State of The Art

1.5.2. State of The Art

Penelitian tentang media telah cukup banyak dilakukan orang, tetapi belum banyak penelitian yang menghubungkan struktur dominasi media kaitannya dengan independensi wartawan dalam konglomerasi media. Merujuk pada beberapa penelitian yang telah dilakukan maka terdapat beberapa penelitian yang terkait dalam permasalahan yang dilakukan dalam penelitian ini. Akan tetapi secara spesifik penelitian-penelitian yang dilakukan memiliki keragaman tersendiri dan fokus yang berbeda. Untuk itu saya melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitan yang terkait dengan tesis ini, baik melalui jurnal, disertasi, tesis, skripsi, maupun laporan penelitian. Salah satu penelitian menarik yang dilakukan melalui media adalah studi yang dilakukan Zulhasril Nasir tentang perubahan struktur media massa Indonesia dari masa Orde Baru ke Orde Reformasi melalui pendekatan ekonomi politik media. Berdasarkan penelitiannya, Nasir menyimpulkan bahwa kebebasan media dan faktor modal menjadi penting dalam internalisasi perubahan struktur media. Selain itu faktor eksternal ditemukan bahwa kuasa politik, ekonomi dan teknologi merupakan faktor yang kuat dalam memengaruhi perubahan struktur media. Selain menemukan faktor eksternal dan internal yang sangat memengaruhi struktur media, Nasir juga mengungkapkan bahwa struktur dan aktor serta interaksi di antara keduanya merupakan faktor penting dalam restrukturisasi. Lebih lanjut dikemukakan bahwa berbagai aspek yang berada di sekitar interaksi antara aktor dengan struktur juga menjadi sangat penting. Hasil penelitiannya juga menemukan bahwa aspek yang sangat berpengaruh adalah faktor kepemimpinan atas proses interaksi di antara aktor-aktor itu Nasir, 2007: 66-67. Sedangkan penelitian Meily Badriati Jurnal Thesis, Januari-April 2006 yang berjudul “Dominasi Pemilik Modal dan Resistensi Pekerja Media: Studi Kasus Majalah Berita Mingguan Gatra pada Pasca Orde Baru” menggunakan Pemikiran Bourdieu tentang habitus dan kelas yang dilengkapi dengan teori strukturasi Giddens untuk melihat dominasi pemilik modal dan resistensi pekerja di majalah berita Gatra. Penelitian kualitatif ini menerapkan paradigma kritis menggunakan metode studi kasus dengan single case multi-level analysis ini, menganalisis pada level makro, meso dan mikro. Sementara, penelitian mengenai kekerasan wartawan dalam bentuk kultural pernah dilakukan oleh Muhammad Rofiuddin pada tahun 2011, karyanya berjudul “Menelusuri Praktik Pemberian Amplop kepada Wartawan di Semarang”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam tesis tersebut dijelaskan posisi strategis wartawan–bisa menyampaikan pesan ke khalayak dan bisa mempengaruhi opini publik–itulah yang selalu menjadi incaran banyak orang. Banyak orang maupun instansi yang mendekat ke wartawan karena ingin muncul di media massa. Salah satu pendekatannya adalah dengan cara memberikan imbalan kepada wartawan. Di samping itu, meski sudah tahu bahwa menerima amplop melanggar Kode Etik Jurnalistik KEJ tapi banyak wartawan yang bebas menerima amplop. Kecilnya gaji yang mereka terima menjadi pemicu wartawan menerima amplop. Akibatnya, amplop dari narasumber tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran tapi justru dianggap sebagai rezeki. Sementara, peran perusahaan media atau organisasi profesi dalam mengawasi perilaku wartawannya juga tidak ada sehingga praktik pemberian amplop tidak ada yang mengontrol sama sekali. Selain beberapa penelitian yang dilakukan dan fokus kajian media untuk memahami peran media dalam perubahan sosial, perlu diketahui juga bagaimana pengalaman media berkembang, serta dari pemetaan penelitian yang terkait dengan tesis ini. Secara metodologis penelitian media yang menggunakan pendekatan kualitatif sebagian besar menggunakan metode semiotik dan analisis wacana kritis. Sedangkan konsep-konsep Giddens lebih banyak digunakan dalam penelitian media, terutama mengenai relasi agen dan struktur. Tesis ini mencoba mengisi kekosongan yang belum dilakukan peneliti lain yakni menggambarkan struktur dominasi media pada independensi wartawan dengan kerangka pemikiran Giddens dalam teori strukturasi. Bagi saya, struktur dominasi media merupakan fenomena yang menarik, karena secara tidak langsung dan tidak disadari struktur dominasi media menciptakan realitas terjadinya kekerasan simbolik bagi independensi wartawan. Hal ini terlihat dari pemilik media makin semena-mena terhadap pekerjanya, sementara publik hanya dilihat sebagai pasar. Begitu pula keberadaan pekerja pers juga belum punya posisi tawar bargaining position terhadap pemilik modal. Dengan demikian, dominasi akan menjadi negatif jika diperoleh secara menyimpang. Fenomena ini belum terkover dalam konteks penelitian media yang cenderung melihat dari fungsi ideologis saja, sedangkan bagi Giddens, sistem nilai dan kategorisasi yang diciptakan dalam media adalah adanya unsur timbal balik dualitas antara agen dan struktur.

1.5.3. Teori Ekonomi-Politik Media