Transesterifikasi Metil Ester Tak Jenuh

Untuk meningkatkan mutu pemakaian metil ester tak jenuh, dilakukan pengubahan metil ester tak jenuh tersebut menjadi dimetil ester rantai bercabang, yang memiliki nilai pembakaran yang lebih efektif daripada biodiesel. Seperti yang dilakukan Bangun, 2011 telah berhasil mengubah alkil ester tak jenuh seperti metil oleat menjadi senyawa 3-oktil–undekana-anhidrid melalui reaksi karbonilasi dan selanjutnya diesterifikasi kembali menghasilkan dimetil ester bercabang. Bahan dimetil ester bercabang ini digunakan sebagai bahan untuk menurunkan emisi gas NO, serta meningkatkan kinerja mesin diesel dibanding dengan bahan baku biodiesel yang umum.

2.3. Transesterifikasi

Pada prinsipnya proses pembuatan metil ester asam lemak sangat sederhana. Metil ester dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol. Natrium hidroksida dan Kalium hidroksida adalah katalis yang umum digunakan. Proses ini bertujuan untuk mengubah trigliserida menjadi metil ester asam lemak. Tarigan, 2009. Trigliserida Metanol Gliserol Metil ester Gambar 2.2. Reaksi Transesterifikasi Katalis Universitas Sumatera Utara Kandungan asam lemak bebas Free Fatty AcidFFA merupakan salah satu faktor penentu jenis proses pembuatan Metil ester. Umumnya minyak murni memiliki kadar asam lemak bebas rendah sekitar 2 sehingga dapat langsung diproses dengan metode transesterifikasi. Jika kadar asam lemak bebas minyak tersebut masih tinggi, sebelumnya perlu dilakukan proses praesterifikasi dengan menentukan terlebih dahulu harga FFA minyak. Metode transesterifikasi merupakan metode yang umum digunakan untuk memproduksi biodiesel. Metode ini biasanya menghasilkan biodiesel hingga rendemen 95 dari bahan baku minyak nabati. Metode transesterifikasi pada dasarnya terdiri atas 4 tahapan : 1. Pencampuran katalis alkalin umumnya NaOH atau KOH dengan alkohol metanol atau etanol pada konsentrasi katalis antara 0,5 - 1 wt dan 10 – 20 wt metanol terhadap massa minyak. 2. Alkohol dengan minyak dicampur pada temperatur 55°C yang kemudian ditambah katalis dimana kecepatan pengadukan konstan, Reaksi dilakukan sekitar 30 – 45 menit. 3. Setelah reaksi berhenti, campuran didiamkan hingga terjadi pemisahan antara metil ester dan gliserol. Metil ester yang dihasilkan pada tahap ini sering disebut sebagai crude biodiesel, karena metil ester yang dihasilkan mengandung zat-zat pengotor, seperti sisa metanol, sisa katalis alkalin, gliserol dan sabun. 4. Metil ester yang dihasilkan pada tahap ketiga dicuci dengan menggunakan air hangat untuk memisahkan zat-zat pengotor dan kemudian dilanjutkan dengan drying untuk menguapkan air yang terkandung dalam metil ester. Universitas Sumatera Utara

2.4. Esterifikasi