Surat Biasa Komparisi, yang terdiri dari:

2. Grosse dari akta otentik dalam beberapa hal mempunyai kekuataan eksekutorial seperti putusan hakim, sedangkan akta yang dibuat di bawah tangan tidak pernah mempunyai kekuataan eksekutorial. 3. Kemungkinan akan hilangnya akta yang dibuat di bawah tangan lebih besar dibandingkan dengan akta otentik. Walaupun akta di bawah tangan ini banyak digunakan dalam praktek sehari-hari tetapi sebenarnya secara hukum akta di bawah tangan belum memiliki kekuataan hukum penuh, khususnya untuk perbuatan hukum yang menyangkut peralihan hak atas tanah, maka untuk peralihan hak atas tanah dan atau bangunan diperlukan akta otentik yang memiliki kekuataan hukum dalam hal pembuktian yang kuat.

3. Surat Biasa

Kekuatan pembuktian dari surat bukan akta dalam HIR maupun Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak ditentukan secara tegas. Walaupun surat surat biasa itu dibuat oleh yang bersangkutan tetapi pada asasnya tidak dimaksudkan sebagai alat pembuktian dikemudian hari. Oleh karena itu surat-surat yang demikian itu dapat dipakai sebagai alat bukti tambahan atau dapat juga dikesampingkan dan sama sekali tidak dipergunakan. Surat biasa agar dapat mempunyai kekuataan pembuktian, sepenuhnya tergantung kepada penilaian hakim sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1881 ayat 2 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

E. Anatomi Akta Notaris

Secara anatomi substansi akta Notaris terdiri atas beberapa bagian. Pasal 38 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris disebutkan bahwa setiap akta Notaris terdiri dari: 1. Pembukaan awal opening; 2. Komparisi parties; 3. Premis recitals; 4. Isi content; 5. Penutup closing. Dalam Pasal 38 ayat 1 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Akta Notaris terdiri dari: 1. Pembukaan opening atau awal akta atau kepala akta sesuai dari pasal 38 Undang-undang No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, terdiri dari: 1 Judul akta, 2 Nomor akta, 3 Jam, hari, tanggal, bulan dan tahun, 4 Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.

2. Komparisi, yang terdiri dari:

1 Identitas para pihak yang membuat perjanjian atau kontrak; 2 Kedudukan para pihak dalam melakukan tindakan; 3 Dasar kedudukan tersebut; 4 Cakap rechtbekwaanheid berwenang rechthshandelingen yang akan disebutkan atau dicantumkan dalam kontrak atau perjanjian; 5 Para pihak memiliki hak untuk melakukan suatu tindakan yang akan dicantumkan dalam kontrak atau perjanjian. Dalam Pasal 38 ayat 3 Undang-undang No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris komparisi sebagai bagian dari Badan akta yang terdiri dari: 1 Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan atau orang yang mewakili, 2 Keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap, 3 Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang berkepentingan, 4 Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir serta pekerjaan, jabatan, kedudukan dan tempat tinggal dari para saksi pengenal. Adapun bentuk dari komparisi yaitu: 1 Untuk diri sendiri; 2 Selaku kuasa; 3 Dalam jabatan atau kedudukan badan usaha sosial atau pemerintahan atau badan keagamaanatau badan lain; 4 Menjalankan kekuasaan dari orang tua; 5 Sebagai wali; 6 Sebagai pengampu; 7 Pendewasaan; 8 Perwakilan sukarela.

3. Premis Recitals