HASIL PENYELIDIKAN

IV. HASIL PENYELIDIKAN

Setelah dianalisis, semua data hasil penyelidikan harus disajikan dengan cara sederhana, ringkas tapi jelas dan informatif, dalam bentuk tekstual, tabular dan grafik atau kombinasi.

A. Kepastian Diagnosa

Bagian pertama dari bab hasil penyelidikan adalah hasil pemeriksaan/verifikasi terhadap diagnosa yang telah dipergunakan untuk menetapkan kasus. Bila kasusnya sangat banyak, dan pemastian diagnosanya tidak fleksibel, verifikasi cukup dilakukan terhadap sampel kasus.

B. Penetapan KLB

Untuk menetapkan terjadinya KLB, sajikan data W2 selama 5 tahun terakhir. Tunjukkan bahwa memang terjadi pelonjakan kasus bila dibandingkan dengan jumlah kasus yang “biasa”. Perlu diingat bahwa data W2 tersebut mungkin kurang valid atau reliabel, oleh karena itu perlu dikonfirmasi atau di cross-check dengan data lain misalnya LB1, RL 2a, dan RL 2b serta data dari laboratorium baik swasta maupun pemerintah yang ada di daerah itu yang mungkin memberikan data yang lebih lengkap.

Bila ternyata memang telah terbukti terjadi KLB, tetapkan waktu mulai terjadinya KLB tersebut dengan menentukan titik peningkatan kasus yang disajikan dalam grafik batang. Penetapan waktu ini sangat penting artinya dalam menetapkan sumber penularan, karena dengan mengetahui lama pemaparan, akan dapat diduga di mana seorang penderita tertular oleh sumber penularan.

C. Deskripsi KLB

Dalam bab ini digambarkan bagaimana besarnya (magnitude) dari KLB yang sedang terjadi, karakteristik kasus menurut variabel orang (misalnya umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya), variabel tempat (desa mana, lingkungan topografis, lingkungan fisik, lingkungan udara/kimia), dan variabel waktu (misalnya bulan tertentu, musim penghujan/kemarau, musim panen/tanam dan sebagainya). Periksa apakah memang ada pengelompokan (clustering) kasus berdasarkan variabel-variabel tersebut.

Secara sistematis sajikan data dalam sub judul berikut ini :

1) Daftar kasus

Sajikan jumlah kasus dari minggu ke minggu berikutnya. Berdasarkan diagnosanya, kelompokkan kasus dalam definite, probable dan suspect. Sajikan dalam bentuk grafik garis (line curve), sehingga bisa diamati puncak kejadian, periode terjadinya KLB.

2) Deskripsi kasus menurut variabel tempat, orang dan waktu

Sajikan kurva epidemi dan tabel silang yang menggambarkan jumlah kasus versus variabel tempat, orang dan waktu seperti yang dijelaskan di atas. Sajikan pula spot map yang menggambarkan distribusi kasus berdasarkan tempat tinggal kasus.

3) Lama pemaparan

Dalam bagian ini sajikan data tentang masa epidemi dan masa inkubasi berdasarkan data primer (wawancara dengan kasus) maupun lama pemaparan secara teoritis.

4) Attack rate menurut golongan umur

Sebagai pelengkap dari penyajian data, jumlah kasus versus variabel orang, tempat, dan waktu, hitung attack rate menurut pengelompokan karakteristik.

5) Populasi risiko tinggi

Berdasarkan data yang telah disajikan di atas, tetapkan populasi dengan risiko untuk terserang penyakit yang sedang berjangkit, baik menurut variabel orang, tempat dan waktu.

D. Identifikasi Sumber dan Cara Penularan

Bila dilakukan studi kasus kontrol, sajikan hasil studi ini dalam bagian ini, dengan urut-urutan sebagai berikut :

1) Hasil penelitian kasus kontrol

2) Sajikan perhitungan odds ratio ke faktor-faktor risiko terhadap terjadinya penyakit. Faktor risiko yang mempunyai odds ratio terbesar dan bermakna, mempunyai potensi untuk menjelaskan sumber dan cara penularan (meskipun tidak selalu demikian) Sumber penularan

Untuk menetapkan sumber penularan, selain dengan menggunakan odds ratio, bisa juga digunakan indeks kasus, terutama pada kasus yang Untuk menetapkan sumber penularan, selain dengan menggunakan odds ratio, bisa juga digunakan indeks kasus, terutama pada kasus yang

3) Cara penularan

Untuk menetapkan cara penularan, selain dengan menggunakan indeks kasus, odds ratio juga harus dipertimbangkan semua faktor lain (misalnya sosial budaya, geografi, topografi dan sebagainya) yang tidak tercakup dalam studi kasus kontrol.