LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

1. Nama Perusahaan

Alamat Perusahaan : Jenis Usaha

Jumlah Pekerja

• Laki-laki

• Perempuan :

2. Nama Pemilik

Alamat Pemilik

NO Temuan Pelanggaran Nilai Bobot Keterangan

Keterangan Pembobotan; Nilai

0 s/d < 10

= Hijau

10 s/d < 50 = Kuning

50 s/d < 100 = Merah

Laporan hasil pengawasan tersebut diberlakukan satu objek pengawasan, dalam menindak lanjuti laporan hasil pengawasan personel pengawas melakukan koordinasi dengan Sub Dinas Pendapatan dan Upah Kerja serta Sub Dinas Keselamatan dan Kesejahteraan untuk bersama-sama melakukan pengkoreksian hasil temuan di lapangan, dengan tujuan agar proses pengkoreksian dapat menghasilkan keputusan yang baik dan benar terhadap penemuan di lapangan. Hasil laporan pada tahun 2007 setelah dilakukan akumulasi pembobotan terhadap objek pengawasan yang dibatasi pada 120 perusahaan di lingkup Kota Pekanbaru, terdapat 23 % yakni 28 perusahaan yang melanggar dengan status kuning, yang terdiri dari 11 (Sebelas) perusahaan kecil, 15 (Lima Belas) perusahaan sedang, 2 (Dua) perusahaan besar, dan terdapat 77 % yakni 92 perusahaan yang Laporan hasil pengawasan tersebut diberlakukan satu objek pengawasan, dalam menindak lanjuti laporan hasil pengawasan personel pengawas melakukan koordinasi dengan Sub Dinas Pendapatan dan Upah Kerja serta Sub Dinas Keselamatan dan Kesejahteraan untuk bersama-sama melakukan pengkoreksian hasil temuan di lapangan, dengan tujuan agar proses pengkoreksian dapat menghasilkan keputusan yang baik dan benar terhadap penemuan di lapangan. Hasil laporan pada tahun 2007 setelah dilakukan akumulasi pembobotan terhadap objek pengawasan yang dibatasi pada 120 perusahaan di lingkup Kota Pekanbaru, terdapat 23 % yakni 28 perusahaan yang melanggar dengan status kuning, yang terdiri dari 11 (Sebelas) perusahaan kecil, 15 (Lima Belas) perusahaan sedang, 2 (Dua) perusahaan besar, dan terdapat 77 % yakni 92 perusahaan yang

Sanksi Terhadap Pelanggaran.

Setelah dilaksanakan pengkoreksian terhadap laporan pengawasan dilapangan berupa hasil pembobotan objek pengawasan apakah berada pada zona Hijau, kuning atau merah, maka akan diperoleh hasil apakah perusahaan yang di telah diperiksa melakukan pelanggaran atau tidak terhadap pekerja dalam masalah upah minimum. Jika dijumpai perusahaan tersebut tidak menerapkan upah minimum yang telah ditetapkan kepada para pekerja yakni maka proses yang dilakukakan adalah sebagai berikut :

1. Menegur dan memerintahkan pengusaha yang bersangkutan dalam bentuk surat nota pemeriksaan kemudian diserahkan kepada perusahaan tersebut agar mematuhi peraturan tentang upah minimum yang telah ditetapkan. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Kasubdin Keselamatan dan Kesejahteraan yakni Ibu Yasmini SH, Pada tahun 2007 dijumpai sebanyak 28 perusahaan yang melanggar UMK yang telah ditetapkan pada tahun 2007 yang terdiri dari 11 (Sebelas) perusahaan kecil, 15 (Lima Belas) perusahaan sedang dan 2 (Dua) perusahaan besar. 28 peusahaan ini berada dalam Zona Kuning artinya perusahaan tersebut diketegorikan potensi rawan dan hal ini perlu menjadi perhatian pegawai pengawas Disnaker Kota Pekanbaru untuk melakukan pembinaan lebih intensif dan berkesinambungan kepada perusahaan yang berada pada zona kuning tersebut.

2. Dalam waktu 14 hari, perusahaan tersebut harus menjawab surat nota pemeriksaan tersebut agar mematuhi pembayaran upah kerja sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah. Dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru tidak langsung menberikan sanksi terhadap perusahaan yang berada pada zona kuning tersebut, akan tetapi dilakukan pembinaan agar mau mematuhi peraturan pembayaran upah dengan memberi waktu selama 14 hari.

3. Jika perusahaan tersebut tidak juga menjawab nota pemeriksaan tersebut, maka Disnaker memanggil perusahaan tersebut untuk diberitahukan dan diberi pengarahan. Proses ini dilakukan untuk pembinaan agar kedepannya perusahaan tersebut mematuhi pembayaran upah sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah. Dalam proses ini pihak Dina Tenaga Kerja menggunakan hukum perdata dan pidana. Hasilnya pada tahun 2007 menurut Ibu Yasmini SH, dari 28 perusahaan tersebut terdapat 20 perusahaan yang kembali mau memenuhi pembayaran upah minimum yang telah ditetapkan kepada para pekerjanya. Dan 8 perusahaan tetap tidak memenuhi pembayaran upah yang telah ditetapkan

4. Jika tetap melanggar setelah diberitahukan pada proses ketiga, maka perusahaan tersebut akan diproses melalui Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dilakukan oleh pegawai penyidik negeri sipil Disnaker. Pada tahun 2007 diantaranya ada 8 perusahaan yang masuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) diantaranya CV. RIAU BERLIAN, CV. PUTRA MANDIRI, HOTEL BINTANG MAS, PT. JAYA GLASINDO ABADI,