IMPLEMENTASI BAHAN AJAR TERINTEGRASI NILAI SPIRITUAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) BERORIENTASI KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

IMPLEMENTASI BAHAN AJAR KIMIA TERINTEGRASI NILAI SPIRITUAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BERORIENTASI KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

HEPPY OKMARISA NIM: 8146141010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Heppy Okmarisa : Implementasi Bahan Ajar Terintegrasi Nilai Spiritual dengan Model Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) Berorientasi Kolaboratif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis. Medan: Program

Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual dengan buku ajar kimia SMA/MA pegangan siswa melalui model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) berorientasi kolaboratif. (2) Apakah pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual dapat menumbuh kembangkan nilai-nilai spiritual siswa. (3) Apakah terdapat hubungan antara nilai spiritual siswa dengan peningkatan hasil belajar. Sampel terdiri dari dua kelas. Instrumen penelitian berupa tes objektif hasil belajar sebanyak 25 butir soal yang valid dan reliable (0,84), serta instrumen angket dan lembar observasi sikap spiritual. Teknik analisa data dilakukan dengan uji Independent Sample T-test, Correlation dan Regression

Linier pada program SPSS 21 for windows dengan taraf signifikan 0,05. Hasil

penelitian dan pengujian menunjukkan : (1) Peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan buku ajar kimia SMA/MA pegangan siswa melalui model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) berorientasi kolaboratif (p = 0,000 < 0,05), nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen 1 sebesar 80% dan kelas eksperimen 2 sebesar 66%, (2) Bahan ajar kimia yang dikembangkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai spiritual pada siswa (3) Terdapat hubungan antara nilai spiritual dengan hasil belajar siswa sebesar 26%.

Kata Kunci : Nilai Spiritual, Bahan Ajar, Problem-Based Learning (PBL)


(6)

ABSTRACT

Heppy Okmarisa : Implementation Chemistry Teaching Materials Integrated

Spiritual Values Using Problem-Based Learning (PBL) Model Oriented Collaborative To Improve Student’s Learning Outcomes. Thesis, Medan : Postgraduate Program, State University of Medan. 2016

This Study aims to determine: (1) is there a difference between the increas student learning outcomes are taught using chemistry teaching materials integrated spiritual with using chemistry teaching materials SMA/MA with

Problem-Based Learning (PBL) model oriented Collaborative. (2) whether are

chemistry teaching materials integrated spiritualcan effectively develop student’s

spiritual. (3) whether there is a relationship between spiritual values with improved learning outcomes. Sample in this study is two classes. Research instruments in the form of a multiple choice test of 25 item that valid and reliable (0,84), questionnaire and observation sheet are used measure the spiritual attitude. The data analysis using consist of Independent Sample T-test, Correlation and Regression of SPSS 21 for windows with 0,05 significance level. The result of research and testing indicate : (1) Improving student learning outcomes are taught using chemistry teaching materials integrated spiritual higher that the results of learning by the chemistry teaching materials SMA/MA with Problem-Based

Learning (PBL) model oriented Collaborative (p = 0,000 < 0,05), the average

value of the N-Gain experimental class 1 is 80 % and experimental class 2 is 66 %, (2) chemistry teaching materials are developed to grow spiritual values in students, (3) there is a relationship between the spiritual value to student learning outcomes.

Keywords : Spiritual values, Chemistery teaching materials, Problem-Based Learning (PBL) model oriented Collaborative


(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan tesis yang berjudul: “Implementasi Bahan Ajar Terintegrasi Nilai Spiritual dengan Model Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) Berorientasi Kolaboratif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah Muhammad SAW, semoga mendapat syafaat dari beliau di Yaumil Masyar kelak, Amin.

Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan. Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II. Terimakasih telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan bimbingan, saran, nasihat, motivasi dan arahan kepada penulis. Kepada Ayahanda Syarifuddin, M.Pd dan Ibunda Irusmawati,S.Sos terima kasih atas kasih sayang yang engkau berikan, dukungan, serta pengorbanan baik moril maupun materil yang tak terhitung nilainya dan tak dapat dibalas dengan apapun juga.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Unimed 2. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia.

3. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia, sekaligus selaku dosen narasumber dan notulen

4. Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S dan Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku Dosen Narasumber

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed yang telah mengajar dan mendidik penulis


(8)

6. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si dan bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku validator ahli

7. Ibu Desi Yulian, S.Pd yang telah memberikan informasi dan membantu administrasi kepada penulis

8. Bapak/Ibu guru MAN 2 Model Medan, MAN 1 Medan dan SMA An-Nizam. 9. Abng penulis Rizky Habibi dan adik-adik tersayang Putri Irsya Handayani

dan Yulia Rahmawati serta keluarga besar yang telah memberikan semangat terima kasih untuk dukungan, semangat dan doanya agar penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik dan cepat.

10. Teman-teman seperjuangan pendidikan kimia Pascasarjana Unimed angkatan XXV Kelas Reguler A, Eksekutif-B1 dan Eksekutif-B2.

11. Sahabat terdekat penulis dan saudara seperantauan Ardiansyah, Hendra, Dedel, Kak Ria, Fathma, Kartini, Raja dan Jumi.

12. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa disebut satu persatu, terima kasih semuanya.

Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal atas bantuan dan dukungan yang diberikan. Harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2016


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

1.7. Defenisi Operasional 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 11

2.1.1. Hasil Belajar 11

2.1.2. Bahan Ajar 14

2.1.3. Integrasi Nilai-nilai Spiritual dalam Bahan Ajar 16

2.1.4. Sikap Spiritual 19

2.1.5. Model Pembelajaran Problem Based Learning 22 2.1.6. Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif 25

2.1.7. Ikatan Kimia 28

2.1.8. Penelitian yang Relevan 28 2.2. Kerangka Konseptual 30 2.3. Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Peneitian 33 3.2. Populasi dan Sampel 33 3.3. Jenis dan Rancangan Penelitian 34 3.4. Prosedur Penelitian 34 3.5. Teknik Pengumpulan Data 36 3.6. Teknik Analisis Data 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 43

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian 43 4.1.2 Standarisasi Bahan Ajar Terintegrasi Nilai-nilai Spiritual 44 4.1.3 Analisis Instrumen Penelitian 46


(10)

4.1.3.1 Validasi Instrumen Tes 46 4.1.3.2 Tingkat Kesukaran Tes 47 4.1.3.3 Daya Pembeda Tes 47

4.1.3.4 Reliabilitas 48

4.1.4 Deskripsi Data Hasil Belajar 48 4.1.5 Uji Persyaratan Analisa Data 53 4.1.5.1 Uji Normalitas Data 54 4.1.5.2 Uji Homogenitas Data 54

4.1.6 Uji Hipotesis 55

4.1.6.1 Uji Hipotesis Pertama 55 4.1.6.2 Uji Hipotesis Kedua 56

4.2 Pembahasan 58

4.2.1 Peningkatan Hasil Belajar 58 4.2.2 Efektivitas Bahan Ajar Terintegrasi Nilai Spiritual

dalam Menumbuh kembangkan Nilai Spiritual 60 4.2.3 Hubungan Nilai Spiritual Terhadap Hasil Belajar 62

BAB V KESIMPULAN

5.1. Simpulan 64

5.2. Saran 64


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks PBL 24

Tabel 2.2 Perbedaan Kooperatif dan Kolaboratif 26

Tabel 2.3 Penelitian yang Relevan 29

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 34

Tabel 4.1 Hasil Angket Analisis Nilai-Nilai Spiritual pada Bahan Ajar 45

Tabel 4.2 Rangkuman Validasi Instrumen Tes 47

Tabel 4.3 Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 48

Tabel 4.4 Data Postes Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 49

Tabel 4.5 Data Nilai Gain Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 50

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen 1

dan Eksperimen 2 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen 1

dan Eksperimen 2 54

Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesisi Pertama 56


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 36

Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata N-Gain 51

Gambar 4.2 Diagram Rata-Rata Nilai Spiritual Siswa Kelas

Eksperimen Sebelum Perlakuan Dan Sesudah Perlakuan 52


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 70

Lampiran 2 Integrasi Nilai Spiritual pada Bahan Ajar Ikatan 75

Lampiran 3 RPP Eksperimen 1 77

Lampiran 4 RPP Eksperimen 2 84

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 91

Lampiran 6 Soal Instrumen sebelum validasi Isi 97

Lampiran 7 Soal Instrumen sesudahvalidasi Isi 103

Lampiran 8 Validitas Instrumen Tes 107

Lampiran 9 Tingkat Kesukaran Tes 108

Lampiran 10 Daya Beda Tes 109

Lampiran 11 Reliabilitas 110

Lampiran 12 Angket Penilaian Diri Sikap Spiritual 111

Lampiran 13 Lembar Observasi Sikap Spiritual 112

Lampiran 14 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 113

Lampiran 15 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2 114

Lampiran 16 Uji Normalitas 115

Lampiran 17 Uji Homogenitas 116

Lampiran 18 Uji Hipotesis Pertama 117


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan Nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI Nomor 20 Tahun 2003). Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional berupaya mengadakan perbaikan dan pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia yaitu dalam bentuk pembaharuan kurikulum, penataan guru, peningkatan manajemen pendidikan, serta pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Dengan pembaharuan ini diharapkan dapat dihasilkan manusia yang kreatif yang sesuai dengan tuntutan jaman, yang pada akhirnya mutu pendidikan di Indonesia meningkat.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas, peserta didik diharapkan dapat menjadi manusia yang utuh berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung


(15)

2

nilai, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional tersebut. Pembelajaran dengan menerapkan pendidikan nilai bertujuan agar manusia memiliki nilai-nilai yang seharusnya dimiliki selama proses belajar.

Kurikulum 2013 terdiri dari dua kompetensi pokok yakni kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kompetensi inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual, kompetensi inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial, kompetensi inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan, dan Kompetensi inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Dari keempat kompetensi diatas, kompetensi spiritual merupakan kompetensi yang sangat penting untuk peserta didik. Kompetensi spiritual merupakan suatu nilai yang bersifat religius, dengan kata lain pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau berdasarkan ajaran agama. Dengan adanya kompetensi spiritual peserta didik diharapkan mampu menjadi manusia yang memiliki akhlak mulia dan taat terhadap nilai-nilai ajaran agamanya.

Selama ini pelaksanaan pendidikan di Indonesia hanya berorientasi pada tujuan menjadikan anak didik menjadikan manusia yang berilmu terutama pengetahuan kognitifnya yang diukur dengan test. Sarana untuk mencapai sikap spiritual (KI-1) yang identik dengan iman dan taqwa masih sedikit. Zakaria (2014) mengemukakan bahwa dewasa ini, banyak guru yang hanya memberi penekanan pada tugas mengajar, 2 dimensi tugas lainnya, yaitu mendidik dan melatih agak terabaikan. Darmansyah (2014) juga berpendapat sikap spiritual belum mendapat proporsi yang memadai dalam proses pembelajaran. Potensi-potensi peserta didik itu belum terintegrasikan secara optimal dalam pembelajaran, sehingga terjadi


(16)

3

Ilmu agama dapat dijadikan penyeimbang dari ilmu sains, karena bila ilmu sains tidak diseimbangkan dengan ilmu agama maka akan menghasilkan kemajuan secara fisik tetapi kering dalam aspek spiritual. Hal itu juga dikarenakan ilmu agama berjalan beriringan dengan ilmu pengetahuan (Sains). Jumini (2015) mengatakan pengajaran yang menggunakan pendidikan spiritual, pada pembelajaran di kelas diharapkan nantinya siswa mempunyai karakter keagamaan, ini sesuai dengan yang diharapkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

Menghadirkan aspek spiritual keagamaan melalui penanaman nilai-nilai agama tidak akan mengurangi bobot ilmiah dari sains, bahkan akan memastikan tercapainya pemahaman yang lebih komprehensip terhadap hakikat sains itu sendiri. Darmana (2012) mengatakan menghadirkan aspek spiritual agama dalam kimia/sains tidak akan mengurangi kadar ilmiahnya melainkan akan saling mengisi dan menguatkan yang akan menjadi sarana tercapainya keimanan dan taqwa.

Beberapa studi-studi yang mengisyaratkan betapa pentingnya menghadirkan aspek spiritual keagamaan dalam sains. Di antaranya pendapat Marsonet (2012) yang menyangkal bahwa sains merupakan satu-satunya instrumen untuk memahami alam, sains dan agama adalah merupakan kombinasi


(17)

4

Saputro (2011) melakukan penelitian tentang pengintegrasian nilai- nilai relegius dalam buku pelajaran kimia. Hasil penilitian menunjukkan nilai-nilai religius dapat dimasukkan dalam buku pelajaran kimia, metode pengintegrasian nilai-nilai religius dalam buku kimia dapat ditempuh melalui pengutipan ayat-ayat

alqur’an yang berkaitan dengan tema materi kimia. Anggela (2013) meneliti tentang pengembangan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku ajar bermuatan nilai-nilai karakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan thitungpada penelitian lebih besar dari ttabel(13,26>1,73).

Darmana (2013) meneliti tentang pandangan siswa terhadap internalisasi nilai tauhid melalui materi termokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan siswa terhadap internalisasi nilai tauhid melalui materi kimia positif dengan internalisasi rata-rata 79%.

Ilmu kimia mengandung konsep-konsep yang bersifat abstrak seperti atom, molekul, ion, struktur kimia dan reaksi-reaksi. Seperti yang tercantum dalam kurikulum-kurikulum yang berlaku, pembelajaran kimia dilaksanakan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta kemampuan berkomunikasi sebagai aspek penting kecakapan hidup. Dengan demikian pembelajaran kimia harus dirancang untuk dapat mengembangkan keterampilan bepikir, keterampilan proses sains dan kecakapan hidup siswa. Rutherford & Ahlgren (1990) menyatakan bahwa pendidikan IPA, termasuk di dalamnya pendidikan kimia, seharusnya membantu siswa mengembangkan pemahaman dan kebiasaan berpikir untuk menghadapi kehidupan ke depan.


(18)

5

Pembelajaran kimia dibangun melalui penekanan pada pemberian pengalaman belajar siswa secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Siswa diharapkan menemukan fakta-fakta, membangun konsep, teori dan sikap ilmiah. Untuk dapat mengkonstruk pengetahuan siswa dengan baik, maka tugas seorang guru bukan hanya menyampaikan materi dikelas saja, akan tetapi seorang guru haruslah dapat merancang pembelajaran yang efektif, mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, serta membuat instrument pembelajaran yang diperlukan. Pengalaman belajar dan keterampilan proses dapat diperoleh oleh siswa dengan menyajikan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Menyadari hal tersebut perlu adanya suatu perubahan dalam pembelajaran. Salah satu upaya untuk menanamkan nilai spiritual dalam pembelajaran kimia dan memungkinkan siswa memperoleh kesempatan mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

Problem-Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif yang dikembangkan dengan bahan

ajar yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual. Dengan memasukkan pendidikan nilai dalam proses pembelajaran kimia khususnya pada materi ikatan kimia, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa sekaligus menanamkan


(19)

6

hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapidapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) menyediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis serta memunculkan budaya berpikir pada diri siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya pada tahun 2015 yang dilakukan oleh Hisan. Pada penelitian ini dihasilkan bahan ajar. Bahan ajar yang dihasilkan dinamakan bahan ajar inovatif ikatan kimia terintegrasi pendidikan karakter. Penelitian Hisan (2015), menunjukkan bahwa bahan ajar inovatif ikatan kimia terintegrasi pendidikan karakter yang telah dihasilkan dan dikembangkan memberikan hasil bahan ajar ikatan kimia telah memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan oleh BSNP.

Penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan temuan yaitu implementasi bahan ajar inovatif yang telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya dan memodifikasi dengan menyisipkan nilai-nilai spiritual dengan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) berorientasi kolaboratif. Dengan demikian diharapkan bahwa hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat mempercepat realisasi pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Implementasi Bahan Ajar Terintegrasi Nilai Spiritual dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berorientasi Kolaboratif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.


(20)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa masalah yang diidentifikasi dalam penelitian yaitu :

1. Sistem pendidikan yang berlangsung masih jauh dari upaya pencapaian pendidikan nasional

2. Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, hanya terfokus pada tuntutan penguasaan kompetensi siswa terhadap bahan ajar (matter contents). Sedangkan nilai-nilai spiritual kurang menjadi perhatian guru

3. Pendidikan yang dilaksanakan selama ini menghasilkan anak didik yang pandai dan berilmu, namun kurang memiliki aspek spiritual

4. Tidak adanya referensi tentang penyusunan bahan ajar berbasis nilai-nilai spiritual.

5. Guru mempunyai potensi mengajar tapi kurang dalam hal penekanan dari aspek spiritual.

6. Minimnya bahan ajar kimia berbasis nilai-nilai spiritual.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini akan dilakukan pada upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui implementasi bahan ajar terintegrasi nilai spiritual.


(21)

8

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara yang diajarkan menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual dan yang diajarkan menggunakan buku ajar kimia SMA/MA pegangan siswa melalui model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) berorientasi kolaboratif ?

2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual dapat menumbuh kembangkan nilai-nilai spiritual siswa? 3. Apakah ada hubungan antara nilai spiritual dengan peningkatan hasil

belajar siswa?

1.5 Tujuan penelitan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan:

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara yang diajarkan menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual dan yang diajarkan menggunakan buku ajar kimia SMA/MA pegangan siswa melalui model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) berorientasi kolaboratif.

2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual dapat menumbuh kembangkan nilai-nilai spiritual siswa 3. Apakah terdapat hubungan antara nilai spiritual siswa dengan peningkatan


(22)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bahan ajar kimia yang diintegrasikan nilai spiritual dapat dimanfaatkan untuk bahan acuan dalam pengembanagan buku ajar di Indonesia.

2. Dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai spiritual yang positif pada siswa sehingga diharapkan akan membentuk lingkungan sekolah yang berbudaya sehat dan inovatif, sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan nasional dapat terwujud.

3. Model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) berorientasi kolaboratif dapat menjadi acuan dalam pengembanagan dan implementasi model pembelajaran inovatif di Indonesia sehingga tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan dapat tercapai.

1.7 Defenisi Operasional

1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan (Sudjana, 2009). 2. Bahan ajar terintegrasi nilai spiritual adalah bahan ajar kimia yang disusun


(23)

10

baik pada peserta didik agar tumbuh menjadi seseorang yang berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saputro, 2011).

5. Model Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik (Glazer, 2001)

6. Model Problem Based Learning berorientasi kolaboratif adalah gabungan dari model Problem Based Learning dan model kolaboratif (Masaki, 2012).


(24)

64

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh serta pengujian hipotesis yang telah disajikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara yang diajarkan menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan buku ajar kimia SMA/MA pegangan siswa melalui model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) berorientasi kolaboratif karena Sig. (2-tailed) < (0,000 < 0,05) maka Ha diterima, Ho ditolak.

2. Bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual yang telah dikembangkan dapat menumbuhkembangkan nilai spiritual pada siswa.

3. Terdapat korelasi antara nilai spiritual terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual karena harga Sig. < (0,002 < 0,05) maka Ha diterima dimana R = 0,508 dengan kriteria Agak rendah.


(25)

65

1. Bagi guru, diharapkan untuk lebih memperhatikan perkembangan karakter diri siswa dan mampu mendorong perkembangan sikap spiritual siswa agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Bagi peneliti, diharapkan menganalisis lebih lanjut akan keakuratan dari setiap indikator dan deskriptor penilaian sikap spiritual.


(26)

66

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, E., (2012), Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual dan Laboratorium Real terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA pada pokok Bahasan Larutan Penyangga, Tesis, Pascasarjana

UNIMED, Medan.

Amir, Taufik, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Penerbit Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Angela, Mila, (2013), Pengembangan Buku Ajar Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Pada Materi Usaha Dan Momentum Untuk Pembelajaran Fisika Siswa Kelas XI SMA, Pillar Of Physics Education 1: 63-70

Arends, I. Richard, (2007), Learning To Teach (terjemahan). Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ariantini,P.N., (2014), Implementasi Pengintegrasian Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja, e-journal Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha 3

Arikunto,S., (2008), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Belland, B., Ertmer,K., &Klein, A.,(2006), Problem Based Learning, The

Interdisciplinary Journal 1(2): 1-18

Blanch, A., (2007), Integrating Religion and Spirituality in Mental Health: The Promise and the Challenge. Psychiatric Rehabilitation Journal, 30(4): 251-260.

Chusnani, D., (2013), Pendidikan Karakter Melalui Sains, Jurnal Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan 1: 9-13

Darmana, A, (2012), Internalisasi Nilai Tauhid dalam Pembelajaran Sain,. Jurnal

Pendidikan Islam 27(1): 66-84

Darmana, A, (2013), Internalisasi Nilai-nilai Agama Islam dalam Pembelajaran Kimia di SMA Plus Al-Azhar Medan Sumatera Utara, Prosiding Seminar

Nasional IPA IV, FMIPA UNNES. Semarang.

Darmana, A, (2013), Pandangan Siswa Terhadap Internalisasi Nilai Tuhid Melalui Materi Termokimia, Prosiding SEMIRATA, FMIPA UNILA, Lampung Darmansyah, (2014), Teknik Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial dalam

Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar 08 Surau Gdang Nanggalo, Jurnal


(27)

67

Djamarah, S.B., (2002), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Djudin, T., 2011, Menyisipkan Nilai-Nilai Agama dalam Pembelajaran Sains: Upaya Alternatif Memagari Aqidah Siswa, Jurnal Katulistiwa-Juornal Of

Islam Studies 1(2) : 151-160

Duch,J. Barbara, (2001), The Power Of Problem Based Learning, Sterling, Virginia

Etherington,M., (2011), Investigative Primary Science : A Problem-based Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education 36 : 36-57 Glazer, Evan, (2001), Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging

perspectives on learning, teaching, and technology, [Online]. Tersedia:

http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005]. Hake, R., (1999). Analyzing change/gain scores. AERA-D-American Educational

Research Association’s Division D, Measurement and Research

Methodology. [Online]. Tersedia pada http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903 &L=area-d&P=R6855>

Hamalik, O., (2007), Pengembangan SDM Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Hisan, R. K., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Ikatan Kimia

Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter, Tesis,

Pascasarjana UNIMED, Medan

Jacobsen, et. al., (2009), Methode for Teaching, Penerbit Pustaka Pelajar, Jogjakarta.

Jumini, Sri, (2015), Konsep Vektor dan Nilai-nilai Pendidikan Spiritual di Dalamnya, Jurnal PPKM 1: 1-10

Majid, A., 2007, Perencanaan Pembelajaran, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marsonet, M., (2012), Science and Religion as Conceptual Schemes, Academicus,

5: 17-25

Masaaki, Sato, (2012), Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama

Praktek “learning Community”, Depdiknas, Jakarta.

Meltzer, David E.,(2002), The Relationship Between Preparation and Conceptual

Learning gain in Physic a Possible “ Hidden Variable in Diagnostic Pretest

acom American”, Journal Phisic 70(12): 1239

Newman, M.J.,(2005), Problem Based Learning:An Introduction and Overiew of the Key Features of the Approach, Journal of Veterinary 12 : 12-20

Nugraha, D.A., Binadja, A., dan Supartono, (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS Berorientasi Konstruktivistik, Journal of

Innovative Science Education 2(1): 28.

Pratiwi, Yussi, (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X Sma Negeri 5 Surakarta

Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3) : 40-48.

Rahyubi, Heri,(2011), Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Penerbit Nusa Media, Majalengka.

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme


(28)

68

Rutherford,F.J., & Ahlgren,A., (1990), Science For All Americans, Oxford University, New York.

Santoso, Singgih, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif Dan Motivasi Belajar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Purwantoro Wonogiri, Jawa Tengah, Berkala Fisika

Indonesia 5(1)

Saputro, A.N.C., (2011), Pengintegrasian Nilai-Nilai Religius dalam Buku Pelajaran Kimia SMA/MA sebagai Metode Alternatif Membentuk Karakter Insan Mulia pada Siswa, Prosiding Biologi, Sains, Lingkungan,

dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter, Program Studi

Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP, Universitas Sebelas Maret Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA

UNIMED, Medan

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Sudarman, (2007), Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah,

Jurnal Pendidikan Inovatif 2(2) : 68-73

Sudjana, Nana, (2009), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Penerbit Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Sukidi, (2002), Rahasia Sukses Hidup Bahagia, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Penerbit Mas Media Buana Pustaka, Sidoarjo.

Syah, Muhibbin, (2008), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Penerbit Rosdakarya, Bandung.

Tochharman, M., (2009), Seri Pembelajaran, DIKLAT/BIMTEK KTSP DIT, Pembinaan SMA, Departemen Pendidikan Nasional

Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Konstruktif. Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta

Utomo, Bendot Tri, (2011), Penerapan Pembelajaran Kolaboratif Dengan Asesmen Teman Sejawat Pada Mata Pelajaran Matematika SMP, JP3 1(1) Wahyuni,D.,dan Widiati, N., (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah

Berorientasi Chemoentrepreneurship pada Praktikum Kimia Fisika, Jurnal

Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1) : 484-496


(29)

69

Zakaria, T.R., (2014), Pengembangan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Siswa dalam Implementasi Kurikulum 2013, Buletin BSNP 9(2): 8-11 Zohar,D., & Marshall, I., (2000), Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam

Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Penerbit


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh serta pengujian hipotesis yang telah disajikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara yang diajarkan menggunakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan buku ajar kimia SMA/MA pegangan siswa melalui model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) berorientasi kolaboratif karena Sig. (2-tailed) < (0,000 < 0,05) maka Ha diterima, Ho ditolak.

2. Bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual yang telah dikembangkan dapat menumbuhkembangkan nilai spiritual pada siswa.

3. Terdapat korelasi antara nilai spiritual terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan bahan ajar kimia terintegrasi nilai spiritual karena harga Sig. < (0,002 < 0,05) maka Ha diterima dimana R = 0,508 dengan kriteria Agak rendah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:


(2)

1. Bagi guru, diharapkan untuk lebih memperhatikan perkembangan karakter diri siswa dan mampu mendorong perkembangan sikap spiritual siswa agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Bagi peneliti, diharapkan menganalisis lebih lanjut akan keakuratan dari setiap indikator dan deskriptor penilaian sikap spiritual.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, E., (2012), Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual dan Laboratorium Real terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA pada pokok Bahasan Larutan Penyangga, Tesis, Pascasarjana UNIMED, Medan.

Amir, Taufik, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Penerbit Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Angela, Mila, (2013), Pengembangan Buku Ajar Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Pada Materi Usaha Dan Momentum Untuk Pembelajaran Fisika Siswa Kelas XI SMA, Pillar Of Physics Education 1: 63-70

Arends, I. Richard, (2007), Learning To Teach (terjemahan). Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ariantini,P.N., (2014), Implementasi Pengintegrasian Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja, e-journal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 3

Arikunto,S., (2008), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Belland, B., Ertmer,K., &Klein, A.,(2006), Problem Based Learning, The Interdisciplinary Journal 1(2): 1-18

Blanch, A., (2007), Integrating Religion and Spirituality in Mental Health: The Promise and the Challenge. Psychiatric Rehabilitation Journal, 30(4): 251-260.

Chusnani, D., (2013), Pendidikan Karakter Melalui Sains, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan 1: 9-13

Darmana, A, (2012), Internalisasi Nilai Tauhid dalam Pembelajaran Sain,. Jurnal Pendidikan Islam 27(1): 66-84

Darmana, A, (2013), Internalisasi Nilai-nilai Agama Islam dalam Pembelajaran Kimia di SMA Plus Al-Azhar Medan Sumatera Utara, Prosiding Seminar Nasional IPA IV, FMIPA UNNES. Semarang.

Darmana, A, (2013), Pandangan Siswa Terhadap Internalisasi Nilai Tuhid Melalui Materi Termokimia, Prosiding SEMIRATA, FMIPA UNILA, Lampung Darmansyah, (2014), Teknik Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial dalam

Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar 08 Surau Gdang Nanggalo, Jurnal Al-Ta’lim21(2) : 10-17.

Darmawan, (2010), Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darusaddah Pandeglang, Jurnal Penelitian Pendidikan 11:106-107 Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Pedoman Pengembangan Buku

Pelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Depdiknas, 2008, Teknik Penyusunan Modul, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan menengah, Jakarta.

Dimyati, Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta


(4)

Djamarah, S.B., (2002), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Djudin, T., 2011, Menyisipkan Nilai-Nilai Agama dalam Pembelajaran Sains: Upaya Alternatif Memagari Aqidah Siswa, Jurnal Katulistiwa-Juornal Of Islam Studies 1(2) : 151-160

Duch,J. Barbara, (2001), The Power Of Problem Based Learning, Sterling, Virginia

Etherington,M., (2011), Investigative Primary Science : A Problem-based Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education 36 : 36-57 Glazer, Evan, (2001), Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging

perspectives on learning, teaching, and technology, [Online]. Tersedia: http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005]. Hake, R., (1999). Analyzing change/gain scores. AERA-D-American Educational

Research Association’s Division D, Measurement and Research Methodology. [Online]. Tersedia pada http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903 &L=area-d&P=R6855>

Hamalik, O., (2007), Pengembangan SDM Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Hisan, R. K., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Ikatan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter, Tesis, Pascasarjana UNIMED, Medan

Jacobsen, et. al., (2009), Methode for Teaching, Penerbit Pustaka Pelajar, Jogjakarta.

Jumini, Sri, (2015), Konsep Vektor dan Nilai-nilai Pendidikan Spiritual di Dalamnya, Jurnal PPKM 1: 1-10

Majid, A., 2007, Perencanaan Pembelajaran, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marsonet, M., (2012), Science and Religion as Conceptual Schemes, Academicus, 5: 17-25

Masaaki, Sato, (2012), Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama Praktek “learning Community”, Depdiknas, Jakarta.

Meltzer, David E.,(2002), The Relationship Between Preparation and Conceptual Learning gain in Physic a Possible “ Hidden Variable in Diagnostic Pretest acom American”, Journal Phisic 70(12): 1239

Newman, M.J.,(2005), Problem Based Learning:An Introduction and Overiew of the Key Features of the Approach, Journal of Veterinary 12 : 12-20

Nugraha, D.A., Binadja, A., dan Supartono, (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS Berorientasi Konstruktivistik, Journal of Innovative Science Education 2(1): 28.

Pratiwi, Yussi, (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3) : 40-48.

Rahyubi, Heri,(2011), Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Penerbit Nusa Media, Majalengka.

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(5)

Rutherford,F.J., & Ahlgren,A., (1990), Science For All Americans, Oxford University, New York.

Santoso, Singgih, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif Dan Motivasi Belajar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Purwantoro Wonogiri, Jawa Tengah, Berkala Fisika Indonesia 5(1)

Saputro, A.N.C., (2011), Pengintegrasian Nilai-Nilai Religius dalam Buku Pelajaran Kimia SMA/MA sebagai Metode Alternatif Membentuk Karakter Insan Mulia pada Siswa, Prosiding Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter, Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP, Universitas Sebelas Maret Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA

UNIMED, Medan

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Sudarman, (2007), Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, Jurnal Pendidikan Inovatif 2(2) : 68-73

Sudjana, Nana, (2009), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Penerbit Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Sukidi, (2002), Rahasia Sukses Hidup Bahagia, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Penerbit Mas Media Buana Pustaka, Sidoarjo.

Syah, Muhibbin, (2008), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Penerbit Rosdakarya, Bandung.

Tochharman, M., (2009), Seri Pembelajaran, DIKLAT/BIMTEK KTSP DIT, Pembinaan SMA, Departemen Pendidikan Nasional

Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Konstruktif. Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta

Utomo, Bendot Tri, (2011), Penerapan Pembelajaran Kolaboratif Dengan Asesmen Teman Sejawat Pada Mata Pelajaran Matematika SMP, JP3 1(1) Wahyuni,D.,dan Widiati, N., (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah

Berorientasi Chemoentrepreneurship pada Praktikum Kimia Fisika, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1) : 484-496

Walach, H., & Reich, K., (2005), Reconnecting Science And Spirituality: Toward Overcoming a Taboo. Zygon: Journal Of Religion & Science, 40(2): 423-441

Walker, A., dan Leary, Heather, (2009), A Problem Based Learning Meta Analysis: Differences Across Problem Types, Implementation Types, Disciplines, and Assessment Levels, The Interdisciplinaru Journal 3(1):12-43

Wasonowati,R.R.T.,(2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa Sma Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3): 66-75


(6)

Zakaria, T.R., (2014), Pengembangan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Siswa dalam Implementasi Kurikulum 2013, Buletin BSNP 9(2): 8-11 Zohar,D., & Marshall, I., (2000), Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam

Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Penerbit Mizan Media Utama, Bandung.