Penentuan efisiensi inhibisi
b. Penentuan efisiensi inhibisi
Kulit buah Kuini (Mangifera odorata Griff)
EI =
x 100%
merupakan salah satu jenis buah-buahan yang Dimana m 1 : berat sebelum perendaman (mg), banyak terdapat di Indonesia. Telah dilaporkan
m 2 : berat setelah perendaman (mg), A: luas bahwa Kuini terdapat senyawa Fenolik,
permukan (cm 2 ), t: waktu perendaman (jam), Flavonoid, dan Tanin, oleh karena itu Kuini
C R1 : laju korosi tanpa penambahan inhibitor merupakan antioksidan yang baik[4] Buah
laju korosi setelah Kuini memiliki aroma khas dan penampilan
(mgcm -2 jam -1 ),
C R2:
penambahan inhibitor (mgcm -2 jam -1 ) dan EI : warna yang menarik serta kandungan Vitamin
efisiensi inhibisi (%)[10].
A dan C[5].
Metode
potensiodinamik merupakan metode yang digunakan untuk
polarisasi
Inhibitor korosi merupakan senyawa kimia mementukan sifat korosi logam berdasarkan yang bisa memperlambat laju korosi, dengan
hubungan potensial dan arus anodik atau bekerja membentuk lapisan pasif berupa
katodik[10].
lapisan tipis atau film di permukaan material Derajat penutupan ( ) yang berfungsi sebagai penghalang antara
logam dengan media
yang
korosif[6].
Dimana C R1 : laju korosi tanpa inhibitor (mgcm Umumnya inhibitor korosi berasal dari -
2 senyawa organik (N, S, O) dan anorganik (Cr, -1 jam ), C R2: laju korosi setelah penambahan P, -2 Mo)[7, 8]. Beberapa jenis inhibitor inhibitor (mgcm jam -1 )[11].
berdasarkan reaksi yag dihambat, yaitu Penentuan Energi Aktivasi
inhibitor katodik, dan inhibitor anodik [9].
Dimana A: faktor frekuensi, Ea: energi aktivasi Ada beberapa jenis isotherm adsorpsi yang
(kJmol -1 ), R: konstanta molar gas (8,314 Jmol -1 ), dapat digunakan sebagai referensi dalam
T: suhu (K), N: bilangan Avogadro (6,023x10 23 di dalam labu ukur 100 mL sehingga diperoleh molekulmol -1 ), h: konstanta Planck (6,63x10 -34 konsentrasi larutan induk 20 g/L.
Js -1 ), H*: p entalpi aktivasi (kJmol -1 ), S*: perubahan entropi aktifasi (Jmol -1 )[10].
2.2.6 Pembuatan larutan medium korosif Larutan induk kulit Buah Kuini dipipet
II. Metodologi Penelitian
sebanyak 0; 2,5; 5; 10; 15; dan 20 mL
2.1 Alat dan Bahan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Peralatan yang digunakan adalah neraca
Kemudian dipipet HCl 5 N sebanyak 10 mL analitik, jangka sorong, ampelas besi P150, kaca
dan dicampurkan pada labu ukur 50 mL. arloji, labu didih, termometer, alat gelas, oven,
diencerkan dengan akuades potensiostat, rotary evaporator, waterbath, hot
Selanjutnya
sampai tanda batas.
plate, Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan Scanning Electron Microscopy (SEM).
menggunakan metoda kehilangan berat dengan variasi suhu Bahan yang digunakan adalah ekstrak kulit
2.2.7 Pengukuran
Baja direndam dalam 50 mL larutan medium buah Kuini (Mangifera odorata Griff), plat baja,
korosif HCl 1 N tanpa dan dengan adanya asam klorida (HCl 37%), metanol, akuades,
ekstrak kulit Buah Kuini pada berbagai
aseton, kertas saring, kloroform, FeCl 2 , bubuk
konsentrasi. Dilakukan variasi suhu yaitu 30,
Mg, pereaksi meyer : HgCl 2 dan kertas saring.
40, 50 dan 60 0 C selama 7 jam menggunakan waterbath . Kemudian baja dibersihkan dengan
2.2 Prosedur Kerja brush, dibilas dan dikeringkan dalam oven.
2.2.1 Persiapan spesimen baja Setelah kering, baja ditimbang (m 2 ). Baja plat dipotong dengan ukuran 3,0 cm x 1,5 cm,
2.2.8 Pengukuran dengan menggunakan polarisasi ampelas besi dan dibilas dengan akuades dan
dibersihkan permukaannya
dengan
potensiodinamik
aseton, dikeringkan dalam oven suhu 60°C. Baja digunakan sebagai elektroda kerja dengan
Baja ditimbang sebagai berat awal (m 1 ).
ukuran 1 mm x 2 mm. Elektroda Pt sebagai elektroda pembantu dan Ag/AgCl sebagai
pembanding. Ketiga elektroda Kulit buah Kuini dikeringanginkan, dihaluskan
2.2.2 Pembuatan ekstrak kulit Buah Kuini
elektroda
dicelupkan ke dalam bejana berisi medium dan ditimbang sebanyak 250 g. Dimaserasi
korosif tanpa dan dengan adanya inhibitor. dengan metanol sebanyak 750 mL selama 4
Kemudian dihubungkan dengan potensiometer hari lalu disaring dan diuapkan filtratnya
dan diukur potensial sehingga diperoleh kurva dengan rotary evaporator.
hubungan antara potensial (mV) dengan log
arus (mA/cm 2 ).
2.2.3 Uji fitokimia kulit Buah Kuini Ekstrak pekat sebanyak 2 g dimaserasi dengan
2.2.9 Pengukuran FTIR
metanol selama 15 menit dalam tabung reaksi.
dilakukan dengan Disaring dan dibiarkan metanol menguap. Lalu
Pengukuran
FTIR
mengambil ekstrak pekat kulit Buah Kuini dan ditambahkan kloroform dan air dengan
ekstrak yang menempel pada baja kemudian perbandingan 1:1 sebanyak 5 mL. Campuran
dianalisis dengan Fourier Transform Infra Red dikocok, dibiarkan hingga terbentuk dua
(FTIR)
lapisan kloroform-air. Lapisan kloroform di bagian bawah digunakan untuk pemeriksaan
2.2.10 Analisis SEM
senyawa triterpenoid dan steroid. Lapisan air Baja direndam pada medium tanpa dan dengan digunakan untuk pemeriksaan senyawa fenolik
adanya ekstrak kulit Buah Kuini selama 6 hari. dan flavonoid.
kemudian baja dikeringkan dan dianalisis dengan
menggunakan
Scanning Electron
2.2.4 Pembuatan larutan induk HCl 5 N
Microscopy (SEM).
Larutan induk HCl 5 N dibuat dengan cara memipet 103,6 mL HCl 37% dan dimasukkan
III. Hasil dan Pembahasan
ke dalam labu ukur 250 mL dan diencerkan
3.1 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Kuini dengan akuades sampai tanda batas.
Uji fitokimia bertujuan untuk mengi dentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder yang
2.2.5 Pembuatan larutan induk ekstrak kulit Buah terkandung di dalam ekstrak kulit Buah Kuini. Kuini Ekstrak pekat kulit Buah Kuini ditimbang sebanyak 2 g lalu diencerkan dengan akuades
Tabel 1. Hasil uji fitokimia 2926.27 cm -1 , gugus -C=C- pada angka gelombang 1371.01 cm -1 , gugus C=O pada
angka gelombang 1607.91 cm -1 , dan gugus C-H Flavonoid
Senyawa
Hasil uji
gelombang 1442.10 cm -1 . Fenolik
pada
angka
Sedangkan pada gambar (b) gugus _ OH Steroid
bergeser ke angka gelombang 3308.76 cm -1 , Triterpenoid
gugus C-H bergeser ke angka gelombang Alkaloid
2047.36 cm -1 , gugus C=C ke angka gelombang Saponin
1364.60 cm -1 , dan gugus C=O ke angka + : Ada
- : Tidak ada
gelombang 1611.91 cm -1 . Pergeseran angka gelombang yang ditunjukkan spektrum infra
Dari Tabel 1 ekstrak kulit buah Kuini positif merah mengindikasikan bahwa terjadi interaksi mengandung Fenolik, Flavonoid, dan Steroid,
antara senyawa yang terkandung di dalam yang berperan sebagai inhibitor korosi.
ekstrak kulit Buah Kuini (fenolik, flavonoid dan Senyawa-senyawa ini nantinya berinteraksi
steroid) dengan baja melalui adsorpsi ekstrak dengan ion logam , dan terbentuk senyawa
pada permukaan baja. Dengan demikian kompleks yang akan teradsorpsi sebagai
ekstrak kulit Buah Kuini memiliki efek proteksi lapisan tipis dipermukaan baja.
dan dapat menghambat laju korosi baja[13].
3.2 Analisis FTIR
3.3 Analisis Weight Loss Nilai laju korosi baja meningkat dengan
a. naiknya suhu perendaman. Hal ini dikarenakan
kenaikan suhu dapat meningkatkan energi kinetik antar partikel. Tumbukan antara ion logam dengan HCl pada permukaan baja akan menyebabkan timbulnya karat[14].
Berdasarkan variasi konsentrasi inhibitor yang diberikan terlihat adanya pengurangan laju korosi. Hal ini terjadi karena adanya adsorpsi inhibitor pada permukaan baja. Adsorpsi ini
b. akan menjadi pembatas yang memisahkan permukaan baja dari medium korosif[14].
Gambar 1. Spektrum FTIR (a) Ekstrak kulit Buah Kuini, (b) Lapisan korosi baja setelah perendaman dengan HCl
1 N yang
mengandung ekstrak kulit Buah Kuini Gambar 2. Pengaruh konsentrasi inhibitor Senyawa yang memiliki gugus fungsi seperti
terhadap laju korosi baja dalam medium HCl hidroksil (OH-), karboksil (-COOH), Karbonil
1 N tanpa dan dengan penambahan inhibitor (=CO), -CO-, C-H, =CH2, -C=C-, -C ≡C-, -C-Cl, Amina ( –C≡N) dan lainnya yang memiliki
Pada Gambar 2, dijelaskan bahwa nilai laju pasangan elektron bebas yang dapat
C mengalami penurunan, membentuk kompleks dengan permukaan baja
korosi pada suhu 60 o
disebabkan bahwa ekstrak kulit buah Kuini sehinga akan menghabat laju korosi[12].
berinteraksi secara cepat dengan baja dan medium asam sehingga ekstrak kulit buah
Pada Gambar 1. Terlihat bahwa (a) gugus O-H Kuini mampu menurunkan laju korosi yang (alkohol) pada angka gelombang 3309.17 cm -1 , singnifkan.
gugus C-H alifatik pada angka gelombang
Adanya penurunan nilai laju korosi terhadap Nilai K ads berkaitan dengan kemampuan variasi inhibitor yang diberikan menunjukkan
adsorpsi ekstrak di permukaan baha. Semakin bahwa ekstrak kulit buah Kuini baik digunakan
besar nilai K ads , mengindikasikan bahwa sebagai inhibitor[15].
ekstrak teradsorpsi
dengan baik pada
permukaan baja.
Nilai K ads naik dengan meningkatnya suhu, dikarenakan kemampuan adsorpsi ekstrak kulit buah Kuini pada permukaan baha semakin kuat[18].
Pada suhu tinggi terjadi tumbukan antara ion logam dengan Ekstrak yang semakin besar sehingga ekstrak semakin mudah teradsorpsi. Nilai ΔG ads negatif menunjukan bahwa isotherm adsorpsi fisika[19].
3.5 Penentuan Ea, H* dan S* Gambar 3. Pengaruh konsentrasi inhibitor
Persamaan Arrhenius menunjukkan hubungan terhadap efisiensi inhibisi korosi baja dalam
antara 1/T dengan ln C R (corrosion rate) dari larutan korosif HCl 1 N dengan penambahan baja yang direndam dalam medium HCl inhibitor
dengan dan tanpa penambahan inhibitor
selama 7 jam waktu perendaman. Nilai slope Pada Gambar 3, terlihat bahwa naiknya
dari persamaan garis lurus tersebut dapat konsentrasi kulit buah Kuini semakin besar digunakan untuk menentukan nilai energi pula persen efisiensi inhibisi korosi baja.
aktivasi. Hasil dapat dilihat pada Tabel 3. Ekstrak kulit buah Kuini berinteraksi dengan
permukaan baja membentuk lapisan pelindung Tabel 3. Nilai energi aktivasi, dan entalpi tanpa yang menghalangi reaksi korosi oleh larutan
dan dengan penambahan ekstrak kulit Buah asam, sehingga semakin banyak ekstrak yang
Kuini (Mangifera odorata Griff) ditambahkan, semakin besar pula nilai efisiensi
yang dihasilkan[16-17]
Seperti yang telah
dijelaskan,
bahwa
(g/L)
(kJ /mol) (J /mol)
(kJ /mol)
penggunaan kosentrasi inhibitor berpengaruh
0 60.72 58.11 -57.59 terhadap laju korosi dan efisiensi inhibisi.
1 51.91 49.26 -92.04 Semakin bertambah konsentrasi ekstrak, maka
2 47.48 44.86 -108.56 akan semakin kecil laju korosi dan semakin
4 41.50 38.89 -128.40 besar efisiensi inhibisi.
6 41.62 39.01 -128.54
8 38.02 93.82 -141.00
3.4 Penentuan Isoterm Adsorpsi
Adsorpsi berhubungan dengan penyerapan Besarnya nilai energi aktivasi dan entalpi pada inhibitor pada permukaan baha dalam medium
penambahan ekstrak disebabkan ekstrak telah korosi. Studi tentang isoterm adsorpsi telah
teradsorpsi di permukaan baja. Nilai H* dihitung menggunakan persamaan isoterm
positif menandakan bahwa selama perendaman Langmuir dan Freundlich. Inhibisi korosi pada
baja reaksi yang terjadi adalah endoterm. baja dengan menggunakan inhibitor ekstrak
S* maka semakin kulit Buah Kuini mengikuti pola adsorpsi
Semakin negatif nilai
spontan reaksi yang terjadi antara baja dengan isoterm Langmuir karena nilai koefisien medium korosif sehingga terjadi korosi[20]. korelasi (R 2 ) yang diperoleh mendekati 1[16].
3.6 Pengukuran Polarisasi Potensiodinamik isoterm Langmuir
Tabel 2. Nilai koefisien korelasi (R 2 ) pada
Pada aluran kurva dapat dilihat bahwa
0 potensional korosi (E Coor Suhu ( ) blanko lebih negatif C) K ads ∆G ads (kJ/mol) dibandingkan dengan penambahan ekstrak
30 4.53 - 21.71
kulit buah Kuini. Nilai arus Korosi (I Corr )
dengan meningkatnya
50 3.14 - 21.62
konsentrasi ekstrak kulit buah Kuini. Nilai
60 4.07 - 23.01 60 4.07 - 23.01
dibandingkan dengan baja yang direndam bertambahnya konsentrasi ekstrak kulit buah
dalam HCl 1 N saja. Hal ini disebabkan ekstrak Kuini. Ekstrak kulit buah Kuini mengandung
ku lit Buah Kuini teradsorpsi pada permukaan senyawa Organik bahan alam yang efektif
baja sehingga membentuk lapisan tipis[26]. digunakan sebagai inhibitor korosi baja[21].
IV. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit Buah Kuini dapat digunakan sebagai inhibitor korosi dalam medium HCl 1 N. Nilai efisiensi inhibisi yang diperoleh dari metode kehilangan berat adalah 84.22 % dan metode polarisasi potensiodinamik adalah 90,77 %. Kurva polarisasi
potensiodinamik menunjukkan bahwa ekstrak kulit Buah Kuini jenis inhibitor
Gambar 4. Kurva polarisasi potensiodinamik
anodik.
tanpa dan dengan penambahan ekstrak kulit Buah Kuini dalam medium HCl 1 N
V. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih diberikan kepada Kepala
Foto/Elektrokimia Jurusan Analisis scanning electron microscopy (SEM)
3.6 Analisis SEM
laboratorium
Kimia, FMIPA UNAND dan rekan-rekan yang memberikan
telah membantu selama penelitian ini. morfologi baja tanpa perlakuan direndam dalam larutan HCl 1 N disbanding dengan
perlakuan direndam dalam HCl 1 N dengan
1. Emriadi; Stiadi, Y.: adsorpsi dan Inhibisi penambahan ekstrak.
Korosi dari Ekstrak Kulit Buah Theobroma cacao pada Baja Lunak dalam Medium
Asam Sulfat. Prosiding Semirata 2014 Bidang MIPA BKS-PTN-Barat 2014 , 347-354.
2. Abiola, O.K.; James, A.O.: The Effects of Aloe vera extract on Corrosion and
Kinetics of Corrosion of Zinc in HCl Solution. Corrosion Science 2009, 4, 69-77.
3. Ebadi, M.; Basirun, W.J.; Khaledi, H.;
Hapipah, M.A.:
Corrosion Inhibiton
Pyrazolylindolenine Gambar 5. Hasil SEM permukaan baja dengan
Properties
of
Compound on Copper Surface in Acidic perbesaran 1000x (a) Blanko, (b) Perendaman
Media. 6, 16.
dalam larutan HCl 1 N (7 hari) (c) Perendaman 4. Lukamndaru, G.; Kristian, V.; Anisa, A.G.: dalam larutan HCl 1 N + 10.0 g/L ekstrak kulit
Aktivitas Antioksidan ekstrak Metanol Buah Kuini (7 hari)
Kayu Mengifera indica L, Mangifera foetida Lour, dan Mangifera odorata Griff. Jurnal
Pada Gambar 5. Terlihat bahwa (a) baja tanpa Teknik Bahan Makanan 2015, 2(1), 18-20. perlakuan menunjukkan permukaan baja yang 5. Iriani, E. S.; Gumbira, A. S.; Ani, S.;
terlihat bekas amplas, bersih, tidak berpori,
Setyadjit:
Pengaruh Konsentrasi Penambahan Pektinase dan Kondisi
belum ada lubang-lubang
danbelum
mengalami korosi. Sementara pada (b) Inkubasi Terhadap Rendemen dan Mutu permukaan baja setelah direndam di dalam
Jus Mangga Kuini (Mangifera odorata Griff). Jurnal Teknik Bahan Makanan 2015, 2(1), 11-
medium korosif HCl 1 N selama 7 hari. Terlihat jelas bahwa baja tersebut telah mengalami
Emriadi; Jamarun, N.; korosi ditandai dengan bekas amplas pada
6. Yetri,
Y.;
permukaan baja yang hilang dan terdapat
Corrosion inhibitor lubang-lubang kecil pada permukaan baja. Dan
Gunawarman.:
efficiency of mild steel in hydrocloric acid pada (c) menunjukkan permukaan baja yang
by adding theobroma cacao peel extract. direndam dalam HCl 1 N + 8,0 g/L ekstrak
International Conference on Biological, kulit buah kuini, terlihat morfologi permukaan
Chemical and Environmental Sciences 2014, inhibitor for meel steel in 1 M HCl
23, 14-15.
medium.
International Journal
7. Singh, A.; Lin, Y.; Ebenso, E.E.; Liu, W.; Electrochemical Science 2014, 9, 830-846 . Pan, J.; Huang, B.: Gingko biloba fruit
15. Singh, M.; Ramananda; Kaushal, G.: The extract as an eco-friendly corrosion
litchi (Litchi chinensis) peels extract as a
potential green inhibitor in prevention of NaCl Solution. Journal of Industrial and
inhibitor for j55 steel in CO 2 saturated 3.5%
corrosion of mild steel in 0.5 M H 2 SO 4 Engineering Chemistry 2015, 24, 219-228.
solution. Arabian Journal of Chemistry 2015,
8. Umoren, S.A.; Eduok, U.M.; Solomon,
5, 467-474.
M.M.; Udoh, A.P.: Corrosion Inhibition by
16. Kamal, C.; Sethuraman, M. G.: Spirulina Leaves and Stem Extracts of Sida acuta for
platenis A novel green inhibitor for acid
corrosion of mild steel. Arabian Journal, Investigated
Mild Steel in 1 M H 2 SO 4 Solutions
Journal of Chemistry 2015, 9, 155-161. Spectroscopic Techniques. Arabian Journal
17. Dewi, I.: Inhibisi Korosi Baja oleh Ekstrak of Chemistry 2016, 6, S209-S224.
Daun kakao dalam Medium Asam Sulfat.
9. Noonshabadi, M. S.; ghandchi, M. S.: Skripsi Sarjana Kimia, Universitas Andalas Santolina chrmaecyparissus Extracts as a
Natural Source Inhibitor for 304 Stainless
P.; Prakash, P.; Corrosion in 3,5% NaCl. Journal of
18. Muthukrishnan,
Jeyaprabha, B.; Shankar, K.: Stigmasterol Industrial and Engineering Chemistry 2015,
Extracted from Ficus hispida leaves as a
31, 231-237. green inhibitor for the mild steel corrosion
10. Patel, N. S.; Hedlicka, J.; Beranek, M.: in 1 M HCl Solution. Arabian Journal of Extract of Phyllanthus fratemus Leaves as
Chemistry 2015, 4, 1-12. Corrosion Inhibitor for mild steel in
19. Atkins, P. W: Kimia Fisika edisi 4. H2SO4 Solution. International Journal of
Erlangga , 226.
Electrochemical Science 2015, 9, 2805-2815.
20. Bhawsar; Jeetendra, P. K.; jain, S.:
11. Emriadi; Adlis, S.; Yeni, S.: Adsorptive and Experimental and Computational Studies Thermodynamic Properties of methanol
of Nicotiana tabacum leaves Extract as Extract of Toona sinensis Leaves for the
Greencorrosion Inhibitor for Mild Steel Corrosion of Mild Steel in HCl Medium.
Corrosion Acidic Medium. Alexandria Der Pharma Chemica 2016, 8(18), 266-273.
Engineering Journal 2015, 54, 769-775.
12. Carey, F. A.: Organic Chemistry 4 th 21. Soltani, N.; Tavakkoli, N.; Kashani, M. K.; Edition. Mc. Graw-Hill Higher Companies,
Mosavizadeh, A.E.E.O.; Jalali, M.R.: Inc New York 2000, p:24.
Silibum marianum extract as a natural
13. Soltani, N.; Tavakkoli, N.; Kashani, M. K.; source inhibitor for 304 stainless steel Mosavizadeh, A. E. E. O.; Jalali, M. R.:
corrosion in 1 M HCl. Journal of Industrial Silibum marianum extract as a natural
and Eengineering Chemistry 2014, 9, 1-11. source inhibitor for 304 stainless steel corrosion in 1 M HCl. Journal of Industrial and Eengineering Chemistry 2014, 8, 1-11.
, 7, 1-14.
14. Helen, L. Y. S.; Saad, B.: Aquilaria crassna leaves extract as a green corrosion