Keanekaragaman dalam Bentuk Agama dan Kepercayaan
1. Keanekaragaman dalam Bentuk Agama dan Kepercayaan
Keanekaragaman agama sangat berbeda dengan proses terbentuknya keanekaragaman ras maupun suku bangsa. Keanekaragaman agama merupakan proses pangggilan yang bersifat intuitif dari Sang Pencipta kepada umat manusia. Berbicara soal agama dan kepercayaan, agama merupakan keper- cayaan yang telah berkembang secara sistematis sehingga memiliki kalender kegiatan tetap, serta syariat baku yang diyakini oleh para penganutnya.
Agama berkembang seiring dengan tingkat peradaban manusia dan akan selalu ada sepanjang masa. Agama ditinjau dari sosiologis pada hakikatnya adalah himpunan norma-norma yang berisi petunjuk-petunjuk hidup agar manusia dapat memperoleh kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Kepercayaan merupakan suatu kesatuan religius dengan struktur yang tidak jelas, tetapi memiliki fungsi yang hampir sama, antara lain agar manusia memperoleh ketenangan, ketenteraman, dan keberhasilan baik di dunia maupun di akhirat.
86 Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Agama dan kepercayaan mempunyai kesamaan di dalam fungsinya yaitu sebagai cara agar manusia dapat kerkomunikasi dengan Tuhan dan selanjutnya memperoleh rahmat dan petunjukNya, sehingga manusia akan memperoleh kebahagiaan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Satu hal yang membedakan antara agama dan kepercayaan adalah bahwa agama lebih bersifat sistematis di dalam perhitungan kalender religi serta petunjuk-petunjuk pada setiap perilaku bagi para penganutnya, sedangkan kepercayaan struktur dan sistematikanya kurang jelas.
Kebinekaan agama akan menumbuhkan kebinekaan budaya yang bersumber dari agama yang ada di dalam masyarakat. Penghayatan agama memungkinkan munculnya bahasa, peralatan dan perlengkapan hidup, serta adat istiadat yang melekat dengan kepercayaan dalam agama tertentu. Dengan keanekaragaman agama yang ada telah memunculkan kebinekaan budaya dalam bentuk artefak maupun dalam bentuk pola perilaku.
Ada lima agama besar di Indonesia yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, sedangkan kepercayaan-kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa hampir di setiap daerah ada dengan struktur yang kurang jelas, tetapi masih tetap bertahan hingga sekarang. Misal, masyarakat Dayak menganut kepercayaan yang disebut Kaharingan, dalam kepercayaan ini warga masyarakat sangat mendambakan dan memuja dewa-dewa dengan roh para leluhurnya. Di Jawa masih terdapat beberapa aliran kepercayaan seperti aliran Pangestu (Paguyuban Ngesti Tunggal), aliran Sukmo Sejati, aliran Kasunyatan dan lain-lain. Adapun distribusi dari penganut-penganut agama dan kepercayaan di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Agama Islam Agama Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia yang hampir merata di seluruh tanah air, kecuali di Bali, Papua, Sumatra Utara, dan Sulawesi Utara.
b. Agama Kristen Di Indonesia agama Kristen merupakan agama besar yang kedua setelah agama Islam. Penganutnya banyak terdapat di Provinsi Maluku, sebagian Sulawesi Tengah dan Utara, sebagian Sumatra Utara, dan beberapa kota besar di Jawa.
c. Agama Katolik Agama Katolik merupakan agama terbesar ketiga setelah agama Kristen dan Islam. Agama katolik berpusat di Roma Italia, dengan pemimpin besar Paus Benedictus XVI. Di Indonesia penganut agama katolik sebagian besar berada di wilayah Indonesia bagian timur.
d. Agama Hindu Agama Hindu merupakan agama yang sangat tua usianya. Setidaknya awal abad ke-6 agama ini telah mulai berkembang di Indonesia dari Kerajaan Kutai, Kediri, Singosari, Majapahit hingga Kerajaan Pajang. Peninggalan sejarah dari kebudayaan agama Hindu bayak dijumpai di Indonesia. Misal, berbagai macam candi, salah satunya adalah Candi Prambanan di Jawa Tengah.
Masyarakat Multikultural Masyarakat Multikultural
khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.