Buku Panduan tugas akhir Lapangan

BUKU PANDUAN MATA KULIAH LAPANGAN

Disusun Oleh :

Suharyanto Supardi Dibyo Pramono Haripurnomo Kushadiwijaya Hari Kusnanto Citra Indriani Riris Andono Ahmad

Minat Utama Epidemiologi Lapangan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM

PENGANTAR

B uku ini ditujukan untuk memberi panduan pada mahasiswa dalam menulis dan melaporkan kegiatan tugas lapangan selama melakukan kegiatan magang.

Buku ini memuat SOP untuk penilaian dan pengumpulan lapangan tugas lapangan, dan silabus dari masing-masing tugas lapangan serta panduan penyusunan laporan.

Pada dasarnya, sistematika setiap laporan akhir mata kuliah lapangan baik yang diselenggarakan dalam semester I maupun semester berikutnya, menggunakan pola yang sudah ditentukan oleh Program Pascasarjana di Buku Petunjuk

dan Tesis (http://ph- gmu.org/test/admisi/download/panduan_tesis.pdf). Akan tetapi, berhubung tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh para peserta program ini bersifat spesifik dan publikasi ilmiah merupakan tuntutan di era ini untuk mengkomunikasikan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan tugas lapangan, maka telah dilakukan modifikasi terhadap bentuk laporan yang telah baku tersebut. Namun demikian, dalam modifikasi tersebut telah diusahakan agar tidak meninggalkan lineraritas alur pikir dan penuangan secara logis sebagaimana layaknya sebuah karya tulis ilmiah.

Sudah barang tentu, sistematika ini bersifat sangat fleksibel, mengingat masalah kesehatan masyarakat yang dijumpai sangat variatif. Oleh karena itu, petunjuk ini lebih disiapkan sebagai pedoman dalam menyusun tugas lapangan bukan merupakan buku petunjuk yang baku untuk sistematika penulisan laporan

Sebagaimana halnya sebuah karya ilmiah, laporan akhir mata kuliah lapangan akan terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Pedoman ini juga disajikan dalam 4 bagian yaitu: (1) penjelasan tentang bagian awal, (2) uraian tentang bagian utama, (3) bagian akhir, dan (4) lampiran, yang mencakup contoh-contoh halaman judul, halaman pengesahan dan sebagainya.

Bagian awal adalah sama untuk setiap laporan, akan tetapi tidak demikian halnya dengan bagian utama. Berhubung bagian utama dari tiap-tiap laporan berbeda-beda strukturnya, maka pedoman penulisan disajikan satu-persatu, meskipun kadang-kadang terjadi pengulangan yang tidak terhindarkan.

Pada akhir buku ini juga menjelaskan sistematika penulisan abstrak. Pedoman ini tidak mencakup tentang Tata Cara Penulisan (seperti ukuran dan

jenis kertas, warna sampul, pengetikan, bahasa, dan cara penomoran dan sebagainya) karena hal ini sudah diuraikan secara jelas dalam Buku Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Sistematika dan pedoman penulisan laporan ini masih banyak kelemahannya, oleh karena itu saran dan kritik akan sangat diharapkan. Penyempurnaan akan terus dilakukan hingga diperoleh sistematika dan pedoman penulisan yang baku.

SOP PENILAIAN LAPORAN

1. Laporan disetujui oleh Pembimbing Lapangan (PL) dengan mendapatkan tanda tangan pengesahan pada lembar pengesahan.

2. Disetujui oleh Pembimbing Akademik (PA) dengan mendapatkan tanda tangan pengesahan pada lembar pengesahan.

3. Melaporkan ke sekretariat akademik, dengan menunjukkan lembar pengesahan yang telah ditandatangani oleh Pembimbing Akademik (PA)dan Pembimbing Lapangan (PL).

4. Sekretariat akademik memberikan lembar penilaian untukPembimbing Akademik (PA) dan Pembimbing Lapangan (PL) untuk mendapatkan nilai akhir. Penilaian meliputi aspek kognisi, aspek afektif dan aspek psikomotor.

5. Mengumpulkan lembar penilaian ke sekretariat akademik dalam amplop tertutup.

6. Penilaian PL dan PA berupa angka, nilai akhir merupakan rerata nilai angka dari kedua pembimbing, dan sekretariat akademik akan melakukan konversi nilai huruf berdasarkan hasil rerata kedua nilai angka.

LEMBAR PENILAIAN MAHASISWA

Nama mahasiswa : NIM

: Judul tugas lapangan :

NO

ASPEK YANG DINILAI

NILAI ANGKA

I. KOGNITIF (rata-rata dari I.1 –I.3)

1. Materi

2. Metodologi

3. Sistematika, Bahasa dan Tata tulis

II AFEKTIF

menanggapi pendapat orang lain selama proses pembelajaran, menghargai orang lain, mengajukan pertanyaan

pembelajaran, menyampaikan

selama

proses

proses pembelajaran,

ide/pendapat

selama

kelompok, mengatur atau mengorganisasi serta kesungguhan dan keaktifan selama proses pembelajaran.

ranah ini meliputi perilaku mahasiswa selama proses pembelajaran. Meliputi perilaku yang ditunjukkan karya siswa yang menunjang kompetensi dalam tugas lapangan yang dikerjakan (penguasaan) serta perilaku professional sebagai epidemiolog lapangan yang ditugaskan di institusi kesehatan.

TOTAL ANGKA

 form penilaian ini cukup diberikan nilai angka dikolom sisi kanan

NILAI ANGKA …….., ………………., ….

A : 3,46 – 4,00 Pembimbing Lapangan/Akademik B+ : 3,25 – 3,45

B : 3,00 – 3,24

C :<3,00 (nama)

SOP PENGUMPULAN LAPORAN

1. Menyerahkan file/soft copy laporan tugas lapangan dengan lengkap dalam bentuk PDF File lengkap berisi : -

Dokumentasi lengkap proses penyusunan tugas lapangan

o Latar belakang o Tinjauan Pustaka o Metodologi o Data dan Analisa

 Dalam analisa termasuk do file / syntax o Hasil

o Pembahasan dan Saran o Lampiran

 Kuesioner  Informed Consent  Lembar persetujuan  Leaflet/ Progress report  Lain-lain

o Referensi  Daftar referensi

 Semua bahan referensi yang digunakan untuk menulis mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan dan pembuatan saran

o Dokumentasi kegiatan -

Laporan

o Judul o Lembar pengesahan o Abstrak bahasa Indonesia dan bahasa Inggris o Laporan dalam bentuk naskah publikasi berbahasa Indonesia

 Penulis -

Penulis merupakan karyasiswa, pembimbing lapangan dan pembimbing akademik, dan orang lain yang ikut terlibat dan berkontribusi dalam proses penulisan laporan ini.

Penetapan orang lain dalam penulisan laporan disepakati dengan pembimbing lapangan dan akademik. Karyasiswa akan menjadi penulis pertama, nama karyasiswa ditulis pertama kali dalam urutan penulis, urutan penulis untuk pembimbing akademik dan pembimbing lapangan dan penulis lain didiskusikan dengan kedua pembimbing

 Pendahuluan  Metodologi  Hasil  Pembahasan  Kesimpulan dan Saran  Ucapan terima kasih (acknowledgement)

- Pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan tugas lapangan

- Penyandang dana -

Lain-lain,bila dianggap penting namun kontribusinya tidak cukup sebagai penulis

 Daftar pustaka metode Harvard  PDF file diberikan bookmark daftar isi

Gambar 1 : Contoh bookmark

KALENDER AKADEMIK TAHUN AKADEMIK 2014/2015

I 26Agustus 2014 Kuliah Perdana IKM & Welcome Party

1 hari

27 Agustus 2014

Kuliah Perdana UGM

1 hari

7 September 2014

Orientasi Kampus

Libur semester 1

Kegiatan Lapangan

6 minggu

II 2 Februari 2015 -

Kegiatan Lapangan

Libur Semester 2 dan Libur Lebaran

3 minggu

3 minggu III

27 Juli 2015 -

28 Agustus 2015

Kegiatan Lapangan

Libur Semester 3

Kegiatan Lapangan

Seminar Proposal

1 minggu

IV 15 Februari 2016 -

11 Maret 2016

Penulisan Karya Ilmiah Tugas Lapangan

5 minggu & Seminar Hasil Tugas Lapangan

14 Maret 2016 -

18 Maret 2016

Libur Semester 4

Kegiatan Lapangan Tesis

Seminar Hasil Tesis dan Ujian Tesis

5 minggu

25 Oktober 2016

Wisuda

SILABUS

ANALISIS MASALAH KESEHATAN

KUI 726

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk mengasah kemampuan karyasiswa dalam melakukan analisis masalah kesehatan dan menetapkan prioritas masalah kesehatan setempat.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu melaksanakan suatu analisis situasi dan analisis masalah kesehatan setempat dan menyajikannya dalam suatu laporan komprehensif yang mencakup : besar dan jenis masalah kesehatan dan distribusinya menurut variabel orang, tempat, dan waktu, faktor-faktor yang terkait dengan masalah kesehatan yang ditemui, dan penetapan skala prioritas dari masalah-masalah tersebut.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan analisis masalah kesehatan setempat di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN No

Kegiatan

1 Pengumpulan data geografis, data demografis, data sosial ekonomi, data sarana dan tenaga kesehatan, data masalah kesehatan masyarakat, data upaya pelayanan kesehatan atau data struktur organisasi

2 Identifikasi masalah kesehatan atau masalah dalam progam kesehatan

3 Penetapan prioritas masalah kesehatan atau prioritas dalam program kesehatan yang menjadi prioritas

4 Analisis penyebab masalah kesehatan prioritas

5 Penetapan rekomendasi untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas.

5. METODE EVALUASI

 Proposal 

Laporan akhir 

Supervisi lapangan 

Presentasi di lapangan

EVALUASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SURVEILENS

KUI 721

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk mengasah kemampuan karyasiswa dan menerapkan ilmu evaluasi dan implementasi sistem surveilans penyakit.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap suatu sistem surveilens yang sedang berjalan berdasarkan

atribut-atribut surveilens, mengenali/mengidentifikasi kelemahan yang ada, melakukan intervensi, dan mengamati perubahan yang terjadi.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan evaluasi dan implementasi sistem surveilans di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN No

Kegiatan

1 Penetapan masalah kesehatan yang sistem surveilens-nya hendak dievaluasi.

2 Penyusunan kuesioner untuk mengevaluasi kelemahan sistem surveilens yang ada.

3 Pelaksanaan evaluasi (dengan rapid survey).

4 Identifikasi kelemahan sistem surveilens.

5 Analisis penyebab kelemahan sistem surveilens.

6 Penetapan jenis intervensi untuk mengatasi kelemahan sistem surveilens.

7 Implementasi/intervensi.

8 Evaluasi terhadap output dan outcome.

9 Penyusunan laporan

5. METODE EVALUASI

 Proposal 

Laporan akhir 

Supervisi lapangan 

Presentasi di lapangan

SKRINING MASALAH KESEHATAN

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mulai angkatan tahun 2014, mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan pilihanyang ditujukan untuk melatih dan mengasah kemampuan karyasiswa dalam melakukan skrining masalah kesehatan masyarakat.Tugas lapangan skrining dapat dikerjakan sebagai bagian dari studi epidemiologi analitik.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu merancang, mengelola, dan mengevaluasi suatu program skrining masalah kesehatan masyarakat, yang mencakup : assessment untuk kebutuhan skrining, penetapan kelompok sasaran, penetapan uji diagnostik dan baku emas, pengelolaan tim skrining, analisis hasil skrining, dan penetapan rekomendasinya.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan skrining masalah kesehatan masyarakat di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN No

Kegiatan

1 Penetapan masalah kesehatan yang akan dilakukan skrining.

2 Penetapan tujuan dari skrining

3 Penetapan sasaran skrining.

4 Penetapan baku emas.

5 Penetapan/pemilihan uji diagnostik.

6 Penghitungan sensitifitas, spesifisitas, PPV dan NPV.

7 Penetapan rekomendasi

8 Penyusunan laporan

5. METODE EVALUASI

 Proposal 

Laporan akhir 

Supervisi lapangan  Presentasi di lapangan

STUDIEPIDEMIOLOGI ANALITIK

KUI 723

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk melatih dan mengasah kemampuan karyasiswa dalam melakukan penelitian epidemiologi analitik.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu merencanakan, melakukan, dan menulis laporan penelitian epidemiologi dengan rancangan analitik, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko penyakit atau masalah kesehatan, dalam rangka untuk meningkatkan upaya-upaya preventif dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan program kesehatan masyarakat.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan penelitian epidemiologi analitik di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN No

Kegiatan

1 Penetapan masalah penelitian.

2 Penetapan tujuan penelitian.

3 Penyusunan kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.

4 Penyusunan hipotesis.

5 Pemilihan rancangan penelitian.

6 Penetapan variabel penelitian.

7 Penetapan subjek (populasi dan sampel) penelitian.

8 Pengembangan instrumen penelitian.

9 Penetapan cara analisis data.

10 Penulisan laporan penelitian.

5. METODE EVALUASI

 Proposal 

Laporan akhir 

Supervisi lapangan  Presentasi di lapangan

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT

KUI 724

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk melatih dan mengasah kemampuan karyasiswa dalam melakukan evaluasi program kesehatan masyarakat.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi suatu program kesehatan masyarakat secara komprehensif dan sistematik, yang mencakup aspek-aspek :input, proses, output, dan outcome.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan evaluasi program kesehatan masyarakat di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN No

Kegiatan

1 Pemilihan program kesehatan masyarakat yang hendak dievaluasi.

2 Penetapan indikator-indikator evaluasi.

3 Penetapan instrumen evaluasi.

4 Penetapan metode dan rancangan evaluasi.

5 Pengumpulan data (aspek :input, proses, output, dan outcome)

6 Analisis data secara deskriptif (variabel input dan proses) maupun secara analitik (variabel output dan outcome), termasuk analisis ekonomi (cost benefit analysis, cost effectiveness analysis, etc).

7 Penulisan laporan.

5. METODE EVALUASI

 Proposal 

Laporan akhir 

Supervisi lapangan 

Presentasi di lapangan

PENYIDIKAN KLB

KUI 725

1. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lapangan yang ditujukan untuk melatih dan mengasah kemampuan karyasiswa dan menerapkan ilmu penyelidikan kejadian luar biasa.

2. TUJUAN MATA KULIAH

Karyasiswa mampu mengenali, menetapkan, mengidentifikasi source of infection dan mode of transmission suatu kejadian luar biasa, serta memberikan rekomendasi kepada pengambil keputusan tentang upaya-upaya penanggulangannya dan upaya pencegahan agar KLB serupa tidak terjadi di masa yang akan datang.

3. METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode di luar kelas, karyasiswa ditugaskan ke institusi kesehatan dalam hal ini dinas kesehatan dan melakukan penyelidikan kejadian luar biasa setempat di bawah supervisi dosen pembimbing.

4. MATERI PEMBELAJARAN No

Kegiatan

1 Konfirmasi terhadap informasi awal KLB.

2 Pengkajian terhadap etiologi dan perjalanan alamiah penyakit yang diduga sedang terjadi KLB.

3 Penyusunan hipotesis mengenai sumber dan cara penularan pada KLB tersebut.

4 Penetapan kriteria diagnosis.

5 Penyusunan instrumen pengumpulan data.

6 Penemuan kasus-kasus tambahan.

7 Penetapan KLB : deskripsi menurut variabel tempat, orang, dan waktu, penyajian kurva epidemik, dan perhitungan attack rate.

8 Penetapan source of infection dan mode of transmission.

9 Merumuskan rekomendasi tentang cara penanggulangan KLB kepada pengambil keputusan.

10 Penyusunan laporan.

5. METODE EVALUASI

 Proposal 

Laporan akhir 

Supervisi lapangan 

Presentasi di lapangan

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN TUGAS LAPANGAN

BAGIAN AWAL

Sesuai dengan Buku Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis, bagian awal dari laporan ilmiah berisi :

I. HALAMAN JUDUL

Halaman ini merupakan halaman sampul depan laporan. Halaman ini berisi judul laporan, nama penyusun (ditulis tanpa gelar), nomor mahasiswa, dan instansi yang dituju, ialah Minat Utama Epidemiologi Lapangan, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada serta tahun penulisan laporan.

II. HALAMAN PENGESAHAN

Setiap laporan yang diserahkan kepada pengelola program harus sudah diseminarkan di lapangan.Dalam seminar tersebut dilakukan penilaian terhadap cara penyajian, isi, sistematika dan metodologi. Penilaian sekurang-kurangnya dilakukan oleh : (1) Pembimbing Akademik dan (2) Pembimbing Lapangan. Bila mungkin, ditambah dengan Pembimbing Kampus yang bidang keahliannya sesuai dengan tema laporan yang ditulis. Bila dalam seminar tersebut banyak sanggahan yang menuntut perbaikan laporan, revisi harus dilakukan sebelum penyerahan laporan. Oleh karena itu, dalam halaman pengesahan akan terdiri dari :

A. Judul laporan

Judul laporan sama dengan yang tertulis pada halaman judul.

B. Maksud penulisan laporan

Ialah untuk melengkapi pelaksanaan mata kuliah lapangan, misalnya Penyidikan KLB (KUI 725).

C. Pengesahan Pembimbing/Penguji Seminar

Untuk menyakinkan apakah laporan yang ditulis sudah memenuhi standar sebuah laporan ilmiah dan apakah semua perbaikan laporan sudah dilakukan, laporan perlu mendapat pengesahan dari Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan dan seorang Pembimbing Kampus.

III. INTISARI/ ABSTRAK

Intisari ditulis dengan panjang tidak melebihi 2.300 karakter (termasuk spasi).Oleh karena itu, intisari harus ditulis secara singkat tetapi lengkap dan informatif. Intisari lazimnya mencakup : tujuan, cara dan hasil penelitian, yang masing-masing disajikan dalam satu alenia. Intisari dibuat dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris/Abstract. (lihat pedoman pembuatan abstrak di halaman 48)

ANALISIS MASALAH KESEHATAN (ANALISIS SITUASI)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bagian ini disajikan alasan yang relevan dilakukan analisis situasi masalah kesehatan.

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya analisis situasi masalah kesehatan dideskripsikan dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

II. SITUASI WILAYAH atau PROGRAM

Bagian ini sangat tergantung dengan analisis situasi yang akan atau sedang dikerjakan. Sebagai contoh melakukan analisis situasi campak di Indonesia yang berkaitan dengan peningkatan penolakan terhadap imunisasi maka mahasiswa bisa menggunakan pendekatan analisis pasar diantaranya adalah 5 C yaitu Consumer, Company, Competitors, Collaborators, Context atau Climate atau PEST analisis yaitu faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor teknologi. Bagian dibawah ini diadopsi dari petunjuk sebelumnya dan baru mencakup situasi wilayah yang meliputi kondisi geografis, demografis, social ekonomi dan sarana dan prasarana.

A. Kondisi Geografis

Sajikan keadaan geografis wilayah yang sedang dianalisis, yang mencakup : letak wilayah, batas-batas wilayah, iklim, keadaan alam, curah hujan dan karakteristik lainnya yang mungkin berkaitan dengan terjadinya penyakit di wilayah itu.

B. Kondisi Demografis

Dalam bagian ini disajikan secara terinci distribusi penduduk menurut kelompok umur (jika perlu dengan piramidanya), angka pertambahan penduduk (kelahiran dan kematian) dan tingkat migrasinya.Dari data tersebut bisa dihitung pula tingkat kepadatan penduduk di wilayah itu.

C. Kondisi Sosial Ekonomi

Sajikan dalam bagian ini: jenis pekerjaan penduduk, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan dependency ratio-nya. Selain itu sajikan pula karakteristik penduduknya secara sosiologis yang mungkin berpengaruh terhadap terjadinya dan distribusi penyakit di wilayah itu.

D. Kondisi Sarana dan Tenaga Kesehatan

Dalam bagian ini uraikan semua jenis sarana kesehatan yang ada di wilayah itu. Termasuk di dalamnya adalah : unit-unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, laboratorium klinik pemerintah dan swasta, dokter praktek, bidan dan paramedis praktek, posyandu dan sebagainya. Selain itu disajikan pula rincian tentang jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang ada di unit-unit pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas, rumah sakit dan dinas kesehatan) di wilayah itu serta rationya terhadap jumlah penduduk.

III. TINJAUAN MASALAH KESEHATAN

Apabila masalah kesehatan yang akan dianalisis adalah masalah kesehatan spesifik sebagai contoh gizi buruk atau HIV atau diabetes mellitus di Kabupaten

XX maka sajikanlah derajat kesehatan, upaya pelayanan kesehatan yang relevan dengan masalah kesehatan yang dianalisis.

A. DerajatKesehatan/ Situasi Masalah Kesehatan

(Disesuaikan dengan analisis masalah yang dikerjakan apakah ruang lingkupnya masalah kesehatan di satu kabupaten/wilayah atau spesifik masalah kesehatan tertentu)

1. Tingkat Kematian

Sajikan indikator tingkat kematian utama yang dicapai daerah yang bersangkutan (misalnya : angka kematian kasar, angka kematian ibu, angka kematian bayi, dsb.).

2. Angka Kesakitan

Dalam bagian ini disajikan data dan fakta mengenai tingkat kesakitan (baik prevalensi maupun insidensi) yang ditemukan dari laporan unit pelayanan kesehatan (puskesmas dan rumah sakit) baik yang rawat jalan maupun rawat inap, serta angka kesakitan yang ditemukan di masyarakat.

3. Status Gizi

Sajikan status gizi masyarakat di daerah tersebut terutama pada balita.

B. Upaya Pelayanan Kesehatan

Dalam judul ini sajikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh program di Dinas Kesehatan Dati II Kabupaten, termasuk di dalamnya adalah :

1. Kegiatan KIA

2. Kegiatan Gizi

3. Kegiatan P2M

4. Kegiatan PKM

5. Kegiatan Kesehatan Lingkungan

6. Kegiatan Penyelidikan KLB Bila AMK yang dilakukan adalah masalah kesehatan spesifik maka upaya

pelayanan kesehatan yang disajikan adalah yang terkait dengan masalah kesehatan tersebut.

C. Identifikasi Masalah Kesehatan/Program Kesehatan Dari gambaran keadaan kesehatan tersebut di atas, kemudian diberlakukan

penetapan penyakit atau masalah kesehatan yang masih menjadi beban daerah setempat. Penetapan penyakit-penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut menggunakan kriteria misalnya: tingkat disabilitasnya (untuk penyakit kronik), kelompok penduduk yang menderita, tingkat atau akselerasi penularannya.

IV. PENETAPAN MASALAH PRIORITAS/ PROGRAM PRIORITAS

A. Teknik Penetapan Masalah/Program Prioritas

Berdasarkan penetapan atau identifikasi masalah kesehatan yang diperoleh, kemudian dilakukan penetapan masalah kesehatan prioritas. Dengan kata lain, akan dilakukan penjenjangan atau urutan prioritas masalah kesehatan yang ada. Untuk menetapkan prioritas masalah, dikenal beberapa macam teknik.Pilih salah satu teknik penetapan prioritas, sajikan alasan mengapa teknik itu yang dipilih, dan deskripsikan bagaimana teknik itu digunakan.

B. Penetapan Masalah/ Program Prioritas

Dengan teknik yang sudah ditetapkan di atas, lakukan penetapan masalah kesehatan prioritas.Harap diperhatikan bahwa penetapan prioritas masalah biasanya tidak selalu objektif. Oleh karena itu, penetapan prioritas masalah kesehatan yang dilakukan oleh suatu tim dan oleh satu orang saja, bisa berbeda hasilnya.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Dalam bagian ini sajikan saran-saran pemecahan masalah kesehatan prioritas yang telah ditetapkan, baik secara teknis maupun statistik.

CATATAN

Tugas analisis situasi masalah kesehatan (AMK)disesuaikan dengan kebutuhan dari institusi tempat magang. AMK ini tidak terbatas pada analisis keseluruhan masalah kesehatan di daerah tempat magang tetapi sangat dimungkinkan untuk melakukan analisis masalah kesehatan spesifik yang dirasa menjadi masalah dan dibutuhkan analisisnya untuk mengetahui situasi dan kondisi masalah kesehatan tersebut yang nantinya akandigunakan untuk pengendalian. Demikian halnya AMK ini akan disertai dengan prioritasi masalah kesehatan apabila yang dilakukan adalah AMK untuk semua penyakit yang ada di daerah tempat magang, namun bila yang dilakukan adalah analisis situasi masalah kesehatan spesifik, maka prioritasi dapat dilakukan untuk program atau kegiatan program yang akan/dapat dilakukan untuk pengendalian masalah kesehatan tersebut.

EVALUASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SURVEILENS

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai latar belakang, sajikan masalah kesehatan masyarakat yang sistem surveilensnya akan diintervensi. Deskripsinya mencakup morbiditas (insidensi dan prevalensi), disabilitasnya serta mortalitasnya.Bandingkan beban sakit daerah setempat dengan data yang berskala nasional dan regional.

Sajikan alasan-alasan yang mendorong untuk dilakukannya analisis terhadap sistem surveilens.Misalnya pengamatan sepintas tentang ketidaklengkapan data surveilens, data surveilens tidak bisa mengungkap atau mendeteksi peningkatan kasus atau mungkin belum ada sistem pelaporan untuk penyakit tertentu.

B. Tujuan

Jelaskan tujuan umum dari evaluasi atau analisis terhadap sistem surveilens ini.Tujuan umum dari analisis ini adalah untuk mengetahui kelemahan suatu sistem surveilens.Bila sistem surveilensnya belum ada, tujuan umum adalah untuk mengetahui kebutuhan suatu sistem surveilens untuk penyakit tertentu, bila sistem yang sudah ada tidak bisa mencakup masalah kesehatan atau penyakit tersebut.

II. PELIBATAN STAKEHOLDER

Stakeholder dapat memberikan input yang dapat menjamin bahwa evaluasi suatu sistem surveilans dapat memberikan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini muncul dalam pelaksanaan sistem surveilans dan menilai atribut dari sistem surveilans yang dievaluasi dan hasil yang didapatkan dapat diterima dan berguna. Dalam konteks ini, stakeholder dalam evaluasi sistem surveilans ini adalah orang-orang atau organisasi yang menggundakan data untuk promosi gaya hidup sehat, untuk pencegahan dan pengendalian penyakit, cedera atau suatu paparan yang merugikan;

III. ANALISIS KELEMAHAN/KEBUTUHAN SISTEM SURVEILENS Deskripsi Sistem Surveilens yang Dievaluasi

Sebelum menganalisis pelaksanaan suatu sistem surveilens di daerah kerja tertentu,perlu disajikan terlebih dahulu deskripsi sistem yang ada. Jelaskan sistem tersebut secara sistematis mulai dari tujuan sistem, manajemen organisatoris, job description termasuk di tingkat mana keputusan atau umpan balik dilakukan, path atau jalur informasi yang dilalui, jenis data yang dilaporkan, form-form pendukungnya secara operasional, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pelaporan informasi misalnya validitas dan reliabilitasnya dan sebagainya. Deskripsi ini sangat penting karena akan dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai pelaksanaan sistem surveilens di daerah kerja tertentu. Deskripsi sistem ini meliputi:

1. Deskripsi dari pentingnya masalah kesehatan masyarakat dari masalah atau penyakit yang diamati secara terus menerus 

Indeks –indeks frekuensi dari penyakit yang diamati 

Indeks-indeks keparahan 

Disparitas atau inekuitas yang berhubungan dengan penyakit yang diamati

 Biaya yang berhubungan dengan penyakit atau masalah kesehatan yang diamati

 Kemampuan untuk dicegah 

Akibat dari masalah atau penyakit yang diamati bila intervensi tidak dilakukan

 Ketertarikan publik

2. Deskripsi dari tujuan dan bagaimana sistem surveilans berjalan 

Tujuan dan manfaat dari sistem 

Rencana pemanfaatan data dari sistem yang berjalan

Masalah kesehatan yang diamati, termasuk definisi kasus

 Otoritas legal untuk pengumpulan data 

Letak sistem dalam organisasi 

Level integrasi dengan sistem lain, bila ada 

Bagan alur dari sistem yang berjalan 

Komponen dari sistem, yang meliputi populasi yang diamati, jangka waktu pengumpulan data, bagaimana pengumpulan datanya, sumber data, manajemen data, data analisis dan diseminasi, privasi pasien, kerahasiaan data dan keamanan sistem (data), program managemen pencatatan

3. Deskripsi sumberdaya yang digunakan untuk mengoperasikan sistem surveilans 

Sumber pembiayaan 

Kebutuhan personel 

Sumber daya lain yang ada

IV. MEMFOKUSKAN DESAIN EVALUASI

Arah dan proses evaluasi harus terfokus untuk memastikan bahwa waktu dan sumberdaya yang digunakan dapat sefisien mungkin. Berdasarkan uraian tentang deskripsi sistem surveilans yang ada diatas, maka langkah berikutnya adalah memfokuskan desain dari evaluasi yang akan dilakukan, hal ini meliputi:

1. Menentukan tujuan khusus dari evaluasi (contoh: perubahan praktek dalam dalam pencatatan)

2. Identifikasistakeholderyang akan menerima hasil evaluasi dan rekomendasi

3. Pertimbangkan apa yang akan dilakukan dengan informasi yang dihasilkan dari evaluasi yang dilakukan (manfaat atau kegunaan yang diinginkan)

4. Menspesifisikkan pertanyaan pertanyaan yang akan dijawab melalui evaluasi

5. Menetapkan standar untuk menilai performa sistem yang ada Pendekatan untuk menetapkan standar ini meliputi kajian dari literatureilmiah yang terbaru untuk masalah kesehatan yang diamati (contoh: pedoman, jurnal, dll) dan atau konsultasi dengan ahli yang sesuai termasuk pengguna data.

Desain evaluasi dapat sederhana ataupun menjadi kompleks, hal ini disesuaikan dengan pertanyaan spesifik yang akan dijawab oleh evaluasi yang akan dilakukan. Desain evaluasi yang efektifdidukung oleh pertama pemahaman stakeholder tentang tujuan spesifik dari evaluasi dan yang kedua adalah orang-orang yang memerlukan hasil temuan dan rekomendasi berkomitmen untuk menggunakan informasi yang didapatkan dari evaluasi ini.

V. MENDAPATKAN BUKTI YANG CREDIBLE UNTUK MENILAI PERFORMA SISTEM SURVEILANS

Berdasarkan tolok ukur yang telah diuraikan di atas, kemudian dilakukan suatu evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan sistem surveilens.Evaluasi dilakukan mulai dari segmen yang paling bawah (tingkat desa) sampai misalnya ke tingkat Berdasarkan tolok ukur yang telah diuraikan di atas, kemudian dilakukan suatu evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan sistem surveilens.Evaluasi dilakukan mulai dari segmen yang paling bawah (tingkat desa) sampai misalnya ke tingkat

Sebagaimana suatu penelitiian, maka perlu dijelaskan bagaimana cara yang akan dipergunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem surveilens tersebut. Jelaskan cara, prosedur, dan alat ukur yang dipergunakan.Evaluasi ini bisa dilakukan pada seluruh segmen sistem atau pada critical points yang tertentu, misalnya dengan pertimbangan efisiensi dan sebagainya.

Oleh karena itu, bagian ini akan mencakup dua pokok, yaitu : cara (metode) evaluasi serta penyajian dan analisa hasil yang diperoleh.

 Cara evaluasi. Jelaskan cara kerja untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem surveilens secara terperinci. Bila menggunakan alat ukur, jelaskan alat ukur yang dipakai, bagaimana data dikumpulkan, siapa responden atau subyek penelitiannya.

 Hasil dan analisa. Hasil yang telah diperoleh perlu disajikan secara informatif dan dianalisis sehingga dapat diidentifikasi kelemahan yang ada.

Dalam bagian ini, sajikanlah

1. Indikasi tingkat kemanfaatan sistem surveilans yang dievaluasi Penilaian kemanfaatan sistem surveilans kesehatan masyarakat dimulai

denganmelakukan kajian ulang terhadap tujuan dari sistem surveilans dan harus mempertimbangkan efek dari sistem tersebut terhadap pengambilan kebijakan dan program pengendalian penyakit.Tergantung dari tujuan sistem surveilans tertentu, sistem tersebut tersebut dapat dipertimbangkan bermanfaat bila sistem ini telah dapat menjawab paling tidak satu dari pertanyaan berikut

a. apakah sistem mampu mendeteksi penyakit atau cedera atau paparan yang merugikan yang penting secara tepat waktu sehingga kontak dapat didiagnosis akurat atau dicegah atau diterapi atau ditangani secara tepat waktu dan benar?

b. Apakah sistem telah menyediakan estimasi dari besarnya masalah morbiditas dan mortalitasi dari masalah kesehatan yang diamati dalam sistem surveilans, termasuk identifikasi factoryang berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut? b. Apakah sistem telah menyediakan estimasi dari besarnya masalah morbiditas dan mortalitasi dari masalah kesehatan yang diamati dalam sistem surveilans, termasuk identifikasi factoryang berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut?

d. Apakah sistem mampu menilai efek dari program pencegahan dan pengendalian?

e. Apakah sistem mampu mengarahkan perbaikan dalam praktek klinis, perilaku, social, kebijakan serta lingkungan? atau

f. Apakah sistem mampu menstimulasi penelitian yang dibutuhkan untuk mengarahkan upaya pencegahan atau pengendalian

Suatu survey kepada orang-orang yang menggunakan data dari sistem surveilans yang dievaluasi dapat membantu untuk mendapatkan bukti kredible mengenai kemanfaatan dari sistem yang ada.

2. Gambaran setiap atribut sistem surveilans

a. Kesederhanaan

b. Fleksibilitas

c. Kualitas Data

d. Penerimaan (acceptability)

e. Sensitivity

f. Positive predictive value

g. Keterwakilan

h. Ketepatan i.

Stabilitas

VI. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KELEMAHAN SISTEM SURVEILENS

Setelah suatu sistem surveilens diketahui kelemahannya, perlu dianalisis faktor- faktor penyebabnya. Analisis ini penting, karena hasilnya akan dipakai sebagai dasar untuk melakukan intervensi. Berdasarkan analisis tersebut akan diketahui tindakan-tindakan apa yang diperkirakan bisa memperbaiki kelemahan yang ada.

VII. KESIMPULAN dan REKOMENDASI

Kesimpulan dari evaluasi dapat diambil melalui analisis, sintesis, intepretasi, dan penilaian dari bukti yang didapatkan tentang performa dari sistem surveilans yang dievaluasi.Dalam kesimpulan, sebaiknya menyatakan apakah sistem pengamatan telah mengamati masalah kesehatan yang penting untuk kesehatan masyarakat dan apakah tujuan dari sistem surveilans tersebut terpenuhi.

Rekomendasi sebaiknya

modifikasi dan atau tetap dijalankan/dipertahankankan pengoperasian sistem surveilans yang tengah berjalan.Sebelum

mencakup

merekomendasikan modifikasi, evaluasi ini harus mempertimbangkan biaya dari sistem tersebut dan atributnya. Penguatan salah atribut dari sistem dapat berdampak negative/melemahkan atribut yang lain yang justru merupakan prioritas. Dalam rekomendasi ini dapat mencakup juga perhatian terhadap etika dari sistem surveilans yang dilakukan.

VIII. RENCANA IMPLEMENTASI/INTERVENSI SISTEM SURVEILENS

A. Aspek Yang Diintervensi

Seperti telah dijelaskan di atas, dalam suatu sistem surveilens terlibat banyak sekali aspek. Karena tidak mungkin untuk mengintervensi seluruh kelemahan yang ada, maka tetapkan aspek mana dan segmen atau tingkat mana suatu sistem akan diintervensi. Jelaskan mengapa aspek tersebut yang akan diintervensi dan apa harapan yang akan didapatkan dengan melakukan intervensi ini. Berikanlah dukungan literatur ilmiah dan masukan dari stakeholder untuk justifikasi intervensi yang dilakukan.

B. Metode Intervensi

Jelaskan secara terinci metode yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Misalnya dengan membuat pelatihan, mendesain form baru, menyederhanakan form lama atau mungkin merubah job description sesuai dengan kondisi setempat yang mempunyai implikasi desentralisasi pengambilan keputusan dan umpan balik, dan sebagainya.

C. Cara Evaluasi Intervensi

Jelaskan cara evaluasinya misalnya apakah evaluasi sesaat atau evaluasi secara longitudinal, kapan dilakukan evaluasi, tolok ukur dan alat ukur yang dipergunakan, siapa yang mengevaluasi dan sebagainya.Setelah dievaluasi, sajikan hasilnya. Dari penyajian hasil ini akan diketahui efektivitas intervensi.

IX. HASIL EVALUASI

Sajikan output atauoutcome dari intervensi yang telah Anda lakukan.Lakukan pula pembahasan terhadap hasil evaluasi tersebut.

X. PENUTUP

Bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.Kesimpulan disusun berdasarkan hasil/peningkatan sistem surveilens dalam sistem kewaspadaan dini secara luas. Dari temuan selama evaluasi dan intervensi, dapat diajukan saran- saran yang akan bisa dimanfaatkan oleh para pengelola program pada khususnya maupun sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.

XI. LAMPIRAN

 Jadwal pelaksanaan evaluasi 

Budget untuk melaksanakan evaluasi dan intervensi 

Instrument 

TOR untuk intervensi 

Dokumentasi 

Lain-lain

SKRINING MASALAH KESEHATAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sajikan uraian yang sistematis yang mendorong perlukan dilakukan skrining masalah kesehatan tertentu.Uraian bisa berisi gambaran epidemiologis penyakit atau masalah kesehatan yang hendak diskrining dan magnitude-nya saat ini di daerah setempat.

B. Tujuan

Uraikan tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya skrining.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Epidemiologi

Gunakan sumber-sumber pustaka yang recent dan relevan untuk menguraikan epidemiologi penyakit atau masalah kesehatan yang hendak diskrining.Uraian harus secara komprehensif mencakup penyebaran (distribusi) penyakit menurut variabel orang, waktu dan tempat, dan faktor- faktor risiko atau penyebabnya. Uraian ini akan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan sasaran skrining, yaitu kelompok masyarakat dengan risiko tinggi, agar supaya skrining ini memperoleh yield yang tinggi.

B. Perjalanan Alamiah Penyakit

Dengan menggunakan sumber pustaka yang recent dan relevan, sajikan uraian tentang perjalanan alamiah penyakit atau masalah kesehatan yang hendak diskrining, mulai dari masuknya agen ke dalam tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis serta akibatnya. Uraian ini akan dipergunakan sebagai dasar dalam penentuan pada titik mana (dalam perjalanan alamiah penyakit) skrining akan dilakukan.

III. METODE SKRINING

A. Sasaran dan Lokasi

Tetapkan kelompok sasaran skrining dan sajikan alasan mengapa kelompok tersebut yang dipilih.Penetapan sasaran skrining lazimnya didasarkan atas risiko kelompok tertentu untuk menderita penyakit tertentu.

B. Uji Diagnostik dan Baku Emas

Sajikan uraian tentang cara penegakan diagnosis penyakit yang hendak diskrining. Berdasarkan uraian tersebut, tetapkan uji diagnostik dan baku emasnya, disertai alasan mengapa hal itu dipilih.

IV. HASIL SKRINING DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Skrining

Dalam bagian ini sajikan hasil skrining yang meliputi prevalensi penyakit/masalah kesehatan yang diskrining.Sajikan dalam bentuk tabel atau grafik penyebaran penyakitnya menurut variabel orang atau tempat (variabel waktu tidak relevan).

Dengan menggunakan baku emas, sajikan pula sensitifias, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif dari uji diagnostik yang telah digunakan.

B. Pembahasan

Dalam bagian ini sajikan uraian mengapa hasil skrining yang diperoleh seperti itu. Bandingkan dengan hasil skrining serupa yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Sajikan pula faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi yield, misalnya lead time bias.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Rumuskan kesimpulan dan skrining penyakit/masalah kesehatan yang telah dilakukan.

B. Saran

Sajikan saran-saran yang menyangkut aspek metodologi dan tindak lanjut. Dari aspek metodologi misalnya: penetapan sasaran/lokasi, penetapan uji diagnostik, penetapan baku emas, dan bias yang mungkin terjadi. Saran dalam aspek tindak lanjut mencakup: pencegahan penyakit/masalah kesehatan, tindakan untuk penegakan diagnosis, dan perawatan segera bagi mereka yang tersaring positif.

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang berisi uraian yang mengantar kepada adanya permasalahan.Pada

ditimbulkan oleh adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Khusus untuk program FETP, kepentingan daerah setempat harus diutamakan sebagai alasan pemilihan masalah. Masalah juga bisa ditimbulkan oleh belum adanya kesepakatan di antara para peneliti terdahulu tentang suatu hal.Selain itu, latar belakang juga harus menyajikan alasan-alasan yang mengungkapkan bahwa masalah yang dikemukakan penting untuk diteliti dan belum terjawab secara konklusif.

dasarnya, masalah

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka timbullah masalah penelitian yang secara terperinci dan jelas akan dirumuskan pada bagian ini. Masalah harus dirumuskan secara jelas dan singkat.Masalah penelitian lazimnya dirumuskan dalam bentuk interogatif (kalimat tanya).Selain itu, masalah secara implisit harus menghubungkan antara sedikitnya 2 variabel.

Perumusan masalah adalah sangat penting dalam konteks penelitian secara keseluruhan, karena masalah penelitian merupakan pangkal tolak adanya suatu penelitian, juga akan menentukan arah penelitian, oleh karena itu perumusan masalah harus cukup singkat, jelas dan operasional. Bila masalahnya kompleks, rumuskan lebih dari satu rumusan.

C. Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini, sebutkan tujuan umum dan tujuan khusus (tujuan jangka panjang dan jangka pendek) dari penelitian ini.

D. Manfaat Penelitian

Uraikan manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian, terutama untuk kepentingan pengelola program di daerah kerja pada khususnya dan kepentingan sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka memuat semua kerangka teori yang akan dipergunakan sebagai landasan untuk membangun hipotesis. Oleh karena itu, bagian ini perlu disajikan secara sistematis, sehingga secara logis adalah alasan mengapa hipotesis tertentu dibangun.

Telaah pustaka harus memuat semua penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Data-data dari penelitian terdahulu akan ditambah dengan fakta-fakta lain baik berupa konsep maupun teori dan kemudian secara induktif maupun deduktif akan menghasilkan suatu kesimpulan sementara yang disebut hipotesis. Penarikan kesimpulan secara induktif dan deduktif ini dilakukan secara berganti-ganti dan berulangkali.Cara berpikir semacam ini disebut cara berpikir reflektif.

B. Hipotesis

Hipotesis secara logis merupakan kesimpulan yang ditarik dari telaah pustaka, yang merupakan jawaban dari masalah penelitian.Disebut jawaban sementara, karena hipotesis masih perlu diuji kebenarannya secara empiris. Hipotesis sudah benar menurut kerangka pikir yang logis dan teoritis akan tetapi belum tentu benar secara empiris.

Jadi penelitian yang akan dilakukan pada hakekatnya adalah suatu proses untuk menguji hipotesis harus baik. Hipotesis yang baik akan memenuhi beberapa kriteria yaitu :

1. Disajikan secara deklaratif. Berbeda dengan masalah penelitian yang disajikan secara interogatif, maka hipotesis dinyatakan secara deklaratif.

2. Mempertautkan antara sedikitnya 2 variabel.

3. Hipotesis yang baik adalah yang bersifat operasional, artinya bisa diuji. Hipotesis bersifat operasional jika variabel-variabel yang terlibat bersifat operasional.

4. Hipotesis dinyatakan secara singkat dan jelas sehingga tidak memberikan pengartian yang berbeda-beda.

III. CARA PENELITIAN

A. Bahan Penelitian

Yang dimaksud dengan bahan penelitian adalah subjek utama dari penelitian yang akan kita laksanakan. Oleh karena penelitian ini adalah penelitian epidemiologis, sedangkan epidemiologi adalah ilmu pengetahuan tentang distribusi penyakit dan faktor-faktor penyebabnya, maka subjek penelitiannya adalah manusia.

Lazimnya, karena subjek penelitian kita terlalu banyak, kita melakukan pengambilan sampel atau contoh dari seluruh subjek tersebut. Keseluruhan subjek yang akan kita teliti tersebut kita sebut populasi, sedangkan bagian populasi yang kita kenai tindakan kita sebut sampel.

Bila penarikan sampel dilakukan, perlu dideskripsikan terlebih dahulu batasan-batasan populasi yang hendak disampel. Selain untuk menentukan frame (kumpulan subjek yang akan dipilih), batasan populasi akan berguna untuk generalisasi hasil penelitian.

1. Batasan populasi Deskripsikan dengan jelas batasan atau kriteria subjek yang menjadi anggota populasi, misalnya golongan umurnya, daerah tempat tinggal yang dicakup, karakteristik lainnya seperti mengidap penyakit tertentu selama periode tertentu.

2. Besar sampel Karena akan mewakili seluruh populasi, sampel harus cukup besar. Artinya, sampel harus lebih dari batas sampel minimal yang disyaratkan secara statistik. Penghitungan besar sampel biasanya menggunakan dasar tingkat signifikansi, kuasa uji (power of the test) dan parameter lainnya tergantung disain yang dipergunakan.

3. Cara pengambilan sampel Karena tidak semua anggota populasi akan terpilih sebagai anggota sampel, uraikan cara pemilihannya. Cara pemilihan atau cara pengambilan sampel ini lazimnya disebut sampling.

B. Alat

Uraikan semua alat yang dipergunakan dalam penelitian ini termasuk alat ukur yang dipakai. Sebutkan alasan mengapa alat itu yang dipergunakan. Bila alat ukurnya bukan ukuran standard, sajikan pula validitas dan reliabilitas Uraikan semua alat yang dipergunakan dalam penelitian ini termasuk alat ukur yang dipakai. Sebutkan alasan mengapa alat itu yang dipergunakan. Bila alat ukurnya bukan ukuran standard, sajikan pula validitas dan reliabilitas

C. Jalan Penelitian

Uraikan dengan terperinci jalannya penelitian

1. Jenis penelitian. Sebutkan apakah penelitian ini penelitian analitik (observational) atau penelitian eksperimental (intervensi).

2. Rancangan penelitian. Sebutkan rancangannya.

3. Identifikasi variabel. Dalam penelitian analitik atau eksperimental, secara umum ada 3 macam variabel, yaitu variabel bebas (independent variables), variabel terpengaruh (dependent variables) dan variabel pengganggu (confounding variables). Sebutkan masing-masing variabel dengan skala pengukurannya.

4. Definisi operasional. Semua konsep yang bisa diartikan secara lain harus didefinisikan dengan jelas. Definisi ini disebut definisi operasional.

5. Cara analisa data. Jelaskan cara analisa data yang diperoleh. Bila dilakukan analisa statistik, jelaskan uji statistik yang dipergunakan. Agar lebih jelas, sajikan pula dummy table untuk data hasil penelitian.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan secara tekstual, tabular, dan grafik atau kombinasi dari ketiganya, atau bentuk penyajian lainnya seperti spot maps dan sebagainya. Hasil harus disajikan secara terinci dan mengikuti pola yang sistematis. Perlu diingat bahwa bagian ini tidak mendeskripsikan tentang metode penelitian.

Bila tabel atau grafik bentuk penyajian visual lainnya dipergunakan, perhatikan kaidah-kaidah penyusunannya.Lazimnya tabel atau grafik harus sederhana, jelas dan informatif. Tabel atau grafik harus berdiri sendiri dan independen terhadap teks.

B. Pembahasan

Pembahasan berisi kajian analitis terhadap data-data hasil penelitian. Berdasarkan analisa data penelitian, hipotesa dapat ditolak atau diterima. Bila hipotesis ditolak atau diterima, jelaskan mengapa demikian. Bandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu, apakah ada perbedaannya. Kalau ada perbedaan, jelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi.

Dalam bagian ini perlu ditambahkan juga kelemahan-kelemahan penelitian yang dilakukan baik dari segi metodologi maupun substansi, yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Informasi semacam ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti yang lain yang akan melakukan penelitian sejenis.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan harus disajikan dengan ringkas dan jelas. Kesimpulan harus linier dengan masalah penelitian dan hipotesis penelitian.

B. Saran

Cantumkan saran-saran yang dianggap perlu baik yang bersifat operasional (yang ditujukan kepada pengelola program kesehatan masyarakat di lapangan), teoritis/substantif dan metodologis, yang ditujukan kepada para akademisi maupun peneliti yang lain untuk penyempurnaan penelitian dan kerangka konsep.

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN

Langkah-langkah evaluasi program kesehatan tidak jauh berbeda dengan langkah- langka yang dilakukan untuk evaluasi sistem surveilans.Perbedaannya terletak pada poin-poin yang dievaluasi, dalam sistem surveilans poin evaluasi lebih ditekankan pada penilaian performa surveilans melalui atribut sistem surveilans, sedangkan pada evaluasi program kesehatan poin penekanan terletak performa dari program yang dijalankan .

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang