Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5. Pemanfaatan Mengkudu morinda citrifolis dengan Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Tekanan Darah tinggi Tabel 6. Resiko Pemanfaatan Mengkudu Terhadap Penurunan Tekanan Darah Value Lower Upper Asym. Sig Odds Ratio kelompok memanfaatkan tidak memanfaatkan 36.000 1.803 718.678 0.019

2. Pembahasan

Dari hasil penelitian, peneliti membahas masalah penelitian mengenai bagaimana pemanfaatan mengkudu morinda citrifolis terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. 2.1 Tekanan Darah Responden pre pemanfaatan mengkudu morinda citrifolis Sebelum dilakukan pemanfaatan mengkudu pada penderita tekanan darah tinggi, dilakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop pada seluruh responden. Bila ditinjau berdasarkan kedua kelompok maka pada kelompok menggunakan mengkudu lebih dari setengah termasuk menderita hipertensi ringan 71.4 dan selebihnya TD TD Total Menurun Tidak menurun Kelompok Menggunakan mengkudu Persentase 85.7 14.3 100 Tidak menggunakan mengkudu Persentase 14.3 85.7 100 Total Persentase 50 50 100 Universitas Sumatera Utara termasuk hipertensi sedang 28.6, pada kelompok tidak menggunakan mengkudu mayoritas keseluruhan responden 85.7 menderita hipertensi ringan, dan sisanya 14.3 adalah hipertensi sedang. Dapat dilihat pada lembar observasi lampiran 2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai data demografi responden ditemukan bahwa rata-rata usia responden lebih dari setengah responden yaitu 57.1 berada pada rentang 41-60 tahun. Resiko usia ini merupakan usia yang rentan terhadap hipertensi, dimana Sheps 2005 memaparkan bahwa peningkatan tekanan darah sesuai dengan pertambahan usia merupakan hal yang fisiologis dari tubuh. Peningkatan tekanan darah ini disebabkan oleh perubahan fisiologis pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Sesuai dengan pendapat Yundini 2006 yang mengatakan bahwa dari berbagai penelitian epidemiologi yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8- 28,6 penduduk berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Informasi yang lain juga sependapat dengan Yundini dimana Sheps 2005 mengatakan hipertensi paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun ke atas. Dalimartha, et al 2008 juga sependapat dengan Sheps dimana pada umumnya, hipertensi menyerang pada usia di atas 30 tahun Jenis kelamin responden pada kelompok yang menggunakan mengkudu lebih dari setengahnya 51. adalah wanita, sedangkan pada kelompok yang tidak menggunakan mengkudu lebih dari dua pertiganya 71.4 adalah wanita, maka dapat diambil kesimpulan bahawasannya tekanan darah tinggi sering dialami wanita dibandingkan laki-laki. Muhammadun 2010 memaparkan wanita Universitas Sumatera Utara yang setelah mengalami menopause berpeluang lebih besar tekena tekanan darah tinggi, itu dikarenakan perubahan hormon yang berperan besar dalam terjadinya tekanan darah tinggi di kalangan wanita usia lanjut. Hal ini sesuai juga dengan pendapat Yundini 2006 yang mengatakan bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Sama halnya di dalam penelitian ini dimana peneliti juga menemukan jumlah responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Berat badan responden sebanyak 42.9 dari kelompok yang menggunakan mengkudu dan kelompok yang tidak menggunakan mengkudu morinda citrifolis adalah obesitas dan sebanyak 28.6 pada kelompok yang menggunakan mengkudu dan kelompok yang tidak menggunakan mengkudu adalah berat badan berlebih, berarti dari data diatas dapat diketahui bahwasannya kemungkinan penyakit darah tinggi sering timbul terhadap seseorang yang mempunyai berat badan diatas berat badan normal. Sheps 2005 memaparkan jika berat badan meningkat maka terjadi peningkatan jumlah jaringan lemak, seperti bagian tubuh yang lain jaringan ini tergantung pada oksigen dan zat-zat makanan dari darah supaya tetap hidup, dengan meningkatnya kebutuhan oksigen dan zat-zat makanan, maka jumlah darah yang beredar meningkat, makin banyak darah yang dilalui arteri maka makin besar tekanan terhadap dinding arteri, sebagaimana Palmer 2007 memaparkan bahwa secara umum, semakin tinggi berat badan seseorang maka semakin tinggi pula tekanan darahnya. Universitas Sumatera Utara Suku juga berperan penting dalam peningkatan tekanan darah. Hampir dua pertiga dari responden pada kelompok yang menggunakan mengkudu yaitu 71.4 bersuku Jawa, sedangkan pada kelompok yang tidak menggunakan mengkudu sebanyak sepertiga responden 28.6 bersuku Jawa, sebagaimana dikutip dari Majalah Tempo Online oleh Lugito 1989 Pola makan masyarakat Jawa juga menjadi faktor penyerta dalam menimbulkan hipertensi. Pola makan itu cenderung mengkonsumsi makanan yang asin-asin, semakin tinggi intake garam, semakin besar kemungkinan terkena hipertensi. Palmer 2007 memaparkan mengurangi asupan garam merupakan salah satu pencegahan dari peningkatan tekanan darah. Penelitian ilmiah bertahun-tahun menunjukkan bahwa asupan garam dalam makanan kita terlalu banyak, dengan membatasi asupan garam, kita dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Anjuran pengurangan asupan garam yang terbaru adalah dibawah 6 gram per hari sekitar 1 sendok teh. 2.2 Tekanan Darah Responden post pemanfaatan mengkudu morinda citrifolis Pada penelitian ini setelah dilakukan pemanfaatan mengkudu diperoleh hasil setengah dari responden 57.1 mengalami penurunan tekanan darah menjadi tekanan darah normal, kemudian 28.6 responden turun ke klasifikasi normal tinggi prehipertensi dan 14.3 tidak mengalami penurunan. Sedangkan tekanan darah kelompok tidak menggunakan mengkudu seluruhnya menjadi hipertensi ringan 100, dimana tekanan darah diukur dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan spygmomanometer dan stetoskop setiap harinya sesudah dilakukan pemanfaatan mengkudu morinda citrifolis. Dapat dilihat pada tabel 3. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada lima pesponden yang mengalami tekanan darah diberikan ekstrak mengkudu selama seminggu, kemudian didapatkan hasil akhir sebagai berikut: keseluruhan responden mengalami penurunan tekanan darah. Pada responden pertama, tekanan darah sebelum diberikan ekstrak mengkudu adalah 180100 mmHg, setelah diberikan ekstrak mengkudu turun menjadi 13090 mmHg. Pada responden kedua tekanan darah sebelum diberikan ekstrak mengkudu 190100 mmHg turun menjadi 13090 mmHg. Pada responden ketiga, tekanan darah sebelum diberikan ekstrak mengkudu 17090 mmHg, setelah diberikan ekstrak mengkudu menjadi 12080 mmHg. Pada responden keempat, tekanan darah sebelumnya 180100 mmHg turun menjadi 12080 mmHg, sedangkan pada responden kelima juga terjadi penurunan, dari tekanan darah pertama 190100 mmHg turun menjadi 15090 mmHg indoskripsi.com2009. Maka dari itu mengkudu sangat baik untuk menurunkan tekanan darah, sesuai dengan apa yang dipaparkan Solomon 1999 dalam Muhammadun 2010 menuliskan bahwa mengkudu mengandung scopoletin yang mampu mengikat serotonin yaitu senyawa kimia yang menjadi penyebab terjadinya penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat. Adanya senyawa scopoletin dalam buah mengkudu menjadikan buah mengkudu dapat dijadikan obat alternatif untuk penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Universitas Sumatera Utara 2.3 Pemanfaatan Mengkudu Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada kedua kelompok Pada penelitian ini pemanfaatan mengkudu pada kelompok yang menggunakan mengkudu diberikan dalam waktu seminggu karena sesuai dengan penelitian sebelumnya dalam kurun waktu seminggu tekanan darah akan kembali ke tekanan darah normal begitu pula dengan penelitian ini. Berdasarkan perhitungan Odds Ratio OR terhadap pemanfaatan mengkudu pada kepercayaan CI=95 dengan nilai lower limit: 1.803 dan upper limit: 718.678 1.803OR718.678 maka didapatkan OR: 36.000, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dimana kelompok yang menggunakan mengkudu berisiko sebanyak 36 kali lebih besar mengalami penurunan tekanan darah ke batas tekanan darah normal dibandingkan dengan kelompok yang tidak menggunakan mengkudu yang berarti hanya mendekati nilai lower limit dari batas tekanan darah normal, dimana lebih dari dua pertiga responden 71.4 hanya cukup memanfaatkan dan sepertiga responden 28.6 kurang memanfaatkan. Dapat dilihat pada tabel 4. Jika responden kelompok yang menggunakan mengkudu benar-benar memanfaatkan mengkudu, kemungkinan nilai OR-nya akan lebih besar dari 36 dan penurunan tekanan darah akan lebih mendekati nilai upper limit dari batas tekanan darah normal, dimana hampir setengah responden 42.9 pada kelompok yang memanfaatkan mengkudu dan sepertiga responden 28.6 pada kelompok yang tidak memanfaatkan mengkudu bermata pencaharian sebagai petani, sehingga masing-masing responden lebih menghabiskan waktu seharian di Universitas Sumatera Utara sawah sehingga tidak sempat benar-benar memanfaatklan jus mengkud mengkudu dan juga mungkin dikarenakan bau mengkudu yang tidak enak dan rasanya yang pahit walaupun mempunyai manfaat yang banyak. Sesuai dengan pernyataan Rukmana 2002 Buah mengkudu mampunayai rasa sedikit pahit, tetapi mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi, vitamin A tidak larut dalam air, tetapi larut dalam lemak. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI