Kontrasepsi Darurat
14: Kontrasepsi Darurat
Apa Itu Kontrasepsi Darurat?
• Kontrasepsi darurat merupakan metode kontrasepsi yang digunakan apabila klien berhubungan seksual tanpa pelindung / unprotected sex dan tidak ingin hamil. • Kontrasepsi darurat bekerja dengan cara menghalangi sperma bertemu dengan sel telur, membuat lingkungan yang kurang kondusif untuk implantasi (misal
dengan menebalkan lendir serviks) • Kontrasepsi darurat BUKANLAH pil aborsi. Kontrasepsi darurat tidak dapat menggugurkan hasil konsepsi yang terbentuk, hanya mencegah pertemuan sperma
dengan sel telur, juga implantasinya. Metode Kontrasepsi Darurat
• AKDR yang mengandung tembaga • Pil khusus kondar yang berisi levonorgestrel atau Ulipristal Asetat (UPA) • Pil Progestin yang berisi levonorgestrel atau norgestrel • Kontrasepsi Oral Kombinasi yang berisi levonorgestrel, norgestrel, atau norethindrone (disebut juga norethisterone)
Dosis dan waktu pemberian berbagai metode Kontrasepsi Darurat
AKDR-Cu
AKDR-Cu dapat dipasang hingga 120 jam setelah klien berhubungan seksual tak terlindungi
Ulipristal Asetat
Dosis tunggal sebanyak 30 mg. UPA diketahui lebih efektif jika diberikan antara 72-120 jam setelah hubungan seksual tak terlindungi dibandingkan dengan metode kontrasepsi darurat lainnya.
Pil Progestin berisi levonorgestrel
Dosis tunggal sebanyak 1,5 mg (dua tablet masing-masing 0,75 mg diminum bersamaan)
Dosis terpisah/split dose. Satu dosis sebanyak 0,75 mg, kemudian dilanjutkan 12 jam kemudian sebanyak 0,75 mg.
Kontrasepsi Oral Kombinasi
Dosis terpisah 100 ug ethinyl estradiol + 0,5 mg levonorgestrel (dibutuhkan minimal 4 tablet pil KPK yang berisi EE 30 ug + LNG 0,15 mg), dilanjutkan dosis yang sama 12 jam kemudian. Antiemetik sebaiknya diberikan untuk mengurangi efek mual KPK.
Tb
Diadaptasi dari Instrumen Pengambilan Keputusan (Decision Making Tool) bagi klien KB dan Petugas Pelayanan Kesehatan, yang dikembangkan oleh WHO Bidang Kesehatan Reproduksi dan Penelitian serta Proyek INFO Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Center for Communication Programs yang didanai oleh US Agency for International Development (USAID) dengan agreement number: CPH-A-00-02-00003.
Rekomendasi Kutipan "Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB", STARH Program Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Jakarta November 2004. Edisi pertama
: Juni 2004
Edisi ke dua
: November (dengan perbaikan)
Edisi ke tiga
: April 2005 (dengan perbaikan)
Edisi ke empat : September 2005 (dengan perbaikan) Edisi ke lima : November 2005 (dengan perbaikan) Edisi ke enam : April 2006 Cetakan
: 2018 (dengan perbaikan)
Tim Penyunting edisi 2018: Ketua: dr. Herbert Situmorang, SpOG(K) Anggota:dr. Ilyas Angsar, SpOG (K), Dr. dr. Eka Rusdianto Gunardi, SpOG (K), MPH, dr. Yudianto Budi Saroyo, SpOG (K), dr. Cepi Teguh Pramayadi, SpOG, MARS, dr. M. Dwi Priangga, SpOG, dr. Riyan Hari Kurniawan, SpOG, dr. M. Adya Firmansha Dilmy, SpOG, dr. Gita Nurul Hidayah, SpOG, dr. Eni Gustina, MPH, dr. Lovely Daisy, MKM, drg. Wara Pertiwi, MA, dr. Asri, dr. Abdul Malik Yoga Fathori, dr. Golda Puspa Arini, dr. Diany Natasha, dr. Rilla Saeliputri, dr. Yenni Yuliana, dr. Ratna
Sari Junita, Indah N. Mardhika, SKM, MSc.PH, Ika Permatasari, SKM, Henny Fatmawati, SKM, Nabila Salsabila, SKM, Imroatul Aflah, SKM, Evasari Br Ginting, SKM
Ucapan terima kasih:
Direktorat Kesga Kemenkes RI, BKKBN,Pokja KB POGI, PP IBI, WHO Indonesia, UNFPA, PB IDI, JNPK, JHPIEGO, PKBI, PKMI. Illustrasi dan gambar oleh Rita Meyer dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health Center for Communication Programs and Prographics, Inc. of
Annapolis, Maryland, USA. Illustrasi Tambahan 7 (Tb7) diadaptasi dari lembar balik Reproductive Health produksi the Reproductive Health Research Unit, Johannesburg, South Africa.