Pandangan Adam Smith 1729 – 1790 Pandangan Lewis 1959

b. Pada gambar kedua, terlihat adanya excess supply of labor. Pada tingkat upah W 1 , penawaran tenaga kerja SL lebih besar daripada permintaan tenaga kerja DL. Jumlah orang yang menawarkan dirinya untuk bekerja adalah sebanyak N 2 , sedangkan yang diminta hanya N 1. Dengan demikian, ada orang yang menganggur pada tingkat upah W 1 sebanyak N 1 N 2. c. Pada gambar ketiga, terlihat adanya excess demand for labor. Pada tingkat upah W 1 , permintaan akan tenaga kerja DL lebih besar daripada penawaran tenaga kerja SL. Jumlah orang yang menawarkan dirinya untuk bekerja pada tingkat upah W 1 adalah sebanyak N 1 , sedangkan yang diminta adalah sebanyak N 2 . Beberapa pandangan teori menerangkan mengenai hubungan diantara berbagai faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi. Pandangan- pandangan teori tersebut antara lain :

1. Pandangan Adam Smith 1729 – 1790

Smith menganggap bahwa manusia merupakan faktor produksi utama yang menetukan kemakmuran suatu bangsa. Alasannya, alam tanah tidak ada artinya kalau tidak ada SDM yang mengolahnya, sehinngga bermanfaat bagi kehidupan. Smith juga melihat bahwa alokasi SDM yang efektif adalah awal pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tetap tumbuh. Dengan kata lain, alokasi SDM yang efektif merupakan syarat perlu necessary condition bagi pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara

2. Pandangan Lewis 1959

Lewis menyebutkan bahwa kelebihan pekerja bukan merupakan suatu masalah, melainkan suatu kesempatan. Kelebihan pekerja pada suatu sektor akan memberi andil terhadap pertumbuhan produksi dan penyediaan kerja di sektor lain. Ada dua struktur di dalam perekonomian, yaitu subsisten terbelakang dan kapitalis modern. Pada sektor subsisten terbelakang, tidak hanya terdiri dari sektor pertanian, tetapi juga sektor informal seperti pedagang kaki lima dan pengecer koran. Pekerja di sektor subsisten terbelakang mayoritas berada di wilayah pedesaan. Sektor subsisten terbelakang memiliki kelebihan penawaran pekerja dan tingkat upah yang relatif lebih rendah daripada sektor kapitalis modern. Lebih rendahnya upah pekerja di pedesaan akan mendorong pengusaha di wilayah perkotaan untuk merekrut pekerja dari pedesaan dalam pengembangan industri modern perkotaan. Selama berlangsungnya proses industrialisasi, kelebihan penawaran pekerja di sektor subsisten terbelakang akan diserap. Bersamaan dengan terserapnya kelebihan pekerja di sektor industri modern, maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Selanjutnya peningkatan upah ini akan mengurangi ketimpangan tingkat pendapatan antara perkotaan dan pedesaan. Dengan demikian menurut Lewis, adanya kelebihan penawaran pekerja tidak memberikan masalah pada pembangunan ekonomi. Sebaliknya kelebihan pekerja justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi bahwa perpindahan pekerja dari sektor subsisten terbelakang ke sektor kapitalis modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi “terlalu banyak”. Universitas Sumatera Utara 3. Pandangan Fei-Ranis 1961 Teori Fei-Ranis berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak pengangguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Menurut Fei-Ranis, ada tiga tahap pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan buruh yakni: 1 Para penganggur semu yang tidak menambah produksi pertanian dialihkan ke sektor industri dengan upah institusional yang sama. 2 Tahap di mana pekerja pertanian menambah produksi, tetapi memproduksi lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke sektor industri. Tahap ini ditandai dengan awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan produksi lebih besar daripada perolehan upah institusional. Dan dalam hal ini, kelebihan pekerja terserap ke sektor jasa dan industri yang terus-menerus sejalan dengan pertambahan produksi dan perluasan usahanya. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh Investasi dan pengeluaran Pemerintah, terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Labuhanbatu sebelum terjadi pemekaran wilayah.

B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah melakukan pencatatan langsung berupa data berkala dari tahun 1987 sampai 2007 21 tahun dimana sumber data diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik BPS Propinsi Sumatera Utara dan dari berbagai sumber lainnya yang mendukung.

C. Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer E-Views 4.1 untuk mengolah data dalam skripsi ini. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN LABUHANBATU.

0 4 35

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Karanganyar Tahun 1991-2014.

0 2 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sragen Tahun 1999 - 2013.

0 2 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sragen Tahun 1999 - 2013.

0 2 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Wonogiri.

0 2 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Wonogiri.

0 3 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN GROBOGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan Tahun 1984 – 2009.

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN GROBOGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan Tahun 1984 – 2009.

0 0 11

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Ngawi hari

0 8 76

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ... 1604 6090 1 PB

0 11 20