109 2. Upaya bersama serikat pekerja dan jamsostek melakukan
sosialisasi para pengurus dengan perusahaan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
3. Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi pekerja.
43
4. Upaya yang dilakukan oleh tenaga kerja jika terjadi
pelanggaran terhadap Undang – Undang Ketenagakerjaan
Masyarakat memiliki berbagai macam cara untuk menyelesaikan sengketa yang mereka hadapi, mulai dari penyelesaian
oleh para pihak dengan bantuan orang lain atau pihak ketiga yang bersifat netral. Sedangkan perselisihan perburuhan yang terjadi tanpa
didahului oleh suatu pelanggaran, umumnya disebabkan oleh : 1. Perbedaan dalam menafsirkan hukum perburuhan, misalnya
menyangkut masalah cuti melahirkan dan gugur kandungan. Menurut pengusaha, buruh atau pekerja wanita tidak berhak atas
cuti penuh karena mengalami gugur kandungan, tetapi menurut buruh hak cuti harus tetap diberikan dengan upah penuh meskipun
buruh hanya mengalami gugur kandungan atau melahirkan. 2. Terjadi karena ketidaksepahaman dalam perubahan syarat – syarat
kerja, yaitu serikat pekerja menuntut kenaikan upah, uang makan, transport, tetapi pihak pengusaha tidak menyetujuinya.
43
Budhy Prathamo, Wawancara, Sekretaris dari Serikat Pekerja Nasional, pada hari Minggu tanggal 27 Mei 2007.
110 Upaya dalam menyelesaikan apabila ada pelanggaran bisa
melalui forum bipartit, dan apabila tidak puas bisa melalui mediator, konsiliator, atau arbitrase ataupun melalui penyelesaian hubungan
industrial. Dalam Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial menharuskan setiap
perselisihan hubungan industrial yang terjadi dapat diselesaikan terlebih dahulu melalui perundingan bipartit secara musyawarah
mufakat. Perundingan Bipartit adalah perundingan antar pekerja atau buruh atau serikat pekerja atau serikat buruh dengan pengusaha untuk
menyelesaiakan perselisihan hubungan industrial. Penyelesaian melalui mediasi ini dilakukan oleh seorang
penengah. Mediasi adalah intervensi terhadap suatu sengketa oleh pihak ketiga yang dapat diterima, tidak berpihak dan netral membantu
para pihak yang berselisih mencapai kesepakatan secara sukarela terhadap permasalahan yang disengketkan.
Dari pengetian diatas disebutkan bahwa mediasi dilakukan oleh pihak ketiga yang netral, tetapi yang menjadi mediator adalah
pegawai pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Berdasarkan ketentuan umum yang berlaku,
penyelesaian sengketa melalui mediasi tidak terdapat unsur paksaan antara pihak dan mediator, para pihak meminta secara sukarela
kepada mediator untuk membantu penyelesaian konflik yang terjadi.
111 Penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara mediasi
berdasarkan secara mediasi berdasarkan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2004 dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Dalam waktu paling lambat 7 tujuh hari setelah menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan, mediator harus sudah
mengadakan penelitian tentang duduknya perkara dan segera mengadakan sidang.
2. Mediator dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir dalam sidang mediasi guna diminta dan didengar keterangannya.
3. Jika dalam penyelesaian melalui mediasi mencapai kesepakatan, harus dibuat oleh para pihak dan disaksikan oleh mediator serta
didaftar dipengadilan hubungan industrial pada pengadilan di wilayah hukum pihak – pihak yang mengadakan perjanjian bersama
untuk mendapatkan bukti pendaftaran. Penyelesaian melalui konsiliasi ini dilakukan oleh seorang atau
beberapa orang atau badan hukum sebagai penengah yang disebut konsiliator denga mempertemukan atau memberi fasilitas kepada
pihak–pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan secara damai. Dari pengertian tersebut di atas jelaslah bahwa konsiliator
penyelesaian perselisihan hubungan industrial berasal dari pihak ketiga, diluar pegawai pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan. Berbeda halnya dengan mediator yang berasal dari pegawai pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
112 ketenagakerjaan. Lingkup perselisihan yang dapat ditangani oleh
mediator termasuk perselisihan hak, sedangkan konsiliator perselisihan hak tidak dapat ditangani. `
Sedangkan melalui arbitrase, dengan adanya era demokratisasi dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, perlu di akomodir keterlibatan masyarakat dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui konsiliasi
maupun arbitrase. Arbitrase adalah perjanjian perdata yang dibuat berdasarkan kesepakatan para pihak untuk menyelesaikan sengketa
mereka yang diputuskan oleh pihak ketiga yang disebut arbiter yang ditunjuk secara bersama – sama oleh para pihak yang
bersengketa.
44
C. Hambatan dan Upaya Mengatasinya dalam Memberikan