PENGENDALIAN DIRI MENUJU

PENGENDALIAN DIRI MENUJU

KEHIDUPAN YANG AMAN TENTERAM

Muslimin Rahimakumullah.

Orang bijak mengibaratkan kehidupan ini laksana meng-

arungi samudera yang terhampar luas bagai tiada bertepi, dan kita

yang sedang berlayar di atasnya, tak ubahnya laksana sampan

kecil yang bergerak perlahan namun pasti, tuk menuju pulau

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

idaman, kendatipun acapkali sampan kecil kita terombang-am-

µÀ¤c°¬«»_£\˜«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[

bing diterpa badai dan topan, diterjang ombak dan gelombang, namun perahu kita terus melaju dan terus melaju.

v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ Begitulah gambaran kehidupan ini, kita hidup di atas per-

mukaan bumi ini tentu tidak selamanya senang dan tidak selama-

°¸¬«[ ¶v˜^Å_³× ¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[ nya pula sedih. Bahagia dan sengsara selalu silih berganti. Suka

dan duka selalu menyertai kehidupan kita. Tatkala kita mendapat kesenangan, terkadang muncul kesedihan. Bahaya dan godaan duniawisering datang bertubi-tubi, malapetaka dan penderitaan

ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[[x·Å¬—°¬~¼−‡

¹˜_bµ¯¼¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼v°o¯°À•˜«[

seolah tak lagi segan menerpa kita dan ia sering datang pada saat yang tidak diduga-duga. Dan disaat seperti itu, seringkali manu-

sia menjadi resah gelisah, batinnya labil, hatinya kosong dan

°¨À‡¼[ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[ hampa. Jiwanya haus, haus akan kesejukan, kedamaian, keaman- µÃv«[¯½ÃÅ«[

an dan ketentraman. Disaat inilah kita memerlukan obat yang

²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼ mujarab buat mengobati batin kita yang sedang luka. Apa obat

yang paling ampuh dan mujarab itu? Tidak lain dan tidak bukan, adalah Dzikrullah, ingat kepada Allah atau mendekatkan diri

bertaqarrub kepada-Nya. Firman Allah SWT. :

]½¬¤«[µÏ°bã[z§x^×[ jauh lagi mau membantu, meringankan penderitaan orang lain.

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, jiwa akan menjadi

Hadirin.

tenang” (QS. Ar-Ra’du ayat 28).

Dalam kehidupan ini, kita manusia yang memiliki ba- nyak kekurangan tentunya tidak bisa lepas dari segala salah dan

Hadirin kaum Muslimin Rahimakumullah.

dosa. Namun pernahkah kita merenung barang sejenak untuk me- nelusuri sepak terjang kehidupan kita yang barangkali banyak ter-

Dalam kitab Duratun Nashihin , ada sebuah hadits dima- dapat di dalamnya perbuatan salah dan dosa yang pernah kita la- na Rasulullah SAW. memperingatkan kepada kita dalam rangka

kukan, kemudian setelah kita temukan, kita akan segera istighfar menempuh kehidupan di dunia ini. Hadits tersebut berbunyi :

bertobat kepada Allah SWT. dengan sesungguh-sungguhnya yang direflekasikan dengan tetesan air mata sebagai tanda ke-

ª\ˆr™^y[ ¯Ø«[¼ºØˆ«[¹À¬—ª\£

sungguhan, penyesalalan yang mendalam dan pengharapan yang tulus akan ampunan Allah serta penetapan hati untuk tidak akan

`¬¤«[º½£¼ µÀ˜«[u½°j º¼\¤„«[µ¯

mengulangi lagi di masa-masa yang akan datang. Tangisan yang seperti inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW. yakni

menangis untuk diri sendiri. Ingatlah pernyataan Allah SWT. :

\À³v«[`n¼ −¯×[ª½¼

µ¿z¸c°«[`o¿¼ µÀ^[½«[`o¿ã²[

“Nabi Muhammad SAW. bersabda : (Ada) empat hal (yang mem-

buat seseorang) celaka : (yaitu) 1. Kekeringan air mata; 2. Keke-

rasan hati; 3: Panjang angan-angan; 4. Cinta dunia”. “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertobat dan mensu- cikan diri”.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Kalau seseorang sudah tidak peduli lagi terhadap sesa- manya, tidak mau lagi menyesali dan tidak mau bertobat atas

1. Kekeringan air mata, yakni seseorang yang sudah tidak bisa segala kesalahan dan dosanya, maka kata Nabi, “Ini adalah suatu lagi menangis untuk orang lain, bahkan untuk dirinya sendiri

pertanda akan datangnya suatu bencana yang akan menimpa di- sekalipun. Menagis untuk orang lain, maksudnya seseorang

rinya dalam kehidupan di dunia ini, bahkan akan menimpa pula yang nyata-nyata telah menyaksikan penderitaan orang lain,

dalam kehidupan di akhirat nanti”.

namun tak ada sedikitpun terbetik perasaan iba di hatinya

2. Kekerasan Hati, yakni seseorang yang sulit untuk menerima serta berusaha keras dan gigih dengan perencanaan yang baik. nasehat agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits yang dilakukan oleh para juru da’wah, para ulama dan cende-

4. Cinta dunia, yakni seseorang yang terlalu menyandarkan kiawan muslim, meskipun nasehat itu berguna bagi kebaikan

dirinya dan kehidupannya untuk dunia semata, tanpa memi- dirinya sendiri. Telinganya sebenarnya mendengar saja, tidak

kirkan dan mempersiapkan perbekalan untuk hidup di akhirat tuli, akan nasehat-nasehat agama tersebut, namun hati dan pi-

nanti. Ada orang yang menyandarkan dirinya kepada harta. Ia kirannya tidak terkonsentrasi bahkan hatinya keras menolak

cari harta banyak-banyak, dari pagi hingga petang. Waktu atau tidak mau menerima nasehat-nasehat tersebut, apatah lagi

kesehariannya nyaris hanya untuk mencari harta. Ia sangka mengamalkannya. Nasehat agama dianggapnya sebagai peng-

dengan banyak memiliki harta hidupnya akan bahagia, namun halang dirinya untuk menikmati kesenangan duniawi, semen-

ternyata kebahagiaan hidup tidak bisa diukur dengan banyak- tara dia lupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah bersifat se-

nya memiliki harta. Kedamaian hati ternyata tidak bisa ditebus mentara, namun kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih

dengan sejumlah harta. Banyak orang yang memiliki harta, kekal :

namun justeru hidupnya tidak tenang, penuh dengan kekha- watiran-kekhawatiran. Ada lagi orang yang menyandarkan hi-

Ť^[¼zÀrºzr×[¼ dupnya kepada pangkat dan jabatan, sehingga demi menjaga

dan mempertahankan serta meningkatkan pangkat dan ja- batannya, ia rela berbuat apa saja, tak peduli lagi halal haram,

bahkan tak segan-segan berbuat sesuatu yang dapat merugikan

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.

orang lain. Bahkan ia sering memanfaatkan istilah aji mum- pung . Mumpung menduduki jabatan ini, jabatan itu, sehingga

seenaknya saja ia berbuat menuruti kata hatinya, tak peduli

3. Panjang angan-angan, yakni seseorang yang suka berkhayal, lagi jeritan dan rintihan rakyatnya, yang penting ia bisa suka berangan-angan, bagai si Cebol yang merindukan bulan,

sukses. Ia suka menang sendiri, enak sendiri, kendatipun kese- bahkan angan-angannya ingin hidup seribu tahun lagi. Al-

nangannya tersebut membuat banyak orang yang menderita. marhum buya HAMKA menggarisbawahi letak perbedaan

Inilah sebagian tingkah dan prilaku serta tabiat orang yang antara orang yang berangan-angan dengan orang yang bercita-

terlalu cinta dunia, yang tentunya tidak akan mampu memberi- cita. Orang yang berangan-angan biasanya hanya sebatas

kan keamanan dan ketentraman pada dirinya. mengkhayal tanpa disesuaikan dengan kapasitas dirinya (ke-

mampuannya) dan tanpa adanya usaha untuk meraihnya. Se-

dangkan orang yang bercita-ci-ta, ia akan selalu menyesuaikan

Muslimin, jamaah Jum’at yang dirahmati Allah SWT.

cita-citanya dengan kompetensi yang ada pada dirinya, baik

berupa bakat, kemampuan maupun ketrampilan yang dimiliki, Sebagai kata akhir dari khutbah kita hari ini, izinkanlah

kami mengungkap sebuah kata-kata hikmah yang mengandung

jika baik dan bermanfaat, mari kita teruskan dan kita tingkatkan, bahwa Nabi Isa a.s pernah berkata : “Kehidupan di dunia ini (ka-

jika tidak baik dan kurang/tidak bermanfaat, maka segera kita ta beliau), terdiri dari tiga dimensi waktu/hari, yaitu waktu ke-

hentikan dan tinggalkan. Dengan mengambil hikmah dari hasil maren/hari kemaren, waktu sekarang/hari ini dan waktu yang

evaluasi tersebut, maka pada hari ini kita buat perencanaan atau akan datang/hari esok”.

planning untuk menentukan visi dan misi hidup kita untuk hidup kita dalam menempuh hari esok dengan satu harapan agar hari esok lebih baik dari pada hari ini dan hari kemaren.

Hadirin.

Ketiga, waktu akan datang, hari ekok atau masa yang Mari kita uraian sedikit ketiga dimensi waktu tersebut.

akan datang, adalah dimensi waktu yang akan kita tempuh yang keberhasilannya ditentukan oleh sikap, prilaku dan tindakan kita

Pertama, waktu kemaren, hari kemaren atau masa lalu, di masa sekarang, termasuk upaya-upaya kita untuk mempersiap- adalah suatu masa yang telah berlalu dan tak seorangpun mampu

kannya. Karena masa yang akan datang adalah masa yang belum balik ke belakang mengulangi masa lalunya, meski hanya se-

tentu bisa kita nikmati, disebabkan keterbatan umur yang kita kejap. Masa lalu katanya kenangan, karena ia memang patut di-

miliki, maka seyogyanya masa sekaranglah yang perlu kita man- kenang, namun tentu tidak hanya sekedar dikenang, tetapi hen-

faatkan sebaik-baik, dalam arti yang positif, bukan menghabiskan daknya juga kita jadikan pelajaran dan pengalaman yang ber-

waktu untuk bersenang-senang, berfoya-foya dan sebagainya. harga, serta kita jadikan cerminan serta acuan untuk melangkah

Ingatlah pesan Rasulullah SAW. :

dan memperbaiki diri di masa-masa yang akan datang. Jika di masa yang lalu kita pernah gagal, kita pernah jatuh, maka kega- galan dan kejatuhan kita di masa yang lalu itu hendaknya kita ja-

©b½¯−_£©b\Àn °r−_£\°r°´c›[

dikan pelajaran atau pengalaman yang berharga bahkan kita jadi- kan cambuk pemacu keberhasilan kita di masa yang akan datang.

©¬œƒ−_£©›[zŸ¼ ©°¤~−_£©co‡¼

Kegagalan adalah soal biasa, karena tak seorangpun yang tak per- nah gagal. Kalau seseorang berani bencoba, ia harus berani gagal,

¦z¤Ÿ−_£¦\´›¼ ©¯z·−_£©^\_ƒ¼ sebab seseorang yang tak berani mencoba berarti ia telah gagal

sebelum gagal. Yang perlu diingat dan diperhatikan adalah ja-

ngan sampai kita gagal dua kali pada persoalan yang sama, atau “Perhatikanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara. jangan sampai kita terperosok dua kali ke dalam lobang sama.

Yaitu : masa hidupmu sebelum datang ajalmu; masa sehatmu sebelum datangnya penyakit; masa lapangmu sebelum datang

Kedua, waktu sekarang, hari ini atau masa sekarang, ada- kesibukanmu; masa mudamu sebelum datang masa tua; masa lah kesempatan terbaik yang mesti kita pergunakan dengan

kayamu sebelum datangnya kefakiran”(HR. Ahmad dan Baihaqi)

Jika kita mampu merenungkan dan melaksanakan apa yang dipesankan oleh Rasulullah SAW. ini, maka insyaAllah hidup kita akan aman dan tenteram, baik di masa kini maupun di

masa yang akan datang, terlebih-lebih di masa keabadiaan nanti, di akhirat kelak.

°Äjz«[²\‘Ä„«[µ¯ã\^w½—Ç

°Änz«[µ°nz«[ã[°^

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

¾vc¸´«\´§\¯¼ [x¸«\³[v·Âx«[ãv°o«[ d¯v£\¯ ³z”´c«¼ ã[[½¤b[½´¯[µ¿x«[\¸¿Ô¿

µ¯¼ ¹«−Œ¯ØŸã[v¸Ãµ¯ ã[\³[v·²[ß½« ²½¬°˜b\°^zÀrã[²[ ã[[½¤b[¼ vœ«

¶vn¼ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«¾u\·ØŸ¹¬¬ŒÃ Á´˜ ³¼ °Ä•˜«[²Óz¤«[ÅŸ°¨«¼Á«ã[¦y\^

¹«½~y¼ ¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ× °Ä¨o«[z§x«[¼a\Ãß[µ¯¹ÄŸ\°^°§\Ã[¼

°Ãz¨«[Á_´«[[x·Å¬—¦y\^¼°¬~¼−‡°¸¬«[ ™Ä°«[½·¹³[¹b¼Øb°¨´¯¼Á´¯−_¤b¼

v°o¯\³×½¯¼\³vÀ~ °À•˜«[ª½~y«[¼ ¾v«[½«¼ °¨«¼Á«ã[z œc~[¼ °Ä¬˜«[

\¸Ã[ÔÄŸv˜^\¯[ µÄ˜°j[¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼ µÄ°¬°«[zÎ\«¼ °¨Ãv«[½«¼

ã[½¤c^Á\Ã[¼ °¨À‡¼[ ²½°¬°«[ {½Ÿ\ÀŸ ¶¼z œc~\Ÿ a\°¬°«[¼

²½o¬ b°¨¬˜«¹c—\¼

µÀ_Î\c«[º\k³\ü µÃz œc°«[

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.

hana atau biasa-biasa saja, namun karena perangainya baik, maka marilah kita saling berwasiat untuk meningkatkan iman dan taq- B ia tampak bersahaja, raut mukanya cerah dan enak dipandang

dap dipandang. Sebaliknya, walaupun penampilan fisiknya seder- masjid yang mulia dan terhormat ini. Selanjutnya,

wa kepada Allah, karena iman dan taqwa inilah merupakan pon- mata. Kenapa bisa begitu? karena kata Rasulullah : dasi utama yang menyangga segala macam aktivitas kehidupan kita sehari-hari, sehingga tetap berada di jalur yang lurus, yang diridhai oleh Allah SWT.

Muslimin Rahimakumullah.

“Perangai yang baik itu berkah, sedang perangai yang buruk itu nista”.

Setiap kali kita mendengar pribadi seorang Nabi, Rasul,

Para Ulama atau orang yang bijaksana lainnya, sudah pasti yang Al-kisah, ada seorang pedagang kecil yang mempunyai terbayang dalam benak kita adalah pribadi-pribadi yang ramah,

sebuah kios mini. Kiosnya menjual pakaian dan peralatan sekolah baik dari sikapnya, tutur katanya, raut mukanya maupun sikap

yang sederhana. Letak kios tersebut agak masuk ke dalam pasar, kearifannya. Setiap orang kepingin kenal dan bersahabat de-

namun anehnya hampir tiada sesaatpun kios tersebut sepi dari ngannya. Berbeda dengan apabila kita mendengar kata pe-

pembeli, selalu saja pembelinya penuh berjubel. Omzet penjual- rampok, penodong, teroris, gerombolan dan para penjahat lain-

annya pun melampaui omzet kios yang lebih bagus dan lebih nya, maka yang terbayang dalam pikiran kita adalah wajah yang

lengkap, dan tentu saja rezekinya pun jauh lebih melimpah. Apa bengis dengan sorot mata yang tajam dan dingin, bibir tanpa se-

rahasianya, sehingga pedagang kecil ini begitu sukses dan dimi- nyum, atau kalaupun tersenyum maka senyumannya adalah se-

nati pembeli?. Oh, ternyata pedagang kecil ini sangat terkenal nyuman yang sinis, perkataannya kasar, ketus, kotor dan penuh

dengan kejujuran dan keramahannya. Tidak pernah ada pembeli kesombongan, serta prilaku yang menyakitkan. Bagi orang baik-

yang merasa tertipu sedikitpun dan tak pernah ada pembeli yang baik, tak kebayang sedikitpun ingin kenal dan bersahabat dengan-

merasa tersinggung oleh sikap dan tutur katanya. Bahkan pesona nya, karena hanya akan membuat sengsara.

dari keramahan serta transaksi jual beli yang begitu mudah ini, membuat para pembeli merasakan mendapatkan sesuatu yang

lebih baik dari barang yang dibelinya, yaitu kepuasan bertemu

Muslimin Rahimakumullah.

dengan orang yang mulia akhlaknya yang selalu memperlakukan setiap pembelinya dengan sangat baik dan mengiringinya dengan

Secantik atau setampan apapun wajah seseorang, jika

doa.

perangainya buruk, pasti akan hilanglah keindahan fisiknya. Bah-

kan bisa jadi yang tampak adalah justeru kebalikannya, wajahnya

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Ada sebuah penelitian tentang kalori yang dipakai untuk akan tampak indah dan keindahannya tentu disukai oleh semua sebuah kemarahan. Ternyata energi untuk marah dalam segala

orang.

bentuknya, sangat menguras tenaga luar dan dalam. Belum lagi kinerja organ tubuh kita menjadi semakin terpacu dalam kondisi

Orang yang ramah, murah senyum dan ringan tangan da- yang tak normal. Akibatnya sudah bisa ditebak, orang-orang yang

lam membantu orang lain, maka kebaikan akan terpancar dari ketus, pemarah mempunyai kecenderungan terserang berbagai

dirinya, siapapun akan suka berdekatan dan berakrab-akrab de- penyakit (selain penyakit busuk hati sebagai biangnya), dan

ngannya. Orang akan merasakan manfaat darinya, sehingga hidup yang tak sehat merupakan bagian dari penderitaan tersen-

semua orang menyukainya Biasanya bila seseorang sudah disukai diri. Apa artinya bergelimang makanan, harta, kedudukan, bila

orang lain, maka akan timbul komitmen untuk membela, melin- lahir batin kita tidak sehat. Disamping itu, orang yang mudah ma-

dungi bahkan rela berkorban demi orang yang ia sukai. Mungkin rah (pemarah) dapat merusak iman. Sabda Rasulullah SAW.

inilah yang disiratkan oleh baginda Rasulullah SAW. dalam sebuah hadits beliau :

“Marah itu dapat merusak iman, seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu”(HR.Baihaqi).

Hadirin.

“Barangsiapa yang kepingin mempunyai umur panjang dan men- dapat rezeki yang mudah, maka hendaklah bertaqwa kepada Al-

Kalau kita membaca riwayat Nabi Muhammad SAW. ter- lah dan hendaklah ia senantiasa mengadakan sialturrahmi”. nyata sepanjang hidup beliau, hanya dua kali menderita sakit, pa-

dahal beban masalah dan persoalan yang dipikul oleh beliau

amatlah berat. Apa gerangan rahasianya? Ternyata rahasianya

Muslimin Rahimakumullah.

adalah selain keyakinan yang kokoh dan mendalam kepada Allah

SWT. juga melakukan ibadah secara istiqamah, menjaga kebe- Bersikap ramah ternyata tidak memerlukan banyak ener- ningan hati serta menebarkan kasih sayang kepada orang lain,

gi. Modal untuk sebuah keramahan ternyata ringan dan enteng, yang terwujud dalam bentuk suka membahagiakan orang lain,

misalnya kita cukup hanya melemparkan sebuah senyuman, dan bernuka jernih, murah senyum, suka bertegur sapa dan sebagai-

orang lain akan simpatik dengan keramahan yang kita tampilkan. nya. Jika sifat kasih sayang yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Sekali lagi hanya dengan sebuah senyuman, tidak lebih. Bukan- ini dapat kita terapkan dalam aktivitas kehidupan kita, maka akan

kah sedekah yang paling ringan adalah dengan tersenyum, karena

ia hanya membutuhkan waktu beberapa detik, namun dampaknya

sendiri, juga kepada orang lain. Semoga Allah membimbing kita lantaran senyuman kita. Ya, tentu saja senyuman yang ramah

semua ke jalan yang diridhai-Nya. Amin Allahumma amin . serta tulus. Bukan senyuman sinis, atau senyuman mengejek.

Sifat keramahan juga dapat kita tunjukkan lewat ucapan

salam. Ketika beremu dengan sesama muslim, ucapkanlah salam, walaupun singkat, “assalaamu’alaikum”. Itu akan lebih baik ke- timbang kita berlalu begitu saja ketika berpapasan dengan teman

atau sahabat kita.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia.

Berbuat ramah tamah, walaupun kelihatan ringan, namun ternyata ia membutuhkan waktu untuk membiasakannya. Kendati demikian, sepanjang kita ada keinginan untuk berbuat ramah ke-

pada semua orang dan kita selalu berusaha untuk mencobanya dan terus mencobanya, maka kebiasaan baik ini akan selalu

terulang yang pada gilirannya nanti menjadilah ia suatu kebiasaan yang baik dan bahkan ia merupakan suatu kebutuhan bagi hidup kita, sehingga tercetuslah suatu prinsip yang terhunjam dalam

hati sanubari kita, “Jika hari ini aku tidak berbuat baik (ramah) kepada orang lain, maka apalah artinya hidupku hari ini”.

Berbeda dengan sikap sombong, ketus dan sinis. Energi yang kita keluarkan tidak akan sebanding dengan apa yang akan

kita dapatkan dari orang lain. Kebencian orang lain pada kita akan membuat diri kita tersiksa dan menderita, sehingga lambat laun senergi kitapun terkuras hanya untuk memikirkan ketidaksu- kaan orang kepada kita. Oleh karenanya, marilah kita semua

bersikap ramah kepada orang lain, dan janganlah bersikap yang

sebaliknya, karena ramah tamah adalah suatu keindahan yang

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.

rangka kita bersama-sama menunaikan titah perintah Allah, me- A

lhamdulillah, pada siang ini kembali kita diperke- nankan oleh Allah SWT. untuk bisa berkumpul di tempat yang mulia dan terhormat ini, dalam

laksanakan serangkaian ibadah Jum’at, dengan satu harapan,

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

kiranya ibadah yang kita laksanakan ini, merupakan ibadah yang diterima oleh Allah SWT. sebagai salah satu perwujudan peng-

¾vc¸´«\´§\¯¼ [x¸«\³[v·Âx«[ãv°o«[ abdian kita kepada-Nya.

µ¯¼ ¹«−Œ¯ØŸã[v¸Ãµ¯ ã[\³[v·²[ß½«

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[ ¹«¾u\·ØŸ¹¬¬ŒÃ

Menjelang kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. yang

dikenal dengan tahun gajah, karena ketika itu bertepatan dengan

¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼ ¹«©Ãzƒ×¶vn¼ datangnya segerombolan tentara bergajah, yang dipimpin oleh

Abrahah, dengan maksud ingin menghancurkan Ka’bah. Maka

Ŭ—¦y\^¼°¬~¼−‡°¸¬«[ ¹«½~y¼ sebelum peristiwa ini terjadi, datanglah Abdul Muthallib meng-

hadap Abrahah, dengan maksud ingin mengambil kembali se- jumlah unta miliknya, yang telah dirampas oleh tentara bergajah, sehingga terjadilah dialog antara keduanya. “Apa maksud anda

\³vÀ~ °À•˜«[ª½~y¼ °Ãz¨«[Á_´«[[x·

¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼v°o¯\³×½¯¼\³

datang ke mari ya Tuan Abdul Muthallib?”, tanya Abrahah. “Saya datang ke mari hanya untuk mengambil unta saya yang

telah dirampas oleh pasukan tuan”, jawab Abdul Muthallib te-

²½°¬°«[\¸Ã[ÔÄŸ v˜^\¯[ µÄ˜°j[ gas. “Lalu bagaimana dengan rumah ini (ka’bah)?. Bukankah

anda yang bertugas memelihara rumah tersebut?. Apakah anda

¹c—\¼ ã[½¤c^Á\Ã[¼ °¨À‡¼[ tidak berusaha mempertahankan rumah tersebut, manakala nanti

pasukanku menghancurkannya?”, tanya Abrahah pula. Dengan

²½o¬ b°¨¬˜« tenang Abdul Muthallib menjawab, “Soal rumah ini, sama sekali

aku tidak mengkhawatirkannya. Aku hanya bertugas memelihara, bukan melindungi. Sebab yang melindungi hanyalah Allah SWT. sebab Dialah pemilik tunggal rumah tersebut. Saya yakin Dia

sambutan oleh Allah SWT. sehingga maksud Abrahah dengan se- berkata, “Allah sendiripun tidak akan mampu menggagalkan

genap tentara bergajahnya untuk menghancurkan ka’bah, hancur keinginanku untuk menghancurkan rumah ini!”. “Itu terserah

berantakan dan gagal total, bahkan seluruh pasukan menjadi bi- tuan. Silakan kalau memang tuan mampu”, kata Abdul Muthallib

nasa dengan keadaan yang sangat mengerikan, hancur berkeping- pula.

keping bak daun kering terinjak kaki.

Setelah percakapan itu selesai, Abdul Muthallib pun pu- lang dengan membawa kembali sejumlah unta miliknya. Sesam-

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

pai di Mekkah, Abdul Muthallib segera memberi kabar kepada segenap penduduk, tentang pembicaraannya dengan Abrahah,

Begitulah Allah menimpakan balasan yang setimpal ter- dan ia menyarankan agar semua penduduk segera meninggalkan

hadap manusia yang sombong dan angkuh, yang telah mengang- kota Mekkah dan bersembunyi ke lereng-lereng gunung, ke pun-

gap dirinya serba berkuasa, sampai-sampai berani menantang cak-puncak bukit atau kedalam goa, agar terhindar dari amukan

Tuhan. Akibatnya sungguh fatal, karena Allah menyatakan : tentara bergajah. Setelah itu, dengan diiringi oleh beberapa pemuka Quraisy, iapun segera mendekat ke pintu ka’bah, seraya berdoa :

°¸^x˜ÀŸ ¼z_¨c~[¼ [½ ¨´c~[µÃx«[\¯[¼ ã[²¼uµ¯ °¸«²¼zkÃ×¼ \°À«[\^[x— °¸´¯™´¯\Ÿ]y\à ¦[½~°¸«½jy[×]y\Ã

[zÀˆ³×¼\À«¼ °¸˜´¯[¦[y\—µ¯dÀ_«[¼v—²[ ¦\°n

ã[Ôà ¦[z£[½^zsò[

“Dan bagi orang-orang yang enggan serta menyombongkan diri,

maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang amat pedih. Dan mereka tidak akan mendapat perlindungan, kecuali

“Ya Tuhanku, tidak ada yang aku harapkan selain Engkau. Ya

dari Allah sendiri” (QS. An-Nisa ayat 173).

Tuhanku, tahanlah mereka dengan benteng Engkau. Sesung- guhnya siapa yang memusuhi rumah ini, berarti memusuhi Eng- kau. Mereka pasti tidak akan mampu menaklukkan kekuatan-Mu,

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.

ya Allah”. Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering men- Apa yang terjadi kaum Muslimin sekalian. Ternyata

dengar kata sombong, angkuh, takabbur dan sebagainya.

Dan tidak sedikit diantara kita yang terbawa oleh sifat tersebut. baru, tetapi ia merupakan persoalan turun temurun yang sudah ada sejak pertama kali manusia diciptakan, yakni tatkala dicip-

Orang yang sombong biasanya merasa dirinya lebih dari

takannya manusia pertama Adam a.s.

orang lain. Kalau kaya, maka ia merasa dirinyalah yang paling kaya. Kalau pandai, maka ia merasa dirinyalah yang paling

Konon, Adam diciptakan oleh Allah dari sekeping ta- pandai. Kalau berani, maka ia merasa dirinyalah yang paling

nah. Dengan kata lain, bahan baku penciptaan Adam adalah pemberani. Pendeknya, orang yang sombong selalu menem-

tanah. Sedangkan bahan baku bagi penciptaan Iblis adalah api. patkan dirinya lebih dari orang lain, atau kedudukannya di atas setingkat dari orang lain. Orang lain dipandangnya rendah, tak

Kendati berbeda asal-muasalnya, namun keduanya sama- berarti apa-apa. Ia merasa dirinyalah yang paling benar, ke-

sama makhluk Allah yang pada dasarnya adalah sama. Namun lompoknyalah yang paling baik, partainyalah yang paling meme-

persoalannya akan menjadi lain, manakala Iblis diperintahkan nuhi aspirasi masyarakat, sehingga sulit diajak kompromi, diajak

oleh Allah agar sujud bersimpuh di hadapan Adam. Ia sungguh berembuk untuk memikirkan kepentingan-kepentingan ummat,

merasa tersinggung sekali, seolah-olah harga dirinya dilecehkan dan kepentingan-kepentingan bangsa dan negara. Lebih celaka

begitu saja oleh Allah, lantaran perintah tersebut. Sebab menurut lagi, jika kesombongannya ini sampai-sampai menentang kebe-

Iblis, penciptaan dirinya dari api, itu lebih baik daripada pencip- naran yang datang dari Allah SWT. maka tepatlah kiranya apa

taan Adam dari tanah. Ia benar-benar tersinggung atas perlakukan yang disinyalir oleh Al-Qur’an pada surah Al-Isra’ ayat 89 :

seperti ini, dan demi mempertahankan harga dirinya, demi keu- tuhan rasa gengsinya dan kehormatan dirinya, ia berani menen-

−c¯−§µ¯²[z¤«[[x·ÅŸ}\´¬«\´Ÿz‡v¤«¼ tang perintah Allah, kendatipun ia harus mendapat kutukan dari

Allah dan mempertaruhkan nasibnya dan nasib anak cucunya untuk mendekam selama-lamanya di kawah neraka.

[y½ §×[ }\´«[z„§[Å^\Ÿ

Hadirin.

“Sesungguhnya Kami telah berulang-ulang membuat perum-

pamaan bagi manusia di dalam Al-Qur’an ini, tetapi ke- Berbicara tentang harga diri, mungkin akan timbul perta- banyakan manusia itu bersikap sombong kecuali kepada nyaan di benak kita. Siapakah yang paling berkompeten menen- kekufuran”. tukan harga diri seseorang. Setiap individukah? atau bagaimana?

Jika setiap individu, maka penolakan Iblis untuk tidak mau ber-

sujud kepada Adam dapat dibenarkan. Karena disamping ia ter-

Muslimin Rahimakumullah.

cipta dari api yang menurutnya lebih mulia daripada tanah,ia juga

lebih dulu diciptakan Allah sebelum Adam. Bahkan menurut Persoalan kesombongan memang bukan persoalan

riwayat Iblis ini dulunya adalah makhluk Allah yang sangat taat

miliki sikap pendendam terutama kepada orang yang dianggap- nya penghalang atau musuh.

Tetapi ternyata tidak hadirin sekalian. Justeru ternyata yang lebih berkompeten menentukan harga diri seseorang adalah Yang Maha Sempurna, Dialah Allah SWT. Sehingga dalam kasus

Hadirin.

seperti ini, Iblis dianggap oleh Allah SWT. sebagai orang yang sombong, orang yang takabbur. Hal ini dengan jelas diceritakan

Banyak memang hal-hal yang melatar belakangi sese- oleh Allah dalam firman-Nya, diantaranya dinyatakan :

orang sehingga ia bersikap sombong. Diantaranya adalah karena posisi atau kedudukan dimana ia mempunyai posisi atau kedu-

×[¼vkŸ ¯u×[¼vk~[»¨Ï¬°¬«\´¬£w[¼ dukan strategis atau lebih tinggi dari orang lain, misalnya posi-

sinya jadi pemimpin, pejabat, kepala, majikan dan sebagainya.

µÃz ¨«[µ¯²\§¼ z_¨c~[¼Å^[ À¬^[ Atau mungkin juga karena ia terpandang dalam masyarakat,

karena ia kaya atau memiliki harta yang banyak, atau karena ia merasa ditokohkan / sesepuh dalam masyarakat, dan sebagainya.

“Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, Seseorang akan cenderung sombong, karena ia kurang sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka, kecuali Ib- menyadari bahwa sesuatu yang ia sombongkan itu, tidak selama- lis. Ia enggan dan takabbur, sehingga ia termasuk golongan nya bisa bertahan. Misalnya, seseorang sombong lantaran ia jadi orang-orang yang ingkar” (QS. Al-Baqarah ayat 34). pemimpin, jadi ketua, jadi kepala, jadi pejabat, jadi tokoh, dan

semacamnya, padahal tentu tidak selamanya jabatan itu melekat

pada dirinya. Suatu saat ia akan kembali menjadi masyarakat

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

biasa, mungkin karena masa jabatannya sudah habis, mungkin ia

dipecat oleh pejabat di atasnya, mungkin juga ia terpaksa lengser Sikap Iblis yang sombong dan enggan memenuhi karena tidak disukai oleh masyarakat. Demikian juga seseorang perintah Allah untuk sujud kepada Adam ini, ternyata menjadi yang sombong lantaran harta kekayaan, tentu juga tidak salaam- penyakit turun-temurun, dan penyakit ini dijadikan sarana yang nya ia bergelimang harta dan kekayaan. Kalau Allah menghen- ampuh oleh Iblis untuk menjerumuskan manusia ke lembah yang daki, dalam waktu sebentar saja, yang kaya dapat berubah paling nista.

menjadi miskin.

Memang, sifat sombong dapat menutup hati seseorang Sehubungan dengan ini, ada baiknya kita angkat satu ce- dari pelita kebenaran. Orang yang dihinggapi penyakit sombong rita yang terjadi di negeri Mesir, dimana hiduplah seorang bang-

tidak akan bisa menerima nasehat dan petunjuk dari siapapun,

sangat tinggi yang mempunyai harta melimpah, sehingga oleh

anakku kelak”.

Seorang Pasya ini mempunyai seorang tukang masak Tukang masak ini menuruti saja kehendak majikan-nya. (koki) yang amat setia. Ia tinggal di rumahnya, di bagian bela-

Iapun mengajarkan kepada anaknya cara-cara memasak, dan kang bersama isteri dan seorang anaknya. Anaknya ini ia beri

anaknya ia suruh berhenti sekolah. Namun apa yang terjadi, nama Abduh.

rupanya anaknya ini tidak mau berhenti sekolah. Walaupun di hadapan ayahnya dan majikan ayahnya, ia seolah berhenti se-

Adapun si Pasya ini, ia juga mempunyai anak yang seba- kolah, namun di belakang, secara sembunyi-sembunyi ia tetap ya umurnya dengan Abduh, dan diberi nama Luthfi. Oleh Pasya,

sekolah, kendati tidak masuk kelas (Sekolah Terbuka sekarang). Luthfi anaknya ini, dimasukkan ke Sekolah Dasar (Ibtidaiyah)

Akhirnya, berkat keuletan dan kecangkalannya bersekolah, akhir- yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Pergi dan pulang, Luthfi

nya ia berhasil lulus dengan nilai raport yang sangat memuaskan. diantar jemput dengan mobil yang mewah. Pakaian dan peralatan

Dan oleh Pemerintah Mesir ia diberi beasiswa untuk meneruskan sekolahnya serba lengkap dan mahal-mahal. Berbeda dengan Ab-

sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

duh, walaupun oleh ayahnya (si tukang masak) ia juga disekolah- kan pada sekolah yang sama, namun pergi dan pulang sekolah

Berita ini rupanya sampai ke telinga si Pasya, sehingga hanya dengan berjalan kaki. Pakaian dan peralatan sekolahnya-

bangkit lagi kemarahannya. Dia membentak-bentak si tukang ma- pun serba tidak lengkap dan murah-murah. Namun kedua anak

sak : “Sudah kukatakan, anakmu tidak boleh bersekolah, anakmu ini mempunyai sifat yang berbeda. Abduh anak si tukang masak

harus menjadi tukang masak anakku kelak. Sekali lagi kuper- ini rajin belajar dan mengulangi pelajarannya di rumah. Se-

ingatkan, anakmu tidak boleh meneruskan sekolah. Kalau tidak, dangkan Luthfi, anak Pasya ini, kerjanya selalu bermalas-malas,

anakmu akan kuusir dari rumah ini”.

karena terbiasa dilayani dan dimanjakan. Akibatnya, Abduh tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai, sedangkan Luthfi sebaliknya.

Hadirin.

Melihat perbedaan yang mencolok terhadap kedua anak Abduh tetap bersikeras untuk meneruskan sekolah. De- ini. Apalagi kepandaian Abduh melebihi kepandaian Luthfi, Pa-

ngan menumpang tinggal bersama bibinya dan dengan bekal sya sering marah-marah.

biaya dari beasiswa yang ia terima, dia melanjutkan sekolah.

Pada suatu hari, dengan nada sombong ia berkata kepada Hari-hari terus berlalu, berganti bulan, berganti tahun, tukang masaknya : “Kalau anakmu kau sekolahkan juga, siapa

akhirnya ia dapat menyelesaikan sekolahnya, dan dengan beasis- nanti yang akan menjadi tukang masak anakku si Luthfi nanti.

wa pula ia terpilih meneruskan ke perguruan tinggi, dan setelah Kau sudah kuberi pekerjaan menjadi tukang masakku, maka

selesai mengikuti program pendidikan di perguruan tinggi dengan anakmu harus kau persiapkan pula menjadi tukang masak

memperoleh gelar sarjana, dan oleh pemerintah Mesir ia dikirim

µÃz_¨c°«[`oÃ×¹³[

Sepulangnya dari luar negeri, ia ditugaskan memegang “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang som- jabatan penting di sebuah kota di Mesir, sehingga terbukalah

bong” (QS. An-Nahl ayat 23).

lapangan penghidupannya dan dia sekarang hidup berkecukupan.

Semoga Allah SWT. selalu melindungi kita dari sifat- sifat yang tercela dan membukakan hati kita untuk berbuat yang

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

disenangi-Nya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Datanglah masa pembaharuan di Mesir. Gelar Pasya dihapuskan, dan pemiliknya hanya dibolehkan memiliki harta

°Àjz«[²\Àg«[µ¯ã\^w½—Ç

kekayaan yang terbatas. Mantan Pasya inipun terpaksa menjual sejumlah harta kekayaannya. Tanpa sepengetahuannya ternyata diantara pembeli yang membeli sebagian harta kekayaannya itu

°Ànz«[µ°nz«[ã[°^

adalah Abduh, anak si tukang masak tersebut. Beberapa tahun berselang, mantan Pasya itu meninggal dunia. Harta kekayaannya

−À «[`o‡\^©^y−˜Ÿ¡À§zb°«[

diwariskan kepada anaknya, Luthfi, yang kemudian menghabis- kannya untuk berpoya-poya. Luthfi akhirnya menjadi miskin dan

−À¬ŒbÅŸ°·vÀ§−˜kð«[

melarat, sehingga jangankan dapat menggaji seorang tukang masak di rumahnya, memikirkan apa yang dimasak saja untuk

−À^\^[[zÀ°¸À¬—−~y[¼

keperluan hidupnya, ia harus berpikir tujuh keliling. Demikian- lah nasib orang yang sombong, akan memperoleh balasan yang setimpal.

−Àk~µ¯ºy\ko^°¸À¯zb

Jª½§È¯¡ˆ˜§°·−˜kŸ

Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati Allah SWT.

°À•˜«[²Óz¤«[ÅŸ °¨«¼Å«ã[¦y\^

Oleh karenanya dalam kesempatan ini, kami mengajak kepada jamaah sekalian, apapun alasannya, sebagai hamba Allah

a\Ã×[µ¯¹ÀŸ\°^°§\Ã[¼Å´˜ ³¼

yang baik, maka hendaklah kita selalu berusaha untuk menjauh- kan diri dari sikap sombong dan takabbur. Karena Allah SWT.

¹b¼Øb°¨´¯¼Å´¯−_¤b¼ °À¨o«[z§x«[¼

sama sekali tidak menyukai orang-orang yang sombong :

J°Ànz«[y½ œ«[½·¹³[ ¶¼z œc~\Ÿ

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

µÀ¤c°¬«»_£\˜«[¼ µÀ°«\˜«[]yãv°o«[

¹«©Ãzƒ×¶vn¼ ã[×[¹«[ß²[v¸ƒ[

¹«½~y¼¶v_—[v°o¯²[v¸ƒ[¼

[x·Å¬—°¬~¼−‡°¸¬«[ ¶v˜^Å_³×

v°o¯ °À•˜«[ª½~z«[¼ °Ãz¨«[Á_´«[

µÃv«[¯½ÃÅ«[¹˜_bµ¯¼ ¹^\o‡[¼¹«[Ŭ—¼

°¨À‡¼[ ã[u\_—ÔÄŸ v˜^\¯[

²½¤c°«[{\Ÿv¤Ÿ ã[½¤c^¾\Ã[¼

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.

Hal yang seperti ini banyak kita jumpai dalam masya-

rakat, yakni orang-orang yang kurang mawas diri yang akibatnya

kita pada siang ini kembali bisa berkumpul di tempat yang suci A

mereka gagal dalam perjuangan hidupnya.

lhamdulillah, kita panjatkan Puji dan Syukur ke

khadirat Allah SWT. yang mana atas berkat rah- Kenapa yang sedemikian masih banyak terjadi? Hal ini mat dan karunia-Nya jualah, sehingga dapatlah

dikarenakan beberapa hal :

dan mulia ini, guna bersama-sama melaksanakan shalat Jum’at Pertama , masih banyak orang yang menganggap dirinya secara berjamaah. selalu benar sehingga enggan bermawas diri.

Muslimin Rahimakumullah.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah.

Dalam kesempatan khutbah kali ini, kami ingin mencoba Seseorang yang menganggap dirinya selalu benar, de- mengangkat satu topik tentang Mawas Diri atau Introspeksi. Ke- ngan sendirinya akan menganggap orang lain selalu salah. Maka napa topik ini kami angkat, karena mawas diri merupakan suatu bila terjadi suatu persoalan, baik dalam lingkungan keluarganya, kewajiban bagi ummat manusia, khususnya bagi orang yang perusahaannya atau organisasi yang dipimpinnya, tentu anggota beriman kepada Allah SWT. Sebab tanpa mawas diri, seseorang keluarganya, staf atau karyawan yang dipimpinnya, anggota akan sulit menemukan kekurangan yang ada pada dirinya, sulit organisasinya, akan menjadi tumpukan pelampiasan kemarahan- memperbaiki kelemahan yang ada pada dirinya. nya. Dengan kata lain mereka sering disalahkan kendati tanpa

dasar, sebab atau alasan yang rasional. Bahkan lebih fatal lagi,

kalau dalam lingkungan keluarga, mereka yang disalahkan ini

Kaum Muslimin yang berbahagia.

sering dikucilkan dalam lingkungan keluarga, mereka dicemooh

dan diusir. Kalau dalam lingkungan perusahaan, mereka diber- Dalam kenyataan hidup sehari-hari, nampaknya masih hentikan begitu saja dari pekerjaannya. Atau kalau dalam ling- banyak diantara kita yang merasa enggan untuk bermawas diri. kungan organisasi, mereka tidak diperdulikan lagi, mereka tidak Sering kita dapati, orang-orang yang tidak mau bermawas diri dilibatkan lagi dalam berbagai kegiatan, sehingga mereka merasa dalam perjuangan hidupnya, sehingga dalam setiap menghadapi terasing, yang pada akhirnya dengan sendirinya mereka keluar persoalan yang ada, mereka sering menemukan jalan buntu.

dari organisasi tersebut.

Demikian pula dalam mengatasi persoalan yang terjadi pada

perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya, sering mendapati Ingatlah bahwa, sikap yang seperti di atas tidak akan jalan yang rumit. menguntungkan, malah justeru akan merugikan diri kita sendiri,

karena hal yang sedemikian dapat mengurangi wibawa seseorang,

ã[²[ ã[[½¤b[¼ vœ«d¯v£\¯ ³

tidak betah lagi bekerja di perusahaan kita, atau tidak punya minat lagi mengikuti organisasi yang kita pimpin.

²½¬°˜b\°^zÄ_r

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan

Hadirin sekalian.

hendaklah setiap diri memperlihatkan apa yang telah diperbuat-

nya (ber mawas diri) untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Jelaslah sudah, bahwa sikap merasa enggan untuk ber- Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu mawas diri, tidak akan memecahkan persoalan, bahkan justeru

kerjakan” (QS. Al-Hasyr ayat 18).

akan menambah persoalan. Tidak akan menambah kemajuan, tapi

justeru akan menambah memunduran.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Akal sehat tentu menolak mentah-mentah terhadap sikap

yang enggan bermawas diri ini. Kenapa demikian?, karena sudah Sebab ke dua yang menjadikan kurangnya seseorang menjadi sifatnya, bahwa manusia itu mempunyai kelebihan, di- bermawas diri adalah karena khawatir akan hilang wibawanya, samping juga mempunyai kekurangan. Dalam perjalanan hidup- hilang harga dirinya, hilang kehormatannya, jika kekurangan atau nya, manusia kadang-kadang bisa benar, namun terkadang pula kelemahan yang ada pada dirinya terbongkar dan diketahui oleh bisa salah. Oleh sebab itu, sikap yang paling baik dan dapat dite- orang lain. Sehingga bagaimanapun juga ia akan tetap menjaga rima oleh akal pikiran, adalah sikap yang mengakui adanya kele- kerahasiaan kekurangan atau kelemahan dirinya. Sedapat-dapat- bihan dan adanya kekurangan. Adanya kebenaran dan adanya nya ia akan berusaha untuk menutupi segala kekurangan atau ke- kesalahan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. lemahan yang ada pada dirinya, kendatipun ia harus mengkam- Sehingga dengan demikian, bila terjadi suatu persoalan, sese-

binghitamkan orang lain.

orang tidak akan langsung menyalahkan orang lain, tetapi

terlebih dahulu ia akan mengintrospeksi dirinya sendiri. Jika Ingatlah, kekurangan atau kelemahan meskipun ditutup- ternyata di dalam dirinya ditemukan kekeliruan atau kesalahan, tutupi, dan bagaimana juapun pandainya menutupi kekurangan maka dari sanalah suatu persoalan dapat diperbaiki atau dibangun atau kelemahan, toh pada akhirnya akan ketahuan juga. Bukan- kembali, tanpa harus menyalahkan orang lain. Firman Allah SWT kah ada pribahasa, sepandai-pandainya menyimpan bang-

z•´c«¼ ã[[½¤b[[½´¯[µÃx«[\¸ÃÓ\à tidak perlu segan-segan mengakui kelemahan dan kekurangan

kai,lama-lama baunya akan keciuman juga. Oleh karena itu, kita

kita. Mungkin ini akan lebih baik, daripada kelemahan dan

mengatasi segala persoalan, ingin bertambah kewibawaan kita, orang lain, di samping kita akan malu, wibawa kita akan berku-

kuncinya, mawas diri, sekali lagi, mawas diri. rang, rasa simpati orang lain terhadap kita juga akan luntur. Orang yang suka bermawas diri, biasanya juga ia akan selalu lapang dada dalam menghadapi segala persoalan yang ada. Muslimin Rahimakumullah.

Hatinya selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran orang lain.

Marilah dengan jiwa besar kita berupaya untuk selalu ber mawas diri, mengoreksi segala kelemahan dan kekurangan yang

Ingatlah anjuran Allah SWT. :

ada pada diri kita masing-masing. Akuilah salah, kalau memang kita terlanjur berbuat salah, tanpa harus mempertimbangkan pangkat, martabat dan kedudukan kita.

[½o b °¨«−Ä£[w[[½´¯[µÃx«[\¸Ã[ÔÃ

°¨«ã[p à [½oŸ\Ÿ ¬k°«[ÅŸ

Jika kita selalu ber mawas diri, dan dengan hati terbuka

meminta orang lain agar ikut membantu mengoreksi kekeliruan

kita. Tindakan ini tentu akan menambah pengaruh dan wibawa “Hai orang-orang yang beriman, bila dikatakan kepadamu ber- kita di mata masyarakat, di samping juga segala macam persoalan lapang-lapanglah kamu di dalam majelis, maka lapangkanlah, yang mungkin akan terjadi akan dapat teratasi segera. niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu”(QS. Mu-

jadillah ayat 11).

Hadirin para jamaah sekalian.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Rasulullah SAW. adalah contoh terbaik yang patut kita

teladani, dalam hal ber mawas diri ini. Dalam banyak hal, terle- Sebab ke tiga yang menjadikan seseorang enggan berma- bih-lebih persoalan yang menyangkut ummat, beliau tidak segan- was diri, disamping dirinya selalu merasa benar dan khawatir ke- segan minta pendapat atau masukan dari para sahabatnya. Tin- hilangan wibawa, ialah karena yang bersangkutan belum pernah dakan ini sama sekali tidak menurunkan martabat dan wibawa merasakan betapa manfaat bermawas diri itu. kerasulan beliau. Malah beliau semakin dicintai, semakin dihor-

mati dan semakin disegani oleh para sahabatnya. Tidak hanya Jika seseorang tahu dan dapat merasakan betapa besar sebatas itu, bahkan orang-orang non Muslim pun memuji pribadi manfaat bermawas diri, baik bagi dirinya sendiri, bagi kelu- dan akhlak beliau ini.

arganya, bagi organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya, tentu

Adapun manfaat bermawas diri itu, antara lain sebagai mereka semakin cinta, mereka semakin mendekatinya, dan ingin berikut :

selalu bersamanya, baik di dalam suka maupun di dalam duka.

1. Secara dini dapat diketahui dan disadari akan kelemahan

Ingatlah peringatan Allah SWT. :

dirinya, sehingga dapat diperbaiki pada masa-masa yang akan datang;

d´§½«¼ °¸«d´« ã[µ¯»°ny\°_Ÿ

2. Tidak akan mudah menyalahkan orang lain, karena setiap

kesalahan yang terjadi, ia akan selalu mencermini dirinya terlebih dahulu;

©«½nµ¯ [½Œ ³× `¬¤«[”Ĭ›\”Ÿ

3. Akan memperbesar wibawanya dan mempertinggi sim-

pati orang lain terhadapnya. Terlebih-lebih kalau ia seba- “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut gai pemimpin. Sebab tidak semua pemimpin sanggup terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati bersikap mawas diri; kasar, juga tidak bermawas diri, tentulah mereka menjauhkan

4. Memberikan semangat kerja orang-orang yang dipim- diri dari sekelilingmu” (QS. Ali Imran ayat 159). pinnya, oleh karena mereka merasa dihargai hasil ker-

janya dan diperhatikan buah pikirannya;

5. Segala macam persoalan dan kendala, dengan segera

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

dapat diatasi, karena di dalam mawas diri terdapat sikap

keterbukaan/apa adanya; Dari uraian khutbah ini dapatlah kita simpulkan :

6. Memperingan beban yang dipikulnya sebagai pemimpin,

memperlancar aktivitas, mempercepat kemajuan dan Mawas diri merupakan suatu kewajiban dan keharusan

bagi setiap manusia, terutama bagi setiap Muslim; mempermudah dalam menggapai kesuksesan.

Dengan bermawas diri, segala kendala yang ada akan mudah diatasi dan segala aktivitas hidup dan kehidupan

akan mudah memperoleh kesuksesan.

Kaum Muslimin yang berbahagia.

Mawas diri merupakan pondasi bagi sikap keramah- tamahan

Seseorang yang suka bermawas diri pada umumnya

mempunyai sikap yang ramah dan lemah lembut. Dari sikap ini Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kekuatan akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang-orang kepada kita semua, sehingga kita mampu bermawas diri. Amin ya yang berada di sekitarnya. Sehingga keberadaannya di dalam

Rabbal ‘alamin.

masyarakat, di tengah-tengah ummat, laksana sebutir mutiara

°Àjz«[²\Àg«[µ¯ã\^w½—Ç

°Ànz«[µ°nz«[ã[°^

µÃx«[×[ zrÅ «²\³×[²[ zˆ˜«[¼

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI Jakarta,

¥o«\^½‡[½b¼ a\o«\ˆ«[[½¬°—¼ [½´¯[

Abdullah Gymnastiar, KH. Pilar-pilar Akhlak Mulia, MQS

Pustaka Grafika Bandung, 2002;

ÅŸ °¨«¼Å«ã[¦y\^ Jz_ˆ«\^½‡[½b¼

----------------- Indahnya Ramah, MQS Pustaka Grafika Bandung,

¹ÀŸ\°^°§\Ã[¼Å´˜ ³¼ °À•˜«[²Óz¤«[

Å´¯−_¤b¼ °À¨o«[z§x«[¼a\Ã×[µ¯

Abdul Malik Al-Qasim, Bagaimana Menjaga Hati, Darul Haq

Jakarta, 2002;

°À¬˜«[™À°«[½·¹³[ ¹b¼Øb°¨´¯¼

A. Musta’in Syafi’ie, Drs. MA. KH. Mutiara Hikmah Al-Qur’an

(Tafsir Al-Qur’an Aktual), Al-Mawardi Prima Jakarta,

J°Ànz«[y½ œ«[½·¹³[¶¼z œc~\Ÿ 2001;

Akhyar Rosyadi, Warisan Tokoh-tokoh Muslim, CV. Bintang

Pelajar Surabaya, 1994;

Abdul Aziz Al-Badri, Peran Ulama dan Penguasa, CV. Pustaka

Mantiq Solo, 1987;

Ahmad Azhar Basyir, MA. Keluarga Sakinah Keluarga Surgawi, Titian Ilahi Press Yogyakarta, 1994;

Abdul Aziz Al-Badri, Hidup Sejahtera dalam Naungan Islam,

Gema Insani Press Jakarta, 1990;

Abu Fajar Alqalami, Merengkuh Ampunan Allah, Dua Putra Abu H.F. Ramadlan, BA Tarjamah Duratun Nasihin, Mahkota Press Surabaya, 2001;

Surabaya, 1987;

Anwar Harjono, Dr. Da’wah dan Masalah Sosial Kemasyarakat- Aspihan Djarman, Drs.H. Panggilan Allah Kepada Orang-orang an, Media Da’wah Jakarta, 1987;

yang Beriman, jilid 1 dan 2, Kalam Mulia Jakarta, 1992;

Abdullah bin Jarullah, Ed. Fenomena Syukur (Berdzikir dan Departemen Agama RI, Islam dan Lingkungan Hidup, Dirjen Berpikir), Risalah Gusti Surabaya, 1994;

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2000;

Abujamin Roham, Drs.H. Shadaqah Penangkal Bala, Media

D. Rohanady, Akhlak Sosial Muslim, Pustaka Zaman Jakarta, Da’wah Jakarta, 1996;

Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy, Menggapai Kehidupan Djamaluddin Ahmad Al-Buny, Uswatun Hasanah, Mitra Pustaka Bahagia, Darul Haq Jakarta, 1999;

Yogyakarta, 1998;

Arman Arroisi, Refleksi Ajaran Tuhan, PT. Remaja Rosdakarya Fadhl Ilahi, Dr. Kunci-kunci Rizki Menurut Al-Qur’an dan As- Bandung, 1995;

Sunnah, Darul Haq Jakarta, 1998;

Abdurrahman Arroisi, KH. Keberadaan Manusia di Muka Bumi, Ghalib Ahmad Mashri, Jalan Menuju Kebahagiaan, Lentera Remaja Rosdakarya Bandung, 1997;

Jakarta, 2001;

Ali Al-Khuli, Muhammad, Islam Kaffah, Mitra Pustaka Yogya- H.S Prodjokusumo dkk. Air, Kebersihan dan Kesehatan Ling- karta, 1997;

kungan Menurut Ajaran Islam, MUI Jakarta, 1993;

Abdurrahman ‘Azam, Keagungan Nabi Muhammad SAW. Pedo- Husin Nafarin, H.MA. Bunga Rampai dari Timur Tengah, jilid 1 man Ilmu Jaya Jakarta, 1997;

dan 2, Bina Ilmu Surabaya, 1989;

Achmad Sayuti, Drs. Khotbah Cendekiawan, Pustaka Amani Hasan Al-Bana, Menuju Masyarakat Qur’ani, Pustaka Progressif Jakarta, 1996;

Surabaya, 1993;

Ali Anwar Yusuf, Drs. M.Si. Wawasan Islam, Pustaka Setia Hasan Basri, Drs. Merawat Cinta Kasih, Pustaka Pelajar Yogya- Bandung, 2002;

karta, 1999;

Harun Yahya, Bagaimana Seorang Muslim Berfikir, Robbani Muhammad Ibrahim An-Nashr, Dr. Dkk. Berjuang di Jalan Press Jakarta, 2001;

Allah, Gema Insani Press Jakarta, 1991;

HAMKA, Prof.Dr. Tasauf Modern, Yayasan Nurul Islam Jakarta, Muna Haddad Yakan, Hati-hati Terhadap Media yang Merusak 1980;

Anak, Gema Insani Press Jakarta, 1991;

---------------- Lembaga Budi, Yayasan Nurul Islam jakarta, 1980; Muhammad Qutb, Salah Paham Terhadap Islam, Pustaka Sal-

man ITB Bandung, 1982;

Hamd Hasan Raqith, Merengkuh Cahaya Ilahi, Diva Press Yogyakarta, 2002;

------------------- Konsepsi Ibadah, Gema Insani Press Jakarta,

Husein Shahab, Dialog-dialog Sufi, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2000;

Maimunah Hasan, Al-Qur’an dan Pengobatan Jiwa, Bintang

Cemerlang Yogyakarta, 2001;

Hamzah Muhammad Saleh Ajjaaj, 55 Wasiat Rasulullah SAW. Mutiara Ilmu Surabaya, 1993;

------------------- Menggapai Ridla Allah, Pustaka Nabawi

Yogyakarya, 2001;

Ibnu Qayyim Al-Jauziah, Merentas Jalan Istiqamah, Risalah Gusti Surabaya, 1994;

Mohammad Fauzil Adhim, Disebabkan oleh Cinta Kupercaya- kan Rumahku Padamu, Mitra Pustaka Yogyakarta, 2000; Imam Al-Ghazali, Tafakur Dibalik Penciptaan Makhluk, Risalah Gusti Surabaya, 1997;

Muhammad Al-Munajid, 40 Cara Mencapai Keluarga Bahagia,

Gema Insani Press Jakarta, 1998;

------------------ Dibalik Ketajaman Mata Hati, Pustaka Amani Jakarta, 1997;

M. Baharun, Sorotan Cahaya Ilahi, Pustaka Progressif Surabaya,

Ja’far S. Idris, Islam dan Perubahan Sosial, Mizan Bandung, 1989;

Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia M. Mutawalli Asy Sya’rawi, Prof.Dr. Rezeki, Gema Insani Press

Jakarta, 2002;

Jakarta, 1993;

Muhammad Al-Bahy, Dr. Masa Depan Islam, Yayasan Al- Salman bin Fahd Al-Audah, Agar Bahtera Tak Tenggelam, Risa- Mukmin Jakarta, 1999;

lah Gusti Surabaya, 1995;

Mawardi Labay El-Sulthani, KH. Halal Bihalal dan Silaturrah- Saifuddin Aman, H. MBA. Membangun Masyarakat Madani, Al- mi, PT. Al-Mawardi Prima Jakarta, 2000;

Mawardi Prima Jakarta, 2000;

M.S. Khalil, Kunci Mencari Ayat Al-Qur’an, Bina Ilmu Sura- Syamsul Rijal Hamid, Petuah-petuah Rasulullah Seputar Etika, baya, 1984;

Penebar Salam Jakarta, 1999;

Muhammad bin Abdul Aziz Al-Khudhairi, Sabar, Darul Haq Thoha Muhammad, Mencari Ketentraman Bathin, Pustaka Hik- Jakarta, 2001;

mah Perdana Jakarta, 2000;

Mustafa Al-Qudhat, Dr. Merajut Nilai-nilai Ukhuwah, Mitra Thaha Abdullah Al-Afifi, Tobat Sebagaimana Wasiat Rasulullah Pustaka Yogyakarta, 2002;

SAW. Risalah Gusti Surabaya, 1992;

Muhammad Thalib, Drs. 25 Ciri Keluarga Sakinah Penuh Ber- Tutty Alawiyah AS, Dra.H. Membangun Kesadaran Beragama, kah dan Langkah Mewujudkannya, Irsyad Baitus Salam

Yayasan Alawiyah Jakarta, 1999;

Bandung, 2001; Usep Romli HM. Percikan Hikmah Berdialog Dengan Hati -------------------- Konsep Islami Pembinaan Keluarga Sakinah

Nurani, Remaja Rosdakarya Bandung, 1999; Penuh Berkah, Irsyad Baitus Salam Bandung, 1999; Uwes Al-Qorni, 60 Bahaya Lisan, Remaja Rosdakarya Bandung, Nashr Sulaiman Al-Umar, Hakekat Kebahagiaan, Media Da’wah

Jakarta, 1995; ---------------------- 60 Penyakit Hati, Remaja Rosdakarya Ban- Nurcholish Majid, Dr. Dkk. Serial Khutbah Beragama di Abad

dung, 2000;

Dua Satu, Zikrul Hakim Jakarta, 2000; Yahya bin Hamzah, Imam, Kiat Mengendalikan Nafsu, Remaja Syamsul Rijal Hamid, Ridho Allah Tergantung Ridha Orangtua,

Rosdakarya Bandung, 2001;

Cahaya Salam Jakarta, 2001 Yusuf Qardhawi, Dr. Kenapa Kita Islam, Gema Insani Press Shafwat ‘Abdul Fattah Mahmud, Jujur, Bintang Cemerlang

Jakarta, 1997;

Yogyakarta, 2001;