Hubungan Kerja Hubungan Industrial

30 Namun demikian, suatu perjanjian dapat juga berakhir karena hal-hal berikut ini: a. Lama waktu perjanjian yang ditentukan oleh para pihak telah terlewati; b. Batas maksimal berlakunya suatu perjanjian ditentukan oleh undang-undang; c. Ditentukan di dalam perjanjian oleh para pihak atau oleh undnag- undang, bahwa dengan suatu peristiwa tertentu, maka perjanjian akan berakhir; d. Dengan pernyataan penghentian oleh salah satu puhak opzegging. Misalnya, perjanjian sewa-menyewa yang waktunya tidak ditentukan didalam perjanjian. Pernyataan penghentian ini harus dengan memperhatiakn tenggang waktu pengakhiran menurut kebiasaan-kebiasaan setempat; e. Karena putusan hakim; f. Adanya kesepakatan para pihak herroeping.

C. Hubungan Kerja

Hubungan kerja pada dasarnya adalah hubungan antara buruh dan majikan setelah adanya perjanjian kerja, yaitu suatu perjanjian dimana pihak kesatu buruh mengikatkan dirinya kepada pihak yang lain, majikan untuk bekerja dengan mendapatkan upah dan majikan 31 menyatakan kesanggupannya untuk memperkerjakan buruh dengan membayar uang. Dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerjaatauburuh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah dengan demikian jelaslah bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerjaatauburuh.

D. Hubungan Industrial

Upaya menciptakan hubungan industrial adalah dalam rangka mencari keseimbangan antara kepentingan pekerja, pengusaha, dan pemerintah, karena ketiga komponen ini masing-masing mempunyai kepentingan. Bagi pekerja perusahaan merupakan tempat untuk bekerja sekaligus sebagai sumber penghasilan dan penghidupan diri beserta keluarga dan bagi pengusaha perusahaan adalah wadah untuk mengesploitasi modal guna mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan bagi pemerintah perusahaan sangat penting artinya karena perusahaan bagaimanapun kecilnya merupakan bagian dari kekuatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat karena itulah pemerintah 32 mempunyai kepentingan dan bertanggung jawab atas kelangsungan dan keberhasilan setiap perusahaan. 12 Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan pengertian hubungan industrial adalah suatu hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam proses produksi barangataujasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerjaatauburuh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Pasal 102 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, bahwa dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerjaatauburuh dan serikat pekerjaatauserikat buruhnya mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi melangsungkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan ketrampilan, dan keahlian serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Sedangkan dalam Pasal 103 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, menyebutkan bahwa hubungan indutrial dilaksanakan melalui sarana : 1. Serikat pekerja atau serikat buruh 2. Organisasi perusahaan 12 Agusfian Wahab, Zainal Asikin, Lalu Husni, Zaeni Asyhadie, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Cet. 5, hal. 235. 33 3. Lembaga kerjasama bipartit 4. Lembaga kerjasama tripartit 5. Peraturan perusahaan 6. Perjanjian kerjasama 7. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan 8. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

E. Perlindungan Hukum Tenaga Kerja