Bak Air Alat Mengambil AirGayung

Ventilasi di toilet juga sekaligus dijadikan sebagai penerangan alami bagi toilet di sekolah. Tiga aspek yang dinilai yaitu tidak pengap dan berbau; ruangan terang; dan sirkulasi udara baik, kebanyakan aspek tidak memenuhi syarat pada ruangan yang pengap dan berbau. Beberapa toilet yang tidak memiliki ventilasi yang cukup menjadi salah satu penyebab toilet bau dan pengap. Selain itu, beberapa toilet tidak memenuhi syarat dikarenakan ratio toilet dengan jumlah murid yang tidak sesuai dengan kebutuhan kamar mandi sehingga menyebabkan toilet bau dan pengap. Menurut Kepmenkes No. 1429 tahun 2006, luas lubang ventilasi terhadap luas lantai yaitu 30 . Ventilasi bermanfaat untuk sirkulasi udara dalam ruangan serta mengurangi kelembaban untuk menjamin kesehatan penghuninya. Pencahayaan alami danatau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dan tidak menyilaukan Kepmenkes, 2006. Ventilasi berfungsi sebagai sirkulasi udara dari dalam toilet dengan udara luar. Selain itu, ventilasi juga membantu menyeimbangkan kelembaban dan pencahayaan dalam toilet.

5.1.1.3 Bak Air

Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa dari 44 toilet yang diperiksa, 5 toilet mempunyai bak air yang berfungsi, tetapi kotorberlumutada jentik; 19 toilet mempunyai bak air yang sebagian agak kotorberlumut, dan tidak ada jentik nyamuk dan 20 toilet mempunyai bak air yang bersih, tidak ada kotoran, tidak berlumut, tidak ada jentik nyamuk dan air secukupnya. Jadi, dapat diketahui bahwa 20 toilet 45,5 memenuhi syarat dan 24 toilet 54,5 tidak memenuhi syarat. Universitas Sumatera Utara Bak air maupun air bersih itu sendiri turut mempengaruhi kondisi sanitasi toilet. Bak air yang ditemukan pada toilet sekolah dasar ada yang kotorberlumut. Hal ini disebabkan oleh jarangnya bak air dibersihkan. Sebagian bak terbuat dari ember plastik sehingga air selalu habis pakai sehingga kotoranlumutjentik tidak ada. Bak yang kotor, terlihat berjamur dan jarang dibersihkan akan menjadi tempat perindukan bakteri maupun nyamuk. Demikian juga dengan air yang kualitasnya buruk dapat menjadi water borne disesase bagi pengguna toilet ATI, 2004. Menurut Kepmenkes 1429 tahun 2006, pengurasan bak penampung air dilakukan paling lama 1 kali seminggu. Bila bak air tidak digunakan dalam jangka waktu lama misalnya pada saat usim liburan panjang, maka bak air harus dikosongkan.

5.1.1.4 Alat Mengambil AirGayung

Alat mengambil airgayung yang di observasi di toilet sekolah dasar yaitu alat mengambil airgayung yang ada pada 44 toilet pada 10 sekolah dasar. Berdasarkan hasil observasi, 43 toilet 97,7 mempunyai alat mengambil airgayung yang memenuhi syarat dan 1 toilet 2,3 mempunyai alat mengambil airgayung tidak memenuhi syarat. Alat mengambil airgayung di sekolah dasar Desa Sei Rotan yang di observasi layak dipakai bersih, dan diletakkan ditempat yang aman. Alat mengambil airgayung diletakkan diatas bak air. Satu buah alat mengambil airgayung yang di observasi tidak memenuhi syarat karena diletakkan ditempat yang tidak aman untuk digunakan yaitu dibiarkan terletak di lobang wc. Universitas Sumatera Utara

5.1.1.5 Alat dan Bahan Pembersih