pemanasan. Penambahan dalam jumlah sedikit dari amina tersier seperti: C
6
H
6
NCH
2 2
atau N,N-dimetil aniline atau dengan garam-garam organik dari logam- logam kuat seperti kobal naphthenat.
2.5.1.8 Bahan Pengisi Filler
Golongan bahan pengisi penguat yang biasa digunakan antara lain : Carbon Black, Silika, Aluminium Silikat.
Golongan pengisi tidak penguat antara lain : Calcium Carbonat dan Kaolin.
2.5.1.9 Bahan Pelunak Softener
Fungsi bahan pelunak adalah memudahkan pencampuran, mempersingkat waktu pencampuran, menurunkan suhu pencampuran serta mempermudah proses pemberian
bentuk. Contoh dari bahan pelunak bitumen atau mineral rubber, penitare untuk jenis damar
contoh : Coumarone resin, phenolic resin dan untuk jenis oil contoh : dutrex, minarex .
2.5.2 Bahan Khusus 2.5.2.1 Bahan Pewarna
Coloring
Bahan ini dicampurkan untuk memberikan warna pada barang yang bukan berwarna hitam. Bahan pewarna yang digunakan harus khusus untuk karet. Terdapat dua jenis
bahan pewarna karet, yaitu bahan pewarna organik dan anorganik. Bahan pewarna organik akan memberikan warna yang lebih cerah dan berat jenisnya yang lebih kecil
dibandingkan bahan pewarna anorganik. Bahan pewarna organik kurang tahan
Universitas Sumatera Utara
terhadap steam uap, sinar matahari, asam atau basa. Contoh bahan pewarna yaitu : besi oksida, khrom oksida, titan oksida, kalsium sulfide, air raksa sulfida dan lain-lain.
2.6 Proses Vulkanisasi
Vulkanisasi ialah pengerjaan karet untuk memberinya sifat-sifat tertentu, seperti kekuatan, kekenyalan, tahan zat-zat kimia, tidak lekas dipengaruhi oleh panas dan
dingin. Cara vulkanisasi biasanya menurut proses yang ditemukan oleh Charles Good Year 1839 . Karet dicampur dengan belerang, biasanya ditambahkan dengan suatu
zat mempercepat dan dituangkan ke dalam cetakan, kemudian dikenakan tekanan dan panas.
Cara vulkanisasi dingin dengan uap senyawa belerang diperkembangkan oleh Alexander Prkes 1846. Sifat-sifat karet sesudah vulkanisasi lebih baik dari pada
sebelumnya karena. Untuk kebanyakan tujuan-tujuan yang biasa, baik karet alam maupun karet sintetis divulkanisasi antara lain barang-barang hasil vulkanisasi panas
misalnya ban berbagai kendaraan, sol dan tumit sepatu dan sebagainya. Proses vulkanisasi dingin menghasilkan barang-barang karet yang sangat tipis seperti sarung
tangan, balon dan sebagainya Shadily, 1973 . Pada proses vulkanisasi, kompon karet menjadi matang dan prosesnya disebut
vulkanisat, karena tanpa bahan tersebut kompon karet tidak akan matang. Vulkanisasi adalah proses termokimia dengan menggabungkan sulfur dan ikatan silang sulfur ke
dalam suatu campuran molekul-molekul karet dalam meningkatkan elastisitas dan sifat-sifat yang lain yang diinginkan sesuai dengan pembuatan hasil karet. Bahan
vulkanisasi menghasilkan proses rantai-rantai molekul karet yang semula terlepas dan dapat bergerak bebas, menjadi terikat oleh bahan vulkanisasi membentuk jaringan tiga
Universitas Sumatera Utara