PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN (MODELLING THE WAY) DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK
YANG DI AJAR MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWAKELAS X
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PERMESINAN SMK
NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
USMAN PASARIBU
NIM. 5122121009
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
(2)
(3)
(4)
i
ABSTRAK
Usman Pasaribu: Perbedaan Hasil Belajar Menggambar Teknik Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran (Modelling The Way) Dan Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas X Smk Negeri 1 Percut Sei Tuan. Skripsi Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan hasil belajar mata pelajaran Menggambar Teknik Antara Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran (Modelling The Way) Dan Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental, dimana dalam pelaksanaannya diberikan perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh) Program Keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang mengikuti Mata Pelajaran Menggambar Teknik yang berjumlah tiga kelas. Sampel penelitian ini adalah kelas yang mempunyai tingkat kemampuan awal yang sama (homogen) yang diukur melalui pretest. Dari hasil analisis data pretest didapat bahwa ketiga kelas merupakan kelas yang homogen yang kemudian ketiga kelas diundi untuk menentukan kelas penelitian. Dari hasil undian didapat kelas eksperimen (Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Modelling The
Way) adalah kelas X TP1 dengan jumlah 32 orang, dan kelas kontrol
(menggunakan model pembelajaran inkuiri) adalah kelas X TP2 dengan jumlah 33 orang. Jadi total subjek yang akan diteliti adalah sebanyak 65 orang. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Menggambar Teknik antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Active
Learning Tipe Modelling The Way dan menggunakan model pembelajaran inkuiri,
dimana hasil belajar Menggambar Teknik kelas Eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar kelas Kontrol. Dengan hasil analisis uji beda yang memakai Uji-t dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran Active Learning Tipe
Modelling The Way dan kelas Kontrol (menggunakan model pembelajaran
inkuiri). Hal ini terlihat dari nilai thitung (3.14) > ttabel (1.59).
Kata kunci : Model Pembelajaran, Active Learning Tipe Modelling The Way, Inkuiri, hasil belajar menggambar teknik.
(5)
ii ABSTRACT
Usman Pasaribu: Drawing Techniques Difference Between Learning Outcomes of Students Taught Using Aktive learning Modelling The Way and Inquiry Learning Model Class X SMK Negeri 1 Percut
Sei Tuan
. Thessis. Faculty of Engineering, University of Medan. 2016.This study aims to determine the level of learning outcomes difference subjects of Students Between Drawing Techniques Taught Using Aktive learning Modelling The Way and Inquiry Learning Model Class X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Medan in Academic Year 2016/2017. The model used in this study is experimental, which in practice are given treatment (treatment) to the experimental class. The population in this study were students of class X (ten) Machinery Engineering Program SMK N 1 Percut Sei Tuan who follow Subjects Drawing technique that consists of four classes. Samples were classes who have the same level of prior knowledge (homogeneous) as measured by the pretest. From the analysis of the data obtained that the pretest fourth grade class is homogeneous and then a third grade class were drawn to determine the research. Lottery results obtained from the experimental class (taught using Aktive learning Modelling The Way) is a class X TP1 with the number 32, and the control class (using inquiry learning model) is a class X TP2 with the number 33. So a total of subjects to be studied is as many as 65 people. Based on the results of data analysis that there are differences in learning outcomes Drawing Techniques between students taught using Aktive learning Modelling The Way and using inquiry learning model, where learning outcomes Mechanical Drawing Experiment grade higher than the control class learning. With the results of different test analysis were wearing t-test with a significance level of 5% shows that there are differences in learning outcomes between the experimental class (using Aktive learning Modelling The Way and grade control (using inquiry learning model). This can be seen from t count (3.14) > t table (1.59).
Keywords:Model Aktive learning Modelling The Way, inquiry, learning outcomes drawing techniques.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat kasih dan
karuni-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Dasar-Dasar Gambar Teknik Antara
Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Modelling
The Way Dan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas X Program Keahlian
Teknik Permesinan SMK N 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.”
Skripsi ini disusun berdasarkan observasi lapangan serta peninjauan langsung
terhadap objek yang diteliti. Selama penyusunan Skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan bimbingan, kritik, saran, serta bantuan, baik secara moril maupun
materil dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
3. Dra. Rosneli M.Pd. Selaku Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Selamat Riadi, M.T, selaku Sekertaris Teknik Mesin
(7)
iii
6. Bapak Drs. Muslim, ST, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis dalam
menyusun Skripsi ini sejak awal sampai dengan selesainya penulisan
skripsi ini.
7. Ayahanda Burhan Pasaribu Dan Ibunda Rosmawati Br Kaloko Yang Telah
banyak membantu saya dalam segi apapun mengenai skrips ini.
8. Teman saya seperjuangan, STAMBUK 2012 Jalil, Gogo, Adit, Alex, dan
kepada seluruh HMJ Teknik Mesin.
9. Ayu Fransinta Tea br Ginting yang banyak membantu dalam penulisan
skripsi ini.
10.Adek Tercinta , Ummi Kalsum Pasaribu, Sopian Pasaribu Sarda Devi
Pasaribu beserta Abanganda Mariadi Pasaribu
Demikianlah ucapan terima kasih penulis yang dapat disampaikan, semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya. Penulis
menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis selalu berharap semoga
skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir
kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, Januari 2017 Penulis,
Usman Pasaribu NIM. 5122121009
(8)
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. LANDASAN TEORI A.Kerangka teoritis ... 9
1. Belajar Dan hasil Belajar ... 9
2. Model Pembelajaran... 14
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berfikir ... 24
(9)
vi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
C. Variabel Penelitian ... 27
D. Definisi Operasional ... 28
E. Desain penelitian ... 28
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 29
G. Kontrol Terhadap Ekperimen ... 29
H. Instrumen Penelitian ... 32
I. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 32
J. Pengolahan Data ... 35
K. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 40
B. Uji Persyaratan Analisis ... 42
C. Uji Hipotesis ... 43
D. Temuan Penelitian ... 44
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48 LAMPIRAN
(10)
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Desain Penelitian... 28
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrument Pretest Hasil Belajarmenggambar Teknik 32
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Kelas Experiment 40
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Kelas Kontrol 41
Tabel 5. Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Setiap Kelas Penelitian 42
Tabel 6. Ringkasan Hasil Analisis Uji Homogenitas 43
(11)
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ... 49
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Model Pembelajaran ActiveLearning Modelling The Way) ... 50
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Model Inkuiri) ... 55
Lampiran 4. Materi Ajar ... 59
Lampiran 5. Sebaran Data Uji Coba Instrument Pretest ... 71
Lampiran 6. Sebaran Data Uji Coba Instrument Postest... 72
Lampiran 7. Soal Pretest Hasil Belajar Menggambar Teknik... 74
Lampiran 8. Soal Postest Hasil Belajar Menggambar Teknik ... 82
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Uji coba Instrument Postest Menggambar Teknik ... 89
Lampiran 10. Perhitungan Realibilitas Test Menggambar Teknik ... 91
Lampiran 11. Perhitungan Indeks Kesukaran Test Hasil Belajar Menggambar Teknik ... 92
Lampiran 12. Perhitungan (Daya Pembeda) Test Hasil Belajar Menggambar Teknik ... 93
Lampiran 13. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumrnt Pretest ... 95
Lampiran 14. Data Hasil Penelitian Masing-Masing Kelas Penelitian (Pretest) ... 97
Lampiran 15. Perhitungan Realibilitas Pretest ... 98
(12)
ix
Lampiran 17. Perhitungan (Daya Pembeda) Butir Pretest ... 100
Lampiran 18. Perhitungan Rata-rata, Varians Dan Standart Deviasi ... 102
Lampiran 19. Uji Homogenitas ... 105
Lampiran 20. Data Hasil Penelitian Pre-test Dan Pos-test ... 107
Lampiran 21. Perhitungan Harga Rata-rata, Distribusi Frekuensi, standart Deviasi Dan Varians Dari Data Kelas Penelitian Postest ... 109
Lampiran 22. Uji Normalitas ... 114
Lampiran 23. Uji Homogenitas ... 117
(13)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
manusia seutuhnya adalah misi pendidikan. Pendidikan yang berorientasi pada
kualitas ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa ditanggulangi dengan
paradigma yang lama. Guru tidak cukup hanya meyampaikan materi kepada siswa
dikelas karena materi yang diperolehnya tidak selalu sesuai dengan perkembangan
masyarakat. Untuk menghadapi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap
sistem pendidikan secara menyeluruh terutama berkaitan dengan kualitas
pendidikan.
Seiring dengan kemajuan zaman, maka perkembangan Ilmu Pengetahuan
Dan Teknologi (IPTEK) memegang peranan yang besar. Abad 21 ditandai oleh
pesatnya perkembangan teknologi dan sains, terutama teknologi informasi dan
komunikasi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi yang semakin pesat
dewasa ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan
diberbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi
umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat
sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus
dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang
diharapkan (Slameto : 2003).
Bangsa Indonesia menyadari bahwa pendidikan sangat diperlukan untuk
menghasilkan manusia yang terampil, produktif, inisiatif dan kreatif karena
(14)
2
ahlak, disiplin dan etos kerja serta nilai-nilai instrument seperti penguasaan
IPTEK dan kemampuan berkomunikasi yang merupakan unsur pembentukan
kemajuan dan kemandirian bangsa dapat tumbuh dan berkembang melalui
pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah Menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja
tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam
bidang industri, perdagangan dan jasa serta mampu berusaha sendiri dalam
membuka lapangan kerja, guna meningkatkan produksi dan perluasan lapangan
kerja.
Melalui sekolah menengah kejuruan (SMK) diharapkan dapat dihasilkan
tenaga kerja yang terampil dan berkualitas serta menguasai bidang yang
digelutinya, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja dari dunia usaha dan industri
dapat terpenuhi. Untuk mencapai hal tersebut, siswa sekolah menengah kejuruan
dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajaran yang
(15)
3
saling mendukung pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, perkembangan
sikap dan kepribadiannya.
Sesuai dengan tujuan tersebut, di SMK siswa diberikan berbagai mata
pelajaran yang digolongkan dalam tiga golongan, yaitu: mata pelajaran normatif,
adaftif, dan produktif. Dari ketiga mata pelajaran tersebut, mata pelajaran
produktif adalah mata pelajaran keahlian yang berhubungan langsung dengan
pengetahuan dan keterampilan siswa yang disesuaikan dengan tuntutan dunia
industri.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga
pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting dalam mencerdaskan dan
meningkatkan SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang keteknikan.
Berdasarkan Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin
yang tinggi dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang keahlian Teknik Permesinan
sebagai bagian dari pendidikan menengah kejuruan menyiapkan siswa/tamatan
untuk (1) Memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional
dalam lingkup keahlian Teknik Permesinan. (2) Mampu memilih karier, mampu
berkompetensi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup Teknik
Permesinan. (3) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang dalam lingkup
(16)
4
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa lulusan sekolah menengah
kejuruan (SMK) diutamakan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan
bidangnya. Karena itu siswa dibekali dengan materi pelajaran produktif yang
berkaitan langsung dengan keterampilan siswa dan berkaitan dengan dunia
industri.
Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
demikian pesat sekarang ini, sehingga perlu antisipasi oleh guru untuk
menyikapinya. Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah mengaitkan
materi yang diajarkan dengan penerapan dalam kehidupan masyarakat umumnya
dan masyarakat sekitar siswa khususnya.
Menggambar Teknik adalah salah satu mata pelajaran produktif yang
diberikan di SMK, dimana materi yang diajarkan berkaitan dengan dasar-dasar
menggambar teknik. Dari survey yang dilakukan di lapangan pada Mei 2016
dengan mendengar pendapat dan penjelasan guru bidang studi didapatkan
bahwasanya hasil belajar siswa kelas X program keahlian Teknik Permesinan
untuk mata pelajaran Menggambar Teknik diperoleh nilai siswa masih berada di
bawah standar rata-rata yang ditetapkan oleh Kemendikbud, untuk mata diklat
produktif yaitu 7,00 dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa berdasarkan data dari
Daftar Kumpulan Nilai (DKN) siswa kelas X untuk kompetensi dasar
menjelaskan dasar-dasar gambar teknik pada Tahun Ajaran 2015/2016, Dengan
Nilai kurang dari 70 sebanyak 54%, 71-80 sebanyak 32%, 81-90 sebanyak 12%
dan 91-100 sebanyak 0%. Dengan jumlah siswa 31 siswa, maka siswa yang
(17)
5
Minimal sesuai ketentuan nilai produktif dari Kemendikbud. Sumber: DKN SMK
N 1 Percut Sei Tuan.
Dari wawancara dengan guru bidang studi dan siswa didapatkan
bahwasanya kurangnya minat dan kemauan belajar peserta didikserta kurang
tepatnya model pembelajaran terhadap mata pelajaran menggambar teknik yang di
terapkan, sehingga hasil belajar tidak optimal dan masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal.
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
masalah secara kritis, logis, dan analisis sehingga siswa dapat menemukan
jawaban atau pemecahan dari masalah tersebut. Prosedur pembelajaran inkuiri ini
meliputi enam langkah, yaitu (1) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, pada
tahap ini guru memperkenalkan kepada siswa materi-materi kasus, dengan cara
memberikan bahan bacaan. (2) merumuskan hipotesis, pada tahap ini siswa
diarahkan untuk merumuskan hipotesis berdasarkan pada masalah yang
diinkuirikan. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki pemahaman dasar mengenai
masalah dan bahan perbandingan untuk menarik kesimpulan. (3) mengumpulkan
data, pada tahap ini siswa mengidentifikasi nilai-nilai yang terlibat dalam kasus
tersebut. Siswa ditugaskan mendata fakta-fakta yang mendukung atau pun
bertentangan dengan hipotesis mereka. (4) analisis data, pada tahap ini siswa
menguji kebenaran dari fakta-fakta yang berhasil mereka data. Dalam hal ini,
siswa ditantang menganalisis berdasarkan pola penemuan yang logis, mensintesis
fakta dan mengaitkannya dengan komponen-komponen teks tersebut, serta
(18)
6
tahap ini siswa diminta memberikan pandangan terhadap masalah yang
diinkuirikan. Pada tahap ini, siswa diminta mengekspresikan pendapatnya atau
sikapnya terhadap kasus tersebut. Di sini, siswa dituntut mengajukan argumentasi
logis dan rasional yang dapat mendukung pendapatnya dan (6) menarik
kesimpulan, tahap terakhir siswa bersama guru menyimpulkan hasil inkuiri atas
kasus tersebut. Pada tahap ini, siswa dan guru mendiskusikan kelogisan
argumentasi yang digunakan untuk mendukung masing-masing pendapat.
Berbeda dengan model pembelajaran Modelling The Way, gagasan utama
dibalik model pembelajaran ini adalah suatu metode pengajaran yang
dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk
didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan
dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme (Dep Dik Bud, 1993: 219).
Berdasarkan uraian diatas, maka menjadi latar belakang penulis untuk
melaksanakan penelitian, yaitu untuk melihat Perbedaan Hasil Belajar
Menggambar Teknik Yang Di Ajar Menggunakan Model Pembelajaran Modelling The Way Dan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang ditemukan terdahulu dapat diidentifikasikan
masalah yaitu:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggambar teknik masih dibawah
(19)
7
2. Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru sehari-hari belum dapat menarik
minat belajar peserta didik ?
3. Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru sehari-hari belum sesuai dengan
karakteristik peserta didik?
4. Minat belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Teknik masih rendah?
C. Pembatasan Masalah.
Karena keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun dana dan untuk
menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi dengan dua model pembelajaran, yaitu Modelling The Way dan Model
Pembelajaran Inkuiri dalam membedakan hasil belajar menggambar teknik
kopetensi menerapkan dasar-dasar menggambar teknik kelas X Teknik Mesin
Produksi di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MP pada mata pelajaran
menggambar teknik kopetensi menerapkan dasar-dasar menggambar teknik di
SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan hasil belajar menggambar teknik yang di ajar menggunakan Modelling The Way dengan model pembelajaran
Inkuiri kelas X SMK N 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017?”
E. Tujuan Penelitian
(20)
8
1. Untuk mengidentifikasi perbedaan hasil belajar menggambar teknik yang di
ajar menggunakan Modelling The Way dengan model Inkuiri kelas X SMK N 1
Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
2. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar menggambar teknik yang di ajar
menggunakan Modelling The Way dengan model Inkuiri kelas X SMK N 1
Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah dalam meningkatkan hasil
belajar menggambar teknik di SMK N 1 Percut Sei Tuan.
2. Sebagai informasi bagi guru/ mahasiswa, sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
(21)
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan menggunakan
Model Pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling The Way memiliki skor
tertinggi 96 dan skor terendah 72, dengan rata-rata 87,79.
2. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan menggunakan
Model Pembelajaran Inkuiri memiliki skor tertinggi 96 dan skor terendah 68,
dengan rata-rata 80,87.
3. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan menggunakan
Model Pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling The Way lebih tinggi
dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Permesinan SMK
Negeri 1 Percut Sei Tuan yang dibuktikan dengan analisis statistik dengan uji
t yang menunjukkan nilai thitung > ttabel yakni 3,858 > 1,67.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh, ada beberapa saran yang
dapat diajukan yaitu :
1. Dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, model
(22)
47
efektif, sehingga peneliti menyarankan agar penerapannya dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran yang efektif disekolah.
2. Model pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling The Way sebaiknya
digunakan untuk menyelesaikan bahan-bahan pelajaran yang memiliki
penjabaran yang banyak, sehingga target pembelajaran lebih cepat tercapai
dengan tidak mengurangi kualitas pembelajaran itu sendiri.
3. Sebelum menerapkan model pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling
The Way disarankan agar memiliki persiapan yang baik dalam
mengembangkan potensi siswa dan terlebih dahulu memperkenalkan model
pembelajaran ini kepada siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
(23)
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsini. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini, (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aris, Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Mujiono dan Dimiyati. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan Proses Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nurhayati dalam
(http://www.depdiknas.go.id/jurnal151/040429%20-ed-nurhayati- penerapan-model-pembelajaran.pdf/)
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. (2005). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru
(1)
6
tahap ini siswa diminta memberikan pandangan terhadap masalah yang diinkuirikan. Pada tahap ini, siswa diminta mengekspresikan pendapatnya atau sikapnya terhadap kasus tersebut. Di sini, siswa dituntut mengajukan argumentasi logis dan rasional yang dapat mendukung pendapatnya dan (6) menarik kesimpulan, tahap terakhir siswa bersama guru menyimpulkan hasil inkuiri atas kasus tersebut. Pada tahap ini, siswa dan guru mendiskusikan kelogisan argumentasi yang digunakan untuk mendukung masing-masing pendapat.
Berbeda dengan model pembelajaran Modelling The Way, gagasan utama dibalik model pembelajaran ini adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme (Dep Dik Bud, 1993: 219).
Berdasarkan uraian diatas, maka menjadi latar belakang penulis untuk melaksanakan penelitian, yaitu untuk melihat Perbedaan Hasil Belajar Menggambar Teknik Yang Di Ajar Menggunakan Model Pembelajaran Modelling The Way Dan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang ditemukan terdahulu dapat diidentifikasikan masalah yaitu:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggambar teknik masih dibawah kriteria ketuntasan minimum ?
(2)
2. Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru sehari-hari belum dapat menarik minat belajar peserta didik ?
3. Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru sehari-hari belum sesuai dengan karakteristik peserta didik?
4. Minat belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Teknik masih rendah?
C. Pembatasan Masalah.
Karena keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun dana dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi dengan dua model pembelajaran, yaitu Modelling The Way dan Model Pembelajaran Inkuiri dalam membedakan hasil belajar menggambar teknik kopetensi menerapkan dasar-dasar menggambar teknik kelas X Teknik Mesin Produksi di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MP pada mata pelajaran menggambar teknik kopetensi menerapkan dasar-dasar menggambar teknik di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan hasil belajar menggambar teknik yang di ajar menggunakan Modelling The Way dengan model pembelajaran Inkuiri kelas X SMK N 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017?”
E. Tujuan Penelitian
(3)
8
1. Untuk mengidentifikasi perbedaan hasil belajar menggambar teknik yang di ajar menggunakan Modelling The Way dengan model Inkuiri kelas X SMK N 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
2. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar menggambar teknik yang di ajar menggunakan Modelling The Way dengan model Inkuiri kelas X SMK N 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah dalam meningkatkan hasil
belajar menggambar teknik di SMK N 1 Percut Sei Tuan.
2. Sebagai informasi bagi guru/ mahasiswa, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
(4)
46 A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling The Way memiliki skor tertinggi 96 dan skor terendah 72, dengan rata-rata 87,79.
2. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri memiliki skor tertinggi 96 dan skor terendah 68, dengan rata-rata 80,87.
3. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling The Way lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang dibuktikan dengan analisis statistik dengan uji t yang menunjukkan nilai thitung > ttabel yakni 3,858 > 1,67.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat diajukan yaitu :
1. Dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, model pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling The Way terbukti sangat
(5)
47
efektif, sehingga peneliti menyarankan agar penerapannya dapat diaplikasikan dalam pembelajaran yang efektif disekolah.
2. Model pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling The Way sebaiknya digunakan untuk menyelesaikan bahan-bahan pelajaran yang memiliki penjabaran yang banyak, sehingga target pembelajaran lebih cepat tercapai dengan tidak mengurangi kualitas pembelajaran itu sendiri.
3. Sebelum menerapkan model pembelajaran Aktive learning Tipe Modelling The Way disarankan agar memiliki persiapan yang baik dalam mengembangkan potensi siswa dan terlebih dahulu memperkenalkan model pembelajaran ini kepada siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsini. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsini, (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aris, Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Mujiono dan Dimiyati. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan Proses Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nurhayati dalam (http://www.depdiknas.go.id/jurnal151/040429%20-ed-nurhayati- penerapan-model-pembelajaran.pdf/)
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. (2005). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Winkel, W. S. (1989). Psikologi belajar Pengajaran. Jakarta: Gramedia.