dilaksanakan secara seksama, agar data yang disajikan sejauh mungkin dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Hak-hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 16 Undang- Undang Pokok Agraria didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah
yang memuat mengenai data yuridis dan data fisik bidang tanah yang bersangkutan sepanjang ada surat ukurnya dicatat pula pada surat ukur
tersebut. Menurut Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah menentukan bahwa pembukuan dalam buka tanah serta pencatatannya pada surat ukur tersebut merupakan bukti
bahwa hak yang bersangkutan beserta pemegang haknya dan bidang tanahnya yang diuraikan dalam surat ukur secara hukum telah didaftar.
Selain itu, menurut ketentuan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menentukan bahwa untuk
kepentingan pemegang hak yang bersangkutan, diterbitkan sertipikat sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang
telah didaftar dalam buku tanah.
5. Sertipikat Hak Atas Tanah.
Berdasarkan pengertian pada Pasal 1 angka 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 sertipikat adalah surat tanda bukti hak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c Undang-Undang Pokok Agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak
milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan.
Adapun yang dimaksud Pasal 19 ayat 2 huruf c pada Undang- Undang Pokok Agraria dalam pengertian sertipikat, yaitu pemberian surat
tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat, mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya, sepanjang data fisik
dan yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan, dikatakan demikian karena selama
tidak ada bukti lain yang membuktikan ketidakbenaranya, maka keterangan yang ada dalam sertipikat harus dianggap benar dengan tidak perlu bukti
tambahan, sedangkan alat bukti lain tersebut hanya dianggap sebagai alat bukti permulaan dan harus dikuatkan oleh alat bukti yang lainnya. Jadi
sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai macam hak, subyek hak maupun
tanahnya. Penerbitan sertipikat dan diberikan kepada yang berhak
dimaksudkan agar pemegang hak dapat dengan mudah membuktikan haknya. Sedangkan fungsi sertipikat adalah sebagai alat pembuktian
kepemilikan hak atas tanah.
D. Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Kepegawaian, yang dimaksud Pegawai Negeri adalah : “setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Kepegawaian, Pegawai Negeri terdiri atas:
1. Pegawai Negeri Sipil PNS; 2. Anggota Tentara Nasional Indonesia TNI;
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Polri. Seperti halnya di Inggris dan Perancis, pegawai negeri di Indonesia adalah
sistem karier. Mereka dipilih dalam ujian seleksi tertentu, medapatkan gaji dan tunjangan khusus, serta memperoleh pensiun.
18
Namun demikian, terdapat jabatan-jabatan tertentu yang tidak diduduki oleh pegawai negeri, misalnya :
Presiden, Gubernur, Bupati, dan Walikota - dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu dan Menteri yang ditunjuk langsung oleh Presiden. Sebagaimana diatur
dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Kepegawaian, yaitu :
Pejabat Negara terdiri atas a. Presiden dan Wakil Presiden;
b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat;
18
http:id.wikipedia.orgwikiPegawai_negeriPegawai_negeri_di_Indonesia , online internet
tanggal 1 Desember 2009
c. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat; d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah
Agung, serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan; e. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung;
f. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan; g. Menteri, dan jabatan yang setingkat Menteri;
h. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan
sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh; i. Gubenur dan Wakil Gubenur;
j. BupatiWalikota dan Wakil BupatiWakil Walikota; dan k. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang.
Untuk Camat dan Lurah adalah PNS, sedangkan Kepala Desa bukan merupakan PNS karena dipilih langsung oleh warga setempat.
Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Pasal 2 ayat 2 Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Kepegawaian, Pegawai Negeri Sipil terdiri atas :
1. Pegawai Negeri Sipil Pusat PNS Pusat, yaitu PNS yang gajinya