kejurnalistikan terkait tata kelola industri media dan sistem komunikasi global dan nasional. Kebijakan semacam ini mewujud dalam bentuk UU, PP, dan ketentuan
turunan lain yang relevan. Asumsinya, agen bisa mengubah struktur sepanjang memiliki resources:
morality dan power, serta mampu mengkomunikasikan apa yang diinginkannya agar struktur menjadi lebih baik. Jika wartawan dianggap sebagai profesional,
maka ia memiliki kebebasan dalam profesinya sebagai penyampai kepentingan publik. Mereka wajib melakukan praktik jurnalistik sesuai kode etik dan
mempertanggungjawabkan kebebasannya kepada publik. Sebaliknya, jika wartawan dianggap hanya sebagai pekerja, mereka berhak memiliki kebebasan
untuk mendirikan organisasi kerja sebagaimana pekerja atau buruh yang lain. Dalam kondisi ini, kemungkinan wartawan dapat dikontrol oleh kepentingan
perusahaan media sehingga berdampak pada hilangnya independensi wartawan. Power dimaknai dengan kemampuan untuk memengaruhi struktur sosial. Bagi
kaum elite yang memiliki power, akan memengaruhi struktur sosial untuk mempertahankan status quo mereka. Sementara, mereka yang tidak memiliki
power cenderung menerima status quo, bukan karena mereka dipaksa untuk itu, namun karena mereka memercayainya. Yang terjadi adalah kekerasan simbolik.
1.7. Operasionalisasi Konsep
1.7.1. Definisi Konseptual
Agar ada gambaranabstraksi yang jelas, maka perlu diberikan batasan konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berangkat dari pertimbangan teori.
Adapun konsep tersebut adalah:
1.7.1.1. Struktur Dominasi
Struktur adalah aturan rules dan sumberdaya resources yang terbentuk dari dan membentuk perulangan sosial. Dualitas struktur dan agen, terletak dalam
proses di mana “struktur sosial merupakan hasil outcome dan sekaligus sarana medium praktik sosial”. Secara prinsip struktural, Giddens melihat tiga gugus
besar struktur, yaitu signifikasi, dominasi, dan legitimasi. Dominasi mencakup
skema penguasaan atas orang politik dan barang atau hal ekonomi. Dalam gerak praktik sosial, ketiga gugus prinsip struktural ini, terkait satu sama lain.
Struktur signifikasi, pada gilirannya juga mencakup struktur dominasi dan legitimasi Giddens, 2011: 39. Dalam pandangan Giddens, struktur dominasi
akan menyembunyikan wajah dominasinya melalui pemanfaatan sedemikian rupa struktur signifikasi dan struktur legitimasi secara ideologis melalui universalisasi
kepentingan kelompok, perubahan kontradiksi, dan naturalisasi kekinian.
1.7.1.2. Wartawan
Wartawan dalam UU Pers No. 40 tahun 1999 diartikan sebagai orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Di bagian redaksional sebagai bagian
dari yang mengurus pemberitaan, dipimpin oleh seorang Pemimpin Redaksi, membawahi berbagai jabatan redaksional seperti redaktur pelaksana, berbagai
redaktur bidang-bidang pemberitaan tertentu, serta para reporter termasuk koresponden yang mencari dan melaporkan peristiwa yang hendak diberitakan
Santana, 2005: 188. Dengan demikian, wartawan disebut sebagai orang yang terlibat dalam pencarian, pengolahan, dan penulisan berita. Mulai dari pemimpin
redaksi hingga koresponden yang terhimpun dalam bagian redaksi. Prinsip utamanya adalah seorang wartawan manakala ia tetap berkarya ia tetap disebut
sebagai wartawan. Seorang Pemimpin Redaksi pun tetap wartawan, demikian juga jabatan-jabatan lain di lingkungan redaksi yang masih bersinggungan dengan
jurnalistik, tetaplah wartawan. Jika seorang yang duduk di jabatan struktural ditarik menjadi wartawan lapangan, status orang tersebut tidak berubah:
wartawan. Hanya tunjangan strukturalnya saja yang hilang atau berubah.
1.7.2. Operasionalisasi Konseptual