Universitas Sumatera Utara BAB II
TINJAUAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL
A. Sejarah Hak Asasi Manusia
Pada  hakekatnya,  Agama-Agama  besar  di  dunia  memuat  ajaran  tentang hak  asasi  manusia,  baik  Islam,  Kristen,  Buddha,  dan  Hindu,  memuat  ketentuan
bahwa  setiap  manusia  berhak  atas  kebebasan  beragama,  non-diskriminasi,  non- eksploitasi,  hidup  merdeka,  dan  hak-hak  lainnya.
57
Berikut  beberapa  instrumen hukum yang menjadi bagian dari sejarah perkembangan HAM di dunia:
1.
Code  of  Hammurabi
1780  SM,  memuat  kepastian  dan  keadilan  hukum dimana hukuman hanya bagi para pelaku kriminal harus tertangkap tangan
dan bagi hakim yang tidak adil akan didenda dan dicabut dari posisinya. 2.
Charter  of  Cyrus
539  SM,  dokumen  HAM  pertama  yang  memuat  kata hak  didalamnya.  Dokumen  tersebut  memuat  beberapa  hak,  yang  paling
utama  adalah  kebebasan  beragama,  toleransi  budaya,  pelarangan  kerja paksa, dan penghapusan perbudakan.
3. Asoka’s Edicts 280 SM, memberi petunjuk terkait advokasi HAM yang
berfokus  pada  pembebasan  dari  penderitaan,  perlakuan  tahanan  yang manusiawi, toleransi beragama, keadilan berimbang, menentang hukuman
mati, dan penyiksaan layaknya binatang. 4.
Magna  Charta
1215  M,  Raja  John  Lockland  telah  mengakui  hak-hak rakyat  secara  turun-temurun,  baik  kebebasan  yang  tidak  boleh  dirampas
57
Michael Haas. Op.Cit., halaman 11-17
Universitas Sumatera Utara
tanpa  keputusan  pengadilan  dan  pemungutan  pajak  harus  dengan persetujuan  Dewan,  sehingga  Kerajaan  tidak  memiliki  kekuasaan  absolut
lagi. 5.
Petition  of  Rights
1628  M,  diterbitkan  oleh  parlemen  berdasarkan ketidakpuasan  terhadap  kerajaan  atas  perintah  Edward  Coke,  yang
memberikan  prinsip-prinsip  kepada  rakyat  jelata  sama  seperti  yang diberikan  kepada  bangsawan,    pemungutan  pajak  atas  izin  parlemen,  dan
tidak seorangpun yang dipenjara tanpa disebutkan sebabnya. 6.
Peace  of  Westphalia
1648  M,  memuat  prinsip  persamaan  antar negarabangsa,  pengakuan  atas  kedaulatan  negara,  dan  prinsip  non-
intervensi  walaupun,  pemerintah  dapat  mengajukan  komplain  atas penganiayaan  rakyat  mereka  di  luar  negeri  dan    menyelamatkan  mereka
dari hal yang membahayakan. Di bawah sistem Westphalia, para penguasa menghormati keyakinan agama satu sama lain.
7.
Bill  of  Rights
1689  M,  walaupun  berisi  ketentuan  yang  diskriminatif dimana  bagi  kaum  Katholik  untuk  seterusnya  tidak  dapat  menjadi  raja,
hanya  kaum  Protestan  yang  bisa  menjadi  raja.  Selain  itu  juga  memuat ketentuan  atas  pemilihan  yang  bebas  dan  adil,  kebebasan  memberikan
petisi  untuk  raja,  hak  kaum  Protestan  untuk  memiliki  senjata,  bebas  dari hukuman  yang  kejam  dan  tidak  biasa,  serta  bebas  dari  denda  dan
kehilangan tanpa pengadilan.
58
58
Ibid ., halaman 37-42
Universitas Sumatera Utara
Ketika  HAM  memasuki  Bahasa  Inggris  di  tahun  1940-an,  HAM  adalah sekumpulan  aturan  yang  menjadi  alat  untuk  melawan  Orde  Adolf  Hitler  yang
bersifat  tirani.
59
Bahwa  perlawanan  tersebut  penting  untuk  mempertahankan kehidupan,  kebebasan,  kemerdekaan  dan  kebebasan  beragama,  serta  untuk
menjaga  HAM  dan  keadilan  dimana  HAM  dijadikan  sebagai  slogan  untuk membenarkan  perang.
60
Pada  1941,  Presiden  AS,  Franklin  Delano  Roosevelt mengemukakan  gagasan  terkenal,  yaitu
the  four  freedoms
berisi
freedom  of speech
,
freedom of worship
,
freedom from want
,
freedom from fear
.
61
Pada  1945,  atas  dasar  inisiatif  negara-negara  pemenang  perang, didirikanlah  PBB  dengan  tujuan  utama  untuk  mencapai  kerja  sama,
pembangunan,  dan  HAM  internasional  serta  menjaga  perdamaian  dan  keamanan internasional.  Oleh  karena  itu  pencapaian  utama  PBB  adalah  untuk  menetapkan
standar berupa
kodifikasi HAM
universal.
62
Pertama sekali
adalah mengembangkan  sebuah  definisi  resmi  secara  universal  dengan  menyatakan
sebuah deklarasi sebagai suatu dasar untuk sebuah konvensi yang mengikat secara hukum  dan  menciptakan  mekanisme  penerapan  internasional.
63
Walaupun  dalam penyusunan  deklarasi  tersebut  banyak  terdapat  persoalan-persoalan  namun  pada
akhirnya  lahir  suatu  rumusan  yang  menekankan  bahwa  seluruh  HAM  adalah universal,  tak  bisa  dipilah,  saling  tergantung,  dan  akan  terus  berhubungan.
64
Deklarasi tersebut adalah
Universal Declaration of Human Rights
atau Deklarasi Universal HAM. Perkembangan terakhir pada 1993,
World Conference on Human
59
Samuel Moyn. Op.Cit., halaman 44
60
Ibid ., halaman 49
61
M. Afif Hasbullah. Op.Cit., halaman 22
62
Manfred Nowak. Op.Cit., halaman 79
63
Ibid ., halaman 81
64
A. Masyhur Effendi. Op.Cit., halaman 79
Universitas Sumatera Utara
Rights
yang menghasilkan
The  Vienna  Declaration  and  Program  of  Action
yang menjembatani pandangan HAM blok barat dan blok timur dan visi global tentang
HAM.
65
Satu dari berbagai tantangan utama bagi sistem HAM internasional adalah penegakan  HAM  yang  efektif  terhadap  pemerintahan  yang  tidak  memiliki
kemauan  untuk  mematuhi  kewajiban  HAM  serta  mematuhi  keputusan  badan HAM.
66
Namun,  untuk  implementasi  HAM  secara  universal  tidaklah  mudah karena  terdapat  beberapa  kendala.  Pertama,  kendala  ideologis  dimana  setiap
negara  memiliki  pandangan  HAM  yang  tidak  sama  akibat  dari  ideologi  yang berbeda. Kedua, kendala ekonomi dimana pada negara kaya implementasi HAM
relatif  stabil  sedangkan  pada  negara  berkembangmiskin  implementasi  HAM terkadang dikorbankan dengan dalih untuk memenuhi hal-hal yang lebih penting.
Ketiga, kendala teknis dimana dari sekian banyak instrumen HAM yang ada tidak didukung  dengan  jumlah  ratifikasi  yang  cukup,  selain  itu  juga  karena  adanya
reservasi  yang  banyak,  keengganan  untuk  menerima  pengawasan  internasional, keberatan  untuk  memenuhi  semua  kewajiban,  dan  terdapat  ketidaksamaan.
67
Untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan upaya promosi untuk implementasi HAM  secara  universal  dengan  cara  membuat  aturan  standar  atas  berbagai  hak,
memperbanyak publikasi di semua sumber informasi dan komunikasi, serta peran aktif dunia internasional dalam penegakan HAM.
68
Pada intinya, hukum HAM internasional berusaha untuk mengatur bidang- bidang    yang  secara  tradisional  di  luar  lingkup  HI  yaitu  yurisdiksi  domestik
65
M. Afif Hasbullah. Op.Cit., halaman 32
66
Manfred Nowak. Op.Cit., halaman 367
67
Boer Mauna. Op.Cit., halaman 692-697
68
Michael Haas. Op.Cit., halaman 98-99
Universitas Sumatera Utara
negara  dimana  hukum  HAM  internasional  salah  satunya  berusaha  untuk membebankan  hukuman  terhadap  pelanggaran  HAM  dalam  negeri,  yang  pada
hakekatnya  menjadi  yuridiksi  domestik,  namun  karena  alasan  khusus  hukum HAM internasional dapat ambil bagian dalam yuridiksi domestik suatu negara.
69
B. Instrumen Hukum Perlindungan Hak Asasi Manusia