dibawah standart maka zat – zat dalam kayu yang tidak diinginkan seperti lignin dan zat – zat ekstraktif lainnya tidak melarut sempurna. Dan jika sulfidity diatas
standart maka dapat menyerang dan merusak selulosa, dan juga dapat menurunkan kekuatan viskositas pulp, sedangkan jika sulfidity dibawah standart maka kualitas
pulp akan turun. Oleh sebab itu nilai TAA NaOH dan Na
2
S dan sulfidity yang ada pada WL sangat mempengaruhi kualitas pemasakan chip di digester.
Dari uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk memilih judul :
PENGARUH KONSENTRASI TOTAL ALKALI AKTIF dan SULFIDITY DI DALAM WHITE LIQUOR TERHADAP PROSES PEMASAKAN CHIP DI
DIGESTER PLANT PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA.
1.2 Permasalahan
Pada PT. Toba Pulp Lestari cairan pemasak yang digunakan untuk memasak chip serpihan kayu adalah WL, yang terdiri dari Natrium Hidroksida NaOH dan
Natrium Sulfida Na
2
S sebagai TAA. Bahan kimia ini berfungsi untuk melarutkan lignin didalam serpihan kayu. Oleh sebab itu perlu dijaga kadar WL yang digunakan
seperti kadar NaOH dan Na
2
S. Jika kadar NaOH diatas standart maka akan menyebabkan perusakan serat – serat kayu over cook, sedangkan jika kadar NaOH
dibawah standart maka kayunya tidak masak hard cook sehingga akan menyebabkan banyaknya kayu bakal terbuang atau serpihan kayu masak sebagian. Jika kadar Na
2
S diatas standart maka akan menyebabkan perusakan serat selulosa yang diinginkan,
sedangkan jika kadar Na
2
S dibawah standart maka zat – zat dalam kayu yang tidak diinginkan seperti lignin dan zat – zat ekstraktif lainnya tidak melarut sempurna.
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga dengan sulfidity juga sangat mempengaruhi mutu pulp yang dihasilkan. sulfidity yang diharapkan adalah 23 – 25 . Untuk mencapai target
sulfidity tersebut, kadar Na
2
S merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan. Jika kadar Na
2
S terlalu rendah maka sulfidity tidak akan tercapai, bahkan pulp tidak terpisah dari ikatan lignin sehingga akan memperbanyak pemakaian bahan kimia pada
proses selanjutnya. Sebaliknya jika kadar Na
2
S terlalu tinggi maka akan merusak fiber selulosa yang menyebabkan pulp rapuh dan mudah sobek, artinya bukan hanya lignin
yang larut tetapi juga selulosa larut akibat kadar Na
2
S yang terlalu tinggi menyebabkan sulfiditynya pun tinggi, sehingga standart pemasakan pulp tidak
tercapai. Dari uraian diatas maka yang menjadi rumusan permasalahan adalah :
Bagaimana pengaruh konsentrasi Total Alkali Aktif dan Sulfidity terhadap tingkat kematangan chip.
1.3 Tujuan
− Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi TAA dan sulfidity yang digunakan
dalam cairan pemasak untuk memperoleh tingkat kematangan serpihan kayu yang maksimal
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui berapa besarnya konsentrasi TAA yang tepat agar dapat meningkatkan mutu pulp yang dihasilkan sehingga lebih diterima dipasaran.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kayu