Tindakan Diskriminasi Pemerintah Myanmar 2012 – 2013

2.3 Tindakan Diskriminasi Pemerintah Myanmar 2012 – 2013

Human Right Watch yang berbasis di New York menuding bahwa pemerintah, termasuk para biksu Budha, politisi lokal, pejabat pemerintah, dan pasukan keamanan negara telah menggerakkan kampanye pembersihan etnis untuk melawan umat Islam. 74 Thein Sein

73 Andrew R.C Marshall/Reuters. “Myanmars Official Embrace of Extreme Buddhism.” 74 Embassy of The Republic of Indonesia, Yangon, Myanmar. “Burma President Vows to Protect Muslim

Rights” Rights”

Selama berlangsungnya pembantaian, Rohingya terus menerus mengalami tindakan diskriminasi dari pemerintah Myanmar. Misalnya, tindakan diskriminasi pasukan keamanan Nasaka yang sedang melakukan sensus memaksa Rohingya untuk menulis ‘Bengali’ sebagai nama ras mereka. Beberapa orang Rohingya yang berusaha menentang dikte dari pasukan Nasaka karena tidak sesuai dengan keinginan mereka, berakhir dengan ditangkap dan disiksa. 76

Nasaka adalah pasukan perbatasan Myanmar yang dituduh telah terlibat aktif dalam pembersihan ernis di Rakhine. Pada bulan Maret 2013, muncul sebuah video disebuah website yang mengunggah rekaman pasukan Nasaka saat membunuh muslim Rohingya. kemudian pada bulan Mei 2013 juga dilaporkan bahwa ada beberapa warga Rohingya yang melarikan diri setelah menolak disebut ‘Bengali’ oleh pasukan Nasaka. 77

Rohingya juga menerima perlakuan diskriminatif dari Tatmadaw yang merupakan Organisasi paling kuat di Myanmar yang memiliki sejarah panjang atas kejahatan perang seperti pemerkosaan, penyiksaan, pembakaran desa, pembersihan etnis, dan lain lain. Dalam

http://kbriyangon.org/index.php?option=com_content&view=article&id=213:burma-president-vows-to-protect- muslim-rights&catid=9:media-highlight&Itemid=21 diakses pada tanggal 20 september 2012

75 Anne Gearan. “Burma’s Thein Sein Says Military Will Always Has Special Place in Government.” http://www.washingtonpost.com/world/national-security/burmas-thein-sein-says-military-will-always-have-a-

special-place-in-government/2013/05/19/253c300e-c0d4-11e2-8bd8-2788030e6b44_story.html diakses pada tanggal 26 september 2014

76 Arakan Rohingya National Organization. “ARNO Request UN Intervention is Most Urgent to Protect The Rohingya in Arakan State – 14 January 2013.” Dikutip dari Arakan Genocide of The Rohingya of Myanmar in

2012 by Dr. Habib Siddiqui. Hal 29 77 The Sentinel Project for Genocide Prevention. “Burma Risk Assessment – September 2013.” Hal 13.

kasus Rohingya 2012, Tatmadaw secara terbuka mendukung dan memberikan kontribusi terhadap kekerasan massa yang muncul secara tiba-tiba. 78

Selain itu, sejak bulan Juni banyak masjid dan sekolah di Rakhine dan Sittwe yang dirusak serta dibakar. Adapula yang dikunci. Rohingya tidak diperkenankan melakukan ibadah di bulan Ramadhan. Jika memberontak, mereka akan dihukum dan ditahan. 79

2.3.1 Masjid Rohingya Dirusak 80

78 Ibid . 79 Marieska Harya Virdani. “Sejak Juni, Masjid untuk Rohingya dikunci, dirusak, dan dibakar.”

http://international.okezone.com/read/2012/08/13/411/676796/sejak-juni-masjid-untuk-rohingya-dikunci- dirusak-dan-dibakar diakses pada tanggal 26 september 2014

80 Dr. Habib Siddiqui. Op.Cit

Tindakan otoritas Myanmar yang mengumumkan pasal 144 peraturan darurat dimana inti dari aturan ini adalah melarang warga Rohingya berkumpul lebih dari lima orang, membuat umat muslim Rohingya tidak dapat menunaikan sholat idul fitri berjamaah dua tahun berturut-turut dari 2012 hingga 2013. Sejak tahun 2012 pemerintah Myanmar diketahui telah melarang kegiatan sholat berjamaah. Padahal peraturan darurat 144 yang dikeluarkan Myanmar adalah sebagai tanggapan atas situasi konflik yang terjadi. Seharusnya peraturan ini juga berlaku untuk seluruh etnis yang berkaitan. Namun yang terlihat justru diskriminasi agama karena etnis Budha tetap bisa merayakan hari agamanya di kuil, sementara umat Islam Rohingya tidak diizinkan. 81

Penulis juga menemukan laporan Human Right Watch yang mengatakan bahwa aparat kepolisian dan paramiliter Myanmar yang berjaga di lokasi konflik tak segan menembaki etnis Rohingya dengan peluru asli. Sebagian diantaranya juga turut menyiksa para pemuda Rohingya yang terlibat bentrok dengan Rakhine. Seorang warga Rohingya juga menuturkan bahwa aparat yang berjaga hanya berdiam diri saat warga Budha membakar perkampungan Rohingya. aparat justru menembaki etnis Rohingya yang mencoba untuk memadamkan api. 82

2.3.2 Rumah Rohingya yang Terbakar 83

81 “Dua Tahun Berturut Muslim Rohingya Dilarang Shalat Idul Fitri.” http://www.republika.co.id/berita/internasional/asean/13/08/09/mr9kbh-dua-tahun-berturut-muslim-rohingya-

dilarang-shalat-idul-fitri diakses pada tanggal 26 september 2014

82 “Tentara Myanmar Sengaja Tembaki Muslim Rohingya – Hasil Investigasi HRW Soal Konflik Sektarian.” http://www.jpnn.com/read/2012/08/02/135579/Tentara-Myanmar-Sengaja-Tembaki-Muslim-Rohingya- baca

juga “Pemerintah akui ada pembakaran di Rakhine.” http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/10/121028_rakhineburnout.shtml diakses pada tanggal 21 september 2014

83 Dr. Habib Siddiqui. Op.Cit

2.3.3 Warga Rohingya Berlarian Keluar Rumah Saat Terjadi Kebakaran 84

Beberapa tindakan dan kebijakan diskriminatif yang ditujukan pada etnis Rohingya tampak sengaja dirancang untuk membuat Rohingya tidak betah dan meninggalkan Myanmar. Seperti pada tanggal 31 Juli 2012, menteri dalam negeri letnan jenderal Ko Ko

84 Dr. Habib Siddiqui. Op.Cit 84 Dr. Habib Siddiqui. Op.Cit

Seperti halnya surat perjanjian daerah tahun 2005 yang menyebutkan bahwa dalam pembuatan permohonan pernikahan bagi etnis Rohingya membutuhkan foto dari kedua calon mempelai yang memperlihatkan foto pihak laki-laki tampil dicukur bersih dan pihak wanita juga dilarang memakai jilbab. Padahal persyaratan ini tergolong memberatkan etnis Rohingya karena bertentangan dengan aturan dan adat agama Islam Rohingya. 86

Selain itu, pasangan Rohingya diharuskan membayar biaya tidak resmi untuk menikah yang mencapai 100.000 kyat (US $100). Akan ada tambahan biaya sebesar US $100 apabila akan menikahi seseorang dari kota lain. Kebanyakan pasangan Rohingya juga sering menunggu hingga 2 tahun agar permohonan pernikahannya disetujui. 87

Berdasarkan pasal 417 KUHAP Myanmar juga tertulis bahwa tersedia hukuman hingga 1 tahun penjara bagi orang-orang rohingya yang memiliki hubungan dengan orang lain tanpa menikah dengan persetujuan negara. Selain itu juga terdapat syarat untuk janda, duda dan orang-orang yang sudah bercerai untuk menunggu setidaknya hingga satu tahun bila akan menikah lagi. 88

Pemerintah Myanmar juga telah lama membatasi pergerakan etnis Rohingya. Dokumen pemerintah yang beredar dalam negeri pada tahun 2005 dan 2008 berisikan tentang persyaratan diskriminatif bagi pasangan Rohingya yang telah menikah untuk mendapatkan ijin dari pemerintah untuk bergerak dalam satu wilayah dan ke lain wilayah. Mereka juga

85 Fortify Rights. Op.cit. hal 11 86 Fortify Rights. Op.cit. Hal 30-31 87 Fortify Rights Hal 31 88 Fortify Rights. Hal 31 85 Fortify Rights. Op.cit. hal 11 86 Fortify Rights. Op.cit. Hal 30-31 87 Fortify Rights Hal 31 88 Fortify Rights. Hal 31

Terakhir, penulis menemukan kebijakan diskriminatif pemerintah Myanmar yang menetapkan ‘Keluarga Berencana’ hanya kepada Rohingya. pada bulan Mei 2013, juru bicara kepemerintahan Rakhine Win Myaing mengatakan:

“Regarding family planning, they [Rohingya] can only [have] two children. … The rule is only for certain groups… For Buddhist people, we don’t need that rule, because Buddhist people only have one wife. … It’s being implemented to control the population growth, because it’s becoming too crowded there.” 90

Kebijakan pemerintah Myanmar yang tiba-tiba menetapkan agar orang-orang Rohingya hanya memiliki dua anak, membuat wanita Rohingya terpaksa harus melakukan aborsi. Sementara praktek aborsi di Myanmar sendiri tergolong perbuatan ilegal dan tidak aman. Praktek aborsi di Myanmar menggunakan metode tongkat yang dimasukkan kedalam rahim dengan tujuan menggugurkan kandungan. Ratusan wanita Rohingya telah dirawat di

rumah sakit akibat komplikasi yang dihasilkan oleh aborsi yang tidak aman. 91 Tabel 2.1 dibawah ini penulis cantumkan untuk memudahkan pembacaan kronologi konflik dan sikap pemerintah Myanmar. Bab selanjutnya dalam skripsi ini akan membahas tentang analisa tindakan dan peran Indonesia dalam menyelesaikan konflik Rohingya.

Tabel 2.1 Kronologi Konflik Rohingya dan sikap Pemerintah

89 Fortify Rights. Op.cit. Hal 33. Lebih lanjut baca halaman 63-73 tentang surat perintah daerah yang mencantumkan pembatasan dan pengontrolan populasi bagi etnis Rohingya.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147