Sistem Pendaftaran Tanah PEMBERIAN HAK MILIK ATAS TANAH DARI TANAH NEGARA TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi Kasus Perumahan BPT di Kota Bogor) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

Sedangkan untuk jenis-jenis bidang tanah yang didaftar adalah bidang- bidang tanah : 1. Tanah Hak. Termasuk dalam Tanah Hak : a. Hak Milik. b. Hak Guna Usaha. c. Hak Guna Bangunan. d. Hak Pakai yang diberikan oleh Negara. e. Hak Tanggungan. Bukan termasuk Tanah Hak adalah : a. Hak Pengelolaan. b. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun. c. Wakaf. 2. Tanah Negara. Sedangkan untuk Tanah Negara didaftarkan tetapi tidak diberikan sertipikat, hanya sampai pada penyimpanan saja.

4. Sistem Pendaftaran Tanah

Sistem pendaftaran tanah yang digunakan adalah sistem pendaftaran hak registration of titles sebagaimana yang digunakan dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah menurut PP 101961. Bukan sistem pendaftaran akta. Hal ini dapat diketahui karena digunakannya buku tanah sebagian dokumen yang memuat data yuridis dan data fisik yang dihimpun dan disajikan serta diterbitkannya sertipikat sebagai tanda bukti hak. Sedangkan dalam pendaftaran hak atas tanah baru, memberikan hipotik kepada kreditur dan memindahkan hak atas tanah kepada pihak lain, mempergunakan sistem dimana yang didaftar adalah perbuatan-perbuatan hukum tersebut atau disebut juga penyerahan yuridis atau juridis levering. Perbuatan hukum itu dibuat aktanya oleh NotarisPPAT, inilah yang disebut sistem pendaftaran akta registrarion of deeds. 16 Sistem publikasi yang digunakan tetap seperti dalam pendaftaran tanah menurut PP 101961. Yaitu sistem negatif yang mengandung unsur positif, karena akan menghasilkan surat – surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat, seperti dinyatakan dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c, Pasal 23 ayat 2, Pasal 32 ayat 2 dan Pasal 38 ayat 2 UUPA.Bukan sistem publikasi yang murni, sistem publikasi yang murni tidak akan menggunakan sistem pendaftaran hak. 17 Juga tidak akan ada pernyataan seperti dalam Pasal-Pasal UUPA tersebut bahwa sertipikat merupakan alat bukti yang kuat. Sebagaimana yang akan dilihat pada ketentuan-ketentuan yang mengatur prosedur pengumpulan sampai dengan penyajian data fisik dan data yuridis yang diperlukan serta penerbitan sertipikat dan pemeliharaannya. Biarpun sistem publikasinya negatif tetapi kegiatan-kegiatan yang bersangkutan 16 B OEDI H ARSONO , H UKUM A GRARIA I NDONESIA …..O P . C IT . H ALAMAN 463 17 L OC . I T . dilaksanakan secara seksama, agar data yang disajikan sejauh mungkin dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hak-hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 16 Undang- Undang Pokok Agraria didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah yang memuat mengenai data yuridis dan data fisik bidang tanah yang bersangkutan sepanjang ada surat ukurnya dicatat pula pada surat ukur tersebut. Menurut Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menentukan bahwa pembukuan dalam buka tanah serta pencatatannya pada surat ukur tersebut merupakan bukti bahwa hak yang bersangkutan beserta pemegang haknya dan bidang tanahnya yang diuraikan dalam surat ukur secara hukum telah didaftar. Selain itu, menurut ketentuan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menentukan bahwa untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan, diterbitkan sertipikat sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah.

5. Sertipikat Hak Atas Tanah.