Fungsi Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan pada BPJS Ketenagakerjaan

(1)

PENGAWASAN PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN

OLEH :

ANNISA HAZRIDA EFFENDY 112102171

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : ANNISA HAZRIDA EFFENDY

NIM : 112102171

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : FUNGSI ANGGARAN KAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN

Tanggal...Juli 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP : 19581114 198703 2 001 (Dra. Nurzaimah, MM, Ak)

Tanggal...Agustus 2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal...Agustus 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP : 19560407 198002 1 001


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ANNISA HAZRIDA EFFENDY

NIM : 112102171

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : FUNGSI ANGGARAN KAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN

Medan, 2014

112102171


(4)

Bismillahirrahmanirrahim...

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan yang direncanakan. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan nabi besar Muhammad Sholallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah membawa risalah-Nya untuk menuntun ummat manusia ke jalan yang benar. Semoga kita semua memperoleh syafa’atnya di akhirat kelak.

Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul : “Fungsi Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Cabang Medan.”Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan dalam hal pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Tercinta Hazairun dan Ibunda Tercinnta Farida Tarihoran yang telah memberikan doa restu dan dorongan baik moral


(5)

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik itu berupa saran maupun bimbingan. Melalui lembaran ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Satria Dharma selaku Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kantor cabang Medan , Bapak Hendrik Timbul dan Ricky Fernandes selaku Mentor dan Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan keterangan, data dan arahan yang dibutuhkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini. 5. Kepada Abang, Kakak dan Adik saya yang Tercinta (Taufan Iqbal Effendy,

Harry Agung Effendy, Hadi Siswaya Effendy, Zaitun Riskianna, Suhasdini Gian Hanjani, Syaiful Amri, Ryan Syaputra dan Mutiara Srirezeki) yang telah banyak membantu memberikan arahan, dukungan dan semangat kepada saya.


(6)

Ayang, Ima, Tia, Upen, Indik, Fara yang telah memberikan dukungan, bantuan, doa dan hari-hari yang dilalui bersama selama tiga tahun ini terima kasih atas bantuan dan perhatian yang telah kalian berikan untuk saya selama ini.

7. Kepada Faisal Iswandi yang telah banyak memberikan semangat, dukungan dan motivasi selama ini hingga Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan waktu yang penulis miliki, maka dengan kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan Tugas akhir ini. Akhirnya penulis mengharapkan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semuanya, dan semoga segala budi baik, serta bantuan yang penulis terima selama menyelesaikan Tugas Akhir ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan memperoleh Ridho-Nya. Amin yaa Robbal’Alamin.

Medan, 2014 Penulis

(Annisa Hazrida Ef) 112102171


(7)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survei/Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN A.Sejarah Singkat BPJS Ketenagakerjaan ... 8

1. Visi BPJS Ketenagakerjaan ... 11

2. Misi BPJS Ketenagakerjaan ... 11

3. Fungsi BPJS Ketenagakerjaan ... 12

B.Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan ... 12

C.Job Description ... 15

D.Jaringan Kegiatan ... 34


(8)

KANTOR CABANG MEDAN

A.Pengertian Anggaran Dan Kas ... 37

1. Anggaran ... 37

2. Kas ... 39

B.Anggaran Kas ... 41

C.Penyusunan Anggaran Kas ... 46

D.Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan ... 48

E.Anggaran Kas Sebagai Alat Pengawasan ... 53

F. Analisis Penggunaan Kas ... 54

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 57

B.Saran ... 58


(9)

3.1 BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan


(10)

Nomor Judul Halaman

2.1 Logo BPJS Ketenagakerjaan Kantor

Cabang Medan...10 2.2 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan


(11)

A.Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara selalu diikuti dengan perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan rumit, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Perkembangan dunia usaha sangat cepat juga dapat mengakibatkan persaingan antara berbagai perusahaan, sehingga tidak dapat dipungkiri hanya sedikit perusahaan yang mampu menghadapi persaingan tersebut.

Dalam mendirikan suatu perusahaan dan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya setiap perusahaan harus mempunyai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Untuk itu perusahaan harus mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara optimal. Pengalokasian sumber dana harus direncanakan setepat mungkin dan penggunaannya harus diawasi supaya hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan menggunakan asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.Sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus terlebih dahulu merumuskan kegiatan


(12)

dari kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktivitas akan terlaksana dengan baik.

Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan. Maksudnya, mengevaluasi kerja, apakah dapat ditemukan efisiensi atau para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan serta menerapkan tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana.

Salah satu alat perencanaan dan pengawasan adalah anggaran (budget). Anggaran merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan, dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penyusunan anggaran harus realistis dengan memperhitungkan lingkungan eksternal dan internal yang akan terjadi dalam jangka waktu tertentu.

Untuk mencapai tujuan perusahaan yang lebih baik, maka penerimaan dan pengeluaran kas harus direncanakan sebaik-baiknya dengan menyusun anggaran kas terlebih dahulu pada awal periode. Anggaran kas merupakan salah satu jenis dari anggaran. Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci atentang kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.

BPJS Ketenagakerjaan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial. BPJS


(13)

Ketenagakerjaan juga mengelola anggaran kas. Anggaran kas disusun oleh bagian umum dan keuangan yang ada pada kantor.

Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas. Dengan mengetahui adanya defisit kas jauh sebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutupi defisit kas tersebut.

Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana secara efisien.

Berdasarkan uraian diatas terlilhat jelas bahwa perencanaan dan pengawasan mempunyai peranan yang sangat penting dalam anggaran kas. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menulis tugas akhir ini dengan judul “FUNGSI ANGGARAN KAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN

PENGAWASAN PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG

MEDAN”

B.Perumusan Masalah

Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam suatu badan/perusahaan yaitu meliputi bidang Pemasaran, SDM dan Umum, Keuangan, Pelayanan dan sebagainya. Walaupun demikian yang dilakukan oleh suatu badan/perusahaan tidaklah sama meskipun dibidang usaha yang sejenis.


(14)

Perencanaan kas yang dituangkan ke dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran kas mutlak memerlukan prosedur penerimaan dan pengeluaran yang memadai diharapkan dan dapat dipakai sebagai alat pengawasan. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka masalah pokok yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah apakah anggaran kas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan sudah berfungsi dengan baik, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diatasi dan diantisipasi dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

“Untuk mengetahui apakah fungsi anggaran kas sebagai alat perencanaan dan pengawasan yang disusun oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan sudah berfungsi dengan baik”

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis, sebagai masukan dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai anggaran kas.

b. Bagi Perusahaan, untuk mengetahui sejauh mana anggaran kas sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan.


(15)

c. Bagi Pembaca, diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau sumber informasi bagi yang ingin mempelajari dan membahas lebih jauh tentang anggaran kas.

D.Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/Observasi

Penelitian ini dilakukan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan yang terletak di Jl. Kapten Pattimura No.334 Medan.

Jadwal Survey Tugas Akhir

Juni Juli

NO KEGIATAN 2014 2014

I II III IV I II

1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen

Pembimbing 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir


(16)

2. Rencana Isi

Rencana isi teerdiri dari 4 bab yaitu pendahuluan, profil BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan, Fungsi anggaran kas sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan, dan penutup dimana satu sama lain saling berkaitan.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara singkat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang mencakup jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG

MEDAN

Pada bab ini diuraikan tentang gambaran perumusan yang meliputi sejarah singkat BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan, Visi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan, Misi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan, Tujuan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.


(17)

BAB III : FUNGSI ANGGARAN KAS SEBAGAI ALAT

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA BPJS

KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu meliputi pengertian anggaran dan kas, anggaran, kas, penyusunan anggaran kas, anggaran kas sebagai alat perencanaan, anggaran kas sebagai alat pengawasan, analisis penggunaan kas.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab yang terakhir dari penulisan tugas akhir ini. Penulis akan memberikan kesimpulan yang didasarkan dari penjelasan bab terdahulu dan mencoba memberikan saran. Saran yang dirasakan perlu untuk efektivitas lembaga pendidikan tinggi negeri dimasa yang akan datang.


(18)

BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN

A.Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkanfunded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja disektor formal.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial


(19)

tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggaran ASTEK yaituPerumAstek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilanyanghilang,akibatrisikososial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabatkemanusiaan.”

Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1


(20)

Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, Jamsostek pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya.

Kini dengan system penyelenggaraan yang semakin maju, program Jamsostek tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Gambar 2.1

Logo BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan Sumber : Buku Pedoman dan Informasi BPJS Ketenagakerjaan (tahun 2013-2014)

Arti Logo BPJS Ketenagakerjaan HIJAU

1. Warna hijau melambangkan kesejahteraan.

2. Warna hijau diharapkan dapat merepresentasikan nilai-nilai pertumbuhan, harmoni, kesegaran, stabilitas dan keamanan.


(21)

PUTIH

1. Warna putih melambangkan integritas.

2. Warna putih diharapkan dapat merepresentasikan kemurnian, kebersihan dan kesempurnaan sebagai symbol kebaikan.

KUNING

1. Warna kuning melambangkan optimism.

2. Warna kuning diharapkan dapat merepresentasikan optimism, pencerahan dan kebahagiaan serta memberi harapan akan masa depan yang lebih baik.

BIRU

1. Warna biru melambangkan keberlanjutan.

2. Warna biru diharapkan dapat merepresentasikan kepercayaan, kesetiaan, kebijaksanaan, kepercayaan diri, keahlian dan ketahan jangka panjang.

Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

1. Visi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan. 2. Misi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:


(22)

a. Tenaga Kerja : Memberikan perlindungan yang layak bagitenagakerjadan keluarga

b. Pengusaha : Menjadi mitra terpercaya untuk memberikanperlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkanproduktivitas

c. Negara : Berperan serta dalam pembangunan

3. Fungsi BPJS Ketenagakerjaan

Sebagai program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.

B.Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah merupakan suatu kerangka yang memperlihatkan sejumlah tugas-tugas dan kejadian-kejadian untuk mencapai tujuan organisasi. Hubungan antara fungsi-fungsi wewenang dan tanggung jawab setiap anggota didalamnya, biasanya bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Dalam suatu perusahan yang menentukan bentuk organisasi adalah pimpinan yang bertujuan untuk mempermudah pimpinan dalam melaksanakan


(23)

tugas-tugas yang menentukan bagian-bagian perkerjaan serta merupakan suatu alat untuk memberikan wewenang dan tanggung jawab atas perkerjaan yang diberikan kepada bawahan.

Adapun struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :


(24)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR CABANG

Gambar 2.2

Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

Sumber : Buku Pedoman dan Informasi BPJS Ketenagakerjaan (tahun 2013-2014) KEPALA KANTOR CABANG

SEKRETARIS

KABID

KEUANGAN DAN T. INFORMASI

KABID PELAYANAN KABID SDM &

UMUM KABID PEMASARAN INFORMAL KHUSUS KABID PEMASARAN FORMAL MARKETING OFFICER 4 PENATA MADYA ADMINISTRASI PEMASARAN RELATIONSHIP OFFICER 5 PENATA MADYA PEMASARAN INFORMAL KHUSUS PENATA MADYA ADMINISTRASI INFORMAL KHUSUS PENATA MADYA SDM CUSTOMER SERVICE PENATA MADYA PELAYANAN PENATA MADYA PELAYANAN PENATA MADYA PKP PENATA MUDA UMUM PENATA MUDA KEUANGAN PENATA MADYA KEUANGAN KANTOR CABANG PEMBANTU STAFF UMUM PENATA MADYA T.I


(25)

C.Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari setiap bagian pada struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan yang terdiri dari :

1. Tugas Kepala Kantor Cabang

Tugas dari Kepala Kantor Cabang ialah :

a.Menyusun dan memantau implementasi rencana kerja dan anggaran tahunan Cabang kelas 1, guna menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya ;

b.Mengendalikan kegiatan pengembangan kepesertaan formal dan informal selaras dengan kebijakan wilayah, guna memastikan tercapainya target pemasaran ;

c.Memantau kegiatan pengelolaan peserta melalui program CRM di Cabang kelas 1, guna memastikan tercapainya target peningkatan iuran ;

d.Mengarahkan pengelolaan program PKP selaras dengan kebijakan wilayah, guna memastikan program PKP mendukung efektivitas kegiatan pemasaran ;

e.Mengarahkan dan memantau penyelenggaraan program manfaat dan kegiatan pelayanan, guna tercapainya kepuasan pelanggan ;


(26)

2. Tugas Kepala Pemasaran Informal Cabang

a. Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan bidang, untuk menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya di bidangnya;

b. Menyusun program pemasaran (dalam rangka pengembangan kepesertaan) dan pengelolaan kepesertaan di kantor cabang selaras dengan strategi pemasaran wilayah, sebagai acuan kegiatan operasional

c. Mengkoordinasikan implementasi program pemasaran di bidang jasa konstruksi dan sektor informal serta memantau tingkat pencapaian, untuk memastikan target kepesertaan tercapai dengan efektif dan efisien ;

d. Menerapkan program pengelolaan kepesertaan di cabang, untuk memberikan nilai tambah bagi peserta yang sudah terdaftar ;

e. Melakukan monitoring terhadap pelayanan administrasi kepesertaan dan penanganan keluhan, guna menjaga kepuasan peserta ;

3. Tugas Kepala Pelayanan Cabang

a. Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan bidang Pelayanan, untuk menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya di bidang Pelayanannya;

b. Mengkoordinasikan proses Penetapan Jaminan, guna memperoleh besaran jaminan yang akurat ;


(27)

c. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan bagi peserta, agar sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan ;

d. Mengkoordinasikan penyelesaian keluhan peserta, guna meningkatkan kepuasan peserta ;

e. Memantau kinerja petugas pelayanan (Customer Service), untuk memastikan terpenuhinya standar pelayanan yang telah ditetapkan ; f. Menyusun laporan kegiatan guna mendukung penyusunan laporan

kegiatan cabang ;

4. Tugas Kepala Umum dan SDM Cabang

a. Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan bidang SDM & Umum, untuk menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya di bidangnya ;

b. Mengelola pemenuhan kebutuhan SDM, guna memastikan efektivitas penempatan di Cabang sesuai dengan spesifikasi jabatan ;

c. Mengelola kegiatan pengembangan kompetensi pegawai, untuk mendukung tercapainya standar kompetensi yang dipersyaratkan ; d. Memantau kinerja dan mengelola hubungan industrial dilingkungan

Kantor Cabang, guna menciptakan lingkungan kerja yang kondusif ; e. Mengelola pemenuhan hak pegawai di Kantor Cabang dengan

mengacu pada peraturan yang berlaku (antara lain gaji, fasilitas kesehatan, asuransi, dll), sehingga hak dapat diberikan tepat jumlah dan tepat waktu ;


(28)

5. Tugas Kepala Keuangan dan TI

a. Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan bidang Keuangan & TI Cabang kelas 1 Keuangan & TI, untuk menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya di bidang Keuangan & TI Cabang Kelas 1 nya ;

b. Mengkomplikasikan rencana anggaran tiap Unit kerja, untuk memperoleh acuan dalam pengelolaan dana ;

c. Mengkoordinasikan pengelolaan keuangan, agar kegiatan operasional cabang dapat berjalan lancar, efektif dan efisien ;

d. Mengkoordinasikan pencatatan transaksi keuangan, untuk mendukung penyajian laporan keuangan yang lengkap dan akurat ;

e. Mengkoordinasikan kegiatan pemenuhan kewajiban perpajakan Kantor Cabang, untuk memastikan kewajiban perpajakan Kantor Cabang, untuk memastikan kewajiban perpajakan telah dipenuhi sesuai ketentuan ;

Adapun uraian jabatan dari BPJS Ketenagakejaan Kantor Cabang Medan

yaitu:

A.Penata Madya Pemasaran Informal-Khusus

Melaksanakan kegiatan pemasaran (untuk mengembangkan kepesertaan) dan pembinaan kepada peserta di sektor informal dan jasa konstruksi, memberikan pelayanan dan menangani keluhan peserta dengan cepat dan tepat, guna


(29)

memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran informal yang telah dibebankan dan untuk menjaga kepuasan peserta.

(a)Tanggung jawab utama pengelolaan organisasi

1. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai prosedur, guna memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat.

2. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan, sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance.

(b)Tanggung jawab pengelolaan operasional

1. Mengumpulkan informasi mengenai data peserta di lingkup tugasnya, untuk dikompilasi Penata Madya Administrasi Informal Khusus sebelum diajukan kepada atasan sebagai data potensi.

2. Melaksanakan kegiatan pemasaran, guna meningkatkan perluasan kepesertaan sesuai target yang menjadi bebannya, dengan cara :

a) Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan pemasaran.

b) Melakukan kontak dengan calon mitra di sektor informal dan jasa konstruksi.

c) Melakukan pertemuan kelompok serta kunjungan dalam rangka kepesertaan program khusus (sektor informal dan jasa konstruksi) d) Menerima pendaftaran proyek dan peserta sektor informal.

e) Menangani kendala operasional atau mengeskalasi kendala kepada atasan.

f) Mengevaluasi rencana dan mengajukan usulan penyesuaian (jika perlu).


(30)

3. Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap peserta, guna meningkatkan iuran kepesertaan sesuai target yang menjadi bebannya, dengan cara :

a) Mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi karakteristik peserta sebagai dasar pentesuaian program pembinaan.

b) Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan pembinaan.

c) Menangani kendala operasional atau mengeskalasi kendala kepada atasan.

d) Melakukan kunjungan bersama instansi terkait ke perusahaan binaan untuk berbagai tujuan (misalnya: sosialisasi program, penyelesaian masalah, menyiapkan dukungan law enforcement, dll) e) Mengevaluasi rencana dan mengajukan usulan penyesuaian (jika

perlu)

4. Memberikan pelayanan dan menangani keluhan peserta, guna menjaga kepuasan peserta, dengan cara :

a) Menerima dan menangani keluhan peserta.

b) Melakukan koordinasi dengan Penata Madya Administrasi Informal Khusus dalam hal pelayangan dokumen.

c) Melakukan koordinasi dengan Penata Madya Administrasi Informal Khusus dalam pelayanan administrasi kepesertaan termasuk antara lain proses mutasi kepesertaan.


(31)

d) Melakukan koordinasi dengan Penata Madya Administrasi Informal Khusus untuk memastikan akurasi data dari dan ke peserta.

5. Menyusun laporan hasil kerja sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan kerja.

Indikator Kinerja Penata Madya Pemasaran Informal Khusus meliputi Peningkatan perluasan kepesertaan, Peningkatan jumlah iuran, Tingkat keluhan peserta minimal, dan Akurasi data peserta.

Adapun wewenang Penata Madya Pemasaran Informal Khusus yaitu melakukan kontak dengan calon peserta, melakukan negosiasi dalam batas kewenangannya, dan meminta data peserta.

B.Penata Madya Pelayanan JHT-JK

Melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung proses klaim program JHT & JK, menentukan besar klaim dam memproses klaim sesuai ketentuan yang berlaku, guna memenuhi kewajiban pembayaran klaim kepada peserta dengan tepat jumlah dan tepat waktu.

(a)Tanggung jawab utama pengelolaan organisasi

1. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai prosedur, guna memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat.

2. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan, sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance.


(32)

1. Mengumpulkan dan mengkompilasi data pelayanan JHT-JK, untuk mendukung atasan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan, dengan cara :

a) Mengumpulkan data sesuai kebutuhan.

b) Menganalisa pencapaian target dan permasalahan yang timbul. c) Mengajukan hasil analisa dan data kepada atasan untuk direview. 2. Memeriksa dokumen dan memproses klaim, sehingga pengajuan

klaim JHT-JK dapat selesai tepat waktu, dengan cara: a) Mengumpulkan dokumen-dokumen terkait.

b) Memeriksa keabsahan dokumen.

c) Mengecek kelengkapan persyaratan klaim.

d) Menerbitkan surat konfirmasi tahap 1 dan melakukan pengecekan data atas kasus yang dianggap meragukan sebagai bahan penyelesaian penetapan jaminan.

e) Menentukan besar klaim sesuai ketentuan.

f) Memproses proses pembayaran kepada pihak-pihak terkait. g) Menginformasikan klaim siap bayar ke perusahaan/peserta.

3. Menyusun rekapitulasi kasus klaim, guna mendukung pelaksanaan konsolidasi data pelayanan untuk bahan evaluasi selanjutnya, dengan cara:

a) Mencatat kasus klaim dan jaminan yang dibayarkan kepada peserta.


(33)

c) Membuat catatan penyebab kasus dan menganalisa tindak lanjut yang dapat dilakukan.

d) Mengajukan rekapitulasi dan catatan yang dibuat kepada atasan untuk direview.

4. Menyimpan dokumen dan data bidang pelayanan JHT-JK, untuk memudahkan pencarian di kemudian hari, dengan cara :

a) Mengumpulkan data/dokumen.

b) Memverifikasi akurasi dan kelengkapannya. c) Menyimpan secara sistematis.

d) Melakukan pemuktahiran secara beerkala.

5. Menyusun laporan hasil kerja sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan kerja.

Indikator kerja pada Penata Madya Pelayanan JHT-JK adalah akurasi dan kelengkapan data, pembayaran klaim dilaksanakan tepat waktu, dan tersedianya rekapitulasi data klaim dan jaminan untuk program JHT-JK.

Adapun wewenangnya yaitu menetapkan besaran klaim dan menolak pengajuan klaim yang belulm memenuhi persyaratan.

C.Penata Madya Teknologi Informasi (TI)

Melaksanakan pengaturan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan hardware, software dan jejaring, serta mengelola database dan apikasi, guna mengoptimalkan pengoperasian perangkat sistem informasi untuk memberikan


(34)

pelayanan yang cepat dan akurat kepada peserta dan untuk efektivitas kegiatan operasional.

(a)Tanggung jawab utama pengelolaan organisasi

1. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai prosedur, guna memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat.

2. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan, sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance.

(b)Tanggung jawab utama pengelolaan operasional

1. Menyediakan sarana TI, sebagai dukungan kepada kegiatan operasional, dengan cara:

a) Mengumpulkan data tentang kebutuhan TI (perangkat keras dan lunak)

b) Mengevaluasi kebutuhan.

c) Mengusulkan rencana pemenuhan kebutuhan. d) Melakukan koordinasi pemenuhan kebutuhan.

2. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin sarana prasarana teknologi informasi (perangkat keras, jejaring komputer, perangkat lunak aplikasi, serta database), guna mengoptimalkan kelangsungan operasional dengan downtime yang minimal, dengan cara :

a) Menyusun jadwal pemeliharaan dan menginformasikannya kepada penggunaan data.


(35)

3. Melakukan pengaturan kewenangan pemakaian sistem disesuaikan dengan tingkatan pengguna, guna menjaga keamanan sistem aplikasi dan database, dengan cara :

a) Mengumpulkan data/informasi mengenai tingkat kewenangan dalam hal penggunaan data.

b) Membuat sistem pembatasan akses ke data. c) Mengatur penggunaan.

d) Melakukan sosialisasi pengaturan.

4. Melaksanakan perbaikan atas permasalahan/kerusakan yang timbul pada perangkat keras, jejaring komputer, perangkat lunak aplikasi, serta database, guna memberikan dukungan teknis bagi kelancaran pengelolaan sistem, dengan cara :

a) Mendata keluhan yang masuk.

b) Melakukan tindakan perbaikan sesuai batas kewenangannya.

c) Melakukan koordinasi dengan Kantor Wilayah untuk gangguan yang bersifat sentral.

5. Melaksanakan pengelolaan data (perekaman, recovery, dan pengolahan) dari database yang tersedia, guna menghasilkan data yang valid dan akurat, dengan cara :

a) Melakukan back-up data secara rutin. b) Menyediakan kebutuhan data bagi user.

6. Menyusun laporan hasil kerja sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan kerja.


(36)

Adapun indikator kinerja Penata Madya Teknologi Informasi adalah tersedianya usulan kebutuhan perangkat teknologi informasi, downtime minimal, tersedianya data yang valid dan akurat, dan dokumentasi sistem teradministrasi dengan baik.

Wewanang Penata Madya Teknologi Informasi adalah melakukan perbaikan atas perangkat TI sesuai tingkat kewenangan, menyusun jadwal pemeliharaan, dan menganalisa kebutuhan sarana TI yang diajukan.

D.Penata Muda Umum

Mengkoordinasikan pemberian layanan umum dan penyediaan barang/jasa sesuai kebutuhan, serta melaksanakan program komunikasi sesuai arahan, guna memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.

(a)Tanggung jawab utama pengelolaan organisasi

1. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai prosedur, guna memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat.

2. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan, sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance.

(b)Tanggung jawab utama pengelolaan operasional

1. Melaksanakan kegiatan kesekretariatan, pengelolaan arsip, dan layanan umum lainnya, untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional, dengan cara :

a) Mencatat dan menyimpan dokumen/surat. b) Mendistribusikan surat masuk/keluar.


(37)

c) Mengatur pemberian layanan umum (seperti kebersihan, keamanan, kerumahtanggaan, dll)

2. Melaksanakan pengelolaan aset, sehingga dapat diberdayakan secara optimal, dengan cara :

a) Mencatat barang inventaris dan aset perusahaan. b) Memonitor secara rutin kelengkapan/keberadaan asset. c) Mengkoordinasikan pemeliharaan aset.

d) Mengurus kelengkapan dokumen kepemilikan. e) Melakukan penyimpanan secara aman.

3. Melaksanakan penyediaan barang/jasa, sehingga tersedia tepat mutu dan tepat waktu, dengan cara:

a) Menganalisa data kebutuhan dari setiap bidang.

b) Mengajukan rencana kebutuhan untuk direview atasan. c) Melaksanakan kegiatan pengadaan sesuai ketentuan. d) Mendistribusikan barang kepada pemesan.

e) Melakukan pencatatan secara akurat.

4. Melaksanakan pengelolaan atas kontrak kerja penyediaan barang/jasa dan mengelola database vendor, untuk tertib administrasi dan mendukung kelancaran kegiatan pengadaan, dengan cara :

a) Menyiapkan draft kontrak kerja untuk direview dan di finalisasi oleh atasan.


(38)

c) Mengidentifikasi masa berlaku kontrak dan mempersiapkan dokumen untuk tindak lanjut.

d) Mengevaluasi kinerja vendor.

5. Melaksanakan program komunikasi dengan internal dan eksternal perusahaan, untuk menjaga citra perusahaan, dengan cara :

a) Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan komunikasi.

b) Memantau dan mengevaluasi dampak komunikasi. c) Mengajukan hasil evaluasi kepada atasan untuk direview.

6. Menyusun laporan hasil kerja sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan kerja.

Indikator kerja bagi Penata Madya umum adalah pemenuhan sarana dan prasarana kerja sesuai kebutuhan, terlaksananya layanan umum, pengelolaan aset optimal, terlaksananya program komunikasi serta tertib administrasi.

Adapun wewenang bagi Penata Madya Umum yaitu meminta data dari vendor dan memverifikasi kebutuhan pengguna.

E.Penata Madya Administrasi Informal-Khusus

Menghimpun data yang terkait dengan kegiatan pemasaran dan administrasi kepesertaan informal khusus, menyiapkan sarana prasarana penunjang kegiatan pemasaran serta melakukan pelayanan dokumen administrasi dan penghitungan besar iuran serta denda (jika ada), guna menyediakan data yang akurat dan


(39)

dokumen yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan pemasaran informal khusus.

(a)Tanggung jawab utama pengelolaan organisasi

1. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai prosedur, guna memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat.

2. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan, sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance.

(b)Tanggung jawab utama pengelolaan operasional

1. Melaksanakan penghimpunan informasi dari berbagai sumber terkait, dalam rangka mendata potensi agar dapat dijadikan acuan untuk kegiatan pemasaran, dengan cara:

a) Mengumpulkan data potensi, termasuk data perusahaan yang wajib menjadi peserta.

b) Menginput data potensi.

c) Mencocokkan data potensi yang harus diinput dengan data base potensi dan data base kepesertaan.

2. Menyiapkan data hasil kegiatan pemasaran, sebagai bahan analisa dan evaluasi pencapaian target Kantor Cabang dan evaluasi kinerja Penata Madya Pemasaran Informal Khusus, dengan cara :

a) Mengumpulkan dan menginput data kegiatan pemasaran. b) Menginput perolehan kepesertaan.


(40)

3. Mempersiapkan sarana prasarana pendukung dalam rangka implementasi program pengembangan dan pengelolaan kepesertaan, untuk menunjang kelancaran kegiatan Penata Madya Pemasaran Informal Khusus, dengan cara :

a) Mempelajari permintaan Kebutuhan dari Penata Madya Pemasaran Informal Khusus.

b) Menyediakan materi/brosur/formulir.

c) Melakukan koordinasi dengan bidang penunjang cabang untuk menyediakan sarana prasarana.

d) Menyimpan sarana prasarana untuk penggunaan di kemudian hari. 4. Melakukan perhitungan besar iuran dan denda (jika ada), untuk

memperoleh nilai penetapan yang akurat, dengan cara :

a) Meneliti dokumen pendaftaran kepesertaan/TK dan upah TK. b) Melakukan koordinasi dengan Penata Madya Pemasaran Informal

Khusus dalam proses verifikasi dokumen.

c) Menghitung dan menerbitkan penetapan iuran berupa Surat Pemberitahuan Iuran (SPI).

d) Melaksanakan perhitungan dalam rangka penyusunan rekonsiliasi iuran, penetapan dan koreksi denda.

5. Melaksanakan pelayanan administrasi dan dokumen bagi calon peserta/peserta, untuk tertib administrasi dan dalam rangka mendukung upaya menjaga kepuasan peserta, dengan cara :


(41)

a) Menyiapkan dokumen bagi calon peserta (misalnya: formulir, SPI, dll)

b) Menyiapkan dokumen yang akan dikirimkan ke perusahaan binaan (seperti SPP, SPI, KPJ, Buku Tabungan JHT, Daftar KPJ, KPK, Daftar KPK, laporan saldo JHT).

c) Melakukan koordinasi dengan Penata Madya Pemasaran Informal Khusus dalam proses pengiriman.

d) Menyimpan salinan dokumen yang telah didistribusikan kepada peserta.

6. Menyusun laporan hasil kerja sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan kerja.

Adapun indikator kinerja bagi Penata Madya Pemasaran Informal Khusus adalah data base terkini dan akurat, akurasi hasil perhitungan dan dokumen terdistribusi.

F. Penata Madya Administrasi Pemasaran

Menghimpun dan mengelola data yang terkait dengan kegiatan pemasaran dan administrasi kepesertaan, melakukan pelayanan dokumen administrasi dan penghitungan besar iuran serta denda (jika ada), guna menyediakan data yang akurat dan dokumen yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan pemasaran.


(42)

1. Melaksanakan penilaian kinerja sesuai prosedur, guna memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat.

2. Melaksanakan peraturan perusahaan/perundangan sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance.

(b)Tanggung jawab utama Pengelolaan operasional

1. Melaksanakan penghimpunan informasi dari marketing officer, dalam rangka memperoleh data potensi agar dapat dijadikan acuan untuk kegiatan pemasaran, dengan cara :

a) Mengumpulkan data potensi, termasuk data perusahaan yang wajib menjadi peserta kedalam database.

b) Mencocokkan data potensi yang harus diinput dengan database potensi dan database kepesertaan.

c) Membuat daftar Perusahaan Wajib Belum Daftar (PWBD). d) Menerbitkan surat pemberitahuan pelaksanaan program-program. 2. Menyiapkan data hasil kegiatan pemasaran, sebagai bahan sosialisasi,

edukasi, analisa dan evaluasi pencapaian target kantor cabang dan evaluasi kinerja marketing officer dan Relationship Officer dalam rangka mendukung upaya menjaga kepuasan peserta, dengan cara : a) Mengumpulkan dan menginput data kegiatan pemasaran.

b) Membuat rekapitulasi hasil kegiatan pemasaran. c) Menginput perubahan data tenaga kerja dan upah.

3. Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung dalam rangka implementasi program pengembangan dan pengelolaan kepesertaan,


(43)

untuk penunjang kelancaran kegiatan Marketing Officer/Relationship Officer, dengan cara :

a) Mempelajari dan memproses permintaan kebutuhan dari MO/RO. b) Menyediakan materi/brosur/formulir.

c) Melakukan koordinasi dengan bidang lain di cabang untuk penyediaan sarana prasarana.

d) Menyimpan sarana prasarana untuk penggunaan di kemudian hari. 4. Melakukan perhitungan besar iuran dan denda (jika ada), untuk

memperoleh nilai penetapan yang akurat, dengan cara :

a) Meneliti dokumen pendaftara kepesertaan/TK dan upah TK.

b) Melakukan koordinasi dengan Marketing Officer/Relationship Officer dalam proses verifikasi dokumen.

c) Menerbitkan surat penetapan iuran pertama.

d) Melakukan validasi kertas kerja rekonsiliasi iuran (termasuk denda jika ada)

e) Melakukan posting iuran.

5. Melaksanakan pelayanan administrasi dan dokumen bagi calon peserta/peserta, untuk tertib administrasi dan dalam rangka mendukung upaya menjaga kepuasan peserta, dengan cara :

a) Menyiapkan dokumen bagi calon pesera (misalnya: formulir, SPI, dll)

b) Menyiapkan dokumen yang akan dikirimkan ke perusahaan binaan (seperti SPP, Buku Tabungan JHT, laporan saldo JHT).


(44)

c) Melakukan koordinasi dengan Marketing Officer/Relationship Officer dalam proses pengiriman.

d) Menyimpan salinan dokumen yang telah didistribusikan kepada peserta.

6. Melakukan pengarsipan dokumen kepesertaan dan iuran tahun berjalan, serta menyerahkan kepada bidang umum & SDM untuk dokumen lewat tahun berjalan (baik dokumen elektronik maupun non elektronik), guna menciptakan arsip yang lengkap dan akurat.

7. Menyusun laporan hasil kerja sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan kerja.

D.Jaringan Kegiatan

BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraan nya menggunakan mekanisme asuransi sosial. Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tingkatan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya yang mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.


(45)

Sebagai Lembaga Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial BPJS Ketenagakerjaan yang dahulu bernama PT. Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana undang-undang jaminan sosial tenaga kerja.

Sebagai program publik, jamsostek memberikan hak dan membebani kewajiban secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan tenaga kerja dan mengatur jenis program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM), sedangkan kewajiban peserta adalah tertib administrasi dan membayar iuran. Dalam meningkatkan pelayanan jamsostek tak hentinya melakukan terobosan melalui sistem online guna menyederhanakan sistem layanan dan kecepatan pembayaran klaim hari tua (JHT).

E.Kinerja Kegiatan

Suatu perusahaan memiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga halnya pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan, perusahaan yang bergerak di bidang BUMN ini terus berupaya agar tujuan tersebut dapat terwujud. Segala sesuatunya harus disertai dengan kerja keras, disiplin, juga loyalitas dalam bekerja yang harus dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan agar tujuan tersebut dapat terwujud. Untuk mendorong tercapainya hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan juga tepat. Kinerja terkini yang dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan adalah penyelenggaraan jaminan sosial yang meliputi program jaminan kecelakaan kerja


(46)

(JKK), jaminan hari tua (JHT), jaminan pensiun (JP), dan jaminan kematian (JKM).

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan adalah memberikan perlindungan yang bersifat mendasar bagi peserta jika mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Risiko ekonomi yang ditanggulangi oleh program BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan terbatas yaitu perlindungan pada peristiwa kecelakaan, hari tua, dan meninggal dunia.


(47)

PENGAWASAN PADA BPJS KETENAGAKERJAAN

KANTOR CABANG MEDAN

A.Pengertian Anggaran dan Kas

1. Anggaran

Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas diatas, tentu saja diperlukan rencana yang matang. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat terasa pentingnya suatu perencanaan dan pengawasan yang baik hanya dapat diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan mempertimbanngkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan, alternatif-alternatif dan konsekuensi yang ada sehingga dapat didefinisikan swbagai berikut:

Menurut Munandar, (2001 : 1), pengertian anggaran yaitu : “Budget

(anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”

Dari definisi tersebut, ada empat unsur yang sangat penting dalam suatu anggaran, yaitu :


(48)

1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Anggaran merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus, seperti misalnya disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia (personel). Anggaran nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja, maka anggaran harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan.

3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut, sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa lebih lanjut.

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa anggaran perusahaan disusun untuk dipergunakan dalam jangka waktu tertentu. Ini berarti bahwa apa yang dimuat didalam anggaran


(49)

adalahtaksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.

Anggaran sering dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi, dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional didalam badan usaha. Dari defenisi diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan:

1. Bahwa anggaran harus bersifat formal artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis dan teliti.

2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan logika.

3. Bahwa setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggungjawab untuk mengambil keputusan sehingga anggaran merupakan hasil pengambilan keputusan yang berdasarkan asumsi tertentu.

4. Untuk keputusan yang diambil oleh manajer tersebut, merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

2. Kas

Kas merupakan awal dari investasi dan operasi suatu perusahaan. Kas terdiri dari mata uang (currency), giro, dan rekening koran di bank (bank deposits). Kas juga merupakan bagian dari aktiva yang liquid, yang dapat dipergunakan segera


(50)

untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Semakin tinggi jumlah kas maka perusahaan semakin liquid, begitu pula sebaliknya.

Menurut Soemarso, (2004:320) “kas adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.

Jumlah kas ideal yang diperlukan perusahaan, hingga kini belum terstandarisasi. Meski demikian, terdapat pedoman untuk menentukan jumlah kas perusahaan yaitu jumlah kas yang ada di perusahaan yang “well finance” sebaiknya tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar.

Kas yang diperlukan perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari-hari ataupun untuk pembelian aktiva tetap, memiliki sifat

continue maupun tidak continue.

1. Sifat continue, untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah, membayar suplies kantor habis pakai, dll

2. Sifat tidak continue, untuk pembayaran pajak, deviden, angsuran hutang, dll

Tujuan Perusahaan Menyimpan/Membutuhkan Kas:

1. Kebutuhan kas untuk transaksi diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan.

2. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga untuk mengantisipasi aliran kas masuk/keluar yang tidak continue dan sulit untuk diperkirakan.


(51)

3. Kebutuhan kas untuk berspekulasi

4. Kebutuhan kas untuk memperoleh laba yang lebih besar diluar usaha pokok, dengan membeli efek.

5. Saldo kompensasi berupa dana minimum yang diputuskan untuk tetap berada di Bank dalam rekening gironya, dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank.

Faktor-faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan kas: 1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar.

2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang telah diperkirakan. 3. Adanya hubungan yang baik dengan pihak bank.

B.Anggaran Kas

Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget

tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang matang. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat terasa pentingnya suatu perencanaan dan pengawasan yang baik hanya dapat diperoeh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan, alternatif-alternatif dan konsekuensi yang ada sehingga dapat didefinisikan sebagai berikut:

Menurut Munandar, (2001:311) “anggaran kas (cash budget) adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang, baik


(52)

perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.”

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian sengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tersebut.

Tujuan utama dilakukannnya penyusunan anggaran/rencana kas adalah untuk merencanakan posisi likuiditas perusahaan sebagai dasar penentuan pinjaman atau investasi. Rencana aliran kas masuk dan keluar menunjukkan perlunya kemungkinan pembelanjaan jika terjadi defisit kas dan perlunya perencanaan jika terjadi kelebihan kas.

Tujuan utama anggaran kas adalah :

1. Memberikan taksiran posisi kas pada akhir setiap periode sebagai hasil dari operasi yang dijalankan.

2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya.

3. Menentukan kebutuhan pembiayaan dan/atau kelebihan kas menganggur unttuk investasi

4. Menyelaraskan kas dengan (a) total modal kerja, (b) pendapatan penjualan, (c) biaya, (d) investasi, dan (e) utang

5. Menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus.


(53)

6. Rencana aliran kas masuk dan keluar menunjukkan perlunya kemungkinan pembelanjaan jika terjadi defisit kas dan perlunya perencanaan jika terjadi kelebihan kas.

BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraan nya menggunakan mekanisme asuransi sosial. BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan mengelola anggaran kas yang disusun dalam RKAT (Rencana Kerja Anggaran Tahunan). Rancangan Kerja Anggaran Tahunan disusun terkait rencana kerja dan penggunaan anggaran untuk 1tahun kedepan dan melakukan evaluasi anggaran setiap bulan.Anggaran setiap sulannya sudah di patokkan, apabila terjadi kekurangan anggaran dapat dipakai anggaran bulan berikutnya, namun apabila terdapat sisa anggaran maka dapat digunakan pada bulan berikutnya dan dapat digunakan sebaik mungkin. Anggaran kas disusun oleh bagian umum dan keuangan yang ada pada Badan Usaha Milik Negara ini. Dari beberapa pengertian yang yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa anggaran kas mempunyai dua sektor, yaitu :

1. Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari Ekuitas (Pemilik), sumber kas masuk pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan yang utama adalah dari penerimaan iuran, yang termasuk iuran dalam BPJS Ketenagakerjaan kantor cabang medan adalah:


(54)

c. Jaminan Kematian (JKM)

2. Sektor Pengeluaran Kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya utama maupun biaya-biaya bukan utama. Penggunaan kas keluar yang utama adalah :

a. Beban Investasi b. Beban Usaha c. Beban Jaminan d. Belanja Modal

Saldo kas pada akhir suatu periode (Bulanan/Triwulan/Tahunan) akan sama dengan saldo kas awal ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran yang terjadi pada periode yang bersangkutan. Bilamana penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat. Sebaiknya bila pengeluaran melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir menurun, bahkan mungkin terjadi defisit kas.

Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas di masa yang akan datang. Optimalisasi kas merupakan suatu usaha dimana kas yang ada harus dijaga agar jangan sampai kas tersebut mengalami kelebihan atau kekurangan.

Tujuan Penyusunan Anggaran Kas adalah sebagai beerikut :

1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu, yaitu dengan memperbandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar.


(55)

2. Mengkoordinasikan semua faktor produksi yang mengarah pada pencapaian tujuan secara umum.

3. Sebagai suatu alat untuk mengestimasikan semua estimasi yang mendasari disusunnya suatu anggaran sebagai titik pangkal disusunnya suatu kebijaksanaan keuangan dimasa yang akan datang.

4. Sebagai alat untuk melakukan penilaian prestasi, sehingga membangkitkan motivasi para pelaksananya agar dapat mengoreksi kekurangan yang terjadi. 5. Sebagai alat komunikasi semua fungsi dalam perusahaan sehingga

kebijaksanaan dan metode yang dipilih dapat dimengerti dan didukung oleh semua bagian, untuk tercapainya tujuan perusahaan.

6. Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya.

Secara umum, tujuan disusunnya suatu anggaran adalah agar kebutuhan jangka pendek yang tercantum dalam anggaran dapat terpenuhi, anggaran akan menuntun agar pencapaian tujuan jangka pendek tetap konsisten sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan.Usia anggaran pada umumnya satu tahun bertujuan agar anggaran harus memungkinkan untuk dilakukan revisi dari waktuke waktu karena perubahan kondisi ekonomi peraturan pemerintah serta faktor-faktor eksternal lainnya.

Adapun manfaat anggaran kas adalah :


(56)

2. Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan.

3. Besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas.

4. Kapan saat kredit itu dibayar kembali.

C.Penyusunan Anggaran Kas

Pada umumnya, anggaran kas dibuat secara bulanan dan dimulai dengan mengadakan ramalan. Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek.

Karena anggaran kas seperti yang diuraikan diatas disusun dengan memperkirakan seluruh penerimaan dan seluruh pengeluaran yang terjadi pada suatu periode, maka secara umum anggaran kas mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, serta sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.

Optimalisasi kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas yang ada di dalam perusahaan harus tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut mengalami


(57)

kelebihan atau kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Kas harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah ditentukan.

Menurut Adisaputro (2003:74), ada dua macam anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan, yakni :

1. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari, jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas seperti ini terutama berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar yang secara terus-menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya.

2. Anggaran kas jangka panjang meliputi jangka waktu lima sampai dengan sepuluh tahun.

Dalam prosedur penerimaan kas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, menerima, dan mencatat

penerimaan uang.

2. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya. Untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip pengendalian intern dalam hal penerimaan kas perlu pemisahan fungsi seperti pemisahan antara fungsi penerimaan uang, pencatatannya, penyimpanan kas serta yang melakukan rekonsiliasi bank.

Selain itu, prosedur pengeluaran kas juga harus diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Semua pengeluaran dilakukan dengan cheque, penngeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.


(58)

2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih dahulu.

3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.

D.Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan

Anggaran kas menunjukkan arus uang masuk dan keluar yang direncanakan, dan posisi terakhir pada akhir periode interim tertentu misalnya akhir bulan. Sebagian besar perusahaan harus membuat rencana jangka panjang maupun rencana jangka pendek untuk arus uang mereka. Anggaran kas jangka pendek termasuk dalam rencana laba tahunan. Anggaran kas pada dasarnya meliputi dua bagian :

1. Penerimaan uang kas yang direncanakan. 2. Pengeluaran kas yang direncanakan.

Anggaran hampir selalu merupakan bagian penting dari proses perencanaan karena anggaran merupakan rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sebelum anggaran disiapkan, pihak manajemen seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis (strategic planning). Rencana strategis mengidentifikasi strategi-strategi untuk aktivitas dan operasi dimasa depan.

Untuk menyusun suatu anggaran perusahaan sebagai alat perencanaan, maka budget itu harus realistis, fleksibel dan continue. Realistis berarti tidak


(59)

terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis; fleksibel berarti tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah; continue berarti dilaksanakan secara terus-menerus, tidak merupakan suatu usaha yang insidentil.

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan tertentu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi anggaran karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian, pengarakan, dan pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesalahpahaman tentang apa yang harus dilakukan. Adapun rencana yang diterapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan adalah rencana formal.

Perencanaan terdiri dari dua elemen penting :

1. Sasaran, sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur


(60)

2. Rencana, rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya.

Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak tujuan perencanaan, yaitu:

1. Memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efisien.

2. Mengurangi ketidakpastian, ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh kedepan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

3. Meminimalisir pemborosan, dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efisien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. 4. Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya,


(61)

proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

Perencanaan merupakan perumusan dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta penentuan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, jadi perencanaan mengandung aspek :

1. Penentuan tujuan yang akan dicapai.

2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternatif yang mungkin dipilih.

3. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.

Manfaat penting adanya perencanaan yang baik di dalam suatu perusahaan adalah :

1. Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan efisiensi setinggi mungkin,

2. Untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tersebut dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.

3. Dapat mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang timbul dan mengatasinya secara terarah.

4. Dapat menghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan, dan perkembangan yang tidak terarah dan terkontrol.


(62)

Sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus terlebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat terlaksana dengan baik.

Sehubungan itu, perencanaan yang disusun oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan meliputu kegiatan-kegiatan operasional, tujuan dari kegiatan tersebut, dan berapa jumlah anggaran yang disediakan.

Anggaran kas yang menunjukkan angka yang terlalu tinggi seringkali merupakan tanda awal bahwa aktivitas tidak berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Apabila hal ini terjadi, maka seluruh rencana mungkin perlu diperbaiki. Selain itu, anggaran dapat mengetahui dan mengatasi dengan segera apabila telah teerjadi penyimpangan. Dan pada akhirnya realisasi dari anggaran inilah yang akan menjadi pedoman untuk menyusun anggaran tahun yang akan datang.

E.Anggaran Kas Sebagai Alat Pengawasan

Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan


(63)

akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat, padahal tujuan pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.

Menurut Supriyono (2001:7) pengawasan atau pengendalian adalah “proses yang digunakan oleh manajemen agar para pelaksana bekerja dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau tujuan bagian organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.”

Pengawasan adalah fungsi kedua dari seorang pimpinan setelah perencanaan. Dalam hal ini tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Secara lebih detailnya, fungsi pengawasan adalah sebagai berikut:

1. sebagai sarana manajemen untuk memberikan penilaian apakah pengendalian yang telah dilakukan oleh manajemen sudah mencukupi serta telah dikerjakan dengan efektif.


(64)

2. untuk memberikan penilaian apakah organisasi telah berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan seperti yang telah dilaporkan oleh pelaksana tugas organisasi.

3. untuk memberikan penilaian apakah setiap bagian dari manajemen telah mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

4. untuk memastikan apakah pekerjaan telah dilakukan secara efektif dan efisien

5. untuk memastikan apakah tujuan organisasi telah tercapai atau tidak.

Jadi, fungsi pengawasan adalah untuk memberikan analisis, menilai, merekomendasikan, dan menyampaikan hasil laporan sehubungan dengan bidang pekerjaan organisasi yang telah diteliti. Adapun tujuan dari fungsi pengawasan dalam hal ini adalah sebagai alat untuk mengawasi dan memperingati penggunaan anggaran jika sewaktu-waktu melebihi dari yang telah direncanakan, namun apabila anggaran berlebih agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

F. Analisis Penggunaan Kas

Anggaran kas disusun dengan memperkirakan seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tersebut.

Pada tabel berikut ini akan terlihat daftar penerimaan dan pengeluaran kas BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan :


(65)

Tabel 3.1

BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN

LAPORAN REKAP REALISASI ANGGARAN 2014

Uraian Realisasi (Rp)

I. Penerimaan Iuran

a. JKK b. JHT c. JKM JUMLAH TOTAL xxx xxx xxx xxx

II. BEBAN INVESTASI Beban Investasi JUMLAH TOTAL III.BEBAN USAHA a. Beban Operasional b. Beban Administrasi/Umum JUMLAH TOTAL IV.BEBAN JAMINAN a. JKK b. JHT c. JKM JUMLAH TOTAL V.BELANJA MODAL a. Tanah b. Bangunan c. JHT d. Kendaraan Dinas e. Peralatan Kantor f. Peralatan Komputer g. Peralatan Lain h. Aktiva Tidak Berwujud JUMLAH TOTAL xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx


(66)

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan pembahasan mengenai fungsi anggaran kas sebagai alat perencanaan dan pengawasan yang ada pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan yang disertai dengan saran yang mungkin bermanfaat demi kemajuan perusahaan.

A.KESIMPULAN

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pengawasan kas pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan sudah berfungsi dengan baik, sehingga tidak terdapat penyimpangan dan penyelewangan dalam pengelolaan kas.

2. BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan telah melakukan pemisahan antara fungsi penagihan dan fungsi pencatatan, fungsi penyimpanan dengan fungsi akuntansi, dan setiap penerimaan dan pembayaran kas telah diotorisasi oleh Kepala Bagian Keuangan dan Penata Madya Umum.

3. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

4. BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan telah menetapkan jumlah anggaran pertahun sehingga jika terjadi kelebihan atau kekurangan anggaran


(67)

dapat diatasi dengan bijak sesuai dengan prosedur pengawasan yang berlaku.

B. SARAN

1. Pengawasan pada BPJS Ketenagakerjaan sebaiknya dilakukan secara lagsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.

2. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat mengubah suatu kondisi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.

3. Untuk membuat laporan realisasi anggaran kas diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diatasi dan diantisipasi dengan baik.

4. Perbedaan antara anggaran kas dengan realisasi harus diawasi dan setiap penyimpangan yang terjadi dianalisis guna memahami penyebabnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.


(68)

Soemarso S, R, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat ; Jakarta Supriyono, A. R. 2001. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Revisi. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta

Munandar, M. 2001. Budgetting, Perencanaan Kerja Pengkoordinasian KerjaPengawasan Kerja. Edisi Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

Adisaputro, Gunawan. 2003. Anggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Buku dua.BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

P, Darsono, Ari Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan. Mitra Wacana Media. Edisi Pertama. Jakarta.

Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba.Buku dua. Salemba Empat. Jakarta.

Ahyari, Agus. 1989. Anggaran Perusahaan. Buku dua. BPFE Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Nasehatun, Apandi. 1999. Budget dan Control sistem Perencanaan dan Pengendalian Terpadu Konsep dan Penerapannya. Gramedia WidiasaranaIndonesia. Jakarta


(1)

53

akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi

pengawasan itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai

alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat, padahal tujuan

pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana

perusahaan.

Menurut Supriyono (2001:7) pengawasan atau pengendalian adalah “proses

yang digunakan oleh manajemen agar para pelaksana bekerja dengan efektif dan

efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau tujuan bagian organisasi

yang telah ditetapkan sebelumnya.”

Pengawasan adalah fungsi kedua dari seorang pimpinan setelah

perencanaan. Dalam hal ini tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan

akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan proses

dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat

mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah

ditetapkan tersebut. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala

aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Secara lebih

detailnya, fungsi pengawasan adalah sebagai berikut:

1. sebagai sarana manajemen untuk memberikan penilaian apakah

pengendalian yang telah dilakukan oleh manajemen sudah mencukupi serta


(2)

2. untuk memberikan penilaian apakah organisasi telah berjalan sesuai dengan

aturan-aturan yang ditetapkan seperti yang telah dilaporkan oleh pelaksana

tugas organisasi.

3. untuk memberikan penilaian apakah setiap bagian dari manajemen telah

mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

4. untuk memastikan apakah pekerjaan telah dilakukan secara efektif dan

efisien

5. untuk memastikan apakah tujuan organisasi telah tercapai atau tidak.

Jadi, fungsi pengawasan adalah untuk memberikan analisis, menilai,

merekomendasikan, dan menyampaikan hasil laporan sehubungan dengan bidang

pekerjaan organisasi yang telah diteliti. Adapun tujuan dari fungsi pengawasan

dalam hal ini adalah sebagai alat untuk mengawasi dan memperingati penggunaan

anggaran jika sewaktu-waktu melebihi dari yang telah direncanakan, namun

apabila anggaran berlebih agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

F. Analisis Penggunaan Kas

Anggaran kas disusun dengan memperkirakan seluruh rencana penerimaan

dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan

dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas

atau menunjukkan aliran kas pada periode tersebut.

Pada tabel berikut ini akan terlihat daftar penerimaan dan pengeluaran kas


(3)

55

Tabel 3.1

BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN LAPORAN REKAP REALISASI ANGGARAN 2014

Uraian Realisasi (Rp)

I. Penerimaan Iuran

a. JKK b. JHT c. JKM JUMLAH TOTAL xxx xxx xxx xxx

II. BEBAN INVESTASI Beban Investasi JUMLAH TOTAL III.BEBAN USAHA a. Beban Operasional b. Beban Administrasi/Umum JUMLAH TOTAL IV.BEBAN JAMINAN a. JKK b. JHT c. JKM JUMLAH TOTAL V.BELANJA MODAL a. Tanah b. Bangunan c. JHT d. Kendaraan Dinas e. Peralatan Kantor f. Peralatan Komputer g. Peralatan Lain h. Aktiva Tidak Berwujud JUMLAH TOTAL xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx


(4)

Setelah melakukan pembahasan mengenai fungsi anggaran kas sebagai alat

perencanaan dan pengawasan yang ada pada bab-bab sebelumnya, maka penulis

mengambil beberapa kesimpulan yang disertai dengan saran yang mungkin

bermanfaat demi kemajuan perusahaan.

A.KESIMPULAN

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan

yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pengawasan kas pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

sudah berfungsi dengan baik, sehingga tidak terdapat penyimpangan dan

penyelewangan dalam pengelolaan kas.

2. BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan telah melakukan pemisahan

antara fungsi penagihan dan fungsi pencatatan, fungsi penyimpanan dengan

fungsi akuntansi, dan setiap penerimaan dan pembayaran kas telah

diotorisasi oleh Kepala Bagian Keuangan dan Penata Madya Umum.

3. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada BPJS Ketenagakerjaan

Kantor Cabang Medan telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang

berlaku.


(5)

57

dapat diatasi dengan bijak sesuai dengan prosedur pengawasan yang

berlaku.

B. SARAN

1. Pengawasan pada BPJS Ketenagakerjaan sebaiknya dilakukan secara

lagsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan

wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.

2. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat mengubah

suatu kondisi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.

3. Untuk membuat laporan realisasi anggaran kas diperlukan laporan yang

akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang

merugikan dapat segera diatasi dan diantisipasi dengan baik.

4. Perbedaan antara anggaran kas dengan realisasi harus diawasi dan setiap

penyimpangan yang terjadi dianalisis guna memahami penyebabnya dan

dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk


(6)

Soemarso S, R, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat ; Jakarta

Supriyono, A. R. 2001. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Revisi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Munandar, M. 2001. Budgetting, Perencanaan Kerja Pengkoordinasian

KerjaPengawasan Kerja. Edisi Pertama. BPFE Universitas Gajah

Mada.Yogyakarta.

Adisaputro, Gunawan. 2003. Anggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Buku dua.BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

P, Darsono, Ari Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan. Mitra Wacana Media. Edisi Pertama. Jakarta.

Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba.Buku dua. Salemba Empat. Jakarta.

Ahyari, Agus. 1989. Anggaran Perusahaan. Buku dua. BPFE Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Nasehatun, Apandi. 1999. Budget dan Control sistem Perencanaan dan

Pengendalian Terpadu Konsep dan Penerapannya. Gramedia