1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengendalian diri self control merupakan salah satu kebutuhan remaja yang harus dipenuhi Jahja, 2011. Remaja membutuhkan pengendalian diri
karenaremaja pada umumnya berada pada masa badai dan tekanan Arnett, 1999 dalam Gunarsa, 2004. Remaja berada pada masa badai dan tekananstorm and
stress karenaremaja telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, jika terarah dengan baik maka ia akan menjadi seseorang yang memiliki
rasa tanggung jawab, namun jika tidak maka ia bisa menjadi seseorang yang tidak memiliki masa depan yang baik Ardina, 2014. Stanley Hall mengatakan bahwa
tidak seluruh remaja mengalami masa badai dan tekanan namun lebih besar kemungkinannya terjadi pada masa remaja dalam Kaha, 2012.
Remaja pada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA, umumnya berada pada rentang usia 15-17 tahun, dalam konteks psikologi perkembangan individu
berada pada fase remaja tengah middle adolescent.Masa remaja tengah membutuhkan pengendalian diri yang baik sebab masa remaja tengah adalah masa
dimana remaja
ingin
lepas dari orang tua dan mengeluh jika orangtua terlalu ikut campur dalam kehidupannya Batubara, 2010. Pengendalian diri yang buruk pada
masa remaja tengah dapat menyebabkan perilaku yang menyimpang dari norma- norma sosial di kalangan masyarakat karena masa remaja tengah merupakan masa
yang penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa Adzim, 2015.
1
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian diri yang baik mampu membuat remaja mengendalikan godaan-godaan yang datang selama studi agar mereka dapat berkonsentrasi penuh
pada bidang studinya Gunarsa, 2004. Pengendalian diri dibutuhkan remaja dalam proses memotivasi diri untuk memperoleh prestasi akademik yang tinggi
Astuti dan Resminingsih, 2010. Remaja juga perlu memiliki kemampuan pengendalian diri yang memadai untuk mencegah agar remaja tidak masuk ke
dalam arus perubahan,seperti dalam bidang kejahatansebab pengendalian diri yang rendah pada masa remaja mengakibatkan remaja mudah terpengaruh oleh
lingkungan Gunarsa, 2008. Goldfried dan Merbaum 1973 mengatakan bahwa pengendalian diri
selfcontrol adalah proses dimana seorang individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan dan mengatur perilaku yang akhirnya diarahkan pada
konsekuensi positif dalam Rachdianti, 2011.Individu dengan pengendalian diri yang baik mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang lebih jelas dan terarah
Fadillah, dkk, 2013. Averill 1973 berpendapat bahwa pengendalian diri terdiri atas tiga aspek, yaitu: kendali perilaku, kendali kognitif dan kendali keputusan.
Kendali diri atau pengendalian diri erat kaitannya dengan kondisi emosional seseorang, individu
yang pandai mengelola emosi dapat mengendalikan diri dengan baik Fadillah, 2013. Weinberg Gould 2003
mengatakan bahwa salah satu dampak positif dari percaya diri adalah perkembangan emosi yang positif dalam Wicaksono, 2009. Seseorang yang
mempunyai kepercayaan diri memungkinkan untuk lebih memiliki sikap tenang dan mampu mengendalikan diri dalam menghadapi tekanan Danang, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Orang yang percaya diri juga bisa dilihat dari ketenangan mereka dalam mengendalikan diri sendiri, selain itu orang yang percaya diri tinggi tidak mudah
terpengaruh oleh situasi yang kebanyakan orang menilainya negatif Fatchurahman Pratiko, 2012. Penelitian kejiwaan juga menegaskan bahwa
upaya mengendalikan diri tidak bisa dilaksanakan dengan baik tanpa adanya rasa percaya diri yang mantap Uqshari, 2005.
Percaya diri merupakan salah satu modal dalam kehidupan yang harus ditumbuhkan pada diri setiap siswa agar kelak mereka dapat menjadi manusia
yang mampu mengontrol berbagai aspek yang ada pada dirinya sehingga siswa akan lebih jernih dalam mengatur tujuan dan sasaran pribadi yang jelas, maka
akan lebih mampu dalam mengarahkan perilaku menuju keberhasilan Rohayati, 2011. Rasa percaya diri pada remaja dapat menimbulkan kesanggupan pada
dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya Kartono, 1995 dalam Andriyanto, 2012.Individu yang kehilangan kepercayaan
diri akan sulit untuk memutuskan apa yang terbaik yang harus dilakukan pada dirinya Hamdan, 2009. Beberapa karakteristik yang mengindikasikan remaja
yang kurang percaya diri, yaitu: memiliki motivasi yang rendah untuk belajar, berkompetisi, dan mengembangkan diri, kepribadian yangcenderung labil, senang
meniru dan tidak mentaati tata tertib sekolah Idrus, 2011. Hattie dalam penelitiannya mengatakan bahwa rasa percaya diri dapat
membuat seseorang mempunyai pandangan positif serta kendali diri yang baik dalam Santosa Setiadarma, 2005. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri
yang kuat lebih memiliki pengendalian diri yang baik dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang lemah Harta, 2010. Penelitian Mustofa Rifki 2008, percaya diri pada remaja membuat remaja mampu
mengendalikan diri sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik. Remaja yang memiliki pengendalian diri yang baik menunjukkan sifat ulet, mandiri, tidak
mudah terpengaruh oleh orang lain dan mampu mengatur dirinya sendiri
Calhoun dan Acocella, 2005.
Penelitian Gottfredson dan Hirschi’s 1990 dalam Praptiani, 2013 tentang “A general theory of crime” menjelaskan bahwa rendahnya pengendalian diri pada
individu dapat menyebabkan terjadinya perilaku kejahatan. Jika remaja memiliki pengendalian diri yang baik sebagai bagian dari dirinya terinternalisasi, tingkat
kenakalan yang ditimbulkan oleh remaja tersebut akan cenderung mengalami penurunan Fadillah, 2013. Siswa yang tidak mampu mengendalikan diri dapat
menunjukkan perilaku, seperti: suka mengejek teman, tidak menghargai guru dan teman, tidak menunjukkan kedisiplinan, dan lain sebagainya Puspita, dkk, 2013.
Hilangnya kendali diri pada siswa juga dapat menimbulkan berbagai masalahmisalnya merokok, meminum minuman beralkohol, berjudi, mencontek,
berkelahi dan lain sebagainya Widodo, 2013. Peneliti sangat tertarik melakukan penelitian ini karena banyak fenomena
yang terjadi pada siswai di lingkungan sekolah terkait kurangnya kepercayaan diri dan dampaknya terhadap pengendalian diri self control remaja. Penelitian
ini akan dilakukan pada siswai di SMAN17 Medan untuk mengetahui kepercayaan diri dan hubungannya dengan pengendalian diri self control
mereka. Penelitian dilakukan di sekolah ini karena terdapat beberapa siswa dan
Universitas Sumatera Utara
siswi di sekolah ini yang kurang percaya diri dan kurang mampu mengendalikan diri.Hal itu membuat peneliti meneliti lebih lanjut
tentang “Hubungan Percaya Diri dengan Pengendalian Diri Self Control Remaja pada Siswai di SMA
Negeri 17 Medan”.
1.1. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana hubungan antara percaya diri dengan pengendalian diri
selfcontrol remaja pada siswai di SMAN 17 Medan ? 1.2.
Tujuan 1.2.1.
Tujuan Umum Untuk dapat mengetahui hubungan percaya diri dengan
pengendalian diri self control pada remaja di SMAN 17 Medan 1.2.2.
Tujuan Khusus 1.
Untuk dapat mengetahui gambaran percaya diri siswai di SMAN 17 Medan
2. Untuk dapat mengetahui pengendalian diri self control remaja
pada siswai di SMAN 17 Medan. 3.
Untuk mengidentifikasi hubungan percaya diri dengan pengendalian diri Self Control pada siswai di SMA Negeri
17 Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Manfaat
1.3.1. Praktek Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dan masukan dalam melakukan praktek keperawatan sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal. 1.3.2.
Peneliti Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dan bahan
perbandingan untuk penelitian selanjutnya terkait masalah percaya diri dan pengendalian diri pada remaja.
1.3.3. Bagi Masyarakat
Khususnya bagi remaja agar dapat mengetahui pentingnya sikap percaya diri di dalam proses kehidupan khususnya dalam
meningkatkan pengendalian diri self control. 1.3.4.
Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak
institusi pendidikan khususnya guru BK Bimbingan dan Konseling tentang hubungan percaya diri dengan pengendalian
diri remaja, kemudian menerapkannya kepada siswai di sekolah sehingga siswai mampu mengendaliakan diri dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA