Kajian Pustaka Pesan Dakwah Dalam Program Televisi (Analisi Isi Pesan Pada Program Chatting Dengan YM di ANTV)

11 Penjabaran Al Qur’an dan As-sunnah dalam kehidupan. 4. Pendekatan approach :Hikmah, kasih sayang, dan persuasif. 5. Tujuan destination : Perubahan sikap, dan tingkah laku sesuai dengan isi dan harapan dari pesan yang disampaikan. Perbedaan kegiatan-kegiatan lahiriah, antara komunikasi dan dakwah nyaris tidak kelihatan, karena memang begitu tajam. Bahkan lebih terasa persamaannya dengan beberapa bentuk aktivitas komunikasi yang dikenal selama ini. Hal itu, ada benarnya karena memang komunikasi dakwah pada dasarnya memiliki prsamaan dengan bentuk kegiatan komunikasi lain yang sama-sama berlandaskan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh teori komunikasi. E.3. Pesan Dakwah E.3.1. Pengertian Dakwah Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator 7 . Namun ada juga yang mengartikan pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima 8 . Pesan disampaikan dalam bentuk simbol, baik verbal lisan atau nonverbal non-lisan. Simbol lisan adalah kata-kata, sedangkan simbol nonverbal adalah apa yang anda sampaikan dengan nada suara atau gerak fisik gestures seperti gerak mata, ekspresi wajah, menggapaikan tangan, memainkan jari-jemari atau sikap badan postures dan penampilan 7 A.W. Widjaja, Komunikasi Komunikasi dan Hubungan M asyarakat , Jakart a: Bum i Akasara, 1993, hal. 14. 8 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 97. 12 appearance, atau isyarat, seperti membunyikan alat atau menunjukkan warna 9 . Sedangkan dakwah secara bahasa adalah ajakan atau seruan. Secara istilah dakwah merupakan proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut 10 . Namun ada juga yang mengartikan bahwa dakwah adalah ajakan atau seruan untuk mengajak kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengikuti dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam 11 . Dari berbagai macam pengertian dakwah tersebut, pada dasarnya mencerminkan hal-hal berikut: 1 Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana. 2 Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik. 3 Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni hidup bahagia sejahtera di dunia ataupun di akhirat. Pesan Dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u 12 . Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Lain halnya dengan Toto Tasmara dalam bukunya Komunikasi Dakwah, dia berpendapat bahwa pesan dakwah ialah semua pernyataan yang bersumberkan al-Qur’an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan risalah tersebut. 9 M .S. Hidajat , Public Speaking dan Teknik Presentasi, Yogyakar t a: Graha Ilm u, 2006, hal. 43-44. 10 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, hal. 31. 11 Andy Derm aw an, M et odologi Ilmu Dakw ah, Yogyakart a: Lem baga St udi Filsaf at Islam, 2002, hal. 24. 12 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006, hal. 24. 13 Sedangkan Moh. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah, menyatakan bahwa pesan dakwah merupakan isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pesan dakwah adalah segala bentuk simbol-simbol yang berupa kata, gambar, dan sebagainya yang berlandaskan pada al-Qur’an dan Sunnah dan diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan dari sikap atau perilaku yang negatif ke sikap atau perilaku yang positif pada diri mitra dakwah. E.3.2 Macam-macam Pesan Dakwah a. Masalah Keimanan Akidah Akidah berasal bahasa Arab “aqidah” yang bentuk jamaknya adalah “aqaid” berarti kepercayaan atau keyakinan. Oleh karena itu akidah merupakan pondasi utama bagi setiap muslim. Akidah inilah yang menjadi dasar untuk memberikan arah bagi hidup dan kehidupan seorang muslim. Akidah dalam Islam bersifat i ฀tiqad batiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman, yakni iman atau percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir serta qadha’ dan qadar. b. Masalah Keislaman Syariah Syariah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir nyata dalam rangka mentaati semua peraturanhukum Allah guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. Ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW: 14 “…Islam ialah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, dan engkau mendirikan shalat, memberikan zakat, engkau berpuasa pada bulan Ramadhan, dan engkau menjalankan haji ke Baitullah bila engkau mampu menjalankannya…” HR. Muslim 13 . Hadits tersebut mencerminkan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syariah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah- masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual-beli, berumah-tangga, bertetangga, warisan, kepemimpinan dan amal-amal saleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan Allah seperti minum minuman keras, berzina, mencuri dan sebagainya termasuk pula dalam materi dakwah nahi anil munkar. c. Masalah Budi Pekerti Akhlak Ditinjau dari segi bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku. Dari segi istilah, akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan- perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan hal tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum Islam, disebut akhlak yang 13 Imam Namawi, Hadits Arba ฀in dan Terjemahan, Solo: Kuala Pustaka, 2004, hal. 5. 15 baik. Jika perbuatan yang timbul itu tidak baik, maka dinamakan akhlak yang buruk. Adapun akhlak terdiri dari akhlak terhadap khaliq dan akhlak terhadap makhluk manusia maupun bukan manusia. Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah sebagai materi dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak sebagai penyempurna keimanan dan keislaman. E.3.3 Pertimbangan Memilih Pesan Dakwah Materi dakwah Iman, Islam dan Ihsan adalah materi dasar yang dapat diperluas dengan materi lain yang mengandung dan memperdalam materi dasar tersebut, seperti kisah para Nabi dan Rasul, para syuhada dan sholihin, serta hasil ijtihad para ulama, dan hasil penelitian pakar yang berhubungan dengan materi dasar tersebut termasuk juga doa-doa dan sebagainya. Dalam operasionalnya pemilihan materi dakwah harus sesuai dengan keadaan. Materi dakwah itu dapat disampaikan secara verbal seperti pada majelis ta’lim, pengajian rutin, pementasan qasidah, musabaqah tilawatil qur’an, doa bersama dan lain-lainnya atau bisa juga disampaikan melalui non verbal seperti zakat, infaq, shadaqah, pementasan, pantomim, khitanan masal dan lainnya 14 . Namun adakalanya masih terdapat komunikator yang tidak menyadari bahwa pesan yang disampaikannya itu tidak berkaitan dengan komunikan, 14 M. Hasyim Syamhudi, Manajemen Dakwah, Surabaya: eLKAF, 2007, hal. 50. 16 dan komunikan tidak merasa berkepentingan sehingga komunikasi tidak berjalan responsif. Oleh karena itu, dalam merencanakan sebuah pesan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut 15 : a. Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud. b. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama dapat mengerti. c. Pesan harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan, dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu. d. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. E.4. Media Dakwah Media merupakan alat atau wahana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide, dan sebagainya. Menurut Wahyu Ilaihi 16 komunikasi yang bermedia mediated communication adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga dengan 15 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 99. 16 Ibid, hal.104. 17 komunikasi tak langsung indirect communication dan sebagai konsikuensinya arus balik pun tidak terjadi pada saat komunikasi dakwah ini dilancarkan. Namun yang perlu digaris bawahi saat ini banyak media lain yang mendukung, contohnya twitter. Dalam acara Chatting dengan YM ini pemirsa di rumah bisa memberikan masukan ataupun tanggapannya melalui twitter yang kemudian programmer acara menampilkan melalui running teks tulisan berjalan yang ada di layar televisi. Media dakwah sendiri memiliki alat untuk menyampaikannya kepada mad’u atau komunikan, hal ini tentu di selaraskan dengan keadaan masyarakat sekitar. Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima :  Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.  Tulisan, buku majalah. Surat kabar, korespondensi surat, e-mail, sms, spanduk.  Lukisan, gambar, karikatur, dan lain-lain.  Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi, slide, ohp, internet dan sebagainya.  Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u. 18 E.5. Dakwah Islam Untuk menghadapi berbagai tantangan umat Islam dewasa ini, dakwah merupakan suatu yang sangat relevan untuk dikembangkan di era informasi ini, salah satu media dakwah yang efektif dan dapat dikembangkan pada era informasi ini adalah pers atau media islam. Dalam bukunya Drs. Samsul Munir Amin 17 yang di sadur dari bukunya Dedy Djamaluddin Malik “Peranan Pers Islam di Era Informasi, hal.161, pers atau media menurut Wilkerson merupakan: “vital factor in all the great political and social struggle”. Lebih lanjut dia mengatakan: “Aside from its power as a crusading influence, the press has been a most important medium in the formation of public opinion, serving as an open forum in which serious questions have been discussed and decided”. Dakwah sendiri merupakan aktivitas untuk mengajak manusia agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar arag mereka mendapat kebahagiaan d dunia dan akhirat. Seperti dalam Al Qur’an surat Al Imron ayat 104 telah dijelaskan dakwah itu sendiri yaitu: 17 Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hal. XiV 19 Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung 18 . Di samping itu, dakwah Islam juga dapat dimaknai sebagai usaha dan aktivitas orang beriman dalam mewujudkan ajaran Islam dengan menggunakan system dan cara tertentu ke dalam kenyataan hidup perorangan, keluarga, kelompok masyarakat juga Negara merupakan kegiatan yang menyebabkan terbentuknya komunitas dan masyarakat muslim serta peradabannya. Oleh karena itu, dakwah merupakan aktivitas yang berfungsi mentransformasikan nilai-nilai Islam sebagai ajaran doktrin menjadi kenyataan tata masyarakat dan peradabannya yang mendasar kan pada pandangan dunia Islam yang bersumber pada Al-quran dan As-sunnah. Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT : “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar 18 Imad Zaki Al-Barudi, M ushaf Al-Qur’an Terjemahan, Jakart a: Pena Pundi Aksara, 2002, QS. Ali Imron 05 : 104 . 20 yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil ” 19 . E.6. Strategi Dakwah Dalam bukunya Prof. Hamidi, salah satu dosen pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang menyebutkan, Strategy is a way to achieved clearly specified goals with a combination of means and in a certain time period. By anticipating we try to predict what the appointments, one self and or nature can do 20 Jika seorang da’i mampu menjalankan strategi dakwah dengan hikmah, ia akan mudah mencapai keinginannya dalam arti keberhasilan atau efektifitas dakwahnya. Hal ini bisa dilihat dalam metode yang digunakan oleh da’i dalam berdakwah, seperti yang kita tau banyak pendakwah yang melenceng dari tujuannya berdakwah. Nabi Muhammad SAW, sebagai imam para da’i, telah menerapkan strategi dakwah secara bijak, sehingga melalui beliau, Allah memberi manfaat kepada hamba-Nya dan menyelamatkan mereka dari syirik menuju tauhid. Siasat beliau tersebut bermanfaat besar dalam menyukseskan dakwahnya, membangun negaranya, menguatkan kekuasaannya, dan meninggikan kedudukannya. Berikut peneliti paparkan secara singkat cara atau strategi dakwah, yakni 21 : 1. Memilih waktu kosong dan kegiatan terhadap kebutuhan audiens penerima dakwah. 19 Ibid, QS. An-Nahl 16 : 125. 20 Van den Ban, 1988:321, dalam buku Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, UMM Press, Malang : 2010, hal.126. 21 Ibid, hal. 127. 21 2. Jangan memerintahkan sesuatu yang jika tidak dilakukan, menimbulkan fitnah. 3. Menjinakkan hati dengan harta dan kedudukan. 4. Menjinakkan hati dengan member maaf ketika dihina, berbuat baik ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari, dan bersabar ketika dizhalimi. 5. Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada orangnya tetapi berbicara dengan sasaran umum seperti yang sering dilakukan Nabi Muhammad SAW. 6. Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seseorang pada tujuannya. 7. Seorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan. 8. Memberikan perumpamaan-perumpamaan. Dalam era globalisasi dan era informasi seperti sekarang ini, diperlukan penerapan dakwah yang dapat menjangkau dan mengimbangi kemajuan- kemajuan tersebut. Dengan demikian dakwah harus dikembangkan melalui berbagai strategi pendekatan. E.7. Televisi Televisi merupakan media audio visual yang sangat efektif dalam menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa. Televisi sendiri merupakan hasil teknologi elektronik yang dapat menyiarkansuatu program dalam bentuk suara sekaligus gambar dari stasiun yang memancarkannya. 22 E.7.1. Fungsi Televisi Fungsi televisi sebagai media massa sendiri adalah 22 : 1. Penerangan The information function Fungsi ini terdapat pada media massa audio visual yang mempunyai dua faktor, yaitu immediacy dan realism. Immediacy mengandung pengertian langsung dan dekat, peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya. 2. Pendidikan The Educational Function Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan simultan. 3. Fungsi Hiburan The Entertainment Function Sebagaian besar dari alokasi waktu siaran televisi diisi oleh acara-acara hiburan, hal ini dikarenakan pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suaranya bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati oleh semua khalayak. E.7.2. Televisi Sebagai Media Dakwah Tidak dapat di pungkiri bahwa media elektronik merupakan media efektif dalam menyampaikan pesan-pesan yang dalam hal ini pesan keagamaan kepdan khalayak penerima dakwah. Pada era saat ini, media elektronik dalam hal ini televisi, sangat efektif sebagai untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, dakwah juga bisa disampaikan melalui media elektronik ini, agar pesan-pesan dakwah bisa diterima secara efektif. 22 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Mandar maju, Bandung: 1993, hal.24 23 E.8. Analisis Isi Analisis isi content analysis adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisi isi adalah Harold D.Lasswell, yang melopori teknik simbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi, maupun semua bahan- bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu social dapat menggunakan analisis isi sebagai tenikmetode penelitian. Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75 dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis 27,7, komunikasi umum 25,9, dan ilmu politik 21,5 23 . Sedangkan definisi Kerlinger 1986 agak khas yaitu, analisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel. Dalam definisi Kerlinger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya. Pertama, analisis isi bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisis dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit seperti, cara penentuan sample. Kedua analisis isi bersifat obyektif. Ketiga analisis isi bersifat kuantitatif 24 . Bersifat sistematis artinya isi yang dianalisa sesuai dengan prosedur yang tepat, dan cukup menggunakan satu pedoman dalam keseluruhan analisanya, karena pedoman alternatif yang digunakan sering memunculkan 23 http:andreyuris.wordpress.com, di akses pada tanggal 29 september 2012 24 Andi Bulaeng, Metode Penelitian kontemporer, Andi Yogyakarta, Yogyakarta:2004, hal. 71. 24 kesimpulan yang membingungkan. Bersifat obyektif artinya peneliti tidak dapat mengikuti sertakan pendapat pribadi dalam hasil analisisnya, karena hal tersebut akan meghasilkan kesimpulan yang tidak sama. Oleh karena itu, sebelumnya peneliti harus menetapkan definisi operasional, dan tata cara pengklasifikasian yang jelas, lengkap, dan fokus, bila tidak maka peneliti tidak akan menemukan obyektifitas dan reliabilitas kesimpulan yang diharapkan. Bersifat kuantitatif artinya analisis isi bertujuan mempresentasikan kerangka pesan secara akurat dengan pengukuran secara numerik. Dengan demikian peneliti dapat membuat kesimpulan dan laporan secara ringkas, namun menuntut peneliti menggunakan perangkat statistik sebagai alat interpretasi. Adapun kegunaan analisis isi yaitu: 1. Menggambarkan isi komunikasi. 2. Menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan. 3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata. 4. Melalui image suatu kelompok tertentu dan masyarakat. 5. Menciptakan titik awal terhadap studi efek media. Tahap-tahap dalam analisis isi 25 : 1. Merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis. 2. Mendefenisikan populasi yang diteliti. 3. Memilih sampel yang sesuai dari populasi. 4. Memilih dan menentukan unit analisis. 5. Menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis. 25 Ibid, hal. 172 25 6. Membuat sistem hitungan. 7. Melatih para pengkode dan melakukan studi percobaan. 8. Mengkode isi menurut definisi yang telah ditentukan. 9. Menganalisis data yang sudah dikumpulkan. 10. Mencari kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi

F. Definisi Konseptual

Penelitian ini menggunakan konsep kategorisasi pesan dakwah yang terdiri dari tiga kategori besar, masing-masing kategori diperinci sesuai dengan tema kelompok besarnya. Adapun yang dipakai dalam penelitian ini adalah kategorisasi pesan dakwah menurut Moh. Ali Azis, yang mengelompokkan secara garis besar pesan dakwah menjadi pesan dakwah jenis aqidah, ibadah, muamalah dan akhlak mulia 26 . Pesan dakwah jenis aqidah meliputi keenam rukun iman, yaitu: a. Iman kepada Allah; yaitu mempercayai bahwa Allah merupakan Tuhan yang Maha Esa dan wajib kita yakini keberadaannya. b. Iman kepada Malaikat; mengimani bahwa Malaikat adalah utusan Allah yang selalu taat dan tidak pernah ingkar. c. Iman kepada Kitab Allah; mempercayai adanya Kitab-Kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an yang di wahyukan oleh Allah kepada Nabi dan Rasul pilihannya. d. Iman kepada Rasul; percaya bahwasanya Allah mempunyai utusan di muka bumi ini yang disebut dengan Rasul. 26 Moh. Ali Azis. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004. hal. 94-95 26 e. Iman kepada hari Kiamat; percaya bahwasanya hari kiamat itu memang benar adanya. f. Iman kepada Qadha dan Qadar; mengimani bahwasanya segala takdir yang menimpa terhadap kita baik maupun buruk semua merupakan kehendak Allah. Pesan dakwah kategori ibadah rinciannya meliputi; Shalat, Doa, Tilawah, Puasa, Zakat dan Haji. Sedangkan kategori muamalah meliputi hukum perdata atau dalam Islam disebut Al-Qanunul Khas, seperti hukum niaga, hukum waris, hukum nikah dan lain sebagainya. Kemudian ada juga hukum publik Al-Qanunul ‘am, antara lain; hukum pidana hinayah, hukum Negara khilafah, hukum perang dan damai jihad. Sedangkan pesan dakwah kategori akhlak mulia meliputi akhlak kepada Khaliq Sang Pencipta dan akhlak dengan makhluk yang terbagi menjadi dua yaitu yang berhubungan dengan sesama manusia dan yang berhubungan dengan mahluk Allah selain manusia misalnya hewan dan lingkungan sekitar kita.

G. Metode Penelitian

G.1. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah analisis isi, menurut Barelson 1952 analisis isi yaitu sebuah metode penelitian yang obyektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi 27 . Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan statistik sebagai analisisnya. Hal ini mempermudah peneliti membuat 27 Ibid, 164. 27 kesimpulan secara ringkas dan obyektif. Dalam analisis isi, kuantifikasi menjadi penting untuk mempermudah peneliti dalam mempersentasikan konsep tema dan isi pesan komunikasi. G.2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah program acara Chatting dengan YM yang ditayangkan di ANTV setiap hari Kamis, dan hari Jumat secara live pada bulan Oktober 2012 yang terdiri` dari 8 episode. G.3. Unit Analisis In written content, the unit of analysis might be a single word or symbol, a theme a single assertion about one subject, or an entire article or story Pada kutipan diatas dalam buku “Mass Media Research” unit analisis diartikan sebagai satuan terkecil dalam analisis isi yang diperhitungkan sebagai obyek penelitian. Unit analisis dapat berupa simbol tunggal, pernyataan atau artikel lengkap dalam sebuah cerita 28 . Unit analisis dalam penelitian ini adalah kalimat perkataan dari dialog tentang pesan dakwah dalam program acara Chatting dengan YM yang didalam mengandung materi-materi dakwah Islam pada 8 episode. Sedangkan satuan ukur dalam penelitian ini adalah frekuensi kemunculan dari dialog dalam tema dalam setiap acaranya selama 8 episode. G.4. Kategorisasi Mengingat dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi, maka validitas dan hasil-hasilnya sangat tergantung pada kategori- kategorinya. Seperti dikatakan Bernard Barelson, bahwa analisis isi tidak bisa 28 Wimmer and Domminick, Mass Media Reseacrh An Introduction, USA :Thomson Learning Academic, 2003, hal. 148-149 28 lebih baik dari kategori-kategorinya. Sejalan dengan tujuan komunikasi dakwah bahwasanya pesan yang disampaikan mempunyai tujuan dapat merubah perilaku obyeknya agar sesuai dengan risalah-risalah yang terdapat didalam Al Qur’an, maka pesan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah isi dakwah dalam acara Chatting dengan YM yang berupa informasi, ajakan, peringatan, pemberitahuan, himbauan, dan larangan yang harus dijalankan dalam kehidupan bermasyarakat berdasarkan aturan-aturan yang telah digariskan oleh agama melalui Al-Qur’an dan As-Snnah. Sebagaimana telah dijabarkan dalam definisi konseptual diatas, maka dalam kaitannya dengan penelitian ini kategori pesan dakwah yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Kategori Aqidah keimanan, adalah tindakan menyakini dan mempercayai mengenai keberadaan Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat serta Qadha dan Qadar. adapun indikator mengenai kategori ini yaitu; a. Iman kepada Allah, yaitu mempercayai bahwa Allah merupakan Tuhan yang Maha Esa dan wajib kita yakini keberadaannya. b. Iman kepada Malaikat, mengimani bahwa Malaikat adalah utusan Allah yang selalu taat dan tidak pernah ingkar. c. Iman kepada Kitab Allah, mempercayai adanya Kitab-Kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an yang di wahyukan oleh Allah kepada Nabi dan Rasul pilihannya.