Langkah Preventif untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah pada Masyarakat Multikultural

E. Langkah Preventif untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah pada Masyarakat Multikultural

Bangsa Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat multikultural dari sekian banyak masyarakat multikultural di dunia. Pada masyarakat multikultural terdapat struktur budaya dan tata-nilai yang berbeda-beda yang mengakar pada budaya kesukuan. Kondisi ini sering menimbulkan gejala-gejala disharmoni seperti terjadinya dominasi dan tekanan-tekanan dari kelompok kuat kepada kelompok lemah, juga munculnya konflik horizontal yang bernuansa sama. Di Aceh telah terjadi konflik antara GAM dengan pemerintah pusat RI, di Kalimantan Barat pernah terjadi konflik kesukuan antara Suku Dayak dan Madura, juga yang terjadi di Poso serta konflik-konflik horizontal lainnya.

Di satu sisi kebinekaan kultur memang menambah pesona kepariwisataan nasional, yang berarti menyuburkan industri kepariwisataan nasional yang dapat membuka lapangan kerja baru. Tetapi di sisi yang lain kebinekaan kultur dapat mempersulit penyelenggaraan tata kehidupan sebagai suatu bangsa. Contoh, penyelesaian sengketa barang warisan menurut hukum waris yang berbeda- beda.

Untuk mengantisipasi terjadinya berbagai masalah akibat struktur yang multikultural dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Mengintegrasikan Unsur-Unsur Sosial (Ras, Suku, dan Agama)

Perbedaan ras, suku, dan agama memang benar-benar bisa menjadi penyebab terjadinya perbedaan pendapat dan dapat mengarah pada terjadinya konflik. Oleh sebab itu, sedapat mungkin keadaan ras, suku, dan agama yang berbeda-beda dapat diintegrasikan untuk mengarah pada kepentingan nasional walaupun nilai-nilainya tidak bisa dipadukan. Apabila hal ini dapat dilakukan, maka konflik akan dapat ditekan dan dikurangi untuk masa-masa yang akan datang. Sebagaimana telah disinggung bahwa di Indonesia terdapat banyak ras, suku dan agama maka untuk menyikapi hal ini diperlukan suatu kearifan, yaitu mengedepankan keutuhan bangsa di atas kepentingan golongan dan kepentingan pribadi.

Hasil dari pembauran ras, suku, dan agama akan menumbuhkan suatu unsur-unsur sosial baru yang bersifat komplementer dan homogen, yang pada gilirannya akan mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada menuju keutuhan bangsa. Sebagaimana hal-hal yang lain pembauran ras, suku, dan agama merupakan suatu tantangan yang seringkali menimbulkan pro kontra di antara unsur masyarakat Indonesia yang majemuk. Kalau semuanya dilandasi dengan tingginya sikap cinta tanah air dan kebangsaan maka segalanya akan dapat terselesaikan dengan baik.

92 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

2. Membangun Forum Komunikasi Lintas Ras, Suku, dan Agama

Forum komunikasi lintas ras, suku, dan agama merupakan wadah musyawarah dan tenggang rasa antarumat beragama, serta berusaha mencari solusi yang terbaik apabila terjadi konflik-konflik yang bernuansa agama, ras, maupun kesukuan. Pada dasarnya konflik antarsuku, ras, dan agama dapat terjadi, karena masing-masing tidak mengetahui karakteristik dari kelompok yang lain. Hal ini dapat diatasi dengan membuka sarana komunikasi secara nasional yang melibatkan suku-suku, kelompok ras, dan kelompok agama dengan membentuk wadah yang bersifat umum yang disebut forum komunikasi bangsa.

Forum komunikasi ini meliputi forum komunikasi kepemudaan, organisasi profesi, dan organisasi massa yang menjadi bangunan fundamental dalam gerak pergaulan antarindividu di dalam masyarakat. Contoh forum komunikasi yang bersifat universal lintas suku, ras, dan agama misalnya OSIS, karang taruna, sekolah-sekolah umum, biro jasa, konsultan, rumah sakit umum, serta organisasi- organisasi yang lain. Forum seperti ini adalah forum yang dapat menampung anggota-anggota secara universal lintas suku, ras, agama, dan asal daerah, sehingga dapat mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.

3. Mengembangkan Budaya Nasional yang Bersumber dari Budaya Daerah

Sebagai suatu bangsa, Indonesia harus memiliki satu sistem budaya yang disebut budaya nasional. Budaya ini diangkat dari kebudayaan daerah yang dianggap baik dan dapat diterima oleh unsur-unsur masyarakat yang lain. Pada saat bangsa Indonesia terbentuk dengan tonggak sejarah seperti munculnya Kerajaan Majapahit, adanya gerakan kebangsaan melalui Budi Utomo, sesungguhnya telah berkembang suatu pola pikir bahwa masyarakat yang terpecah-pecah ke dalam banyak pulau menjadi satu nasib dan sepenanggungan untuk mengarungi kehidupan bersama dan membentuk suatu bangsa.

Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia telah didahului dengan adanya budaya-budaya yang merupakan konsensus bersama seperti bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan, tanah air yang satu yaitu tanah air Indonesia, Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, dan Pancasila sebagai lambang dan dasar falsafah negara. Proses asimilasi budaya yang telah terbentuk tersebut terus berkembang dan patut untuk dikembangkan, sehingga tercipta suatu tatanan kehidupan bersama yang mengakar dari budaya-budaya daerah sebagai unsur pembentuk bangsa. Budaya-budaya yang merupakan hasil asimilasi ini antara lain pakaian nasional, kesenian nasional, yang sesungguhnya merupakan puncak-puncak budaya daerah yang dibakukan dan diangkat sebagai budaya nasional.

Secara psikologis bangsa Indonesia juga harus dipersatukan di dalam suatu pola pemikiran yang sama untuk memandang ke dalam dan ke luar yang kita kenal dengan wawasan nusantara yang sudah mulai dilupakan. Wawasan nusantara sebagai salah satu upaya untuk menegakkan keutuhan bangsa merupakan suatu kesepakatan bagaimana bangsa Indonesia memberikan persepsi terhadap diri dan lingkungannya. Dalam wawasan nusantara bangsa

Masyarakat Multikultural

Indonesia memandang bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan geografis, satu kesatuan hukum, dan satu kesatuan sosial yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lain. Pada dasarnya ancaman, gangguan, dan penderitaan dari salah satu submasyarakat yang ada di Indonesia merupakan ancaman, gangguan, ataupun penderitaan dari seluruh masyarakat Indonesia.

4. Mengembangkan Wawasan Kebangsaan

Akhir-akhir ini pembinaan terhadap nasionalisme bagi siswa di sekolah dirasa makin menipis karena terdesak oleh muatan-muatan materi pelajaran yang lain yang ada di sekolah. Hal ini telah mengakibatkan makin menipisnya wawasan kebangsaan sehingga cenderung tidak menyadari bahwa semua unsur sosial masyarakat majemuk seperti Indonesia ini pada hakikatnya adalah satu keluarga yang harus satu kata dan satu tujuan dalam membangun hidup bersama.

Sikap kebangsaan dapat dibangun melalui pengetahuan tentang wilayah dan unsur-unsur sosial yang ada di Indonesia. Orang yang berwawasan kebangsaan berarti mampu memberikan darma baktinya kepada bangsa dan wilayahnya sebagaimana yang diharapkan oleh tuntutan negaranya. Sikap ini termasuk bagian dalam dari sikap patriotistik dan nasionalisme. Pada dasarnya sikap patriotistik dan nasionalisme merupakan pondasi untuk terciptanya suatu bangsa yang berdaulat, baik ke dalam maupun keluar yang sekaligus akan menjadi jaminan tetap hidupnya bangsa tersebut di tengah-tengah bangsa yang lain di dunia ini.

Sikap patriotistik merupakan sikap rela berkorban dan mau berjuang untuk membela kepentingan bangsa dan negara serta bertanggung jawab atas perkembangan bangsa dan negaranya menuju kejayaannya. Sikap patriotistik dan nasionalisme ini patut untuk dikembangkan sedini mungkin. Salah satu hambatan makin menipisnya sikap patriotistik dan nasionalisme di kalangan pemuda adalah adanya sikap nepotisme, etnosentrisme, dan primodialisme. Oleh sebab itu, sikap-sikap patriotistik dan nasionalisme senantiasa harus digelorakan dan ditumbuhkembangkan dalam setiap kesempatan melalui transmission of culture dalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial dalam masyarakat.

5. Meletakkan Landasan tentang HAM

Apabila masing-masing orang dapat memahami hak-hak asasi manusia maka akan lahir toleransi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Hal ini berarti mereka dapat melakukan tenggang rasa terhadap pihak-pihak lain walaupun masing-masing berada dalam keadaan yang berbeda-beda. Melalui pengembangan hak-hak asasi manusia setiap warga masyarakat akan menyadari bahwa orang lain di luar dirinya memiliki hak asasi yang sama dengan dirinya dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapa pun. Di samping itu melalui pengembangan wawasan HAM akan memunculkan solidaritas sosial terhadap warga masyarakat lain yang mengacu pada kesetaraan hak dan kewajiban, sehingga dapat hidup berdam- pingan bahu-membahu dalam mewujudkan suatu kebersamaan.

94 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

6. Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa Antarunsur Sosial

Untuk mewujudkan sikap saling menghargai perbedaan dan bersedia bekerja sama atas dasar perbedaan-perbedaan menuju keutuhan dan persatuan bangsa maka diperlukan sikap tenggang rasa antarkomponen masyarakat. Sikap tenggang rasa pada dasarnya dapat meredam terjadinya konflik antarindividu dalam masyarakat, sikap tenggang rasa ini dapat dibangun melalui wawasan yang luas tentang karakteristik suku-suku bangsa, kelompok-kelompok agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian akan muncul sikap toleransi yang dapat membangun aktivitas kebersamaan. Dengan mengembangkan sikap toleransi sosial berarti masing-masing komponen masyarakat dapat menerima keberadaan komponen masyarakat yang lain dan dapat hidup berdampingan secara wajar dalam konteks bergaulan yang universal dengan berpijak pada kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan kepentingan golongan.

Dalam toleransi sosial juga terkandung unsur-unsur yang dapat memberikan pengakuan sekaligus perlakuan yang sama kepada setiap orang tanpa melihat latar belakang ekonomi, sosial budaya termasuk ras, suku, agama, dan asal daerah. Dengan mengembangkan sikap toleransi sosial ini maka keutuhan bangsa dapat terjaga dan tercipta suatu kesinambungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sosio Kritis

Lumpur Panas dan Bentuk-Bentuk Konflik yang Muncul

PT Lapindo Brantas merupakan salah satu lembaga swasta yang bergerak dalam bidang pertambangan. Beberapa waktu yang lalu telah melakukan pengeboran minyak di kawasan provinsi Jawa Timur tepatnya di daerah Porong Sidoarjo. Sebagai akibat dari adanya hu- man error telah menimbulkan munculnya lumpur panas disertai dengan gas dan kebulan asap putih dengan bau yang sangat menyengat. Peristiwa ini berlarut- larut hingga menimbulkan malapetaka bagi sejumlah besar orang di daerah Sumber: Tempo 27 Agustus 2006 tersebut. Salah satu masalah yang dialami Gambar 4.7 Lumpur panas PT Lapindo

brantas yang menuai konflik..

oleh warga adalah rusaknya harta ben-

da termasuk rumah kediamannya serta hilangnya kenangan-kenangan terhadap kampung halamannya. Melalui proses negosiasi panjang akhirnya

Masyarakat Multikultural Masyarakat Multikultural

Pertanyaan

1. Bagaimana pendapat Anda tentang kasus lumpur panas PT Lapindo Brantas di daerah Porong Sidoarjo?

2. Menurut Anda siapakah yang harus bertanggung jawab tentang peristiwa tersebut?

3. Bagaimana langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?

4. Seberapa besar menurut nilai-nilai kelayakan yang harus diberikan sebagai ganti rugi kepada masyarakat yang menjadi korban?

5. Tulislah pendapat Anda pada selembar kertas dan serahkan hasilnya kepada guru untuk dinilai.

Sosio Refleksi Setelah Anda mempelajari bab ini secara saksama maka Anda

diharapkan mampu menghayati dan memahami tentang:

a. Pengertian masyarakat multikultural.

b. Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

c. Perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat.

d. Keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Apabila Anda belum paham cobalah pelajari kembali atau tanyakan

langsung kepada guru.

Rangkuman

1. Manusia adalah makhluk sosial yang harus hidup berkelompok bersama- sama dengan manusia yang lain dalam bentuk kehidupan bermasyarakat.

2. Kelompok sosial adalah persekutuan orang-orang yang terbentuk atas dasar ikatan tertentu. Ikatan yang digunakan seringkali bernuansa darah dan keturunan, kedaerahan, struktur agama yang seragam serta budaya kesukuan dan ras.

96 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

3. Masyarakat multiklultural adalah himpunan masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok sosial. Dalam masyarakat multikultural terdapat suku-suku bangsa yang mempunyai struktur budaya yang berbeda-beda serta dimungkinkan banyak terbentuk kelompok-kelompok sosial kombinasi yaitu percampuran antara kesatuan religi, kesatuan genealogis, dan kesatuan yang berdasarkan kepentingan.

4. Kelompok sosial dalam masyarakat terbentuk atas dasar dorongan- dorongan tertentu seperti persamaan darah dan keturunan, persamaan wilayah, persamaan kepentingan, dan persamaan ideologi keagamaan.

5. Kelompok sosial ini terus menerus mengalami perubahan sehingga jumlahnya menjadi besar dan luas sebagai komponen masyarakat.

6. Kelompok-kelompok sosial selalu mengalami perubahan seiring dengan perkembangan peradaban manusia secara umum menuju pada peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam kerja sama, baik kerja sama dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.

7. Faktor-faktor komunikasi dengan bangsa lain serta tingkat peradaban akan mewarnai proses perkembangan kelompok-kelompok sosial menuju kedewasaannya.

8. Masyarakat multikultural terbentuk sebagai akibat penggabungan unsur- unsur sosial yang sangat berbeda-beda sejak awal.

9. Keanekaragaman kelompok-kelompok sosial pada masyarakat multikultural terdiri atas kebinekaan ras, kebinekaan suku, agama, dan gender.

10. Sebagai dampak dari struktur masyarakat yang multikultural memungkinkan koordinasi yang lebih sulit untuk mencapai suatu mufakat dan berpeluang terjadinya konflik baik secara vertikal maupun horizontal.

11. Untuk mengatasi konflik diperlukan tindakan-tindakan preventif berupa wawasan kebangsaan dan wawasan tentang hak asasi manusia sehingga tumbuh toleransi sosial dalam masyarakat yang berstruktur multikultural.

12. Agar masyarakat multikultural dapat efektif melakukan perubahan sosial menuju peningkatan kualitas hidup yang lebih baik maka perlu adanya toleransi sosial dalam bentuk penghargaan harkat dan martabat tiap- tiap individu serta adanya kerja sama bahu membahu untuk mewujudkan sinergi kebangsaan menuju peningkatan kualitas hidup.

Masyarakat Multikultural

Uji Kompetensi

A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar! Kerjakan di buku tugas Anda!

1. Masyarakat yang memiliki lebih dari satu struktur sosial budaya disebut ….

a. masyarakat tradisional

b. masyarakat pedesaan

c. masyarakat supranatural

d. masyarakat multidimensional

e. masyarakat multietnis dan multikultural

2. Salah satu gejala sosial budaya dari masyarakat majemuk yang kurang menguntungkan antara lain ….

a. banyak struktur budaya dan seni

b. sering terjadi perubahan progresif

c. terjadi persaingan hidup dan pertikaian

d. mengalami proses perubahan yang lebih cepat

e. memiliki solidaritas sosial yang tinggi

3. Berikut ini yang bukan masalah sosial yang dihadapi oleh bangsa Indonesia…

a. menurunnya nasionalisme dan ketahanan nasional

b. urbanisasi dan ruralisasi

c. pertumbuhan penduduk yang cepat

d. pencemaran lingkungan

e. pudarnya identitas budaya bangsa

4. Berikut ini adalah upaya-upaya untuk mengatasi disintegrasi bangsa Indonesia, kecuali….

a. mengembangan toleransi agama

b. penyusunan kebijaksanaan yang menganut paham mayoritas dan minoritas

c. pembauran ras dan perkawinan campur

d. peningkatan wawasan HAM

e. pendidikan nasionalisme dan bela negara

5. Keanekaragaman ras di dunia terdapat hubungan antara ras yang satu dengan yang lain :

1. malayan mongoloid

98 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Multi ras yang terdapat di Indonesia adalah ….

a. 2, 3, dan 4

b. semuanya betul

6. Dalam kaitannya dengan pembangunan budaya Indonesia ke depan, otonomi daerah yang dilaksanakan dewasa ini mempunyai pengaruh positif antara lain ….

a. munculnya sifat etnosentrisme

b. timbulnya kegairahan masyarakat daerah untuk berbenah diri

c. terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok masyarakat

d. berkembangnya budaya-budaya daerah

e. adanya kemajuan dalam pemanfaatan sumber alam di daerah

7. Subkebudayaan yang tumbuh dan berkembang digunakan dan dimiliki oleh seluruh suku bangsa dalam suatu negara disebut budaya ….

a. lokal

b. regional

c. nasional

d. internasional

e. wilayah

8. Pengertian budaya nasional adalah …..

a. kumpulan budaya daerah

b. budaya yang digunakan secara nasional

c. kumpulan beberapa adat

d. budaya yang dimiliki dan digunakan oleh seluruh suku dalam suatu negeri

e. budaya yang berlaku secara umum di seluruh Indonesia

9. Masyarakat Indonesia mempunyai latar belakang ras dan suku bangsa dapat bersama-sama menjadi anggota kelompok sosial tertentu atau penganut agama tertentu, sebaliknya mereka yang menganut agama- agama yang berbeda merupakan orang yang mempunyai latar belakang suku bangsa atau ras yang sama, keadaan ini dinamakan ….

a. perubahan sosial

b. integrasi

c. primordialisme

d. interseksi

e. konsolidasi

Masyarakat Multikultural

10. Berbagai rentetan konflik yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum dapat melihat kebinekaan sebagai potensi yang menguatkan, tapi justru sebaliknya. Untuk menghindari terjadinya konflik, maka diperlukan sikap seperti berikut ini, kecuali….

a. mempertebal wawasan kebangsaan

b. menghilangkan sikap fanatisme keagamaan

c. menghilangkan sikap primodialisme kesukuan

d. mempertebal sikap toleransi dalam kehidupan beragama

e. menjunjung tinggi fanatisme kedaerahan

B. Jawablah soal-soal berikut ini dengan singkat dan tepat!

1. Jelaskan arti penting kelompok sosial bagi seseorang!

2. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat multikultural?

3. Apakah yang dimaksud dengan kesatuan genealogis?

4. Sebutkan ciri-ciri kelompok sosial atas dasar persamaan darah dan keturunan!

5. Bagaimana kaitan antara struktur masyarakat yang majemuk dengan integrasi sosial?

6. Apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial?

7. Bagaimana terbentuknya kelompok sosial?

8. Sebut dan jelaskan ciri-ciri masyarakat multikultural!

9. Bagaimana upaya meningkatkan integrasi nasional pada masyarakat majemuk?

10. Jelaskan bagaimana perkembangan kelompok-kelompok sosial pada masyarakat multikultural!

Sosiologi SMA/MA Kelas XI