Bahaya Hipertensi Patofisiologi Hipertensi 1 Pengertian

maupun dewasa tengah, namun setelah usia 55 tahun ketika wanita mengalami menopause, hipertensi menjadi lebih lazim dijumpai pada wanita. Diantara penduduk Amerika yang berusia 18 tahun keatas, 34 pria dan 31 wanita berkulit hitam menderita penyakit hipertensi. Pada pria berkulit putih 25 dan pada wanita berkulit putih 21 menderita penyakit hipertensi, sedangkan pada keturunan Asia dan suku-suku di kepulauan Pasifik ditemukan hanya 10 pria dan 8 wanita menderita penyakit hipertensi Sheps, 2005.

2.4 Bahaya Hipertensi

Penyebab dari tekanan darah tinggi yaitu pertama yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi esensial yang disebut juga tekanan darah tinggi primer yaitu tekanan darah tinggi yang penyebabnya tidak diketahui. Tekanan darah tinggi esensial kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah Ruhyanuddin, 2007 Kedua yaitu tekanan darah tinggi sekunder, penyebab tekanan darah tinggi sekunder sekitar 5-10 penderita hipertensi yang disebabkan oleh penyakit ginjal seperti stenosis arteri renalis, pielonefritis, glomerulonefritis, tumor-tumor ginjal, penyakit ginjal polikista, trauma pada ginjal, terapi penyinaran pada ginjal dan sekitar 1-2 disebabkan oleh kelainan pada hormonal seperti hiperaldosteronisme, syndrome cushing dan feokromositoma atau pemakaian obat-obat tertentu seperti pil KB, kortikosteroid, siklosporin, eritropoitin, kokain dan penyalahgunaan alkohol Ruhyanuddin, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.5 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen Smeltzer Bare, 2001. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi Smeltzer Bare, 2001. Pada saat bersamaan, sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah Smeltzer Bare, 2001. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I Universitas Sumatera Utara yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi Smeltzer Bare, 2001. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer Smeltzer Bare, 2001.

2.6 Gejala Klinis