Hasil Penelitian

4.3.7 Analisis Motivasi Belajar Siklus II

a) Pertemuan Pertama Hasil motivasi belajar siswa diperoleh dari hasil observasi dan lembar angket siswa pada pertemuan pertama kegiatan pebelajaran dengan penerapan model pembelajaran make a match. Untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa menggunakan lembar observasi dang lembar angket siswa yang diambil dari indikator dalam strategi model pembelajaran make a match dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer (guru kelas

II dan IV), pembelajaran dengan model make a match digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran. Rata-rata dari hasil observasi dua observer bisa dilihat pada tabel 4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.19 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Dari tabel 4.19 hasil observasi motivasi belajar siswa dapat dijelaskan bahwa siswa yang belum mencapai indikator ada 5 siswa (25%) dan siswa yang sudah mencapai indikator ada 15 siswa (75%).

Jadi hasil observasi motivasi belajar siswa pada pertemuan pertama siklus II belum mencapai indikator yang ditentukan, yaitu dengan hasil 15 siswa (75%) mencapai rata- rata motivasi belajar ≥4, dengan indikator yang ditentukan 20 siswa (100%) mencapai rata-rata mo tivasi belajar ≥4. Tetapi terjadi peningkatan dari pertemuan kedua siklus I hanya 11 siswa (55%) yang sudah mencapai indikator, pada pertemuan pertama siklus II menjadi 15 siswa (75%) yang sudah mencapai indikator.

Tingkat hasil observasi motivasi belajar siswa pada pertemuan pertama siklus I dapat dilihat pada diagram 4.10 sebagai berikut:

Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa

Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Pada kondisi pertemuan pertama siklus II setelah dilakukan tindakan penelitian dengan model pembelajaran make a match, motivasi belajar peserta didik meningkat dari siklus I yang dilakukan dengan model pembelajaran make a match juga.

Hasil angket motivasi belajar siswa pada pertemuan pertama siklus II dapat dilihat pada tabel 4.20 di bawah ini:

Tabel 4.20 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa padaPertemuan

PertamaSiklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match Hasil

Dari tabel 4.20 pertemuan pertama siklus II motivasi belajar siswa dapat dijelaskan bahwa siswa yang belum mencapai indikator ada 5 siswa (25%) dan siswa yang sudah mencapai indikator ada 15 siswa (75%). Jadi hasil pertemuan kedua siklus I belum mencapai indikator yang ditentukan, yaitu dengan hasil 15 siswa (75%) mencapai rata- rata motivasi belajar ≥4, dengan indikator yang ditentukan 20 siswa (100%) mencapai jumlah skor motivasi belajar ≥80. Tetapi terjadi peningkatan dari pertemuan kedua siklus I ada11 siswa (55%) yang sudah mencapai indikator, pada pertemuan pertama siklus II menjadi 15 (75%) yang sudah mencapai indikator.

Timgkat hasil angket motivasi belajar siswa pada pertemuan pertama siklus II dapat dilihat pada diagram 4.11 sebagai berikut:

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil angket motivasi belajar siswa, maka diperoleh rata-rata hasil motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.21 sebagai berikut:

Tabel 4.21 Analisis dan Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus

II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match Hasil

Dari tabel 4.21 pertemuan pertama siklus II, berdasarkan rata- rata hasil pengamatan dan hasil angket motivasi belajar siswa dapat dijelaskanbahwa siswa yang belum mencapai indikator ada 7 siswa

(35%) dan siswa yang sudah mencapai indikator ada 13 siswa (65%). Jadi hasil pertemuan kedua siklus II belum mencapai indikator yang ditentukan, yaitu dengan hasil 13 siswa (65%) mencapai rata-rata motivasi belajar ≥4, dengan indikator yang ditentukan 20 siswa (100%) mencapai rata- rata motivasi belajar ≥4. Tetapi terjadi peningkatan dari pertemuan kedua siklus I hanya 10 siswa (50%) yang sudah mencapai indikator, pada pertemuan pertama siklus II menjadi

13 siswa (65%) yang sudah mencapai indikator. Tingkat hasil motivasi belajar siswa berdasarkan hasil pengamatandan angket siswa pada pertemuan pertama siklus II dapat dilihat pada diagram 4.12 sebagai berikut:

Hasil Motivasi Belajar Siswa

Tingkat Hasil Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Peneliti memberikan patokan dalam observasi motivasi belajarrata- rata ≥4 kategori baik dan per item ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada pertemuan pertama siklus II motivasi belajar siswa berdasarkan hasil pengamatan observer sudah mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran Peneliti memberikan patokan dalam observasi motivasi belajarrata- rata ≥4 kategori baik dan per item ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada pertemuan pertama siklus II motivasi belajar siswa berdasarkan hasil pengamatan observer sudah mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran

b) Pertemuan Kedua Hasil motivasi belajar siswa diperoleh dari hasil observasi dan lembar angket siswa pada pertemuan pertama kegiatan pebelajaran dengan penerapan model pembelajaran make a match. Untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa menggunakan lembar observasi dang lembar angket siswa yang diambil dari indikator dalam strategi model pembelajaran make a match dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer (guru kelas

II dan IV), pembelajaran dengan model make a match digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran. Rata-rata dari hasil observasi dua observer bisa dilihat pada tabel 4.22 sebagai berikut:

Tabel 4.22 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Dari tabel 4.22 hasil observasi motivasi belajar siswa dapat dijelaskan bahwa semua siswa atau 20 siswa (100%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi motivasi belajar siswa pada pertemuan kedua siklus II sudah mencapai indikator yang ditentukan, yaitu 20 siswa (100%) mencapai rata- rata motivasi belajar ≥4.

Tingkat hasil observasi motivasi belajar siswa pada pertemuan pertama siklus I dapat dilihat pada diagram 4.13 sebagai berikut:

Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa

Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Pada kondisi pertemuan kedua siklus II setelah dilakukan tindakan penelitian dengan model pembelajaran make a match, motivasi belajar peserta didik meningkat dari siklus I yang dilakukan dengan model pembelajaran make a match juga.

Hasil angket motivasi belajar siswa pada pertemuan kedua siklus II dapat dilihat pada tabel 4.23 di bawah ini:

Tabel 4.23

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus II Penggunaan

Model Pembelajaran Make A Match

Hasil

Frekuensi

Persentase

Indikator

100% ≥4 Rata-Rata

Dari tabel 4.23 hasil observasi motivasi belajar siswa dapat dijelaskan bahwa semua siswa atau 20 siswa (100%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi motivasi belajar siswa pada pertemuan kedua siklus II sudah mencapai indikator yang ditentukan, yaitu 20 siswa (100%) mencapai rata- rata motivasi belajar ≥4.

Tingkat hasil angket motivasi siswa pada pertemuan kedua siklus II dapat dilihat pada diagram 4.14 sebagai berikut:

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil angket motivasi belajar siswa, maka diperoleh rata-rata hasil motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.24 sebagai berikut:

Tabel 4.24 Analisis dan Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Dari tabel 4.24 pertemuan pertama siklus II, berdasarkan rata- rata hasil pengamatan dan hasil angket motivasi belajar siswa dapat dijelaskanbahwa semua siswa atau 20 siswa (100%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil motivasi belajar siswa pada pertemuan kedua siklus II sudah mencapai indikator yang ditentukan, yaitu 20 siswa (100%) mencapai rata- rata motivasi belajar ≥4.

Tingkat hasil motivasi belajar siswa berdasarkan hasil pengamatandan angket siswa pada pertemuan kedua siklus II dapat dilihat pada diagram 4.15 sebagai berikut:

Hasil Motivasi Belajar Siswa

Tingkat Hasil Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Peneliti memberikan patokan dalam observasi motivasi belajar rata- rata ≥4kategori baik dan per item ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada pertemuan kedua siklus II motivasi belajar siswa berdasarkan hasil pengamatan observer sudah mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata- rata ≥4 dan sudah mencapai indikator per item ≥3. Hasil observasi dua observer dapat dilihat pada lampiran.

4.3.8 Analisis Hasil Belajar Siklus II

Dari hasil pengamatan pelaksanaan siklus II, diketahui bahwa pelaksanaan siklus II dengan penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung pada semester

II tahun pelajaran 2014/2015. Itu dibuktikan setelah selesai pembelajaran pertemuan pertama dan kedua, maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.

Hasil nilai evaluasi siklus II yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel dan deskripsi, serta dilengkapi dengan diagram sebagai berikut:

Tabel 4.25 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Nilai Siklus II Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match

Dari hasil analisis nilai evaluasi siklus II, semua siswa atau 20 siswa (100%) yang tuntas atau sudah memenuhi KKM ( ≥68) . Secara lebih rinci, hasil nilai evaluasi siklus II dapat dilihat pada diagram 4.16 sebagai berikut:

Hasil Belajar Siswa

Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Penggunaan Model

Pembelajaran Make A Match

Dari hasil analisis dan rekapitulasi ketuntasan hasil nilai diatas diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan nilai KKM (<68) maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 20 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai ≥68 dengan persentase 100%. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa peneliti memberi patokan 100%, jadi dapat diambil kesimpulan hasil belajar meningkat dari yang semula hanya 25% yang mencapai ketuntasan belajar, setelah pelaksanaan siklus I meningkat menjadi 60%, serta pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 100%, berarti sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa peneliti memb eri patokan 100% dengan memperoleh nilai ≥68.

d. Refleksi

Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar menunjukkan hasil yang baik.

Berdasarkan hasil analisis motivasi dan hasil belajar, yaitu tingkat motivasi secara keseluruhan sesuai dengan indikator dan ketuntasan siswa sudah mencapai 100%. Hasil analisis motivasi belajar siswa dengan rata-rata 4,04pada pertemuan pertama siklus II dan 4,18 pada pertemuan kedua siklus II serta hasil tes siswa pada siklus 2 nilai rata- ratanya adalah 88, dengan kata lain bahwa hasil tersebut sudah diatas indikator keberhasilan yang ditentukan, yaitu pada motivasi belajar siswa rata- rata (≥4) serta KKM ≥68, sehingga tidak perlu diadakan tindakan siklus berikutnya.

Tabel perbandingan tindakan, motivasi dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.26 Sebagai berikut:

Tabel 4.26 Tabel Perbandingan Tindakan, Motivasi. dan Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Variabel Kondisi

Siklus II Awal

Siklus I

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Revolusi Hijau dan Kerusakan Lingkungan: Tinjauan Ekoteologi terhadap Pandangan Masyarakat Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi- NTT tentang Pengaruh Revolusi Hijau dalam Bertani

0 1 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 3 SD NEGERI DUKUH 02 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Aja

0 0 49

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis Ke

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 0

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 03

0 0 21