37
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar. 2.1 Kerangka Pemikiran
Judul
: Analisis Pengaruh Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur da Keuangan yang Listing Di BEI Pada tahun 2008-2010
Fenomena-fenomena yang terjadi terkait dengan masalah earning management
Variabel Dependen Earning Management Y
Variabel Independen
Skema Bonus Direksi
Jenis Usaha
Profitabilitas Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Metode Analisis Regresi Berganda
Hasil
Kesimpulan 37
38
D. Keterikatan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Dalam merumuskan hipotesis dan keterikatan antar variabel, perlu diketahui hubungan yang terjadi diantara variabel terikat dan variabel
bebas. Diantara hubungan yang terjadi adalah skema bonus direksi terhadap
earning management,
jenis usaha
terhadap earning
management, profitabilitas terhadap earning management, ukuran perusahaan terhadap earning management, dan semua variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen. Dibawah ini akan dijelaskan masing-masing hubungan tersebut.
1. Skema Bonus Direksi Terhadap Earning Management Dalam melakukan tugasnya, para direksi cenderung ingin
menunjukan kinerja yang baik kepada pemilik perusahaan. Karena apabila pemilik perusahaan atau para pemegang saham sudah menilai
kinerja para direksi dengan penilaian yang baik maka pemilik perusahaan akan memberikan penghargaan kepada direksi yang telah
mengelola perusahaanya dengan baik. Penghargaan itu dapat berupa bonus yang diberikan kepada para direksi perusahaan. Dalam
memberikan bonus kepada direksi, pemilik perusahaan akan melihat kinerja para direksi dalam mengelola perusahaanya. Pemilik
perusahaan dalam menilai kinerja para direksi biasanya melihat laba perusahaan yang dihasilkan. Semakin besar laba yang dihasilkan, maka
semakin baik citra para direksi dimata pemilik perusahaan. Oleh sebab itu, direksi memiliki kemungkinan untuk melakukan segala cara untuk
39 memaksimalkan laba perusahaan termasuk melakukan manajemen
laba. Selain melihat laba yang diperoleh, pemberian bonus juga dapat dilihat melalui komponen perhitungan bonus yaitu pencapaian
anggaran laba yang telah ditentukan serta melihat persentase pencapaian laba bersih terhadap laba bersih tahun lalu atau indeks
trend laba bersih Ada beberapa penelitian yang telah menunjukan bahwa skema
bonus direksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap earning management, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Neneng
Suryatiningsih dan Sylvia Veronika Siregar 2008. Berdasarkan uraian diatas serta mengacu pada penelitian
sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha
1
: Skema bonus direksi berpengaruh positif signifikan terhadap earning management.
2. Jenis Usaha Terhadap Earning Management Setiap perusahaan memiliki jenis usaha masing-masing. Ada
yang memiliki konsentrasi usaha dalam bidang manufaktur, jasa, perdagangan, dan lain-lain. Setiap jenis usaha yang dilakukan oleh
perusahaan tentunya memiliki risiko dan sumber keuntungan yang berbeda pula. Sehingga dengan risiko dan sumber keuntungan yang
berbeda itu, kebijakan-kebijakan perusahaan pun akan berbeda. Dengan demikian tindakan earning management yang dilakukan
juaga akan dilakukan dengan cara yang berbeda pula. Perusahaan
40 yang mempunyai indikasi melakukan tindakan earning management
kebanyakan adalah perusahaan manufaktur yang diakibatkan bayangnya biaya dan beban yang harus dikeluarkan serta perusahaan
manufaktur mempunyai sisitem perhitungan akuntansi yang rumit dan panjang. Walaupun kebijakan perusahaan berbeda tapi tujuan
perusahaan sama yaitu mendapatkan keuntungan yang besar dan mendapatkan citra yang baik dimata investor dan masyarakat. Edy
Suwito dan Arleen Herawaty 2005 dalam penelitianya menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis usaha
terhadap manajemen laba sehingga jenis usaha yang berbeda diduga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba
karena setiap jenis usaha mempunyai tujuan yang sama. Sedangkan Ashari et. al dalam Edy Suwito dan Arleen Herawaty 1994
menyatakan bahwa jenis usaha berpengaruh signifikan terhadap earning management.
Berdasarkan uraian diatas dan beberapa penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
Ha
2
: Jenis usaha berpengaruh signifikan terhadap earning management.
3. Profitabilitas Perusahaan Terhadap Earning Management Pemilik perusahaan cenderung menuntut manajemen untuk
mencapai profitabilitas yang tinggi. Karena apabila profitabilitas tinggi maka citra perusahaan dimata masyarakat dan investor serta pihak-
41 pihak yang berkepentingan lainya akan baik. Apabila manajemen
mampu mencapai target dari pemilik perusahaan yaitu menaikan profitabilitas perusahaan maka manajemen akan dianggap mempunyai
kinerja baik. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah cenderung melakukan tindakan earning management dengan tujuan
untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Manajemen cenderung akan melakukan aktivitas tersebut karena dengan laba yang rendah
maka profitabilitas perusahaan juga akan rendah bahkan menderita kerugian sehingga akan memperburuk kinerja manajemen di mata
pemegang saham atau principal yang nantinya akan memperburuk citra perusahaan di mata publik. Oleh karena itu, apabila profitabilitas
perusahaan rendah, maka ada kecenderungan terjadinya praktik manajemen laba. Namun apabila profitabilitas tinggi maka
kecenderungan praktik earning management akan berkurang. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Tri Widyastuti 2009 menyimpulkan
bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap earning management.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha
3
: Profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap earning management.
42 4. Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management
Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda.
Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil
umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses,
biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas
perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor
mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-
menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran
spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan,
semakin besar kemungkinan-kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari
penggunaan kontrak standar hutang. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang
lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi
43 struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering
tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu
sistem manajemen. Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan penjualan, total aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain yang semuanya
berkorelasi tinggi serta dapat menggambarkan ukuran sebuah perusahaan.
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan yang diperoleh dari modal sendiri maupun hasil pinjaman
atau kredit. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang
lebih kecil. Kebutuhan akan pendanaan yang lebih besar memiliki kecenderungan bahwa perusahaan menginginkan pertumbuhan dalam
laba.
Sri Hastuti dan Ponty Sya’banto Putra Hutama
2010 dalam penelitianya menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap earning management.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah:
Ha
4
: Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap earning management.
44 5. Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas Perusahaan, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management Setelah melihat analisa masing-masing hubungan antar variabel
secara parsial serta beberapa penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan adalah: Ha
5
: Skema bonus direksi, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
earning management.
45
BAB III METODE PENELITIAN