Keadaan yang didapati seperti lantai yang kotor, air yang kotor atau kurang bersih, dinding yang dicoret-coret, bau yang tidak sedap, pintu toilet yang kurang baik
keadaannya, dan tidak mempunyai tempat sampah. Untuk itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sanitasi
dan pemantauan jentik nyamuk pada toilet sekolah dasar di Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah adalah bagaimana Sanitasi dan Pemantauan Jentik Nyamuk pada Toilet Sekolah Dasar di
Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Sanitasi dan Pemantauan Jentik Nyamuk pada Toilet Sekolah Dasar di Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui kualitas sanitasi toilet pada Sekolah Dasar di Desa Sei Rotan
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2013. 1.3.2.2
Mengetahui keberadaan jentik pada toilet Sekolah Dasar di Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.
1.3.2.3 Mengetahui angka Container Index.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Sebagai gambaran informasi data tentang sanitasi toilet bagi Sekolah Dasar di
Puskesmas Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.
1.4.2 Mengetahui ada tidaknya jentik pada toilet sekolah dasar di Desa Sei Rotan
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2013. 1.4.3
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut sebagai bahan perbandingan dari hasil penelitian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sanitasi
Sanitasi menurut WHO, ialah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang
mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Pengertian Sanitasi yang dikemukakan oleh Elher dan Stell adalah usaha
– usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor
– faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit Elher, 2003.
Sedangkan pendapat lain Sanitasi merupakan usaha – usaha pengawasan yang
ada dalam lingkungan fisik yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial Kusnoputranto, 1996.
Menurut Azwar 2006, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Sedangkan tempat-tempat umum diartikan sebagai suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk
melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus-menerus, baik secara membayar, maupun tidak.
2.1.1 Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan untuk
menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang
Universitas Sumatera Utara
merugikan kesehatan. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum perlu dilakukan dengan tujuan untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala dan
untuk membina serta meningkatkan peran aktif serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat Chandra, 2007.
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan
atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi
kesehatan masyarakat dari kemungkingan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya Chandra, 2007.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah waktu dan kunjungannya tinggi. Tempat atau
sarana layanan umum antara lain hotel, kolam renang, pasar, salon, panti pijat, tempat wisata, terminal, tempat ibadah, bangunan pendidikan, dan lain-lain Chandra, 2007.
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, untuk itu perlu
dikelola demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan penggunanya hidup dan
bekerja dengan produktif secara sosial ekonomis Abdullah, 2012.
Sasaran sanitasi tempat-tempat umum menurut Kepmenkes No. 288 tahun 2003 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Lingkungan Pemukiman antara lain perumahan, asrama, pondok pesantren, condominium apartemen, rumah susun dan sejenisnya.
b. Tempat umum antara lain hotel, penginapan, pasar, bioskop, tempat rekreasi, kolam renang, terminal, Bandar udara, pelabuhan laut, pusat perbelanjaan dan
usaha-usaha yang sejenis. c. Lingkungan kerja antara lain kawasan perkantoran, kawasan industri, atau yang
sejenisnya. d. Angkutan umum antara lain bus umum, pesawat udara komersial, kapal
penumpang, kapal ferry penumpang, kereta api dan sejenis. e. Lingkungan lainnya antara lain tempat pengungsian, daerah transmigrasi, lembaga
permasyarakatan, sekolah dan sejenis. f. Sarana Pelayanan Umum antara lain samsat, bank, kantor pos dan tempat ibadah
yang sejenis. g. Sarana Kesehatan antara lain rumah sakit, puskesmas, laboratorium, pabrik obat,
apotik dan yang sejenis.
2.2 Sekolah Dasar 2.2.1 Pengertian Sekolah Dasar
Menurut Kemendikbud 2012, sekolah dasar disingkat SD adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar adalah proses
pendidikan yang diberikan kepada anak didik yang mendasari setiap pendidikan selanjutnya. Sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa dan warga sekolah
dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan
Universitas Sumatera Utara
di lingkungan sekolah. Oleh karenanya lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan sehat sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar.
2.2.2 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah
Menurut Permendiknas no. 24 tahun 2007 sebuah SDMI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. Ruang kelas, 2. Ruang perpustakaan,
3. Laboratorium IPA, 4. Ruang pimpinan,
5. Ruang guru, 6. Tempat beribadah,
7. Ruang UKS, 8. Jamban,
9. Gudang, 10. Ruang sirkulasi,
11. Tempat bermainberolahraga.
2.3 Toilet 2.3.1 Pengertian Toilet
Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci tangan dan muka Kemenbudpar, 2004.
2.3.1.1 Peruntukan dan Kegunaan Toilet.
Peruntukan dan kegunaan toilet berdasarkan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata:
Universitas Sumatera Utara
1. Peruntukan
Tempat untuk membuang hajat dan membersihkan badan. 2.
Kegunaan a.
Utama : Ruang untuk buang ait besar dan air kecil. b.
Pendukung : Ruang penjaga toilet dan penyimpanan alat-alat untuk membersihkan toilet.
c. Lain-lain : Ruang untuk cuci tangan dan muka, mengganti pembalut wanita,
mengganti popok bayi dan merapikan diri rias, pakaian.
2.3.1.2 Kelengkapan Ruang
1. Ruang untuk buang air besar WC : a. Kloset duduk atau jongkok.
b. Air dan perlengkapannya. c. Tempat sampah.
d. Tempat sampah kuhus pembalut. 2. Ruang untuk buang air kecil :
a. Urinal. b. Air dan perlengkapannya tempat air gayung, keran, dll.
3. Ruang cuci tangan dan cuci muka wasatafel. a. Wasatafel.
b. Cermin c. Air dan Perlengkapannya Tempat air, kran, dll
d. Ruang penjaga dan pelayanan kebersihan janitor. e. Penggantung alat pembersih
Universitas Sumatera Utara
f. Lemari rak simpan. g. Bak Pencuci
h. Air dan perlengkapannya tempat air gayung, keran, dll.
2.3.2 Standar Minimal Hygienis Sanitasi
Apa saja yang harus ada di toilet umum dan bagaimana memeliharanya, berikut ini standar minimal yang ditetapkan oleh Asosiasi Toilet Indonesia
bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yaitu:
2.3.2.1 Ventilasi dan Sirkulasi
Toilet umum harus memiliki sistem ventilasi yang baik agar tempat tersebut tidak menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembanganya bakteri dan jamur. Apabila
posisi ruangan tidak memungkinkan untuk dibuat bukaan ventilasi maka harus ada alternatif membuang udara dari dalam dengan exhaust fan. Sebagai tambahan,
sebaiknya disediakan alat pengering lantai di bawah wastafel untuk memaksimalkan usaha menjaga lantai tetap kering setiap saat
.
2.3.2.2 Tempat Sampah
Tempat sampah diletakkan di dekat tempat cuci tangan. Bahannya terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan. Tempat sampah itu bertutup yang mudah
dibuka dan tidak mengotori tangan. Tempat sampah sering dibersihkan agar tidak menjadi sarangtempat berkembangbiaknya serangga atau binatang penular penyakit
vector. Sebaiknya ada tempat sampah khusus untuk pembalut.
2.3.2.3 Penyediaan Air
Air bersih harus tersedia dengan cukup baik untuk menyiram kotoran maupun mencucimembersihkan bagian tubuh.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.4 Pencahayaan
Sistem pencahayaan bisa menggunakan pencahayaan alami atau buatan. Pencahayaan yang baik akan menghemat energi dan meningkatkan penampilan
positif toilet. Pencahayaan alami harus dimaksimalkan karena dapat membantu menciptakan suasana yng lebih lembut dan ramah.
2.3.2.5 Pembuangan Limbah Cair dan Tinja
Limbah cair dan tinja toilet harus dibuang di septic tank secara komunal yang dilengkapi dengan bk resapan. Limbah dan tinja tidak boleh dibuang atau dialirkan ke
sungai, danau, atau tempat terbuka lainnya.
2.3.3 Pengelolaan Toilet
Pengelolaan toilet berdasarkan standar toilet umum Indonesia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut:
Pengelolaan toilet berdasarkan standar toilet umum indonesia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut:
2.3.3.1 Kebersihan Toilet
1. Standar Minimal a. Toilet harus selalu dalam keadaan kering dan bersih.
b. Tersedia bahan pembersih seperti : air dan atau kertas toilet. c. Tersedia tempat sampah tertutup.
d. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. e. Lantai mudah dibersihkan, tidak licin dan kedap air.
f. Tidak menjadi perindukan serangga. g. Dinding bersih berwarna terang.
Universitas Sumatera Utara
h. Permukaan dinding yang terkena air terbuat dari bahan kedap air yang terbuat dari keramik dengan ketinggian minimal 160 cm.
i. Langit-langit bersih dan terang dengan tinggi minimal 220 cm. j. Dapat dilengkapi dengan tanaman hias gerbera yang dapat menghisap racun atau
bau dalam ruangan, seperti daun sri rezeki dan jenis bunga potong, misal : daun jagung, pedang-pedangan, daun mertua dan lain-lain.
k. Tersedia petugas khusus untuk menjaga kebersihan toilet. l. Tersedia peralatan dan bahan pembersih yang memadai.
m. Penampungan sampah dilakukan minimal setipa hari. 2. Tersedia petunjuk himbauan operasional peralatan fasilitas toilet umum, seperti :
a. Buang sampah pada tempatnya. b. Matikan Kran setelah digunakan.
c. Bersihkan toilet kembali,karena akan dipakai orang lain. d. Gunakan kloset sesuai dengan fungsinya.
e. Dilarang merokok. 3. Rekomendasi :
a. Tersedia sabun cair pembersih b. Tersedia pengering tangan
c. Suhu ruangan normal 20-27
o
C. d. Kelembaban 40-50.
2.3.3.2 Sistem Pemakaian Air
a. Air bersih untuk cuci tangan dan pembersih perturasan dengan sistem tap
tekan.
Universitas Sumatera Utara
b. air pengelontor diguanakan agar jumlah air pengelontor yang keluar setengah
atau penuh sesuai kebutuhan. c.
kloset jongkok menggunakan air sebagai pembersih dan air sebagai pengelontor, kloset duduk menggunakan kertas tissue sebagai pembersih dan air sebagai
pengelontor. d.
perturasan menggunakan air sebagai pembersih, di setiap perturasan sisediakan kran air.
2.3.3.3 Sistem Limbah
Standar minimal : 1.
Limbah cair dan tinja dari toilet tidak mencemari air tanah, tanah dan air permukaan.
2. Limbah cair dan tinja yang telah diolah melalui tangki septic dan saluran sumur
resapan dapat dibuang langsung ke saluran umum atau dimanfaatkan kembali untuk air penggelontoran kloset.
3. Lumpur tinja dari tangki septic harus diolah pada sarana Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja IPLT. Lumpur tinja yang belum diolah pada sarana IPLT tidak dibuang langsung ke tanah atau pad air permukaan, tapi lokalisasikan dalam
kolam lagoon.
2.3.3.4 Pemeliharaan Toilet
Cara merawat toilet umum adalah dengan melakukan pembersihan secara rutin dan berkala sesuai dengan jumlah pengunjung, perawatan kloset di toilet
dilakukan dengan menggunakan larutan pembersih ke dalam lubang kloset dengan menggunakan sikat tangkai. Sebelum mem-flush kloset tersebut, gunakan penutup
Universitas Sumatera Utara
kloset dan flush klose tersebut. Dengan cara ini maka titik-titik air kotor tidak terlontar ke atas sampai dengan 20 cm yang akan terjadi jika mem-flush sebelum
menutup kloset Kemenbudpar, 2004.
2.3.4 Syarat Toilet Sekolah Dasar
Syarat toilet sekolah dasar menurut Permendiknas no. 24 tahun 2007, yaitu : a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar danatau kecil.
b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Banyak
minimum jamban setiap sekolah 3 unit. c. Luas minimum 1 unit jamban 2 m
2
. d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.
e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban. f. Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Sarana Toilet Sekolah Dasar No.
Jenis Rasio
Deskripsi
1 Kloset jongkok
1 buahruang Saluran berbentuk leher angsa
2 Tempat air
1 buahruang Volume air minimum 200 liter.
Berisi air bersih. 3
Gayung 1 buahruang
4 Gantungan pakaian
1 buahruang 5
Tempat sampah 1 buahruang
6 Perlengkapan lain
2.4 Pengertian Nyamuk Mosquito
Nyamuk adalah vector mekanis atau vector siklik penyakit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus. Nyamuk dari genus Psorophora dan
Universitas Sumatera Utara
Janthinosoma yang terbang dan menggigit pada siang hari, membawa telur dari lalat Dermatobia hominis dan menyebabkan myiasis pada kulit manusia atau pada
mamalia lain. Nyamuk yang penting ada tiga genus yang menjadi vector penyakit penting di Indonesia, yaitu genus Culex, Anopheles, dan Aedes Soemirat, 2009.
2.4.1 Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Ae. aegypti dikenal dengan sebutan black white mosquito atau tiger mosquito karena tubuhnya memiliki cirri yang khas yaitu adanya garis-garis dan
bercak-bercak putih keperakan di atas dasar warna hitam. Sedangkan yang menjadi cirri khas utamanya adalah ada dua garis lengkung yang berwarna putih keperakan di
kedua sisi lateral dan dua buah garis putih sejajar di garis median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam lyre shaped marking.
Dalam siklus hidupnya, Ae. aegypti mengalami empat stadium yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Stadium telur, larva, dan pupa hidup di dalam air tawar yang
jernih serta tenang. Genangan air yang disukai sebagai tempat perindukannya breeding place adalah genangan air yang terdapat di salam suatu wadah atau
container, bukan genangan air ditanah. Tempat-tempat perindukan yang paling potensial adalah tempat penampungan air TPA yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari : drum, bak mandi, bak WC, gentongtempayan, ember dan lain-lain. Tempat-tempat perindukan lainnya yang non-TPA adalah vas bunga, pot tanaman
hias, ban bekas, kaleng bekas, botol bekas, tempat minuman burung, dan lain-lain, serta tempat penampungan air alamih : lubang pohon, pelepah daun pisang, pelepah
daun keladi, lubang batu, dan lain-lain. Tempat perindukan yang paling disukai
Universitas Sumatera Utara
adalah yang berwarna gelap, terbuka lebar dan terlindungi dari sinar matahari langsung.
Untuk memecahkan hambatan upaya pemberantasan nyamuk Ae. aegypti perlu dipahami ilmu, seperti taksonomi, morfologi, ekologi, ekologi, bionomic, siklus
hidup, lingkungan hidup, hubungan Ae. aegypti dan virus Dengue, transivarial transmission, dan pengendalian vektor Soegijanto, 2006.
2.4.1.1 Taksonomi dan Morfologi
Nyamuk Ae. aegypti L Diptea : Culicidae disebut black-white mosquito karena tubuhnya ditandai dengan pita atau garis-garis putih keperakan di atas dasar
hitam. Di Indonesia nyamuk ini sering disebut sebagai salah satu dari nyamuk- nyamuk rumah.
Menurut Richard dan Davis, kedudukan nyamuk Ae. aegypti dalam klasifikasi hewan adalah sebagai berikut :
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Bangsa : Diptera
Suku : Culicidae
Marga : Aedes
Jenis : Aedes aegypti
Masa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk Ae. aegypti dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa, sehingga termasuk
metamorphosis sempurna hotometabola.
Universitas Sumatera Utara
a. Telur
Telur nyamuk Ae. aegypti berbentuk ellips atau oval memanjang, warna hitam, ukuran 0,5-0,8 mm, permukaan polygonal, tidak memiliki alat pelampung, dan
diletakkan satu per satu pada benda-benda yang terapung atau pada dinding bagian dalam tempat penampungan air TPA yang berbatasan langsung dengan permukaan
air. Dilaporkan bahwa dari telur yang dilepas, sebanyak 85 melekat di dinding TPA, sedangkan 15 lainnya jatuh ke permukaan air.
b. JentikLarva
Jentik atau larva adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di air dan memiliki perilaku mendekat atau menggantung pada permukaan air untuk bernapas.
Nama jentik berasal dari gerakannya ketika bergerak di air. Ia dikenal pula dalam bahasa lokal sebagai encuk atau uget-uget.
Larva nyamuk Ae. aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu-bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris.
Larva ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami 4 kali pergantian kulit ecdysis, dan larva yang terbentuk berturut-turut disebut larva instar I, II, III,
dan IV. Larva instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri spinae pada dada thorax belum begitu jelas, dan corong pernapasan
siphon belum menghitam. Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernapasan sudah berwarna hitam. Larva instar IV telah
lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala chepal, dada thorax, dan perut abdomen.
Universitas Sumatera Utara
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antenna tanpa duri-duri, dan alat-alat mulut tipe pengunyah chewing. Bagian dada tampak paling
besar dan terdapat bulu-bulu yang simetris. Perut tersusun atas 8 ruas. Ruas perut ke- 8, ada alat untuk bernapas yang disebut corong pernapasan. Corong pernapasan tanpa
duri-duri, berwarna hitam, dan ada seberkas bulu-bulu tuft. Ruas ke-8 juga dilengkapi dengan seberkas bulu-bulu sikat brush di bagian ventral dan gigi-gigi
sisir comb yang berjumlah 15-19 gigi yang tersusun dalam 1 baris. Gigi-gigi sisir dengan lekukan yang jelas membentuk gerigi. Larva ini tubuhnya langsing dan
bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negative, dan waktu istirahat membentuk sudut hamper tegak lurus dengan bidang permukaan air Soegijanto, 2006.
Selama jentik-jentik yang ada di tempat-tempat perindukan tidak diberantas setiap hari, akan muncul nyamuk-nyamuk baru yang menetas dan penularan akan
terulang kembali. Untuk mengetahui kepadatan vektor di suatu lokasi atau wilayah dapat dilakukan dengan cara :
1. Cara Single Larva
Survey ini dilakukan dengan mengambil ratio jentik disetiap tempat genangan air yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut jenis jentiknya.
2. Cara Visual
Survey ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik disetiap tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya
Ukuran yang dipakai untuk menghitung kepadatan jentik Aedes sp. Menggunakan rumus sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
House Index HI = House index HI adalah persentase rumah yang positif jentik dari seluruh rumah
yang diperiksa.
Container index CI adalah persentase container yang positif jentik dari seluruh container yang diperiksa.
Breteau index BI adalah jumlah container dengan jentik dari 100 rumah Depkes RI, 1992.
c. Pupa
Pupa nyamuk Ae. aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala- dada cephalothorax lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya,
sehingga tampak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung dorsal dada terdapat alat bernapas seperti terompet. Pada ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat
pengayuh yang berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor 7 pada ruas ke-8 tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak
makan, tampak gerakannya lebih lincah bila diingkan dengan larva. Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang permukaan air Soegijanto, 2006.
d. Dewasa
Nyamuk Ae. aegypti tubuhnya tersusun dari tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antenna yang
Universitas Sumatera Utara
berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk-pengisap piercing-sucking dan termasuk lebih menyukai manusia anthropophagus, sedangkan nyamuk jantan
bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, Karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan phytophagus. Nyamuk betina
mempunyai antenna tipe-pilose, sedangkan nyamuk jantan tipe plumose. Dada nyamuk ini tersusun dari 3 ruas, porothorax, mesothorax, dan
metathorax. Setiap ruas dada ada sepasang kaki yang terdiri dari femur paha, tibia betis, dan tarsus tampak. Pada ruas-ruas kaki ada gelang-gelang putih, tetapi pada
bagian tibia kaki belakang tidak ada gelang putih. Pada bagian dada juga terdapat sepasang sayap tanpa noda-noda hitam. Bagian punggung mesontum ada gambaran
garis-garis putih yang dapat dipakai untuk membedakan dengan jenis lain. Gambaran punggung nyamuk Ae. aegypti berupa sepasang garis lengkung putih bentuk :lyre
pada tepinya dan sepasang garis submedian tengahnya. Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas-ruas tersebut terdapat bintik-bintik
putih. Waktu istirahat posisi nyamuk Ae. aegypti ini tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya Anies, 2006.
2.4.1.2 Ekologi dan Bionomi
Telur, larva, dan pupa nyamuk Ae. aegypti tumbuh dan berkembang di dalam air. Genangannya yang disukai sebagai tempat perindukan nyamuk ini berupa
genangan air yang tertampung di suatu wadah yang biasa disebut container atau tempat penampungan air bukan genangan air di tanah.
Survey yang telah dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa tempat perindukan yang paling potensial adalah TPA yang digunakan sehari-hari seperti
Universitas Sumatera Utara
drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember, dan sejenisnya. Tempat perindukan tambahan adalah disebut non-TPA, seperti tempat minuman hewan, barang bekas, vas
bunga, perangkap semut dan lain-lainnya, sedangkan TPA alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang, potongan
bambu, dan lain-lainnya. Nyamuk Ae. aegypti lebih tertarik untuk meletakkan telurnya pada TPA berair yang berwarna gelap, paling menyukai warna hitam,
terbuka lebar, dan terutama yang terletak di tempat-tempat terlindung sinar matahari langsung.
Nyamuk Ae. aegypti hidup domestik, lebih menyukai tinggal di dalam rumah daripada di luar rumah. Mereka tidak akan terbang jauh, hanya sekitar 100 meter,
kecuali kalau dibawa angin kencang. Apabila sudah menghisap darah, nyamuk akan beristirahat di tempat-tempat yang gelap dan sejuk sampai proses penyerapan darah
untuk perkembangan telur selesai. Nyamuk betina menggigit dan menghisap darah lebih banyak di siang hari
terutama pagi atau sore hari antara pukul 08.00 sampai dengan 12.00 dan 15.00 sampai dengan 17.00 WIB. Kesukaan menghisap darah lebih menyukai darah
manusia daripada hewan, menggigit dan menghisap darah beberapa kali pada siang hari orang sedang aktif, nyamuk belum menghisap darah beberapa kali pada siang
hari orang sedang aktif, nyamuk belum kenyang, orang sudah bergerak, nyamuk terbang dan menggigit lagi sampai cukup darah untuk pertumbuhan dan
perkembangan telurnya. Waktu mencari makanan, selain terdorong oleh rasa lapar, nyamuk Ae.
aegypti juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bau yang dipancarkan oleh
Universitas Sumatera Utara
inang, temperature, kelembapan, karbon dioksida, dan warna. Khan dkk. Untuk jarak lebih jauh, faktor bau memegangi peranan penting bila dibandingkan dengan faktor
lainnya. Kebiasaan istirahat lebih banyak di dalam rumah pada benda-benda yang bergantung, berwarna gelap, dan di tempat-tempat lain yang terlindung.
Nyamuk akan menjadi penular apabila darah yang diisapnya berasal dari oang yang sudah terinfeksi virus dengue. Ketika nyamuk menghisap darah, virus terbawa
masuk ke dalam tubuhnya dan mengalami perbanyakan dengan masa inkubasi pengeraman 8
– 10 hari. Selama itu, virus berkembang di dalam bagian perut nyamuk lalu menuju kelenjar ludah nyamuk. Nyamuk infektif itu menggigit orang
lain pada sikls gonotrofik berikutnya sambil menularkan virus Anies, 2006.
2.4.1.3 Siklus Hidup
Telur nyamuk Ae. aegypti berwarna hitam, oval, dan diletakkan di dinding wadah air, biasanya di bagian atas permukaan air. Apabila wadah ini mongering, telur
bisa tahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Ketika wadah air itu berisi air lagi dan menutupi seluruh bagian telur, telur itu akan menetas menjadi
jentik. Wadah air seperti bak mandi jangan hanya dikeringkan airnya saja, tetapi di dindingnya pun haus digosok sampai bersih.
Jentik dalam kondisi yang sesuai akan berkembang dalam waktu 6-8 hari dan kemudian berubah menjadi pupa kepompong. Stadium pupa ini adalah stadium tak
makan. Jika terganggu, dia akan bergerak naik turun di dalam wadah air. Dalam waktu lebih kurang dua hari, dari pupa akan muncul nyamuk dewasa. Jadi total siklus
hidup bisa diselesaikan dalam waktu 9 – 12 hari.
Universitas Sumatera Utara
Nyamuk setelah muncul dari kepompong akan mencari pasangan untuk mengadakan perkawinan. Setelah kawin, nyamuk siap mencari darah untuk
perkembangan telur demi keturunannya Anies, 2006.
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini menggambarkan sanitasi toilet sekolah dasar serta gambaran ada tidaknya jentik nyamuk pada air bak toilet sekolah dasar tersebut,
dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Sanitasi Toilet Sekolah Dasar :
1. Jumlah ratio toilet
2. Ventilasi dan pencahayaan
3. Bak air pada toilet
4. Alat mengambil airgayung
5. Alat dan bahan pembersih
6. Tempat sampah
7. Air bersih
8. Dinding
9. Lantai
KEPMENKES No. 1429 tahun 2006
Memenuhi syarat
Tidak memenuhi
syarat
Jentik Nyamuk Ada
Tidak ada
Container Index
Breteau Index
Universitas Sumatera Utara
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran sanitasi toilet pada sekolah dasar dan jentik nyamuk pada toilet sekolah dasar di Desa Sei
Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi pengambilan sampel dilakukan di sepuluh sekolah dasar yaitu : 1.
Sekolah Dasar Negeri 107398 2.
Sekolah Dasar Negeri 107405 3.
Sekolah Dasar Negeri 104607 4.
Sekolah Dasar Negeri 104206 5.
Sekolah Dasar Negeri 105288 6.
Sekolah Dasar Negeri 107399 7.
Sekolah Dasar MI Nurhafizah 8.
Sekolah Dasar Santa Lucia 9.
Sekolah Dasar Ade Irma Suryani 10.
Sekolah Dasar Madinatussalam
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013sampai Desember tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah sanitasi toilet pada Sekolah Dasar. Dalam penulisan ini juga dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk pada air bak yang terdapat di
semua sekolah dasar yang terdapat di Desai Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
3.4 Metode pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer