah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-
masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual-beli, berumah-tangga, bertetangga,
warisan, kepemimpinan dan amal-amal saleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan Allah seperti minum minuman keras, berzina, mencuri
dan sebagainya termasuk pula dalam materi dakwah nahi anil munkar. c.
Masalah Budi Pekerti Akhlak Ditinjau dari segi bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab
akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku. Dari segi istilah, akhlak merupakan suatu keadaan
yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan- perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan
atau penelitian. Jika keadaan hal tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum Islam, disebut akhlak yang
13
Imam Namawi, Hadits Arba in dan Terjemahan, Solo: Kuala Pustaka, 2004, hal. 5.
15
baik. Jika perbuatan yang timbul itu tidak baik, maka dinamakan akhlak yang buruk.
Adapun akhlak terdiri dari akhlak terhadap khaliq dan akhlak terhadap makhluk manusia maupun bukan manusia. Masalah akhlak dalam
aktivitas dakwah sebagai materi dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini
berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak
sebagai penyempurna keimanan dan keislaman.
E.3.3 Pertimbangan Memilih Pesan Dakwah
Materi dakwah Iman, Islam dan Ihsan adalah materi dasar yang dapat diperluas dengan materi lain yang mengandung dan memperdalam materi
dasar tersebut, seperti kisah para Nabi dan Rasul, para syuhada dan sholihin, serta hasil ijtihad para ulama, dan hasil penelitian pakar yang berhubungan
dengan materi dasar tersebut termasuk juga doa-doa dan sebagainya. Dalam operasionalnya pemilihan materi dakwah harus sesuai dengan
keadaan. Materi dakwah itu dapat disampaikan secara verbal seperti pada majelis ta’lim, pengajian rutin, pementasan qasidah, musabaqah tilawatil
qur’an, doa bersama dan lain-lainnya atau bisa juga disampaikan melalui non verbal seperti zakat, infaq, shadaqah, pementasan, pantomim, khitanan
masal dan lainnya
14
. Namun adakalanya masih terdapat komunikator yang tidak menyadari
bahwa pesan yang disampaikannya itu tidak berkaitan dengan komunikan,
14
M. Hasyim Syamhudi, Manajemen Dakwah, Surabaya: eLKAF, 2007, hal. 50.
16
dan komunikan tidak merasa berkepentingan sehingga komunikasi tidak berjalan responsif. Oleh karena itu, dalam merencanakan sebuah pesan
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut
15
: a. Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud. b. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada pengalaman
yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama dapat mengerti.
c. Pesan harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan, dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.
d. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada
pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
E.4. Media Dakwah
Media merupakan alat atau wahana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Secara lebih spesifik,
yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide, dan
sebagainya. Menurut Wahyu Ilaihi
16
komunikasi yang bermedia mediated communication adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana
untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga dengan
15
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 99.
16
Ibid, hal.104.
17
komunikasi tak langsung indirect communication dan sebagai konsikuensinya arus balik pun tidak terjadi pada saat komunikasi dakwah
ini dilancarkan. Namun yang perlu digaris bawahi saat ini banyak media lain yang
mendukung, contohnya twitter. Dalam acara Chatting dengan YM ini pemirsa di rumah bisa memberikan masukan ataupun tanggapannya melalui
twitter yang kemudian programmer acara menampilkan melalui running teks tulisan berjalan yang ada di layar televisi.
Media dakwah sendiri memiliki alat untuk menyampaikannya kepada mad’u atau komunikan, hal ini tentu di selaraskan dengan keadaan
masyarakat sekitar. Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima :
Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,
bimbingan, penyuluhan dan sebagainya. Tulisan, buku majalah. Surat kabar, korespondensi surat, e-mail, sms,
spanduk. Lukisan, gambar, karikatur, dan lain-lain.
Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi,
slide, ohp, internet dan sebagainya. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran
Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u.
18
E.5. Dakwah Islam
Untuk menghadapi berbagai tantangan umat Islam dewasa ini, dakwah merupakan suatu yang sangat relevan untuk dikembangkan di era informasi ini, salah satu
media dakwah yang efektif dan dapat dikembangkan pada era informasi ini adalah pers atau media islam.
Dalam bukunya Drs. Samsul Munir Amin
17
yang di sadur dari bukunya Dedy Djamaluddin Malik “Peranan Pers Islam di Era Informasi,
hal.161, pers atau media menurut Wilkerson merupakan: “vital factor in all the great political and social struggle”. Lebih lanjut dia mengatakan:
“Aside from its power as a crusading influence, the press has been a most important medium in the formation of public opinion, serving as an
open forum in which serious questions have been discussed and decided”.
Dakwah sendiri merupakan aktivitas untuk mengajak manusia agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan
dan menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar arag mereka mendapat kebahagiaan d dunia dan akhirat.
Seperti dalam Al Qur’an surat Al Imron ayat 104 telah dijelaskan dakwah itu sendiri yaitu:
17
Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hal. XiV
19
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung
18
. Di samping itu, dakwah Islam juga dapat dimaknai sebagai usaha dan
aktivitas orang beriman dalam mewujudkan ajaran Islam dengan menggunakan system dan cara tertentu ke dalam kenyataan hidup
perorangan, keluarga, kelompok masyarakat juga Negara merupakan kegiatan yang menyebabkan terbentuknya komunitas dan masyarakat muslim
serta peradabannya. Oleh karena itu, dakwah merupakan aktivitas yang berfungsi
mentransformasikan nilai-nilai Islam sebagai ajaran doktrin menjadi kenyataan tata masyarakat dan peradabannya yang mendasar kan pada
pandangan dunia Islam yang bersumber pada Al-quran dan As-sunnah. Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT :
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. [845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar
18
Imad Zaki Al-Barudi, M ushaf Al-Qur’an Terjemahan, Jakart a: Pena Pundi Aksara, 2002, QS. Ali Imron 05 : 104 .
20
yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil ”
19
.
E.6. Strategi Dakwah
Dalam bukunya Prof. Hamidi, salah satu dosen pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang menyebutkan,
Strategy is a way to achieved clearly specified goals with a combination of means and in a certain time period. By anticipating we try to predict what
the appointments, one self and or nature can do
20
Jika seorang da’i mampu menjalankan strategi dakwah dengan hikmah, ia akan mudah mencapai keinginannya dalam arti keberhasilan atau
efektifitas dakwahnya. Hal ini bisa dilihat dalam metode yang digunakan oleh da’i dalam
berdakwah, seperti yang kita tau banyak pendakwah yang melenceng dari tujuannya berdakwah. Nabi Muhammad SAW, sebagai imam para da’i,
telah menerapkan strategi dakwah secara bijak, sehingga melalui beliau, Allah memberi manfaat kepada hamba-Nya dan menyelamatkan mereka
dari syirik menuju tauhid. Siasat beliau tersebut bermanfaat besar dalam menyukseskan
dakwahnya, membangun
negaranya, menguatkan
kekuasaannya, dan meninggikan kedudukannya. Berikut peneliti paparkan secara singkat cara atau strategi dakwah,
yakni
21
: 1. Memilih waktu kosong dan kegiatan terhadap kebutuhan audiens
penerima dakwah.
19
Ibid, QS. An-Nahl 16 : 125.
20
Van den Ban, 1988:321, dalam buku Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, UMM Press, Malang : 2010, hal.126.
21
Ibid, hal. 127.
21
2. Jangan memerintahkan sesuatu yang jika tidak dilakukan, menimbulkan fitnah.
3. Menjinakkan hati dengan harta dan kedudukan. 4. Menjinakkan hati dengan member maaf ketika dihina, berbuat baik
ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari, dan bersabar ketika dizhalimi.
5. Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada orangnya tetapi berbicara dengan sasaran umum seperti yang sering dilakukan
Nabi Muhammad SAW. 6. Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seseorang pada tujuannya.
7. Seorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan. 8. Memberikan perumpamaan-perumpamaan.
Dalam era globalisasi dan era informasi seperti sekarang ini, diperlukan penerapan dakwah yang dapat menjangkau dan mengimbangi kemajuan-
kemajuan tersebut. Dengan demikian dakwah harus dikembangkan melalui berbagai strategi pendekatan.
E.7. Televisi
Televisi merupakan media audio visual yang sangat efektif dalam
menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa. Televisi sendiri
merupakan hasil teknologi elektronik yang dapat menyiarkansuatu program dalam bentuk suara sekaligus gambar dari stasiun yang memancarkannya.
22
E.7.1. Fungsi Televisi
Fungsi televisi sebagai media massa sendiri adalah
22
:
1.
Penerangan The information function Fungsi ini terdapat pada media massa audio visual yang mempunyai
dua faktor, yaitu immediacy dan realism. Immediacy mengandung pengertian langsung dan dekat, peristiwa yang disiarkan oleh stasiun
televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya.
2.
Pendidikan The Educational Function Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang
ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan simultan.
3.
Fungsi Hiburan The Entertainment Function Sebagaian besar dari alokasi waktu siaran televisi diisi oleh acara-acara
hiburan, hal ini dikarenakan pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suaranya bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati oleh
semua khalayak.
E.7.2. Televisi Sebagai Media Dakwah
Tidak dapat di pungkiri bahwa media elektronik merupakan media efektif dalam menyampaikan pesan-pesan yang dalam hal ini pesan keagamaan
kepdan khalayak penerima dakwah. Pada era saat ini, media elektronik dalam hal ini televisi, sangat efektif sebagai untuk menyampaikan pesan
kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, dakwah juga bisa disampaikan melalui media elektronik ini, agar pesan-pesan dakwah bisa diterima secara
efektif.
22
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Mandar maju, Bandung: 1993, hal.24
23
E.8. Analisis Isi
Analisis isi content analysis adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media
massa. Pelopor analisi isi adalah Harold D.Lasswell, yang melopori teknik simbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian
diberi interpretasi. Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk
komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi, maupun semua bahan- bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu social dapat
menggunakan analisis isi sebagai tenikmetode penelitian. Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir
75 dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis 27,7, komunikasi umum 25,9, dan ilmu politik 21,5
23
. Sedangkan definisi Kerlinger 1986 agak khas yaitu, analisis
komunikasi secara sistematis, objektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel. Dalam definisi Kerlinger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya.
Pertama, analisis isi bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisis dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit seperti, cara
penentuan sample. Kedua analisis isi bersifat obyektif. Ketiga analisis isi bersifat kuantitatif
24
. Bersifat sistematis artinya isi yang dianalisa sesuai dengan prosedur
yang tepat, dan cukup menggunakan satu pedoman dalam keseluruhan analisanya, karena pedoman alternatif yang digunakan sering memunculkan
23
http:andreyuris.wordpress.com, di akses pada tanggal 29 september 2012
24
Andi Bulaeng, Metode Penelitian kontemporer, Andi Yogyakarta, Yogyakarta:2004, hal. 71.
24
kesimpulan yang membingungkan. Bersifat obyektif artinya peneliti tidak dapat mengikuti sertakan
pendapat pribadi dalam hasil analisisnya, karena hal tersebut akan meghasilkan kesimpulan yang tidak sama. Oleh karena itu, sebelumnya
peneliti harus menetapkan definisi operasional, dan tata cara pengklasifikasian yang jelas, lengkap, dan fokus, bila tidak maka peneliti tidak akan menemukan
obyektifitas dan reliabilitas kesimpulan yang diharapkan. Bersifat kuantitatif artinya analisis isi bertujuan mempresentasikan
kerangka pesan secara akurat dengan pengukuran secara numerik. Dengan demikian peneliti dapat membuat kesimpulan dan laporan secara ringkas,
namun menuntut peneliti menggunakan perangkat statistik sebagai alat interpretasi. Adapun kegunaan analisis isi yaitu:
1. Menggambarkan isi komunikasi.
2. Menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan.
3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata.
4. Melalui image suatu kelompok tertentu dan masyarakat. 5.
Menciptakan titik awal terhadap studi efek media. Tahap-tahap dalam analisis isi
25
:
1.
Merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis.
2.
Mendefenisikan populasi yang diteliti.
3.
Memilih sampel yang sesuai dari populasi.
4.
Memilih dan menentukan unit analisis.
5.
Menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis.
25
Ibid, hal. 172
25
6.
Membuat sistem hitungan.
7.
Melatih para pengkode dan melakukan studi percobaan.
8.
Mengkode isi menurut definisi yang telah ditentukan.
9.
Menganalisis data yang sudah dikumpulkan.
10.
Mencari kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi