Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan pada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

(1)

TUGAS AKHIR

FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA

PEMATANGSIANTAR

OLEH :

YUNIDA ARIHTA BERUTU 082102113

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan ridhoNya sehigga penulis telah dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan pada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar” . shalawat beiring salam penulis tujukan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia ke jalan kebenaran yaitu jalan keimanan.

Dalam penullisan tugas akhir ini, penulis berusaha menyajikan yang terbaik dengan kemampuan yang ada, namun demikian penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun cara penyajiannya, tetapi penulis akan berusaha untuk memperbaiki diri di masa yang akan datang.

Berikut ini adalah tugas akhir yang telah berhasil penulis selesaikan dengan tepat waktu demi memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tidak lupa penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dari hati yang paling dalam dengan tulus kepada orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak memberikan kontribusinya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(3)

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Chairul Nazwar, SE, M.Si,Ak selaku pembimbing yang telah bersedia mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Idris Berutu dan Ibunda Nurhaida Butar-butar, terima kasih atas kasih sayang, doa, dukungan, dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

5. Bapak Dr. Ronald H.Saragih, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, yang telah mengizinkan penulis untuk research di Kantor bapak.

6. Bapak Drs. Amar H Daulay, selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

7. Ibu Turbunia Marpaung, selaku Kasub. Bag Tata Usaha yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis

8. Kepada Arie, terima kasih banyak ya, atas dukungan dan masukannya untuk yuni.

9. Kepada Kak Nova, adik Rizky, adik Soleh, dan adik Tuti yang telah memberikan senyum dan canda tawa disaat penulis lagi suntuk dengan TA. 10.Sahabat yang tidak pernah putus memberikan cinta dan dukungan, “Ober”

khususnya Ima, Tami, Dewi, dan Tika. Penulis sangat bersyukur telah dipertemukan dengan teman-teman sehebat kalian. Kepada seluruh DETAK stambuk 2008, khususnya grup C, Diego, Faisal, Didin, ayu dan teman- teman yang lain yang namanya tidak saya sebutkan. Serta teman-teman seperjuangan


(4)

selama magang di gelombang ketiga, khususnya grup 21, Dio, Baity, Ade, Windy, dan Diva. Teman sekamar penulis, Kiki,terima kasih atas dukungannya selama ini

Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, di dalamnya masih terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan krtik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan tugas akhir ini dan kebaikan penulis pada masa yang akan datang. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin

Medan, Juni 2011 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Tujuan &Manfaat Penelitian………. 3

D. Laporan Tugas Akhir……….. 4

1. Jadwal Survei/ Observasi……….. 5

2. Rencana isi ……… 6

BAB II : DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR A. Sejarah Ringkas Dinkes Kota Pematangsiantar ………… 7

B. Strategi Dinkes Kota Pematangsiantar ……… 9

C. Tujuan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar ………… 11

D. Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar ……… 13

E. Struktur Organisasi ……… 16


(6)

G. Jaringan Usaha / Kegiatan 36

H. Kinerja Usaha Terkini 36

I. Rencana Kegiatan ……… 37

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pengertian dan Penyusunan Anggaran 38

B. Jenis- jenis Anggaran 41

C. Tujuan Anggaran 43

D. Manfaat dan Kelemahan Anggaran 43

E. Hubungan Anggaran dengan Perencanaan 45

F. Fungsi Anggaran dalam Bidang Perencanaan 47

G. Anggaran sebagai Alat Pengawasan 48

H. Target dan Realisasi Pendapatan 53

I. Hubungan Anggaran dengan Pengawasan 61

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan……….…… 65

B. Saran………...…… 66 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR GAMBAR


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Contoh Anggaran dan Pendapatan Belanja Dinkes Kota


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan merupakan lembaga yang terorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat dengan motif (incentive) keuntungan. Oleh karena itu, setiap badan usaha pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang tinggi sebagai sumber pembiayaan yang optimal bagi kelangsungan hidup lembaga atau instansi organasisai tersebut.

Anggaran merupakan rencana kegiatan perusahaan selama satu periode yang disusun oleh manajemen perusahaan, dimana anggaran yang disusun biasanya dapat diukur dalam satuan moneter. Perlunya suatu anggaran bagi perusahaan adalah untuk membantu manajer dalam merencanakan kegiatan, dan mengendalikan kinerja operasi serta memotivasi karyawan agar memperbaiki kinerja dan sikap dari penyimpangan – penyimpangan yang terjadi.Namun yang paling penting adalah untuk meningkatkan tanggung jawab dari masing – masing karyawan atas pekerjaan yang menjadi kewajibannya.

Di dalam suatu perencanaan, kita harus memperhitungkan berbagai kondisi yang terjadi di berbagai perusahaan. Perencanaan harus menghubungkan sasaran jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Anggaran tahunan juga harus sesuai dengan sasaran bisnis jangka panjang. Rencana merupakan garisan tentang kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Rencana


(10)

dirumuskan untuk menggambarkan apa yang ingin penulis capai dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.

Dalam fungsi manajemen dikenal dengan perencanaan. Perencanaan berarti menetapkan tujuan organisasi dan menentukan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya. Fungsi ini sangat penting sebagai langkah awal setiap pelaksanaan kegiatan yang baik.

Perencanaan juga harus berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian agar dapat meningkatkan profitabilitas. Dalam proses manajemen rencana merupakan awal kegiatan yang mutlak ada agar kita dapat melaksanakan fungsi – fungsi manajemen lainnya. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan maju agar dapat memberikan arahan kepada setiap manager dalam mengambil keputusan.

Pengawasan sangatlah penting dalam proses penganggaran, karena pengawasan diperlukan untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang memerlukan perbaikan atas setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan, apakah telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pengawasan dicapai melalui pelaporan kemajuan dan pembelajaran aktual dibandingkan dengan perencanaan yang terus menerus. Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan perusahaan akan dapat dicapai dengan semaksimal mungkin.

Berdasarkan uraian di atas jelas sudah bahwa perencanaan dan pengawasan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk mengetahui fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Maka melalui tugas


(11)

akhir ini akan membahas mengenai anggaran yang berfokus pada fungsi perencanaan dan pengawasan. Adapun judul tugas akhir ini adalah “Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaaan dan Pengawasan pada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam penjelasan latar belakang masalah, maka penuilis mencoba merumuskan masalah :

1. Apakah fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada Kantor Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar telah berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan?

2. Sejauh mana pelaksanaan Anggaran sebagai Perencanaan dan Pengawasan di Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “ Untuk mengetahui apakah anggaran yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar telah berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengawasan”.

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang anggaran yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengawasan.

2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan sehingga dapat lebih memperhatikan dan mengetahui bagaimana Fungsi Anggaran sebagai


(12)

alat perencanaan dan pengawasan, agar perusahaan dapat melaksanakan aktivitas dengan lebih efektif dan efisien, serta lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.

3. Sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi penulis karena dapat langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai anggaran yang dibuat oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang akan membahas dengan topik yang sama.

D. Laporan Tugas Akhir

1. Jadwal survei / observasi

Jadwal Penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari persiapan, pelaksanaan survei, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir. Jadwal penelitian yang akan dilakukan dimulai dari tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Mei 2011. Jadwal Kegiatan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table jadwal kegiatan berikut ini.


(13)

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

No. Kegiatan

Minggu

I II III IV

1 Menerima surat persetujuan judul dari Dosen Pembimbing

2 Mengurus surat izin Penelitian

3 Menerima data mengenai profil Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

4 Menerima data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai sistem penggunaan anggaran dan sejauh mana kesesuaian anggaran yang di buat oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

5 Melengkapi data-data yang telah diperoleh sebelumnya dengan meminta penjelasan atas hal-hal yang belum dimengerti

6 Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Dalam kegiatan pengumpulan data, penulis melakukan riset selama satu minggu yaitu pada tanggal 23 Mei 2011 sampai dengan 28 Mei 2011 di Kantor Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar Jl. Sutomo No.246 Pematangsiantar.

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:


(14)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan.

BAB II : Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jenis usaha, kinerja usaha terkini, rencana kegiatan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai pengertian dan penyusunan anggaran, jenis-jenis anggaran, tujuan anggaran, manfaat dan kelemahan anggaran, hubungan anggaran dengan perencanaan, fungsi anggaran dalam bidang perencanaan, anggaran sebagai alat pengawasan,hubungan anggaran dengan pengawasan.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya serta saran yang dianggap berguna, terutama bagi Kepala Dinas sebagai pucuk pimpinan Dinas Kesehatan dalam menyusun rencana dan pengambilan keputusan yang tepat di masa yang akan datang.


(15)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI

A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

Dinas Kesehatan Kota Pemtangsiantar berdiri tahun 1969. Dinas Kesehatan ini, pada awal berdiri di beri nama Dinas Kesehatan Rakyat.Kantor Dinas Kesehatan ini, pada awalnya menumpang di Gedung Paviliun B, Rumah sakit Umum Dr. Jasamen Saragih, Pematang Siantar yang berada perisis disamping kantor Dinas yang sekarang. Kemudian Tahun 1973, dibangun lah Kantor Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, yang terletak di Jln. Sutomo No.246 Kota Pematangsiantar.

Penyelenggaraan pembangunan daerah tidak terlepas dari penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pembangunan daerah secara umum merupakan kontribusi keberhasilan pembangunan kesehatan ditambah pembangunan sektor lain.

Secara umum pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kota Pematangsiantar berjalan dengan baik. Penginkatan pencapaian program dan pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat masih harus tetap dilakukan sesuai target yang telah ditetapkan. Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan di Kota Pematangsiantar secara rutin perlu dievaluasi untuk dapat melihat keberhasilan pencapaian program, masalah yang ditemukan, kendala yang timbul dalam pelaksanaan, langkah pemecahan masalah yang diambil agar kegiatan berjalan dengan baik.


(16)

Sebagai unsur Pemerintah Daerah di bidang kesehatan dan dengan memperhatikan tuntutan kinerja dan kualitas aparatur yang diharapkan dapat memberikan yang terbaik pada masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar mempunyai visi sebagai berikut :

“MASYARAKAT KOTA PEMATANGSIANTAR SEHAT “

Pada masa yang akan datang diharapkan, masyarakat Kota Pematangsiantar akan sehat dengan ciri-ciri sebagai berikut : masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat, berprilaku sehat dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.

Untuk mencapai visi ini, ditetapkan Misi Pembangunan Kesehatan Kota Pematangsiantar, yaitu :

1. Menggerakkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak mutlak ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan itu sendiri, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras sektor kesehatan itu sendiri, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.

2. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan sektor swasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatannya hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku hidup yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk


(17)

memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sangat menentukan keberhasilan kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya kesehatan pokok adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.

4. Meningkatkan kesehtan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungannya

Hal tersebut mengandung makna bahwa tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap warganya, tanpa meninggalkan upaya menyembukan penyakit dan memulihkan kesehatan penderita.

5. Menetapkan Manajemen Kesehatan Kota Pematangsiantar

Dalam sistem pelayanan kesehatan terkait begitu banyak unsur-unsur sistem yang mengakibatkan pelayanan kesehatan itu lebih kompleks dan unik bila dibandingkan dengan sektor lain. Oleh karena itu, manajemen sistem pelayanan kesehatan juga lebih kompleks yang memerlukan metode / model tersendiri.

B. Strategi Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

Dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan Daerah, Kota Pematangsiantar mempunyai strategi utama, sebagai berikut :


(18)

Dalam pemberdayaan masyarakat perlu terus upaya kesehatan berbasis masyarakat, dalam upaya mewujudkan “Desa Siaga” menuju Desa Sehat. Dalam pengembangan Desa Siaga harus melibatkan LSM utamanya PKK, Organisasi Keagamaan dan Sektor Swasta. Salah satu keberhasilan desa siaga adalah dikembangkan dan beroperasinya UKBM yang mampu memberikan pelayanan promotif, preventif, keluarga berencana, perawatan kehamilan dan persalinan, gizi dan penanganan kedaruratan kesehatan.

2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

Departemen Kesehatan memfasilitasi upaya revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien, serta meningkatkan kualitas pelayanan sesuai standard yang telah ditetapkan, sejalan dengan upaya peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesehatan yang terdistribusi sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehata, perlu ditunjang dengan administrasi kesehatan peraturan perundang-undangan yang memadai serta penelitian dan pengembangan kesehatan.

3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan Peningkatan surveilaans dan monitoring dilaksanakan dengan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaporan masalah kesehatan di wilayahnya. Dalam keadaan darurat kesehatan dilakukan pengerahan anggaran dan tenaga pelaksanaan pada saat investigasi


(19)

Kejadian Luar Biasa (KLB) dan respon cepat, disamping itu, dikembangkan dan ditingkatkan pula sistem peningkatan dini (early warning system) dan penunjang kedaruratan kesehatan, serta melaksakan “National Pandemic Preparedness Plan “, Sistem informasi kesehatan pada semua tingkatan administrasi pemerintahan juga perlu diperbaiki dan dimantapkan.

4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

Dalam penggalian dana guna menjamin ketersediaan sumber daya pembiayaan kesehatan, Departemen Kesehatan melakukan advokasi dan sosialisasi kepada semua penyandang dana, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta. Secara bertahap pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah dapat diupayakan sebesar 15 % dari APBN dan APBD. Dalam upaya pengelolaan sumber daya pembangunan yang efektif dan efisien khususnya dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, dikembangkan sistem jaminan kesehatan sosial yang dimulai dengan asuransi kesehatan penduduk miskin (Askeskin). Fasilitas kesehatan pemerintah dapat mengelola hasil pendapatan dari pelayanan kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

C. Tujuan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

Tujuan merupakan penjabaran dari MISI yang ingin dicapai di masa depan. Sesuai dengan Rencana Strategis Dinas Kesehatan maka tujuan umum program pembangunan kesehatan adalah : “ Mendorong meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat secara mandiri, terpadu dan mampu berdaya saing antar individu,


(20)

keluarga, masyarakat dan bangsa dalam kondisi lingkungan yang kondusif dan sehat ”

Sementara itu tujuan khusus yang ingin dicapai adalah : Tercapainya pembangunan Daerah berwawasan kesehatan dan prioritas pembangunan diarahkan pada pembangunan SDM dini.

1. Meningkatkan mutu SDM sejak dini dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak dalam kandungan sampai usia lanjut. 2. Terwujudnya penyelenggaraan Sistem Kesehatan Wilayah yang

mencakup sistim pembangunan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan dan sistem informasi kesehatan secara tepat, cepat dan akurat

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dengan penggunaan obat secara rasional.

4. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan, status gizi, pencegahan dan pemutusan rantai penularan penyakit

5. Meningkatkan pengguna/pemakaian sarana sanitasi kesehatan dan pembangunan yang berwawasan lingkungan

6. Berkembangnya kesadaran masyarakat dalam pembiayaan kesehatan melalui JPKM atau sistem lain.


(21)

7. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan petugas dalam membentuk tenaga kesehatan yang profesional.

8. Menjalin kemitraan lintas sektor, LSM/Lembaga Masyarakat maupun Kab/Kota.

D. Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

Untuk tercapainya tujuan tersebut, kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada :

1. Meningkatkan mutu SDM sejak dini dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak dalam kandungan sampai usia lanjut. 2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan

melalui pemberdayaan SDM secara berkelanjutan dan sarana, prasarana dalam bidang medis termasuk ketersediaan obat yang terjangkau masyarakat.

3. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka kesakitan dan kematian, meningkatnya kualitas program keluarga berencana.

4. Meningkatkan dan membudayakan masyarakat berperilaku hidup sehat secara mandiri, agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. 5. Menanggulangi penyalahgunaan obat narkotika, zat adiktif, bahan

berbahaya lainnya melalui proses penyuluhan dengan sasaran kelompok resiko tinggi serta memperbanyak sentra rujukan bagi korban napza.


(22)

6. Meningkatkan jalinan kemitraan dengan Kabupaten/Kota, swadana, LSM peduli kesehatan dan napza.

7. Meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman tempat kerja dan tempat umum melalui pengawasan kualitas air, udara dan tanah serta pengendalian gangguan lingkungan /pencemaran akibat penggunaan teknologi dan bahan berbahaya.

8. Peningkatan ketersediaan mutu dan pemanfaatan obat esensial dan obat-obatan langka (orphan drugs) pada unit pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin.

9. Pengembangan manajemen kesehatan guna mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan.

10.Pengembangan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan terutama bagi penduduk miskin.

11.Peningkatan pola hidup sehat/ perilaku hidup sehat masyarakat.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan perusahaan/ instansi untuk membedakan batas-batas wewenang dan tangggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan / instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan / instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan


(23)

perusahaan / instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam perusahaan / instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat di wujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu perusahaan / instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :


(24)

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

SEKSI REGISTRASI & AKREDITASI

EVIFANIAS V. PANJAITAN SEKSI PENDIDIKAN &

PELATIHAN AMRI E. SARAGIH SEKSI PERENCANAAN &

PENDAYAGUNAAN DOMEN SILALAHI, SKM BIDANG PENGEMBALIAN SDM

Dr. DORLYN SIRAIT, M. Kes

SUB. BAG TATA USAHA TURBUNIA MARPAUNG SUB. BAG PENYUSUNAN PROGRAM

URAT H. SIMANJUTAK, SKM, M. KES

SEKRETARIAT Drs. AMAR H DAULAY KEPALA DINAS

Dr. RONALD H. SARAGIH KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUB. BAG KEUANGAN & PERLENAKAPAN HERIATY TUMANGGOR, BIDANG PENGENDALIAN

MASALAH KESEHATAN Dr. TERANG UKUR H. KEMBAREN

SEKSI KESEHATAN DASAR ARI PUJI ASTUTI, SKM,

M.Kes

SEKSI PENGENDALIAN & PEMBERANTASAN PENYAKIT ESRIANI SARAGIH, SKM, M.Kes

BIDANG JAMINAN & SARANA KESEHATAN YUNIARYTO PARDEDE SEKSI KESEHATAN RUJUKAN HILERINA PURBA SEKSI JAMINAN KESEHATAN SEKSI WABAH & BENCANA

Dr. JONAS PURBA

SEKSI KESEHATAN KHUSUS SUPRIYONO, SKM

SEKSI SARANA & PERALATAN SERMI IYANA S. SINAGA SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN

KOMANDO PERANGIN-ANGIN

SEKSI KEFARMASIAN ROSITA PURBA UPTD GUDANG FARMASI

SOVIA M. GINTING

UPTD PROMKES ERNI MASNI SARAGIH, AMG BIDANG PELAYANAN

KESEHATAN Drg. JHONSON H. SIAHAAN


(25)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dipimpin oleh seorang Kepala Dinas (Eselon II.a), dibantu oleh 5 (lima) orang pejabat structural eselon III.b (Sekretaris, Kepala Bidang) dan 34 (tiga puluh empat) orang pejabat structural eselon IV.a (Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Puskesmas), 19 (Sembilan belas) orang pejabat structural eselon IV.b Kepala Tata Usaha UPTD dan Tata Usaha Puskesmas), antara lain :

1. Sekretariat yang membawahi 3 (tiga) Sub. Bagian yaitu : a. Sub. Bagian Penyusunan Program

b. Sub. Bagian Tata Usaha

c. Sub. Bagian Keuangan dan Perlengakapan 2. Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi :

a. Seksi Kesehatan Dasar b. Seksi Kesehatan Rujukan c. Seksi Kesehatan Khusus

3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi : a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit b. Seksi Wabah Bencana

c. Seksi Kesehatan Lingkungan

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, membawahi: a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan


(26)

c. Seksi Registrasi dan Akreditasi

5. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi : a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan

b. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan c. Seksi Kefarmasian

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Promosi Kesehatan Kepala Tata Usaha UPTD Promosi Kesehatan 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Gudang Farmasi

Kepala Tata Usaha (UPTD) Farmasi

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Kepala Tata Usaha UPTD Puskesmas

Dari 17 (tujuh belas) jabatan Fungsional yang ada, hanya 13 (tiga belas) yang terisi yaitu : Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Epidemiolog, Penyuluh Kesehatan, Administrator Kesehatan, Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Nutrisionnis, Analis Kesehatan, Sanitarian, Asisten Apoteker. Sedangkan 4 (empat) jabatan fungsional yang belum terisi adalah: Jabatan Fungsional Entomolog, Analisis Kepegawaian, Rekam Medis, dan Radiolog.

Dalam usaha untuk mengoptimalkan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, maka dibentuk unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada seluruh wilayah kerja yaitu :

1. Promosi Kesehatan 2. Gudang Farmasi Kota


(27)

3. Pusat Kesehatan Masyarakat dan Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu

Setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar merupakan rumusan strategi pemecahan masalahnya, sehingga capaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.

F. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit / bagian yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar. Yang terdiri dari :

1. Kepala dinas kesehatan

a. Merumuskan perencanaan strategis (Renstra) Dinas Kesehatan sebagai penjabaran lebih lanjut dan menjadi bagian dari perencanaan strategis (Renstra) Pemerintah Kota agar dapat digunakan sebagai acuan kerja dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi

b. Mendistribusikan pekerjaan kepada pejabat di bawahnya sesuai dengan bidang tugasnya agar dapat diselesaikan secara proporsional

c. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan


(28)

d. Memeriksa hasil kerja pejabat di bawahnya melalui pemantauan pelaksanaan kerja agar diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinannya

e. Melakukan koordinasi dengan lembaga lain, konsultasi dengan Walikota melalui Sekretaris , dan meminta masukan dari bawahan guna mendapatkan bahan penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawabnya

f. Merumuskan kebijakan Dinas Kesehatan sebagai tindak lanjut kebijakan Pemerintah Daerah (Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota) sebagai pedoman operasional pelaksanaan tugas lebih lanjut

g. Merumuskan pemecahan masalah yang timbul di bidang kesehatan yang meliputi upaya kesehatan, pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan, promosi kesehatan dan pemberdayaan kemitraan, serta sumber daya kesehatan sebagai akibat kesalahan secara administratif, teknis, maupun sebagai dampak suatu kebijakan agar sesuai dengan misi,tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

h. Melakukan pembinaan teknis dan administratif kepada unit-unit kerja dibawahnya (Unit Pelaksana Teknis) melalui prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku agar terjadi sinkronisasi pelaksanaan misi organisasi sampai tingkat unit kerja terendah


(29)

i. Melakukan pengawasan dan monitoring pelaksanaan ijin di bidang kesehatan sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku agar terjamin legalitasnya

j. Memberi usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang terinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah k. Menilai prestasi kerja bawahan melalui mekanisme penilaian yang

berlaku sebagai cerminan penampilan kinerjanya

l. Melaporkan pelaksanaan tugas Dinas Kesehatan baik secara lisan maupun tertulis kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan dengan tugas pokok organisasi guna mendukung kinerja organisasi. 2. Sekretaris dinas

a. Merencanakan kebijakan operasional di Sekretariat berdasarkan kebijakan umum Kepala Dinas Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan sebagai pedoman kerja

b. Melakukan koordinasi teknis dengan unit kerja lain terkait dengan program pelayanan administrasi perkantoran, peningkatan sarana dan prasarana aparatur serta pengembangan sistem perencanaan, pelaporan kinerja dan keuangan

c. Mengarahkan disposisi dan perintah lisan/tertulis pimpinan kepada bidang yang bersangkutan sesuai tugas pokoknya agar dapat diselesaikan secara proporsional dan professional


(30)

d. Mengkoordinasikan penyiapan bahan dan materi penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD, Rencana Kerja (RENJA) SKPD, KUA-PPAS,RKA-SKPD, DPA-SKPD, RKAP-SKPD dan DPPA-SKPD, laporan kinerja bulanan, triwulanan dan tahunan serta LKPJ dan LPPD berdasarkan bahan dan materi dari unit kerja terkait sesuai metodologi dan ketentuan yang berlaku

e. Mengkoordinasikan dan menyelia penyajian informasi manajemen kesehatan skala Kabupaten

f. Mengkoordinasikan dan menyelia penelitian kelengkapan SPP-LS, SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, SPP-LS Gaji dan tunjangan/tambahan penghasilan PNS serta verifikasi SPP sesuai ketentuan yang berlaku

g. Mengkoordinasikan dan menyelia pengelolaan surat menyurat dan kearsipan, pengadaan dan pendistribusian alat tulis kantor (ATK), barang perlengkapan dan peralatan kantor serta pengadaan bahan pustaka

h. Mengkoordinasikan dan mengarahkan pelaksanaan pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan usulan penghapusan barang inventaris, penggunaan sarana dan fasilitas kantor, pengaturan perjalanan dinas, pemeliharaan kebersihan, perawatan dan pengamanan kantor serta lingkungannya

i. Mengkoordinasikan penyiapan penyelenggaraan upacara, rapat dinas dan penerimaan tamu


(31)

j. Mengkoordinasikan penyusunan bahan pemberitaan yang berkaitan dengan kebijakan Kepala Dinas Kesehatan dan kegiatan Dinas Kesehatan,mendokumentasikan berita dan penyelenggaraan hubungan masyarakat serta pendokumentasian produk hukum kepegawaian

k. Menilai penyelesaian administrasi pegawai Dinas Kesehatan meliputi Kenaikan Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala, Bezetting, DUK, DP–3 dan administrasi kepegawaian lainnya

l. Memberikan usul dan saran kepada Kepala Dinas Kesehatan selaku atasan langsung melalui pengkajian yang analitis dan sistematis sebagai bahan pertimbangan pembuatan kebijakan dan penyelesaian suatu permasalahan

m. Menilai kinerja bawahan melalui mekanisme penilaian yang berlaku untuk mengetahui pencapaian prestasi kerja

n. Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan Sekretariat kepada Kepala Dinas Kesehatan baik secara lisan maupun tertulis

o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan dengan tugas pokok organisasi guna mendukung kinerja organisasi. 3. Sub bag. tata usaha

a. Menyusun rencana kegiatan di Sub Bagian Tata Usaha berdasarkan kebijakan Kepala UPT Rawat Inap sebagai pedoman kerja

b. Melakukan koordinasi teknis dengan unit kerja lain terkait dengan program pelayanan administrasi perkantoran, peningkatan sarana


(32)

dan prasarana aparatur serta pengembangan sistem perencanaan, pelaporan kinerja dan keuangan

c. Membagi tugas dan mengendalikan seluruh kegiatan di Sub Bagian Tata Usaha agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan

d. Melaksanakan koordinasi dengan Sekretariat tentang penyiapan bahan dan materi penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD, Rencana Kerja (RENJA) SKPD, KUA-PPAS, RKA-SKPD, DPA-SKPD, RKAP-SKPD dan DPPASKPD, laporan kinerja bulanan, triwulanan dan tahunan serta LKPJ dan LPPD berdasarkan bahan dan materi dari unit kerja terkait sesuai metodologi dan ketentuan yang berlaku

e. Melaksanakan koordinasi dengan Sekretariat dalam penelitian kelengkapan SPP-LS, SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, SPP-LS Gaji dan tunjangan/tambahan penghasilan PNS sesuai ketentuan yang berlaku

f. Melaksanakan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan, pengadaan dan pendistribusian alat tulis kantor (ATK), barang perlengkapan dan peralatan kantor serta pengadaan bahan pustaka g. Melaksanakan pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan

usulanpenghapusan barang inventaris, penggunaan sarana dan fasilitas kantor pengaturan perjalanan dinas, pemeliharaan kebersihan, perawatan dan pengamanan kantor serta lingkungannya


(33)

h. Melaksanakan penyelesaian administrasi pegawai UPT Rawat Inap meliputi Kenaikan Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala, Bezetting, DUK, DP–3 dan administrasi kepegawaian lainnya

i. Memberikan usul dan saran kepada Kepala UPT Rawat Inap selaku atasan langsung melalui pengkajian yang analitis dan sistematis sebagai bahan pertimbangan pembuatan kebijakan dan penyelesaian suatu permasalahan

j. Menilai kinerja bawahan melalui mekanisme penilaian yang berlaku untuk mengetahui pencapaian prestasi kerja

k. Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan Sub Bagian Tata Usaha kepada Kepala UPT Rawat Inap baik secara lisan maupun tertulis l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan

dengan tugas pokok organisasi guna mendukung kinerja organisasi. 4. Sub. bag. keuangan & perlengkapan

a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan sub bagian keuangan sebagai acuan Kerja

b. Menyediakan bahan perumusan kebijakan teknis tentang kegiatan keuangan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas

c. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya, konsultasi kepada atasan, minta masukan dari bawahan guna mendapatkan bahan penyelesaian kegiatan keuangan


(34)

d. Melakukan penelitian kelengkapan SPP-LS yang disampaikan bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK sesuai ketentuan yang berlaku

e. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS Gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran

f. Melakukan verifikasi SPP sesuai ketentuan yang berlaku g. Menyiapkan SPM sesuai ketentuan yang berlaku

h. Melakukan Verifikasi harian atas penerimaan sesuai ketentuan yang berlaku

i. Melaksanakan Akuntansi SKPD sesuai ketentuan yang berlaku j. Menyiapkan Laporan Keuangan SKPD

k. Memberikan usul dan saran kepada Sekretaris selaku atasan langsung melalui telaahan staf yang terinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah

l. Menilai kinerja kerja bawahan melalui mekanisme penilaian yang berlaku untuk mengetahui pencapaian prestasi kerja

5. Bidang pengembangan SDM

a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia Kesehatan sebagai penjabaran lebih lanjut dari program kerja Bidang Sumberdaya Kesehatan agar dapat digunakan sebagai acuan kerja


(35)

b. Mendistribusikan pekerjaan kepada bawahan sesuai bidang tugasnya agar dapat diselesaikan secara cepat, tepat dan akurat c. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan

bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya

d. Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan pelaksanaan kerja agar diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinannya

e. Menyiapkan konsep kebijakan teknis dan strategi pelaksanaan kegiatan peningkatan pengembangan sumberdaya manusia

f. Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan peningkatan pengembangan sumberdaya manusia

g. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi peningkatan pengembangan sumberdaya manusia

h. Melakukan upaya-upaya tercapainya pengembangan perumusan program dan pembinaan peningkatan pengembangan sumberdaya manusia

i. Melaksanakan kegiatan registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu skala kabupaten sesuai perundang-undangan j. Melaksanakan kegiatan kajian lapangan/visitasi praktek tenaga

kesehatan tertentu

k. Menilai prestasi kerja bawahan melalui mekanisme penilaian yang berlaku sebagai cerminan penampilan kinerjanya


(36)

l. Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia Profesi baik secara lisan maupun tertulis kepada Kepala Bidang

6. Seksi registrasi dan akreditasi

1. Menyusun program kerja Bidang Pelayanan Kesehatan sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis Dinas Kesehatan agar dapat digunakan sebagai acuan kerja

2. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan bidang pekerjaannya yang menjadi tanggung jawabnya

3. Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan pelaksanaan kerja agar diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinannya

4. Melaksanakan kegiatan registrasi, akreditasi, sertifikasi pelayanan kesehatan dasar dan institusi sesuai peraturan perundang-undangan 5. Melakukan hubungan kerja dengan komponen dan instansi teknis

terkait dalam perumusan program dan kegiatan peningkatan upaya kesehatan dasar dan institusi

7. Bidang pelayanan kesehatan

a. Menyusun program kerja Bidang Pelayanan Kesehatan sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis Dinas Kesehatan agar dapat digunakan sebagai acuan kerja

b. Menjabarkan perintah atasan yang berupa disposisi maupun petunjuk lisan guna tindak lanjut penyelesaiannya


(37)

c. Mendistribusikan pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya agar dapat diselesaikan secara cepat, tepat dan akurat d. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan

bidang pekerjaannya yang menjadi tanggung jawabnya

e. Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan pelaksanaan kerja agar diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinannya

f. Merumuskan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan bidang upaya kesehatan secara rinci dan jelas guna memudahkan operasionalisasi dan penyelenggaraan lebih lanjut

g. Memberikan usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang terinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah

h. Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan baik secara lisan maupun tertulis kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan dengan tugas pokok organisasi guna mendukung kinerja organisasi.

8. Seksi kesehatan dasar

a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Kesehatan Dasar dan Institusi sebagai penjabaran lebih lanjut dari program kerja Bidang Kesehatan agar dapat digunakan sebagai acuan kerja


(38)

b. Menjabarkan perintah atasan yang berupa disposisi maupun petunjuk lisan guna dilakukan tindak lanjut penyelesaiannya

c. Mendistribusikan pekerjaan kepada bawahan sesuai bidang tugasnya agar dapat diselesaikan secara cepat, tepat dan akurat d. Menyiapkan konsep kebijakan teknis dan strategi pelaksanaan

kegiatan peningkatan upaya kesehatan dasar

e. Menyiapkan konsep petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pembinaan dan kegiatan peningkatan kesehatan dasar

f. Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan peningkatan kesehatan dasar

g. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi peningkatan kesehatan dasar

h. Melakukan upaya-upaya tercapainya pengembangan perumusan program dan pembinaan peningkatan kesehatan dasar

i. Melaksanakan kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan dasar j. Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan upaya kesehatan pada

daerah perbatasan, terpencil, rawan skala kabupaten

k. Melaksanakan kegiatan kajian lapangan/visitasi sarana kesehatan meliputi praktek berkelompok, klinik umum/spesialis, klinik dokter keluarga/dokter gigi keluarga, kedokteran komplementer


(39)

m. Memberikan usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang rinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah dan pengambilan keputusan

9. Seksi kesehatan rujukan

a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Upaya Kesehatan Rujukan sebagai penjabaran lebih lanjut dari program kerja Bidang Upaya Kesehatan agar dapat digunakan sebagai acuan kerja

b. Menjabarkan perintah atasan yang berupa disposisi maupun petunjuk lisan guna dilakukan tindak lanjut penyelesaiannya c. Mendistribusikan pekerjaan kepada bawahan sesuai bidang

tugasnya agar dapat diselesaikan secara cepat, tepat dan akurat d. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan

bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya

e. Menyiapkan konsep petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pembinaan dan kegiatan peningkatan upaya kesehatan rujukan f. Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan

peningkatan upaya kesehatan rujukan

g. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi peningkatan upaya kesehatan rujukan

h. Melakukan upaya-upaya tercapainya pengembangan perumusan program dan pembinaan peningkatan upaya kesehatan rujukan i. Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji


(40)

j. Melaksanakan kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder skala kotamadya

k. Melaksanakan kegiatan pemberian kajian lapangan/visitasi sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah kelas C, kelas D, rumah sakit swasta yang setara, pengobatan tradisional, sarana penunjang yang setara dan sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi

l. Melaksanakan pengelolaan data bidang upaya kesehatan rujukan 10.Seksi kesehatan khusus

a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Upaya Kesehatan Rujukan sebagai penjabaran lebih lanjut dari program kerja Bidang Upaya Kesehatan agar dapat digunakan sebagai acuan kerja

b. Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan pelaksanaan kerja agar diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinannya c. Melaksanakan pengelolaan data bidang upaya kesehatan khusus d. Melakukan hubungan kerja dengan komponen dan instansi teknis

terkait dalam perumusan program dan kegiatan peningkatan upaya kesehatan khusus

e. Memberikan usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang rinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah dan pengambilan keputusan

f. Menilai prestasi kerja bawahan melalui mekanisme penilaian yang berlaku sebagai cerminan penampilan kinerjanya


(41)

g. Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan Seksi Upaya Kesehatan Khusus baik secara lisan maupun tertulis kepada Kepala Bidang 11.UPTD gudang farmasi

a. Menyusun rencana kegiatan UPT Gudang Farmasi sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Srategis Dinas Kesehatan agar dapat digunakan sebagai acuan kerja

b. Menjabarkan perintah atasan yang berupa disposisi maupun petunjuk lisan guna dilakukan tindak lanjut penyelesaiannya

c. Mendistribusikan pekerjaan kepada bawahan sesuai bidang tugasnya agar dapat diselesaikan secara cepat, tepat dan akurat d. Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan pelaksanaan

kerja agar diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinannya

e. Menyiapkan konsep kebijakan teknis dan strategi pelaksanaan kegiatan peningkatan pengelolaan gudang farmasi

f. Menyiapkan konsep petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pembinaan dan kegiatan peningkatan pengelolaan gudang farmasi g. Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan

peningkatan pengelolaan gudang farmasi

h. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi peningkatan pengelolaan gudang farmasi

i. Melakukan upaya-upaya tercapainya pengembangan perumusan program dan pembinaan peningkatan pengelolaan gudang farmasi j. Melaksanakan operasional kegiatan teknis pengelolaan obat-obatan


(42)

k. Melaksanakan pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Obat (SIMPO)

l. Memberikan usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang rinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah dan pengambilan keputusan

m. Menilai prestasi kerja bawahan melalui mekanisme penilaian yang berlaku sebagai cerminan penampilan kinerjanya

n. Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan UPT Gudang Farmasi baik secara lisan maupun tertulis kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris

12.UPTD promosi kesehatan (Promkes)

a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan sebagai penjabaran lebih lanjut dari program kerja Bidang Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Kemitraan agar dapat digunakan sebagai acuan kerja

b. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya

c. Memeriksa hasil kerja bawahan melalui pemantauan pelaksanaan kerja agar diketahui tingkat pemahaman dan kedisiplinannya

d. Melakukan koordinasi dengan unit kerja dan lembaga lain, konsultasi kepada atasan minta masukan dari bawahan guna mendapatkan bahan penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawabnya


(43)

e. Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan peningkatan pengembangan promosi kesehatan

f. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi peningkatan pengembangan promosi kesehatan

g. Melakukan upaya-upaya tercapainya pengembangan perumusan program dan pembinaan peningkatan pengembangan promosi kesehatan

h. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan skala kabupaten;

i. Melaksanakan pengelolaan data bidang pengembangan promosi kesehatan

j. Melakukan hubungan kerja dengan komponen dan instansi teknis terkait dalam perumusan program dan kegiatan peningkatan pengembangan promosi kesehatan

k. Memberikan usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang rinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah dan pengambilan keputusan

l. Menilai prestasi kerja bawahan melalui mekanisme penilaian yang berlaku sebagai cerminan penampilan kinerjanya

m. Melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan baik secara lisan maupun tertulis kepada Kepala Bidang


(44)

G. Jaringan Usaha / Kegiatan

Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar adalah unsur Pelaksana pemerintah Kota dalam kesehatan,dimana Dinas Kesehatan ini dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota. Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar merupakan sebuah instansi pemerintah yang menghasilkan jasa pelayanan kesehatan non profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar lebih berorientasi pada pelayanan Kesehatan yang bermutu dan berkualitas. Pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kota Pematangsiantar memiliki dasar hukum yaitu Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2010. Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar mempunyai kewenangan otonomi daerah di bidang kesehatan, khususnya di wilayah Kota Pematangsiantar.

Dengan demikian, diharapkan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar adalah penyedia / pelayanan kesehatan yang mempunyai kualitas baik dan melaksanakan fungsi nya sebagai otonomi kesehatan dengan baik.

H. Kinerja Usaha Terkini

Setiap instansi mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, Dinas Kesehatan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh Dinas Kesehatan dapat terwujud. Tidak mudah


(45)

dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan instansi adalah menyelenggarakan program pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, melakukan berbagai macam penelitian ilmiah, khususnya dibidang kesehatan yang bermanfaat bagi, Dinas Kesehatan dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat yang bergerak dalam bidang sosial. Memotivasi mayarakat agar dapat hidup sehat. Dinas Kesehatan juga terus melakukan pembinaan melalui program-program sosial, agar dapat meningkatkan sarana kesehatan kepada masyarakat.

I. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar adalah sebagai berikut :

1. Melakukan program-program kesehatan untuk masyarakat, khususnya di kota Pematangsiantar

2. Mengadakan sosialisasi, agar masyarakat sadar betapa pentingnya kesehatan

3. Mengadakan Program Perbaikan Gizi kepada masyarakat, khususnya usia balita dan usia ibu hamil.


(46)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian dan Penyusunan Anggaran

Sebelum menjalankan kegiatan operasinya, terlebih dahulu Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar menetapkan atau menyusun suatu anggaran. Adapun tujuan penyusunan anggaran dimaksudkan untuk dijadikan sebagai pedoman kerja dan sebagai alat perencanaan dan pengawasan kinerja perusahaan. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Aspek perencanaan dan pengawasan merupakan dua fungsi utama manajerial di dalam dunia bisnis. Perencanaan mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menerjemahkan rencana menjadi tindakan-tindakan sedangkan pengawasan menyajikan penetapan sasaran-sasaran dan standar sebagai pembanding antara prestasi yang telah dicapai dengan sasaran dan standar yang telah ditetapkan, selanjutnya dilakukan perbaikan. Untuk itu, sebelum menjalankan aktivitas operasinya, Dinas Kesehatan terlebih dahulu menyusun suatu anggaran yang diproyeksikan ke dalam anggaran yang dibuat pertahun.

Menurut Munandar, (2001:1) “anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Yang dinyatakan


(47)

dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang”.

Menurut Nafarin, (2000:11), “anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa”.

Menurut Sofyan (1996:14) “anggaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat membantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen”.

Di dalam menyusun suatu anggaran perusahaan maka perlu diperhatikan beberapa syarat yakni bahwa anggaran tersebut harus :

1. realistis, artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis, 2. luwes, artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan

dengan keadaan yang mungkin berubah,

3. kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus – menerus.

Menurut Nafarin ( 2007 : 9 ) Penyusunan anggaran terdiri dari empat tahap, yakni :

Tahap 1 : Penentuan Pedoman Anggaran

Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebijakan, asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran. Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya sebagai anggota.


(48)

Tahap 2 :Persiapan Anggaran

Dalam tahap persiapan anggaran biasanya diadakan rapat antar bagian yang terklait saja.

Tahap 3 : Penentuan Anggaran

Pada tahap penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan rapat kegiatan, yaitu mengadakan perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran, koordinasi dan penelaahan komponen anggaran, dan pengesahan dan pendistribusian anggaran.

Tahap 4 : Pelaksanaan Anggaran

Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi.

Adapun anggaran yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar adalah anggaran pendapatan dan belanja, dimana anggaran tersebut merupakan anggaran induk ( master bugdet ) yang berhubungan dengan aktifitas perusahaan dalam melaksanakan program pembangunan Kesehatan di Kota Pematangsiantar. Hasil akhir proses penyusunan anggaran tersebut adalah laporan pendapatan dan belanja yang diproyeksikan atau perhitungan pendapatan dan belanja yang dianggarkan.

Adapun yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dalam prosedur penyusunan anggaran pendapatan dan belanja adalah sebagai berikut :


(49)

1. anggaran yang disusun diperinci lagi menjadi anggaran bulanan dengan maksud untuk dapat menilai prestasi kerja Kantor pada periode setiap bulan, dengan cara membandingkan data aktual dengan anggaran,

2. kemudian anggaran yang telah disusun tersebut dilaporkan kepada pimpinan perusahaan untuk disahkan menjadi pegangan atau pedoman perusahaan dalam menjalankan operasi kegiatannya,

3. jika anggaran tersebut ditolak oleh pimpinan perusahaan maka anggaran tersebut harus direvisi kembali dan jika diterima maka anggaran tersebut harus menjadi pedoman kerja bagi perusahaan.

B. Jenis – jenis anggaran

Anggaran dapat dikelompokkan dari enam sudut pandang. 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas ( aktivitas ) tertentu,

b. anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu,umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode, b. anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat.


(50)

a. anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun,

b. anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :

a. anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi,

b. anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

a. anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap,

b. anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

a. anggaran apropriasi adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untukn tujuan lain,

b. anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi.

Dalam menyusun anggaran semua bagian yang terdapat dalam instansi dilibatkan. Adapun anggaran yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar adalah anggaran belanja dan pendapatan, dimana anggaran belanja dan pendapatan tersebut merupakan anggaran induk yang berhubungan


(51)

dengan aktifitas Dinas Kesehatan Kota Pematnagsiantar dalam merealisasikan anggaran pendapatan yang diperoleh dari pemerintah pada periode yang akan datang.

C. Tujuan Anggaran

Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain :

1. digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana,

2. memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan,

3. merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan,

4. merasionalkan sumber dan investasi dana agra dapat mencapai hasil yang maksimal,

5. menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat,

6. menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

D. Manfaat dan Kelemahan Anggaran

Anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain :

1. segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama,

2. dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai,


(52)

4. menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai,

5. menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu,

6. sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

Selain memiliki banyak manfaat, anggaran juga memiliki kelemahan – kelemahan, antara lain :

1. anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian,

2. menyusun anggaran yang cermat membutuhkan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit , sehingga tidak semua perusahaan mampu menyuasun anggaran secara lengkap dan akurat,

3. pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksannan anggaran dapat menjadi kurang efektif.

4. Adanya perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa mendatang suit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat anggaran.

5. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaannya.

E. Hubungan Anggaran dengan Perencanaan

Komponen utama perencanaan adalah anggaran, yang merupakan rencana keuangan untuk masa yang akan datang. Rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Perencanaan meliputi


(53)

pemilihan serangkaian aktivitas dan spesifikasi bagaimana aktivitas tersebut akan dilaksanakan. Perencanaan merupakan landasan dari proses manajemen, tanpa perencanaan tidak akan ada dasar bagi fungsi koordinasi dan pelaksanaan fungsi pengendalian. Anggaran merupakan rencana tertulis dari perusahaan, dengan adanya anggaran maka tiap bagian perusahaan dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan .

Langkah pertama dalam perencanaan adalah mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia, dan selanjutnya memilih alterantif yang yang terbaik untuk memenuhi tujuan organisasi. Pada saat menentukan pilihan tersebut dan pilihan yang lain, manajemen harus menyeimbangkan antara kesempatan dan kebutuhan sumber daya dalam organisasi. Secara umum, seluruh alternatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam tahap perencanaan memiliki pengaruh terhadap pendapatan atau biaya.

Rencana manajemen biasanya dijabarkan secara formal dalam bentuk anggaran dan istilah penganggaran diterapkan untuk menggambarkan proses perencanaan secara umum. Anggaran disusun tahunan dan menunjukkan rencana manajemen secara spesifik dan kuantitatif. Anggaran merupakan salah satu unsur dari perencanaan. Dengan adanya rincian dari rencana ,maka dengan demikian manajemen akan lebih mudah mengarahkan jalannya pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Anggaran adalah bagian yang penting dari proses perencanaan karena anggaran menentukan kepastian menegenai pengelolaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Sebelum anggaran disiapkan , pihak manajemen terlebih


(54)

dahulu harus membangun suatu rencana strategis. Rencana strategis ini akan menjadi dasar dalam pembuatan anggaran perusahaan.

Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar mempunyai anggaran pendapatan dan belanja dan juga anggaran rekapitulasi pendapatan dan belanja per tahun. Dalam penyusunan anggaran ini Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar melakukan berbagai analisa, yaitu sebagai berikut :

1. analisa terhadap pendapatan-pendapatan langsung yang mungkin akan didapat, yang berhubungan langsung dengan operasi normal perusahaan, 2. analisa terhadap belanja-belanja yang mungkin akan didapat yang

berhubungan langsung dengan operasi normal perusahaan,

3. analisa terhadap belanja-belanja yang terjadi di perusahaan yang naik turunnya belanja tersebut tanpa dipengaruhi volume kegiatan,

4. analisa terhadap belanja dan pendapatan yang mungkin terjadi dan hal ini tidak dalam operasi normal kegiatan perusahaan,

5. analisa terhadap belanja dan pendapatan yang biasanya terjadi pada tiap-tiap bulan anggaran.

Berdasarkan analisa-analisa yang telah dilakukan tersebut, maka dapat disusun Anggaran Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

F. Fungsi Anggaran dalam bidang Perencanaan

1. Mendasarkan kegiatan – kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian. Anggaran yang diperlukan untuk membantu manajemen meneliti, mempelajari masalah – masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan.


(55)

2. Mengerahkan sseluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan. Anggaran yang disusun untuk jangka waktu panjang dan schedule yang teratur, akan sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat tenaga – tenaga kepala bagian, kepala cabang dan semua tenaga operasional.

3. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan perusahaan.

4. Menentukan tujuan perusahaan. Anggaran dapat membantu manajemen dalam memilih mana tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana yang tidak.

5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang baik akan mengakibatkan dapat dihindarkannya kelebihan dan kekurangan tenaga kerja. Tanpa rencana tenaga kerja, mengakibatkan terpaksa diberhentikannya sebagian buruh yang berlebihan. Bila terus – menerus halo ini akan menngakibatkan tidak stabilnya tingkat employment dan meningkatkan biaya pengelolaan tenaga kerja.

6. Mengakibatkan pemakaian alat fisik secara efektif. Dengan disusunya perencanaan yang terperinci, dapat dihindarkan biaya – biaya yang timbul karena kapasitas yang berlebihan.

G. Anggaran sebagai alat pengawasan

Anggaran merupakan suatu alat pengawasan atau alat pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan, dengan cara :


(56)

1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)

2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan).

Untuk mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan dijalankan dengan semsetinya, maka dibutuhkan suatu pengawasan atau pengendalian. Seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan harus diawasai secara terus-menerus, jika pihak manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas yang telah ditetapkan. Menurut Sofyan (1996:8) ”dalam ilmu manajemen pengawasan, langkah-langkah yang diikuti dalam proses pengawasan ini adalah penyusunan tujuan, penetapan standar, pengukuran hasil kerja, perbandingan fakta dengan standar, dan tindakan koreksi.

1. Penyusunan tujuan

Dalam penyusunan tujuan, diperlukan informasi dari sistem yang dihasilkan akuntansi dan format penyajiannya juga harus sesuai dengan format akuntansi.

2. Penetapan standar

Penetapan standar yang sebenarnya merupakan bagian dari proses perencanaan juga menggunakan data dan format akuntansi.

3. Pengukuran hasil kerja

Pengukuran hasil kerja dilakukan melalui pencatatan kejadian atau transaksi yang dilakukan melalui prosedur akuntansi sampai akhirnya dilaporkan melalui laporan keuangan.


(57)

Informasi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar (budget) yang telah disusun untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi dari rencana atau estandar yang telah ditentukan.

5. Tindakan koteksi

Dengan diketahuinya penyimpangan ini maka diperlukan evaluasi apakah penyimpangan itu perlu diinvestigasi untuk mendapatkan umpan balik selanjutnya, yang pada intinya adalah agar usaha yang dilakukan sesuai dengan atau jangan terlalu jauh dari rencana.

Pengawasan dapat dibagi menjadi tiga tipe dasar, yaitu pengawasan pendahuluan, pengawasaan pada saat pekerjaan berlangsung, dan pengawasan umpan balik.

1. Pengawasan pendahuluan (Preliminary control)

Pengawasan ini memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan pada kualitas sumber-sumber daya yang digunakan sebuah perusahaan.

2. Pengawasan pada saat pekerjaan berlangsung (Concurrent control) Pengawasan ini dilakukan untuk memonitor pekerjaan yang berlangsung, guna memastikan bahwa sasaran yang dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

3. Pengawasan umpan balik (Feedback control)

Pengawasan ini memusatkan perhatian pada hasil-hasil akhir untuk menentukan tindakan-tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan. Ada beberapa perbedaan dalam mendefenisikan konsep pengawasan, termasuk di dalamnya pengawasan internal dan pengawasan manajemen.


(58)

Akuntansi sering menggunakan pengawasan internal dalam mengontrol kegiatan bisnis suatu perusahaan.

Ada tiga elemen dari struktur pengawasan internal suatu perusahaan yaitu :

1. Pengawasan lingkungan yang merupakan kerangka kerja utama diantara kebijakan pengawasan dan prosedur operasi,

2. Pengawasan sistem akuntansi yang terdiri dari catatan dan prosedur yang digunakan untuk mencatat, memproses, melaporkan semua transaksi perusahaan, memelihara tingkat kepercayaan terhadap aset dan hutang perusahaan,

3. Pengawasan prosedur yang merupakan langkah khusus untuk meminimumkan resiko terhadap ancaman tertentu.

Pengawasan manajemen memiliki tiga aspek yaitu :

1. Pengawasan manajemen sebagai suatu bagian dan tanggung jawab manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen,

2. Pengawasan manajemen lebih luas dari pengawasan internal termasuk didalamnya merancang sistem untuk mengurangi tingkat kesalahan dan ketidakteraturan serta aktifitas yang positif untuk pencapaian tujuan, 3. Pengawasan manajemen yang berorientasi pada karyawan atau pegawai

yaitu dengan memberi fasilitas untuk suksesnya pencapaian tujuan perusahaan.

Dengan adanya pengawasan dapat dilihat seberapa jauh perencanaan yang telah dicapai dan seberapa banyak penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan yang


(59)

terjadi akan dianalisis guna mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

Adapun pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dalam menjalankan kegiatan operasinya adalah dengan cara :

1. Mengontrol pendapatan melalui pendapatan yang diterima dan belanja-belanja yang dikeluarkan secara bulanan atau tahunan,

2. Disesuaikan dengan keadaan, baik dengan memperhatikan situasi keamanan, politik, dan ekonomi agar tidak melebihi anggaran yang telah disusun.

Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar melaksanakan pengawasan dengan cara : 1. Membandingkan realisasi dengan anggaran, melalui hasil perbandingan

ini instansi dapat mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan atau tidak. Selanjutnya dicari faktor-faktor penyebab timbulnya perbedaan tersebut dan untuk penyimpangan yang merugikan akan dilakukan tindakan koreksi,

2. Membentuk suatu bagian yang bertugas mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan instansi sebelum menganalisis perbandingan antara realisasi dengan anggaran.

Adapun peranana anggaran sebagai alat pengawasan pada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, yaitu sebagai berikut :

1. Mencegah terjadinya pemborosan,


(60)

3. Sebagai alat pembanding seberapa jauh pelaksanaan rencana kerja yang telah dicapai perusahaan,

4. Mengendalikan operasi dan belanja serta pengeluaran perusahaan.

Untuk mengawasi kegiatan operasionalnya, Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar setiap periode anggarannya melakukan perbandingan antara anggaran dengan realisasi yang terjadi untuk melihat keberhasilan anggaran yang telah disusun. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut Kepala Dinas dapat meng`etahui apakah seluruh bagian di dalam perusahaan telah melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

Tabel 3.1

Contoh Anggaran Pendapatan dan Belanja DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR

Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun Anggaran 2010

No Program / Kegiatan Target Realisasi %

1 Belanja Tidak Langsung 22.4897.785.100 22.402.869.994 99,6 2 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

538.808.410 454.037.250 84,2 3 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

210.000.000 109.636.000 52,2

4 Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

9.700.000 9.700.000 100

5 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

2.069.300.000 2.064.925.293 99,8 6 Program Standarisasi Pelayanan

Kesehatan

237.900.000 223.853.000 94,1 7 Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

641.693.750 636.893.750 99,3 8 Program Promosi Kesehatan &

Pemberdayaan Masyarakat

120.000.000 119.040.000 99,2

9 Program Pengembangan

Lingkungan Sehat

15.050.000 15.050.000 100 10 Program Pencegahan & 168.766.000 154.388.000 91,5


(61)

Penanggulangan Penyakit Menular 11 Program Pengadaan, Peningkatan

& Perbaikan Sarana & Prasarana Pusk / Pustu dan Jaringannya

2.480.941.250 2.466.510.935 99,5

12 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

23.207.000 23.207.000 100 13 Program Peningkatan Pelayanan

Kesehatan Lansia

604.450.000 589.319.850 97,5 14 Program Peningkatan Keselamatan

Ibu Melahirkan dan Anak

40.103.500 28.099.500 70,1

15 Program Perencanaan

Pembangunan Daerah

10.000.000 10.000.000 100 Jumlah 7.169.919.910 6.904.660.578 96,3

H. Target dan Realisasi Pendapatan

Untuk tahun 2010, ditargetkan Pendapatan Asli Daerah hasil retribusi daerah bidang kesehatan adalah sebesar Rp 265.000.000,-. Sedangkan realisasi pendapatan bidang kesehatan adalah Rp 203.959.500,- dengan perincian sebagai berikut :

1. Jenis Penerimaan : Rp 157.140.000,- 2. ASKES : Rp 43.293.500,- 3. Keuring : Rp 3.526.000,-

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa realisasi pencapaian untuk PAD Bidang kesehatan tahun 2010 adalah sebesar 76,97 %. Pada pelaksanaannya PAD tidak dapat tercapai 100% (seratus persen) dikarenakan selama tahun 2010, orang yang berkunjung ke Puskesmas sebagian adalah masyarakat miskin yang berobat gratis.

Laporan Realisasi Anggaran untuk Program Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, dapat dilihat pada Lampiran.


(62)

Pada tahun 2010, Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar telah melaksanakan kegiatan-kegiatan program kesehatan yang dicapai oleh APBN, PHLN dan APBD Kota Pematangsiantar, Program-program kesehatan yang dilaksanakan adalah :

1. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Program ini bertujuan untuk memperdayakan masyarakat dan swasta dalam sosialisasi dan upaya-upaya kesehatan melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan prilaku dalam dalam rangka memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung program ini pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a. Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat b. Pembinaan Desa Siaga

c. Pertemuan Pembentukan Forum Komunikasi Pengembangan Desa Siaga Tingkat Kota

Hasil pencapaian program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut :

- Persentase meningkatnya pola hidup sehat masyarakat : 99,2% - Peresentase terlaksananya kegiatan Desa Siaga secara aktif : 100% - Persentase terbentuknya forum Komunikasi


(63)

2. Program lingkungan sehat

Program ini bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat terutama di daerah pemukiman padat dan pemukiman kumuh yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung program ini pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a. Inventarisasi sarana air bersih / air minum b. Pengkajian pengembangan lingkungan sehat

Hasil pencapaian program lingkungan sehat adalah sebagai berikut :

- Terjaminnya kualitas air : 67%

- Meningkatnya PSM : 100%

3. Program upaya kesehatan masyarakat

Program ini bertujuan meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan yang tepat guna dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat terutama bagi masyarakat miskin.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung program ini pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a. Revitalisasi sistem kesehatan b. Peningkatan kesehatan masyarakat

c. Pembangunan database masyarakat miskin (JAMKESDA)

d. Jaminan pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas dan jaringannya.


(64)

Hasil-hasil pencapaian program upaya kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut :

- Meningkatnya mutu pelayanan posyandu : 100% - Meningkatnya upaya kesehatan bersumber masyarakat : 80 % - Terlaksananya koordinasi dengan Lurah, Camat dan

Pengelola : 100%

- Terlaksananya pelayanan Jamkesmas : 100% 4. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan serta mencegah penyebaran dan mengurangi dampak penyakit.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung program ini pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

a. Penyemprotan / foging sarang nyamuk

b. Pengadaan vaksin penyakit menular (vaksin Rabies dan Influensa) c. Pelayanan dan pencegahan penyakit menular

d. Peningkatan imunisasi

e. Pembinaan dan pemeriksaan kesehatan Haji dan operasional K3JH f. Penanggulangan penyakit TB Paru

g. Penanggulangan penderita Kusta

h. Penemuan dan pengobatan penderita ISPA (Pneumonia) i. Penemuan dan pengobatan penderita diare

j. Penemuan kasus Akut Flaccid Paralisis (AFP)


(65)

l. Pelacakan dan pengobatan penyakit kelamin HIV / AIDS m. Imunisasi wanita usia subur

n. BIAS

o. Sosialisasi Surveilens campak (CBMS) bagi petugas kesehatan dasar puskesmas

p. Pertemuan Flu Burung Lintas Sektoral dan Tingkat Kelurahan Hasil-hasil yang dicapai adalah sebagai berikut :

- Desa dengan Universal Child Immunization (UCI) sebesar :62,79 % - Penemuan penderita (CDR) TB dengan angka

kesembuhan TB adalah : 126 %

- Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk adalah 2

- Meningkatnya pengetahuan petugas kesehatan dasar tentang

flu burung : 100%

- Meningkatnya pengetahuan petugas kesehatan dasar tentang

campak : 100%

- Terdeteksinya penderita Kusta 1 orang

- Menurunkan populasi Aedes Agypty : 50% - Tercapainya kebutuhan vaksin rabies : 100% - Terlaksananya kegiatan pemeriksaan kesehatan haji : 100% - Terlaksananya kegiatan imunisasi : 100% 5. Program perbaikan gizi masyarakat


(1)

4. Walaupun fungsi anggaran telah dilaksanakan dengan baik, namun masih

terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan yang dapat dilihat dari

laporan realisasi anggaran Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dan

terdapat beberapa anggaran belanja yang lebih besar dibandingkan dengan

realisasinya.

B.

Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan

dan kemajuan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar :

1.

Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada Dinas

Kesehatan Kota Pematangsiantar sebaiknya tetap dipertahankan dan lebih

cermat dalam menyusun anggaran agar asumsi-asumsi yang tidak sesuai

yang menyebabkan beberapa anggaran yang melebihi realisasinya dapat

diminimalisasi.

2.

Analisa yang digunakan dalam memperoleh input untuk penyusunan

anggaran pada Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar sebaiknya diperluas

lagi dan terus memperhatikan perkembangan internal dan eksternal

fakultas, sehingga setiap perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan

cepat dan tepat oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar.

3.

Perbedaan antara anggaran dengan realisasi harus terus diawasi dan setiap

penyimpangan yang terjadi dianalisi guna memahami penyebabnya dan

dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk

memperbaikinya.


(2)

4.

Dalam penyusunan anggaran sebaiknya Dinas Kesehatan Kota

Pematangsiantar tidak hanya menggunakan data dan informasi dari data

aktual tahun-tahun sebelumnya tetapi juga harus melihat keadaan atau

kondisi ke depan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri.1998. Anggaran Perusahaan 1. Edisi

Ketiga. BPFE Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ahyari, Agus.1998. Anggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, PT.

BPFE Yogyakarta.

Garrison, Ray H, Eric W. Noreen , dan Peter C. Brewer.2006. Managerial

Accounting. Edisi 11. Buku 1. Editor Nuri Hinduan . Penerbit Salemba

Empat. Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Budgeting Peranggaran Perencanaan Lengkap

untuk Membantu Manajemen.Edisi 1, Cetakan kedua. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Munandar, M.2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja

Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi, Salemba Empat.

Jakarta.

Prawironegoro,Darsono dan Ari Purwanto. 2008. Penganggaran Perusahaan.

Edisi Pertama. Jilid 1.Mitra Wacana Media. Jakarta.


(4)

Tabel 3.2

DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010

NO PROGRAM KEGIATAN TARGET REALISASI SUMBER

DANA

KET FISIK/NON

FISIK

KEUANGAN FISIK/NON FISIK

% KEUANGAN %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Pelayanan Administrasi Perkantoran

- Pelayanan jasa komunikasi sumber daya air dan

listrik

- Penyediaan jasa kebersihan kantor

- Penyediaan alat tulis kantor

- Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

- Penyediaan komponen instalasi listrik/

penerangan bangunan kantor

- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar

daerah

- Penyediaan jasa operasional THL/PNS Daerah

Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik 60,000,000 5,920,000 83,503,910 12,170,000 33,278,000 71,549,000 272,387,500 Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik 100 100 100 100 100 100 100 21,087,250 5,920,000 83,500,000 12,170,000 6,274,000 67,221,000 257,865,000 35.15 100 99.995 100 18.85 93.95 94.67 APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD 2 Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

- Pembangunan gedung kantor

- Pengadaan perlengkapan gedung kantor

- Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung

kantor Fisik Non fisik Non fisik 100,000,000 100,000,000 10,000,000 Fisik Non fisik Non fisik 100 100 100 99,636,000 - 10,000,000 99.64 0 100 APBD APBD APBD 3 Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

- Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD

Non fisik 9,700,00 Non fisik 100 9,700,000 100 APBD

4 Program Obat dan Perbekalan

- Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

(DAK)

- Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Non fisik Non fisik 1,431,100,000 638,200,000 Non fisik Non fisik 100 100 1,427,331,113 637,594,180 99.74 99,91 APBD APBD


(5)

(BDB)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

5 Program upaya Kesehatan Masyarakat / Lingkungan sehat

- Revitalisasi sistem kesehatan

- Peningkatan kesehatan masyarakat

- Pembangunan Database Masyarakat Miskin

(Jamkesda)

- Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat di

Puskesmas dan Jaringannya

- Bantuan Operasional Kesehatan

Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik 433,800,000 150,000,000 57,893,750 402,180,000 306,000,000 Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik 100 100 100 100 100 433,800,000 145,200,000 57,893,750 378,356,402 306,000,000 100 96.80 100 94.08 100.00 APBD APBD APBD APBN APBN 6 Program Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat

- Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat

- Pembinaan Desa Siaga

- Pertemuan Pembentukan Forum Komunikasi

Pengembangan Desa Siaga Tingkat Kota

Non fisik Non fisik Non fisik 120,000,000 19,700,000 15,010,000 Non fisik Non fisik Non fisik 100 100 100 119,040,000 19,700,000 15,010,000 99.2 100 100 APBD APBD Prop 7 Program Pengembangan

Lingkungan Sehat

- Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat Non fisik 15,050,000 Non fisik 100 15,050,000 100 APBD

8 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

- Pembuatan rencana strategis Non fisik 10,000,000 Non fisik 100 10,000,000 100 APBD

9 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

- Penyemprotan / Foging sarang nyamuk

- Pengadaan vaksin penyakit menular

- Peningkatan Imunisasi

- Pembinaan dan Pemeriksaan Kesehatan Haji dan

Operasi K3JH

- Penanggulangan Penyakit TB Paru

- Penanggulangan Penderita Kusta

- Penemuan Kasus Akut Flaccid Paralisis (AFP)

- Sosialisasi Penyakit Flu Burung Bagi Petugas

Kesehatan dasar

- Sosialisasi Surveilence Campak (CBMS) bagi

Petugas Kesehatan dasar Puskesmas

Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik 90,978,000 43,500,000 32,070,000 2,218,000 218,149,000 7,790,000 600,000 9,000,000 4,000,000 Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik 100 100 100 100 100 100 100 100 100 77,100,000 43,080,000 31,990,000 2,218,000 218,149,000 7,790,000 600,000 9,000,000 4,000,000 84.75 99.03 99.75 100 100 100 100 100 100 APBD APBD APBD APBD GF-ATM NLR WHO WHO WHO 10 Program Standarisasi - Pembangunan dan Pemutakhiran data dasar Non fisik 24,800,000 Non fisik 100 24,620,000 99.27 APBD


(6)

Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan

- Pengembangan fungsi Puskesmas Non fisik 213,100,000 Non fisik 100 199,233,000 93.49 APBD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

11 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas

pembantu dan jaringannya

- Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasana

- Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas

(DAK)

Non fisik Non fisik

146,250,000 2,334,691,250

Non fisik Non fisik

100 100

132,030,000 2,334,480,935

90.28 99.99

APBD APBD

12 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak balita

- Pelatihan dan Pendidikan Perawatan anak Balita Non fisik 23,207,000 Non fisik 100 23,207,000 100 APBD

13 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

- Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan Non fisik 604,450,000 Non fisik 100 589,319,850 97.50 APBD

14 Program peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan

dan anak

- Perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi

keluarga kurang mampu

- Pertolongan persalinan bagi keluarga kurang

mampu

- Pelayanan perwatan Neonatal secara berkala

terutama bagi neonatal kurang mampu

- Pertemuan Lintas Sektoral tentang penurunan

AKB dan AKABA

- Pertemuan Implementasi Register Kohort KB

Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik

8,850,000 19,249,500 12,004,000 29,240,000 27,950,000

Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik Non fisik

100 100 100 100 100

8,850,000 19,249,500 0 29,240,000 27,950,000

100 100 100 100 100

APBD APBD APBD APBN APBN 15 Program perbaikan Gizi

Masyarakat

- Pemberian MP. ASI bagi balita gizi kurang dan

Balita 2 T dan Kurus Non Gakin

Non fisik 3,564,000 Non fisik 100 3,564,000 100 APBN