Latar Belakang HASIL DAN PEMBAHASAN 26

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini, kertas merupakan bahan produk yang banyak dipergunakan oleh manusia. Semakin meningkat kebutuhan akan kertas, secara langsung kebutuhan akan pulp sebagai bahan baku kertas semakin meningkat pula. Sejalan dengan kemajuan teknologi, perkembangan industri pulp bubur kertas pun berkembang secara pesat didukung oleh sumber daya yang ada, tenaga kerja yang melimpah dan pemasaran yang sudah jelas. Dengan semakin banyaknya industri pulp di Indonesia, kita dapat menggunakan salah satu sumber daya alam yaitu kayu, yang begitu banyak terdapat di Indonesia. Kayu tersebut dapat menjadi pulp yang nantinya akan dipergunakan oleh manusia di dunia untuk dimanfaatkan sebagai buku tulis, majalah, koran, dan masih banyak lagi. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan kertas merupakan satu faktor yang mendorong berdirinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang terletak di desa Sosor Ladang Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Perusahaan ini berlokasi di Porsea kira-kira ± 220 km dari kota Medan. PT. Toba Pulp Lestari merupakan salah satu pabrik pulp berteknologi tinggi yang mulai beroperasi tahun 2003 dengan kapasitas produksi 750 tonhari dan Universitas Sumatera Utara memiliki areal Hutan Tanaman Industri HTI yang luas guna memenuhi persiapan bahan baku dalam jangka waktu panjang untuk menjamin kelangsungan produksi dan masa depan perusahaan. Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan pulp di PT. Toba Pulp Lestari adalah jenis eucalyptus, akasia dan kayu alam. Dalam pembuatan pulp, pemasakan adalah tahap pertama dalam proses. Dimulai dengan memasak chip serpihan kayu yang berasal dari kayu batangan yang dimasak dalam suatu bejana yang disebut digester dengan menggunakan cairan pemasak yang disebut dengan White Liquor WL. Pembuatan pulp di PT. Toba Pulp Lestari dikenal dengan istilah pemasakan cooking, dimana proses yang digunakan adalah proses sulfat kraft. Untuk memperoleh pulp yang berkualitas pada pembuatan pulp, perlakuan pemasakan adalah hal yang sangat perlu diperhatikan sebelum melalui tahap yang berikutnya. Kandungan utama dari WL adalah Natrium Hidroksida NaOH dan Natrium Sulfida Na 2 S yang disebut dengan Total Alkali Aktif TAA. WL yang digunakan tidak dapat digunakan apabila belum memenuhi standart yang ditentukan, jika WL tidak memenuhi standart yang ditentukan maka dapat menimbulkan masalah pada kualitas pulp yang dihasilkan. Untuk menjaga mutu dari WL yang akan digunakan dalam pemasakan chip maka perlu diperhatikan kandungan WL yaitu konsentrasi TAA NaOH dan Na 2 S dan Sulfidity. Jika kadar NaOH diatas standart maka akan menyebabkan perusakan serat – serat kayu over cook, sedangkan jika kadar NaOH dibawah standart maka kayunya tidak masak hard cook sehingga akan menyebabkan banyaknya kayu bakal terbuang atau serpihan kayu masak sebagian. Jika kadar Na 2 S diatas standart maka akan menyebabkan perusakan serat selulosa yang diinginkan, sedangkan jika kadar Na 2 S Universitas Sumatera Utara dibawah standart maka zat – zat dalam kayu yang tidak diinginkan seperti lignin dan zat – zat ekstraktif lainnya tidak melarut sempurna. Dan jika sulfidity diatas standart maka dapat menyerang dan merusak selulosa, dan juga dapat menurunkan kekuatan viskositas pulp, sedangkan jika sulfidity dibawah standart maka kualitas pulp akan turun. Oleh sebab itu nilai TAA NaOH dan Na 2 S dan sulfidity yang ada pada WL sangat mempengaruhi kualitas pemasakan chip di digester. Dari uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk memilih judul : PENGARUH KONSENTRASI TOTAL ALKALI AKTIF dan SULFIDITY DI DALAM WHITE LIQUOR TERHADAP PROSES PEMASAKAN CHIP DI DIGESTER PLANT PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA.

1.2 Permasalahan