Gambaran Klinis Psoriasis vulgaris

HLA-B46, HLA-B57, HLA-Cw1, HLA-Cw6, HLA-DR7 dan HLA-DQ9. 12 Saat ini telah ditemukan 9 lokus kromosom yang berhubungan dengan psoriasis vulgaris yaitu PSORS1-9. PSORS-1 merupakan kromosom utama yang berperan pada psoriasis vulgaris, sekalipun gen yang pasti belum dapat diidentifikasi. 2,14

II.3 Gambaran Klinis Psoriasis vulgaris

Lesi klasik psoriasis vulgaris adalah adanya penebalan kulit yang eritem berbatas tegas ditutupi oleh sisik putih berlapis-lapis. Ukuran lesi dapat bervariasi dari yang kecil sampai plak besar yang dapat menutupi sebagian besar tubuh. Lesi kulit pada psoriasis vulgaris umumnya terjadi secara simetris, walaupun dapat terjadi secara unilateral. Dibawah skuama akan tampak kulit berwarna kemerahan mengkilat dan tampak bintik-bintik perdarahan pada saat skuama diangkat. Hal ini disebut dengan tanda Auspitz. Penggoresan sisik utuh dengan mengggunakan pinggir gelas objek akan menyebabkan terjadinya perubahan warna lebih putih seperti tetesan lilin yang disebut fenomena tetesan lilin. Pada psoriasis vulgaris dapat dijumpai fenomena Koebner yaitu induksi lesi oleh trauma yang terjadi pada daerah yang tidak terdapat lesi. Reaksi Koebner biasanya terjadi 7-14 hari setelah trauma. Namun demikian fenomena Koebner bukanlah tanda spesifik untuk psoriasis vulgaris. 12 Selain dari presentasi klasik yang disebutkan diatas terdapat beberapa tipe klinis dari psoriasis. Psoriasis vulgaris yang merupakan tipe psoriasis yang paling sering terjadi, berupa plak kemerahan berbentuk oval atau bulat, berbatas 12,19 Universitas Sumatera Utara tegas, dengan skuama berwarna keputihan. Lesi biasanya terdistribusi secara simetris pada ekstensor ekstremitas, terutama di siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genital. Bentuk psoriasis gutata ditandai dengan erupsi papul-papul kecil dengan lokasi lesi di badan bagian atas dan ekstremitas proksimal. Bentuk ini biasa dijumpai pada usia muda. Bentuk psoriasis plak kecil secara klinis serupa dengan psoriasis gutata, namun dapat dibedakan dari onset penyakit yang terjadi pada usia dewasa, kronisitas, dan ukuran lesi yang relatif lebih besar, lebih tebal dan lebih bersisik daripada bentuk gutata. Bentuk inversa ditandai dengan lokasi lesi di daerah lipatan kulit seperti aksila, regio genitokrural dan leher. Sisik biasanya lebih tipis dengan eritema berbatas tegas yang lebih menonjol. Bentuk eritroderma adalah bentuk generalisata dari penyakit ini yang mengenai hampir keseluruhan tubuh termasuk wajah, tangan, kaki, kuku, badan dan ekstemitas dimana eritema menjadi gejala yang menonjol. Pada pasien psoriasis dengan eritroderma dapat terjadi hipotermia disebabkan vasodilatasi yang menyeluruh. Sebopsoriasis merupakan bentuk psoriasis yang ditandai dengan plak eritema dengan sisik keabuan di lokasi seboroik misalnya kulit kepala, glabella, lipatan nasolabial, area perioral dan presternal dan area intertriginosa, dimana secara klinis bentuk ini sulit dibedakan dari dermatitis seboroik. Psoriasis popok diawali antara usia 3 dan 6 bulan dan pertama kali muncul pada area popok. Bentuk psoriasis ini cenderung menghilang setelah usia 1 tahun. 12,19,20 Universitas Sumatera Utara

II.4 Imunopatogenesis Sel Th17 pada Psoriasis vulgaris