Akta-akta yang menyangkut hukum perikatan verbintenissenrecht. Akta-akta yang menyangkut hukum dagang atau perusahaan. Akta-akta yang menyangkut badan hukum.

2. Akta-akta yang menyangkut hukum kebendaan.

Akta-akta yang menyangkut hukum kebendaan seperti: 1 Berbagai macam atau jenis surat wasiat, termasuk diantaranya penyimpanan wasiat umum, wasiat pendirian yayasan, wasiat pemisahan dan pembagian harta peninggalan, fidecomis, pengangkatan pelaksana wasiat dan pengurus harta peninggalan dan pencabutannya kecuali codisil harus otentik, pasal 874 dan seterusnya. 2 Berbagai kuasa yang menyangkut warisan, seperti kuasa keterangan menimbang, menerima secara terbatas, menolak harta peninggalan, pasal 1023, pasal 1044. 3 Berbagai akta pemisahan ddan pembagian harta peninggalan atau warisan dalam berbagai harus otentik, pasal 1006. 4 Pencatatan harta peninggalan pasal 1073. 5 Jaminan-jaminan kebendaan gadai pasal 1150.

3. Akta-akta yang menyangkut hukum perikatan verbintenissenrecht.

Akta-akta yang menyangkut hukum perikatan seperti: 1 Berbagai macam atau jenis jual beli, pasal 1457, kecuali untuk tanah dengan akta PPAT. 2 Berbagai macam atau jenis tukar menukar, pasal 1541 kecuali untuk tanah dengan akta PPAT. 3 Berbagai macam atau jenis sewa-menyewa, pasal 1548. 4 Macam-macam perjanjian perburuhan atau hubungan kerja, pasal 1601. 5 Aneka perjanjian pemborongan pekerjaan, pasal 1064. 6 Berbagai macam persekutuan atau maatschap, pasal 1618. 7 Berbagai jenis perkumpulan, pasal 1653. 8 Berbagai macam hibah, pasal 1682 kecuali tanah harus dengan PPAT. 9 Rupa-rupa penitipan barang, pasal 1694. 10 Aneka perjanjian pinjam pakai, pasal 1740. 11 Berbagai perjanjian pinjam-meminjam atau kredit atau utang uang dan sebaginya, pasal 1754. 12 Rupa-rupa pemberian kuasa, baik yang khusus, atau yang umum, pasal 1792. 13 Penanggungan utang atau jaminan pribadi atau borgtocht, pasal 1820. 14 Perdamaian dalam berbagai masalah, pasal 1851. 15 “seribu satu” tidak terduga banyaknya macam kontrak in nomiat atas dsar pasal 1338, pasal 1319, pasal 1233, pasal 1313.

4. Akta-akta yang menyangkut hukum dagang atau perusahaan.

Akta-akta yang menyangkut hukum dagang atau perusahan seperti: 1 Berbagai perseroan maatschap, firma, komanditer atau CV baik pendirian, perubahan, pembekuan, maupun pembubarannya. 2 Protes non pembayaran atau akseptasi harus otentik, pasal 132 dan pasal 143 Kitab Undang-undang Hukum Dagang. 3 Berbagai perantara dagang seperti perjanjian keagenan dagang, kontrak perburuhan dengan pedagang keliling.

5. Akta-akta yang menyangkut badan hukum.

1 Pendirian, perubahan dan pembubaran Yayasan harus otentik Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007. 2 Pendirian, perubahan dan pembubaran Yayasan harus otentik Undang-undang No.16 Tahun 2001. 3 Pendirian, perubahan dan pembubaran Koperasi. Akta otentik akan menjadi sah secara hukum apabila akta tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai alat bukti dan mempunyai kekuataan pembuktian hukum yang sempurna, maksudnya adalah akta tersebut telah mempunyai kekuataan pembuktian keluar baik dalam bentuk formil maupun materiil karena itu kedudukannya sama dengan undang-undang yaitu apabila suatu pihak mengajukan sebuah akta resmi maka apa yang tertulis di dalam akta harus dipercayai oleh Hakim, kecuali jika ada bukti-bukti lawan yang dapat membuktikan sebaliknya. Selain mempunyai kekuataan bukti sempurna akta otentik juga mempunyai kekuataan mengikat kepada pihak-pihak yang menandatangani akta itu sedangkan terhadap pihak ketiga, akta otentik mempunyai kekuataan bukti bebas. Oleh karena itu setiap akta yang dibuat oleh Notaris harus ditandatangani oleh para penghadap dan disaksikan oleh minimal dua orang saksi. Adanya dua orang saksi juga merupakan syarat mutlak yang tidak dapat dihindari, maka dapat dikatakan bahwa saksi-saksi itu juga merupakan alat yang tidak dapat dipisahkan dari akta Notaris. Namun suatu akta adalah otentik bukan hanya karena penetapan undang-undang tetapi karena dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum. Kegunaan akta otentik adalah untuk kepentingan pembuktian dalam suatu peristiwa hukum guna mendapatkan suatu kepastian hukum. Contoh akta otentik misalnya akta jual beli bangunan rumah yang dibuat dihadapan Notaris, dalam akta ini telah terbukti dengan sempurna tentang peralihan hak atas nama melalui jual beli. Contoh lain dari akta otentik misalnya akta kelahiran yang memberikan bukti sempurna tentang kelahiran seorang anak.

2. Akta Di Bawah Tangan