62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur dan perusahaan keuangan yang dikelompokan
menurut tabulasi data di bursa efek indonesia. Dalam pengambilan sampel, perusahaan yang dijadikan sampel harus memenuhi kriteria-kriteria seperti
yang telah dijelaskan dalam kriteria pemilihan sampel yang telah dijelaskan sebelumnya. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah sebanyak 91 yang terdiri dari 47 perusahaan manufaktur dan 44 perusahaan keuangan perusahaan yang listing di BEI dengan periode
pengamatan selama 3 tahun sehingga diperoleh data observasi sebanyak 273. Kriteria-kriteria perusahaan yang djadikan sampel dalam penelitian
ini dapat dilihat dalam tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel. 4.1 Prosedur pemilihan sampel
Keterangan Jumlah Perusahaan
Populasi perusahaan manufaktur dan keuangan yang listing di BEI
dari tahun 2008-2010 204
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan
secara konsisten pada tahun 2008- 2010
28 Perusahaan yang tidak
menggunakan mata uang rupiah dalam menyusun laporan
keuanganya
22
62
63 Lanjutan
Perusahaan yang mengalami kerugian
34 Perusahaan yang tidak menyajikan
data secara lengkap 29
Perusahaan yang dijadikan sampel
91
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan pengaruh
variabel skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap tindakan earning management,
terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis statistik deskriptif
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation EM
273 -1.9442
1.1327 -.187218
.4552904 SKB
273 .0933
13.9930 1.648474
1.5918583 JU
273 .0000
1.0000 .516484
.5006460 PRO
273 .0003
.2569 .053503
.0518246 SIZE
273 25.3149
33.7398 28.712810
2.0201185 Valid N listwise
273
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa data observasi
yang menjadi sampel adalah sebanyak 273. Selain itu dapat diketahui juga bahwa variabel EM earning management memiliki nilai paling
rendah sebesar -1.9442 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 1.1327
64 dengan nilai rata-rata sebesar -0.187218, sedangkan standar deviasinya
sebesar 0.4552904. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebaran data untuk variabel earning management tergolong baik karena
dibawah 2,5. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa variabel SKB skema
bonus direksi memiliki nilai paling rendah sebesar 0.0933 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 13.9930
,
dengan nilai rata-ratanya sebesar 1.648474, sedangkan standar deviasinya sebesar 1.5918583.
Variabel JU jenis usaha yang diukur dengan dummy variable menghasilkan nilai paling rendah 0.0000 dan nilai tertinggi sebesar
1.0000 dengan rata-rata 0.516484, sedangkan standar deviasinya sebesar 0.5006460. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa
variabel PRO profitabilitas perusahaan memiliki nilai terendah sebesar 0.0003 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 0.2569 dengan nilai
rata-rata sebesar 0.053503, sedangkan standar deviasinya sebesar 0.0518246. Dengan demikian perusahaan yang dijadikan sampel
merupakan perusahaan yang cukup profitabel karena memiliki nilai rata-rata yang positif atau tidak sama dengan nol. Terakhir adalah
variabel SIZE ukuran perusahaan, variabel tersebut memiliki nilai terendah sebesar 25.3149 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 33.7398
dengan nilai rata-rata sebesar 28.712810
,
sedangkan standar deviasinya
sebesar 2.0201185. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan
65 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan
yang besar. 2. Hasil Uji Asumsi Dasar
Hasil uji asumsi dasar yaitu uji normalitas dapat diketahui dari nilai signifikansi unstandardized residual pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 273
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation . 33399221
Most Extreme Differences Absolute
.071 Positive
.071 Negative
-.044 Kolmogorov-Smirnov Z
1.179 Asymp. Sig. 2-tailed
.124 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 1.179 dan signifikansinya adalah 0.124. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal karena tingkat signifikansinya
diatas 0.05 yang berarti model regresi tidak memiliki masalah normalitas data atau data yang digunakan terdistribusi secara normal.
Selain melihat dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov diatas, kenormalan distribusi data juga dapat dilihat melalui histogram dan grafik normal
probability plot dibawah ini:
66
Gambar. 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normality
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Gambar. 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Probability Plot
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari gambar 4.1 tersebut dapat diketahui distribusi data yang
teratur dengan membentuk garis yang menyerupai lonceng, hal ini
67 dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.
Dari gambar 4.2 atau grafik normal probability plot diatas diketahui bahwa sebaran data tersebar secara teratur mendekati garis, hal ini
berarti bahwa data terdistribusi secara normal. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Agar model regresi yang dipakai dalam penelitian ini secara teoritis menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus
memenuhi uji asumsi klasik. Hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi. a. Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel. 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 SKB
.980 1.020
JU .664
1.506 PRO
.765 1.307
SIZE .825
1.213 a. Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui nilai tolerance masing-
masing variabel diatas 0.01 dan nilai VIF masing-masing variabel juga dibawah 10 dan mendekati 1. Maka dapat disimpulkan bahwa
68 tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
Tabel. 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan U
ji Spearman’s Rho
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Sumber: Data Sekunder yang Telah Diolah Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
masing-masing variabel independen terhadap unstandardized residual memiliki nilai diatas 0.05 yang berarti model regresi tidak
memiliki masalah heterokedastisitas.
Correlations
Unstand ardized
Residual SKB JU
PRO SIZE Spear
mans rho
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient
1.000 -.059 .003 -.013
.009 Sig. 2-tailed
. .328
.962 .833
.883 N
273 273
273 273
273 SKB
Correlation Coefficient
-.059 1.000 .040 .235
-.038 Sig. 2-tailed
.328 .
.510 .000
.533 N
273 273
273 273
273 JU
Correlation Coefficient
.003 .040 1.000 .492
- .398
Sig. 2-tailed .962
.510 .
.000 .000
N 273
273 273
273 273
PRO Correlation
Coefficient -.013 .235
.492 1.000
- .281
Sig. 2-tailed .833
.000 .000
. .000
N 273
273 273
273 273
SIZE Correlation
Coefficient .009 -.038
- .398
- .281
1.000 Sig. 2-tailed
.883 .533
.000 .000
. N
273 273
273 273
273
69 c. Hasil Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson dari tabel dibawah ini:
Tabel. 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.680
a
.462 .454
.3364755 1.911
a. Predictors: Constant, SIZE, SKB, PRO, JU b. Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai Durbin-
Watson sebesar 1.911. Nilai tersebut berada diantara du dan 4-du, atau digambarkan sebagai berikut:
Gambar. 4.3 Posisi Nilai Durbin-Watson
0 dl du 4-du 4-dl
1,7279 1,8094 2,1906
2,2721
Nilai D-W 1,911
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada masalah autokorelasi dalam model penelitian ini.
70 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Korelasi Ganda
Hasil uji koefisien determinasi dilihat dari nilai R Square pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.680
a
.462 .454
.3364755 1.911
a. Predictors: Constant, SIZE, SKB, PRO, JU b. Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa nilai R Square adalah
sebesar 0,462. Hal ini berarti bahwa sebesar 46,2 variabel dependen atau earning management dipengaruhi oleh variabel
independen yaitu skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 53,8 dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen dalam penelitian ini seperti asimetri informasi, praktik
good corporate governance, komite audit, status internasional perusahaan, dan lain-lain.
Dari tabel 4.7 diatas juga diketahui bahwa nilai R adalah 0.680 yang berarti bahwa terjadi hubungan yang kuat antara skema bonus
direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap earning management.
71 5. Hasil Uji t
Hasil uji t dapat dilihat dari nilai signifikansi skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran
perusahaan pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4.9 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -1.365
.380 -3.595
.000 SKB
JU .037
-.610 .016
.041 .129
-.671 2.271
-14.893 .024
.000 PRO
-2.473 .509
-.281 -4.860
.000 SIZE
.044 .013
.193 3.359
.001 a. Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.9 diatas diketahui bahwa nilai signifikansi masing-masing
variabel independen mempunyai nilai dibawah 0.05 yang berarti bahwa secara parsial variabel independen yaitu skema bonus direksi,
jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu earning
management.
72 6. Hasil Uji F
Hasil uji F dapat diketahui dari nilai F dan tingkat signifikansinya pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji F
a. Predictors: Constant, SIZE, SKB, PRO, JU b. Dependent Variable: EM
Sumber: Data Sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.8 diatas diketahui bahwa nilai F adalah sebesar
57,503 dengan nilai signifikansi 0.000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas
perusahaan, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap earning management, hal ini karena taraf
signifikansinya lebih kecil dari 0.05.
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
26.041 4
6.510 57.503
.000
a
Residual 30.342
268 .113
Total 56.383
272
73 7. Interpretasi Hasil
a. Pengaruh Secara Parsial 1 Pengaruh skema bonus direksi terhadap earning management
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa skema bonus direksi berpengaruh positif
signifikan terhadap earning management. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng Suryatiningsih
dan Syilvia Veronica Siregar 2008 yang menyatakan bahwa skema bonus direksi berpengaruh positif terhadap earning
management. Hasil yang diperoleh tersebut mengindikasikan bahwa jika remunerasi direksi tergantung pada bonus yang
dilihat dengan pencapaian laba bersih, maka mereka akan berusaha meningkatkan nilai bonus saat ini dengan cara
melaporkan laba yang besar. 2 Pengaruh jenis usaha terhadap earning management
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa jenis usaha berpengaruh negatif signifikan
terhadap earning management, hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Eddy Suwito dan Arleen
Herawaty 2005 yang menyatakan jenis usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap earning management. Tetapi
hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ashari et. Al 1994 yang menyatakan bahwa
74 jenis
usaha berpengaruh
signifikan terhadap
earning management. Hasil ini mengindikasikan bahwa setiap jenis
usaha yang berbeda berpengaruh secara signifikan terhadap earning management yang diakibatkan karena setiap jenis
perusahaan memiliki risiko dan sumber keuntungan yang berbeda sehingga tindakan earning management juga akan
tetap dilakukan dengan cara yang berbeda demi menaikan laba, menurunkan laba, dan meratakan labanya.
3 Pengaruh profitabilitas terhadap earning management Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap earning management. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian Tri Widyastuti 2009 yang juga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap earning management. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa semakin tinggi profitabilitas sebuah
perusahaan maka tindakan earning management juga akan mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan karena dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi perusahaan sudah mempunyai citra yang baik sehingga tidak perlu melakukan tindakan
earning management, tapi sebaliknya apabila profitabilitas perusahaan rendah maka perusahaan akan memiliki citra yang
75 kurang baik sehingga demi menaikan citranya perusahaan
diduga akan melakukan tindakan earning management. 4 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap earning management
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap earning management, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitan yang telah dilakukan oleh Sri Hastuti dan
Sya’banto Putra Hutama 2010 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap earning
management. Hal ini berarti semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka tindakan earning management diduga juga
sering dilakukan karena perusahaan besar cenderung menjadi sorotan masyarakat luas, sehingga akan merasa risau kalau
mendapatkan laba yang kecil sehingga tindakan earning management cenderung dilakukan dan apabila perusahaan
besar mengalami pencapaian laba yang tidak stabil maka akan menjadi kerugian bagi perusahaan tersebut karena akan
mengalami kesulitan dalam mendapatkan kredit maupun investor. Oleh karena itu perusahaan akan berusaha meratakan
labanya.
76 b. Pengaruh Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas
Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Secara Simultan Terhadap Earning Management
Dari hasil uji F yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan
ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap earning management. Hal ini berarti bahwa semua
variabel independen dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap earning management.
77
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI