2 Permodelan Fungsi dan Peran Rumah Kopi Dalam Pemberantasan Korupsi

Gambar 4.2 Permodelan Fungsi dan Peran Rumah Kopi Dalam Pemberantasan Korupsi

Penjelasan tentang fungsi dan peran rumah kopi dalam pemberantasan korupsi:

1. Mediator

Rumah kopi berperan sebagai ruang publik yang mempertemukan pihak- pihak yang aktif dalam pemberantasan korupsi bersama dengan masyarakat umum. Untuk menjadikan diskusi atau berwacana tentang korupsi dan pemberantasannya menjadi hal yang biasa dan wajar

2. Recreator

Rumah kopi menjalankan fungsinya sebagai tempat favorit untuk menghabiskan waktu bersama rekan sejawat dan kolega. Peran ini adalah peran dasar rumah kopi yang tidak boleh hilang meski dengan menambahkan peran pemberantasan korupsi didalamnya.

3. Motivator

Rumah kopi menjalankan peran sebagai penggerak motivasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pemberantasan korupsi dilingkungan sekitarnya. Bersama-sama untuk menyikapi dampak korupsi yang telah menggurita di Indonesia

4. Communicator

Rumah kopi menjalankan perannya sebagai ruang sosialisasi publik terhadap pemberantasan korupsi. Upaya untuk memberikan kesadaran kepada warga masyarakat tentang hak dan kewajibannya dalam pemberantasan korupsi.

5. Inventor

Melalui kegitan diskusi dan pengembangan di rumah kopi diharapkan akan terdapat consensus bersama tentang pola integrative dalam pemberantasan korupsi. Sebab harus diakui pola dan bentuk korupsi terus mengalami pengembangan dan menjadi hal yang komplek karena melibatkan banyak pihak.

6. Empower people

Rumah kopi menjadi ruang publik untuk melakukan pemberdayaan masyarakat tentang hak dan kewajibannya dalam pemberantasan korupsi. Dalam hal ini masyarakat perlu disadarkan untuk perlunya keterlibatan semua pihak dalam pemberantasan korupsi

7. Translator

Rumah kopi menjadi ruang publik untuk menjelaskan hal-hal yang sedang aktual dalam pemberantasan korupsi. Sekaligus untuk menterjemahkan dalam bahasa sehari-hari konteks korupsi dan produk hukum yang terkait dengannya. Agar masyarakat tidak hanya sadar tentang pemberantasan koruspi tetapi juga sadar akan hukum dan perundang-undangan.

8. Advisor

Rumah kopi diharapkan mampu memberikan arahan atau nasihat kepada semua komponen masyarakat dalam kampanye pemberantasan korupsi. Sebagai ruang publik rumah dapat menjadi media untuk menggerakkan semua pihak terlibat dalam mengawal pemberantasan korupsi untuk tetap pada agenda utamanya. Memberikan efek jera dan pengembalian asset-aset negara yang telah dikorupsi oleh para terdakwa kasus tindak pidana korupsi.

9. Educator

Rumah kopi mampu menjadi ruang pembelajaran, pendidikan dan kaderisasi warga masyarakat yang sadar akan korupsi dan pentingnya pemberantasan ttindak pidana korupsi. Pembelajaran ini juga merupakan kampanye dalam beragam bentuk baik melalui tulisan, merchandise, kaos atau mug bertuliskan peran moral pemberantasan korupsi. Tetapi lebih jauh juga menjadi follow upf diskusi yang telah dilakukan dalam dunia maya atau yang lebih dikenal sebagai kegiatan kopi darat.

Fungsi dan peran ini tentu bukan berarti melembagakan rumah kopi dalam kelembagaan formal. Melainkan menfungsikannya sebagai penghubung antara lembaga pemerintah dan non pemerintah yang aktif dalam pemberantasan korupsi. Sebagai keberlanjutan gerakan pemberantasan korupsi yang selama ini hanya berkutat pada permasalahan penegakan hukum, menjadi gerakan untuk menjadikan korupsi sebagai gerakan sosial kemasyarakatan yang masif dan dinamis. Sebab bagaimanapun persoalan korupsi bukan hanya persoalan hari ini tetapi juga persoalan jangka panjang yang tentunya dapat mengalami transformasi atau perubahan pola dan bentuknya dimasa depan.

Korupsi harus menjadi agenda sosial kemasyarakatan dari sekedar agenda pemerintahan dalam domain penegakan hukum. Mensinergikan semua bentuk gerakan anti korupsi dalam sebuah ruang publik untuk menjadi pola koalisi bersama dalam pemberantasan korupsi adalah hal yang penting diwujudkan melalui keberadaan rumah kopi. Sehingga rumah kopi bukan hanya menjadi ruang publik yang semata hanya untuk menghabiskan waktu tetapi sebagai ruang belajar dan titik pertemuan serta kaderisasi non formal terhadap semua warga masyarakat Korupsi harus menjadi agenda sosial kemasyarakatan dari sekedar agenda pemerintahan dalam domain penegakan hukum. Mensinergikan semua bentuk gerakan anti korupsi dalam sebuah ruang publik untuk menjadi pola koalisi bersama dalam pemberantasan korupsi adalah hal yang penting diwujudkan melalui keberadaan rumah kopi. Sehingga rumah kopi bukan hanya menjadi ruang publik yang semata hanya untuk menghabiskan waktu tetapi sebagai ruang belajar dan titik pertemuan serta kaderisasi non formal terhadap semua warga masyarakat

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65