Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja

38 Menurut G. Kartasapoetra, yang dimaksud dengan Buruh adalah buruh adalah para tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan dimana tenaga kerja tersebut harus tunduk pada perintah-perintah kerja yang diadakan oleh pengusaha majikan yang bertanggung jawab atas lingkungan perusahaannya yang mana tenaga kerja itu akan memperoleh upaya dan jaminan hidup lainnya yang wajar. 15 Sedangkan istilah pengusaha menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 adalah: a. Orang atau badan hukum yang menjalankan suatu usaha milik sendiri untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja. b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu bukan miliknya dari untuk orang lain. c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia memiliki orang atau badan hukum termaksud pada a dan b. Adapun tujuan perburuhan Indonesia adalah meningkatkan taraf hidup layak, syarat-syarat kerja, upah yang memuaskan serta kesempatan kerja kerja yang cukup memadai bagi tenaga kerja pada umumnya. 16

F. Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja

1. Kesehatan Kerja

15 G.Kartosapoetra, dkk. Hukum Perburuhan Indonesia Berlandaskan Pancasila, Penerbit Dunia Aksara, Jakarta, hal. 29. 16 F. X. Djumialdji, Selayang Pandang Organisasi Perburuhan ILO, Cet 1, Penerbit Liberty, Yogyakarta, hal. 1. 39 Dalam Pasal 86 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang kesehatan kerja merupakan salah satu hak pekerja atau buruh untuk itu pengusaha wajib melaksanakan secara sistematis dan terintergrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Upaya kesehatan kerja bertujuan untuk melindungi pekerja atau buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi. Dengan demikian tujuan kesehatan kerja adalah : a. Melindungi pekerja dari resiko kesehatan kerja. b. Meningkatkan derajat kesehatan para pekerjaatauburuh. c. Agar pekerja atau buruh dan orang-orang disekitarnya terjamin kesehatannya. d. Menjamin agar produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan berdaya guna. Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang meliputi : a. 7 tujuh jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu ; atau 40 b. 8 delapan jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu. Pengusaha juga wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kepada pekerjaatauburuh : - Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 empat jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; - Istirahat mingguan 1 satu hari untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu atau 2 dua hari untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu; - Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja setelah pekerja atau buruh yang bersangkutan bekerja selam 12 duabelas bulan secara terus menerus; - Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 dua bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 satu bulan bagi pekerja atau buruh yang telah bekerja selama 6 enam tahun secara terus menerus pada perusahaan yang dengan ketentuan pekerja atau buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 dua tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 enam tahun. Kesehatan kerja ini merupakan cara agar buruh melakukan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan dan tidak hanya ditujukan 41 terhadap majikan yang hendak memeras tenaga buruh, tetapi juga ditujukan terhadap pihak buruh itu sendiri.

2. Keselamatan Kerja