Metode Analisis data METODOLOGI PENELITIAN

a. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali- kali. b. Uji Validitas Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid Imam Ghozali, 2009:45. 3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer, maka peneliti melakukan uji multikoloneritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. 39 a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien antar variabel independen haruslah lemah dibawah 0,5. Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004:120. b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara mendetekesinya yaitu dengan penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi 40 normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004:212-214. c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di stundentized. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya Sugiyono, 2009. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel 41 dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004:72. Variabel independen terdiri dari pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem self assessment, tingkat penghasilan wajib pajak, tingkat kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan. Sedangkan variabel dependennya adalah kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: Y = kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah a = konstanta b 1 -b 4 = koefisien regresi X 1 = pengetahuan WP X 2 = pemahaman sistem self assessment X 3 = tingkat penghasilan WP X 4 = kemudahan dalam melakukan sistem pembayaran e = error Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x 4 + e 42 Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Imam Ghozali, 2009:83. b. Uji Statistik t Uji statisitik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 Imam Ghozali, 2009:84. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 43 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. c. Uji Statistik F Uji Statisitk F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statisitik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 Imam Ghozali, 2009:84. Dasar pengambil keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H diterima atau H a ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. 44

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan definisi dari masing- masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Pengetahuan Wajib Pajak X 1 Pengetahuan wajib pajak adalah persepsi atau pendapat wajib pajak mengenai perpajakan. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siti Qomaria 2008, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dan tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran kewajiban pajak. Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, kurang setuju 3, setuju 4, sampai sangat setuju 5. 2. Pemahaman Sistem Self AssessmentX 2 Seberapa besar tingkat pemahaman wajib pajak mengenai sistem pemungutan pajak di Indonesia yang menganut sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak harus menghitung, menyetor dan melaporkan jumlah pajak yang terhutang. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maria Ulfa Malik 2007, hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan sistem self assessment berpengaruh terhadap pembayaran perpajakan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, kurang setuju 3, setuju 4, sampai sangat setuju 5. 45 3. Tingkat Penghasilan Wajib Pajak X 3 Tingkat penghasilan adalah jumlah pendapatan atau jumlah yang diterima oleh wajib pajak dalam kurun waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang, maka tentu saja semakin besar pula jumlah pajak terhutang yang harus dilaporkan oleh wajib pajak. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yusrinillah 2006, hasilnya menunjukkan bahwa jenis pekerjaan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap motivasi memenuhi kewajiban perpajakan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, kurang setuju 3, setuju 4, sampai sangat setuju 5. 4. Kemudahan Dalam Melakukan Sistem Pembayaran Perpajakan X 4 Dalam melakukan sistem pembayaran perpajakan, kemudahan dalam melakukan pembayaran juga mempengaruhi tingkat pembayaran pajak oleh wajib pajak. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leli Agesti 2007. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya tingkat perbedaan kepatuhan wajib pajak antara sebelum dan sesudah modernisasi adanya modernisasi kantor pelayanan pajak, modernisasi kantor pelayanan pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam hal peningkatan jumlah wajib pajak. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, kurang setuju 3, setuju 4, sampai sangat setuju 5. 46