Performa Hasil Persilangan Ayam Kampung Ras Pedaging Dengan Pelung Sentul Pada Umur 0-11 Minggu

PERFORMA HASIL PERSILANGAN AYAM KAMPUNG RAS
PEDAGING DENGAN PELUNG SENTUL PADA
UMUR 0-11 MINGGU

AULIA RAHMAD HASYIM

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Hasil
Persilangan Ayam Kampung Ras Pedaging dengan Pelung Sentul pada Umur 0-11
Minggu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diaju-kan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2015

Aulia Rahmad Hasyim
NIM D14110031

ABSTRAK
AULIA RAHMAD HASYIM. Performa Hasil Persilangan Ayam Kampung Ras
Pedaging dengan Pelung Sentul pada Umur 0-11 Minggu. Dibimbing oleh SRI
DARWATI dan RUKMIASIH.
Ayam kampung merupakan ayam asli Indonesia yang memiliki potensi
untuk dikembangkan. Namun pertumbuhan ayam kampung rendah sehingga
kurang diminati untuk diindustrikan. Oleh karena itu performa ayam kampung
perlu ditingkatkan dengan cara disilangkan dengan ayam yang memiliki
pertumbuhan cepat, diantaranya ayam ras pedaging, ayam sentul, dan ayam
pelung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji performa hasil
persilangan ayam kampung ras pedaging (KB) X ayam pelung sentul (PS) dan ras
pedaging kampung (BK) X pelung sentul (PS), umur 0-11 minggu. Jumlah ayam

yang digunakan yaitu ayam PSKB 16 ekor jantan dan 26 ekor betina, PSBK 11
ekor jantan dan 11 ekor betina, dan BKPS 3 ekor jantan dan 4 ekor betina. T test
digunakan untuk mengetahui perbedaan rataan bobot badan, pertambahan bobot
badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan. Berdasarkan hasil penelitian,
performa ayam PSKB lebih baik jika dibandingkan dengan ayam PSBK dan
BKPS pada umur 11 minggu. Ayam persilangan memiliki pertumbuhan yang
lebih baik jika dibandingkan dengan ayam kampung. Konsumsi pakan antara
ayam PSKB, PSBK dan BKPS relatif sama. Konversi pakan menunjukkan ayam
PSKB, PSBK dan BKPS tidak berbeda nyata pada umur 11 minggu. Persentase
mortalitas paling tinggi ditunjukkan oleh ayam BKPS. Ayam persilangan PSKB,
PSBK, dan BKPS mampu meningkatkan kualitas genetik ayam kampung.
Kata kunci : ayam BKPS, ayam PSBK, ayam PSKB, performa pertumbuhan.

ABSTRACT
AULIA RAHMAD HASYIM. Performance Result Between Kampung Hen
Commercial Meat Type with Pelung Sentul at 0-11 Weeks. Supervised by SRI
DARWATI dan RUKMIASIH.
Kampung Chicken is Indonesian native chicken that potential to be
developed as commercial chicken. However Kampung Chicken’s slow growth so
the less interest to cultivation. Therefore, kampung chicken’s performance need

improved by crossing with fast grow’s chicken such us commercial meat type,
Pelung and Sentul. This research purposed to observed the effect of performance
result crossing of Kampung chicken commercial meat type (KB) X Pelung Sentul
chicken (PS) and commercial meat type (BK) X Pelung Sentul chicken (PS) at 011 weeks. The number of chicken in this researched were PSKB 16 male and 26
female, PSBK 11 male and 11 female, and BKPS 3 male and 4 female. T test used
for knowing difference body weight mean, body weight gain, feed consumption,
and feed convertion rate. The result of this research, performance of PSKB was
better than PSBK and BKPS chicken at 11 weeks. Cross chicken be better than
kampung chicken in growth. Feed consumption between PSKB, PSBK and BKPS
were same. Feed convertion of obtained PSKB, PSBK and BKPS not significant

at 11 weeks. The higher mortality percentage is BKPS. Cross chicken PSKB,
PSBK and BKPS had been increased genetic quality of kampung chicken.
Key words: BKPS chicken, growth performance, PSBK chicken, PSKB chicken.

PERFORMA HASIL PERSILANGAN AYAM KAMPUNG RAS
PEDAGING DENGAN PELUNG SENTUL PADA
UMUR 0-11 MINGGU

AULIA RAHMAD HASYIM


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Performa Persilangan Ayam Kampung Ras Pedaging dengan Pelung Sentul pada
Umur 0-11 Minggu. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang beriman
hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk menganalisis Performa Hasil
Persilangan Ayam Kampung Ras Pedaging X Pelung Sentul. Penelitian ini
merupakan salah satu usaha untuk melengkapi informasi performa tentang
keturunan persilangan dari ayam kampung ras pedaging dan ayam pelung sentul
atau ayam kampung yang memiliki komposisi darah ¼ ras pedaging dan ¾ lokal.
Keturunan dari persilangan ayam kampung ras pedaging dan ayam pelung sentul
diharapkan memiliki kombinasi genetik yang mampu menutupi kelemahan atau
kekurangan dari setiap induk ayam kampung ras pedaging dan ayam pelung sentul.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Ir Sri Darwati, MSi
selaku dosen pembimbing utama, Ibu Dr Ir Rukmiasih, MS selaku dosen
pembimbing anggota dan Bapak Dr Ir Afton Atabany, MSi selaku dosen penguji
sidang akhir serta Bapak Dadang. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah (Edy Zakwan Hasyim), ibu (Yahni Sinaga) dan seluruh keluarga
serta keluarga besar Ibrahim Hasyim dan Djaidim Sinaga, atas segala doa dan
kasih sayangnya. Selain itu, kepada teman kelompok penelitian (Fandes, Chandra,
Asep, Indah, Fandi, Wavi, Salva, dan Ariesta), khususnya Alwiyah, Hartanto,
Uswatun, Maulita, Zuhriansyah, Riskia, Feronika, Wildan, Yaher, Fitri, Ikhsan,
Dwiki, Rankgy, serta IPTP 48 atas bantuan maupun dukungannya penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Juni 2015
Aulia Rahmad Hasyim

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
Pemeliharaan
Pemberian Pakan
Analisis Data
Peubah
HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum
Konsumsi Pakan
Bobot Badan
Pertambahan Bobot Badan
Konversi Pakan
Mortalitas
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
1
1
1
2
2
2
2

2
2
2
3
3
4
4
4
5
7
10
12
14
15
15
17
19

DAFTAR TABEL
1 Kandungan pakan yang digunakan

2 Rataan suhu dan kelembaban di dalam kandang ayam persilangan
3 Rataan dan simpangan baku konsumsi pakan PSKB, PSBK, dan
BKPS umur 1-4 minggu
4 Rataan dan simpangan baku konsumsi pakan PSKB, PSBK, dan
BKPS jantan betina umur 5-11 minggu
5 Rataan dan simpangan baku bobot badan PSKB, PSBK, dan BKPS
umur 0-4 minggu
6 Rataan dan simpangan baku bobot badan PSKB, PSBK, dan BKPS
jantan betina umur 5-11 minggu
7 Rataan dan simpangan baku pertambahan bobot badan PSKB, PSBK,
dan BKPS umur 1-4 minggu
8 Rataan dan simpangan baku pertambahan bobot badan PSKB, PSBK,
dan BKPS jantan betina umur 5- 11 minggu
9 Rataan dan simpangan baku konversi pakan PSKB, PSBK, dan BKPS
umur 1-4 minggu
10 Rataan dan simpangan baku konversi pakan PSKB, PSBK, dan BKPS
jantan betina umur 5-11 minggu
11 Persentase mortalitas PSKB, PSBK, dan BKPS pada umur 0-11
minggu


3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14

DAFTAR GAMBAR
1 Grafik bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS pada umur 0-4
minggu
2 Grafik bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS ♂ pada umur 5-11
minggu
3 Grafik bobot badan ayam PSKB, PSBK, dan BKPS ♀ pada umur 5-11
minggu


8
10
10

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Salah satu sumber protein hewani
adalah ayam kampung. Keunggulan ayam kampung adalah memiliki daya
adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan (Sulandari et al. 2007), namun ayam
kampung mempunyai kelemahan yaitu produktivitasnya rendah. Upaya
peningkatan produktivitas selain melalui perbaikan pakan dan manajemen dapat
dilakukan melalui perbaikan mutu genetik. Peningkatan mutu genetik ayam
kampung dapat dilakukan salah satunya dengan cara menyilangkan dengan ayam
yang memiliki produktivitas yang lebih baik diantaranya ayam ras pedaging, ayam
pelung, dan ayam sentul.
Ayam ras pedaging merupakan ayam komersial yang biasa digunakan
untuk memenuhi kebutuhan daging ayam dalam negeri karena ayam ras pedaging
memiliki daging yang empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan
berisi, efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah
menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat (Murtidjo 1987).
Menurut Sulandari et al. (2007) ayam pelung merupakan ayam lokal khas Cianjur,
Jawa Barat yang memiliki potensi sebagai ayam penyanyi dan pedaging. Ayam
pelung memiliki bobot badan 1 340 g pada umur 12 minggu (Nataamijaya 1985).
Ayam sentul merupakan salah satu dari 32 rumpun ayam lokal yang sudah
teridentifikasi di Indonesia (Nataamijaya 2000). Dalam satu periode peneluran
(20-35 hari) ayam sentul mampu menghasilkan 12 - 30 butir. Dengan kemampuan
daya tetas telur juga cukup baik, yakni mencapai 90% (Sulandari et al. 2007).
Persilangan antara ayam kampung dan ayam ras pedaging mampu
menghasilkan produktivitas yang baik. Hal ini telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya Pratiwanggana (2014) bahwa ayam hasil silangan jantan kampung
dengan betina ras pedaging (KB) yaitu ayam KB jantan mempunyai bobot badan
2 335 g, KB betina 1 833 g pada umur 12 minggu. Adapun ayam hasil silangan
jantan ras pedaging dengan betina kampung (BK) yaitu ayam BK jantan 2 290 g
dan BK betina 1 753 g, pada umur 12 minggu. Peneliti lain Sopian (2014)
melaporkan bahwa persilangan antara ayam pelung dan ayam sentul pada umur 12
minggu menghasilkan anak silangan (PS) yang memiliki bobot badan (PS) jantan
mencapai 1 237.2 g dan (PS) betina 1 036 g.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian persilangan ayam kampung X ras
pedaging yang disilangkan dengan pelung X sentul bertujuan untuk memperoleh
ayam persilangan yang memiliki komposisi darah ¼ kampung, ¼ ras pedaging, ¼
pelung, dan ¼ sentul perlu dilakukan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji performa keturunan persilangan
ayam kampung ras pedaging (KB) X ayam pelung sentul (PS) dan ras pedaging
kampung (BK) X pelung sentul (PS), umur 0-11 minggu.

2
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengkaji performa keturunan persilangan ayam kampung
ras pedaging (KB) X ayam pelung sentul (PS) dan ras pedaging kampung (BK) X
pelung sentul (PS) yaitu bobot badan, pertambahan bobot badan, konversi pakan,
konsumsi pakan, dan mortalitas pada umur 0-11 minggu. Penelitian ini merupakan
salah satu usaha untuk melengkapi informasi performa tentang keturunan
persilangan dari ayam kampung ras pedaging dan ayam pelung sentul atau ayam
kampung yang memiliki komposisi genetik ¼ ras pedaging dan ¾ lokal.
Keturunan dari persilangan ayam kampung ras pedaging dan ayam pelung sentul
diharapkan mempunyai kombinasi genetik yang mampu menutupi kelemahan atau
kekurangan dari setiap tetua ayam kampung ras pedaging dan ayam pelung sentul.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Pemuliaan dan
Genetika Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian bulan
September 2014 sampai dengan Maret 2015.
Bahan
Ayam yang digunakan adalah anak ayam umur sehari (DOC) dari hasil
persilangan 1 ekor jantan BK x 2 ekor betina PS, 5 ekor jantan PS x 13 ekor
betina KB, dan 5 ekor jantan PS x 12 ekor betina BK. Bahan lain yang digunakan
adalah sekam, pakan komersial seperti crumble, dedak padi, dan vitachick .
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah 4 unit kandang dengan
ukuran 3 x 4 m, 12 unit kandang kecil dengan ukuran 0.5 x 1 m. Sekat bambu
kandang kecil sebanyak 24 unit. Tempat minum galon kapasitas 1 L sebanyak 52
buah. Tempat pakan sebanyak 52 buah. Timbangan digital Osuka dengan
ketelitian 0.5. Alat penunjang yang digunakan yaitu lampu, wadah, gayung, kabel,
tali rafia, dan drum penampung air.
Prosedur
Pemeliharaan
Persiapan kandang dilakukan terlebih dahulu dengan menggunakan sapu
lidi dan sapu ijuk. Lantai dan kandang juga dilakukan pembersihan basah
menggunakan air dan kapur.
DOC dipasang wing band untuk memudahkan pencatatan data selama
penelitian. Pemeliharaan ayam silangan mulai umur 0-4 minggu dilakukan pada 1
sekat bambu kandang kecil. Ukuran sekat bambu kandang kecil berdasarkan
jumlah ayam pada setiap penetasan telur dan jenis silangannya. Sekat bambu

3
kandang kecil juga berperan sebagai pembeda dari setiap periode penetasan.
Ayam silangan yang berumur > 4 minggu (anak ayam PSKB dan BKPS ; PSBK)
dipisah berdasarkan jenis silangan dan juga dipisah berdasarkan jenis kelamin
(jantan dan betina) dari setiap jenis ayam silangan. Anak ayam PSKB ; BKPS ;
PSBK ditimbang setiap 1 minggu sekali.
Vitachick dicampur ke dalam air minum diberikan kepada ayam silangan
dari DOC sampai berumur 1 minggu dengan dosis 1.5 g L-1. Pemberian
selanjutnya setelah penimbangan setiap minggunya.
Selama pemeliharaan ayam persilangan dilakukan pengukuran suhu dan
kelembaban di kandang dengan menggunakan termometer bola basah dan kering
yang ditempatkan di tengah ruang kandang ayam. Pengukuran suhu dan
kelembaban di kandang ayam dilakukan pada pukul 07.00, 12.00, 16.00,dan 21.00
WIB.
Pemberian Pakan
Pakan diberikan ad libitum selama pemeliharaan. Pakan komersial (BR21E) diberikan pada anak ayam umur sehari (DOC) sampai umur 4 minggu.
Untuk ayam persilangan umur 5-11 minggu diberi campuran dedak dengan
Kandungan nutrisi pakan yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel
1.

Analisis (%)
Bahan kering
Abu
Protein kasar
Serat kasar
Lemak kasar
Beta-N
Ca
P
EM (kkal/g-1)

Tabel 1 Kandungan pakan yang digunakan
Jenis Pakan
Pakan 1 umur
Konsentrat
Dedak padi
0-4 (80%K +
(fase starter)
20%D)
89.10*
88.23
8
13.00
5.06
20-22
13.80*
19.03
4
11.20*
5.19
4-8
8.20*
5.98
52.97
0.9-1.2
0.84
1.39
0.7-1.0
0.72
0.89
2 856

Pakan 2 umur
5-12 (60%K +
40%D)
87.96
5.33
17.42
6.61
6.46
52.14
1.13
0.79
2 801.4

Keterangan : *= Tillman et al. (1991) dan SNI (1996); K= Konsentrat, D= dedak padi,

Pakan 1 dan 2 menurut hasil analisis Laboratorium Ilmu dan Teknolgi Pakan
Fakultas Peternakan IPB (2015).

Analisis Data
Data pada penelitian ini dianalisa secara deskriptif dengan menyajikan
rataan (� ), simpangan baku (sb), dan koefisien keragaman (kk). Uji T digunakan
untuk mengetahui perbedaan rataan bobot badan, pertambahan bobot badan,
konsumsi pakan, konversi pakan, dan mortalitas antara anak ayam KBPS dan
PSKB. Berikut rumus uji T menurut Walpole (1993) :

4
Keterangan :

� a = rataan sampel a
� b = rataan sampel b

sba = simpangan baku a
sbb = simpangan baku b
na = jumlah sampel a
nb = jumlah sampel b

μa = rataan populasi a
μb = rataan populasi b

Peubah
Peubah yang diukur sejak ayam berumur sehari (DOC) sampai ayam
berumur 11 minggu yaitu:
1. Konsumsi pakan (g ekor⁻1 minggu⁻1) = jumlah pemberian- sisa pakan;
2. Bobot badan (BB) dalam satuan gram per minggu per ekor;
3. Pertambahan bobot badan (PBB) dalam satuan gram per minggu per
ekor = bobot badan saat penimbangan – bobot badan minggu pada
penimbangan sebelumnya;
ΣKonsumsi pakan
4. Konversi pakan =
ΣPBB
Σ ayam mati

5. Mortalitas (%) = Σ ayam

awal

× 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Rataan suhu dan kelembaban di kandang disajikan pada Tabel 2.
Pengukuran suhu dan kelembaban kandang ayam dilakukan pada pukul 07.00,
12.00, 16.00,dan 21.00 WIB.
Tabel 2 Rataan suhu dan kelembaban di dalam kandang ayam persilangan

Data suhu dan kelembaban pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kisaran suhu
dan kelembaban di dalam kandang yaitu berkisar 25.38 – 29.08 ºC dan 86.25% –
88.17%. Hal ini sesuai dengan Yani dan Purwanto (2006) yang menyatakan
bahwa negara beriklim tropis memiliki rataan suhu dan kelembaban harian relatif
tinggi, yaitu berkisar antara 24-34 ºC dengan persentase kelembaban sebesar 60%90%. Menurut Gunawan dan Sihombing (2004) suhu yang nyaman bagi ayam 1927 ºC. Pada saat pemeliharaan suhu kandang yang tidak nyaman bagi ayam yaitu
pada saat pukul 12.00 WIB. Menurut Donald (2009) ayam broiler berumur di atas
14 hari suhu kandang yang nyaman berkisar antara 24-25 ºC dengan kelembaban
60%-70%.
Pada penelitian ini kelembaban di kandang ayam relatif tinggi. Hal ini
disebabkan karena pada saat pemeliharaan sering hujan, kondisi litter yang basah
dan memicu tingginya amonia, serta sirkuasi dan ventilasi udara yang kurang baik.

5
Upaya mengurangi kelembaban dilakukan dengan cara mengganti litter di
kandang secara teratur dan mengatur keluar masuknya udara.

Konsumsi Pakan
Ayam persilangan 1-11 minggu mengonsumsi pakan untuk tumbuh dan
memenuhi hidup pokok. Simpangan baku dan koefisien keragaman konsumsi
pakan umur 1-4 minggu disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Rataan dan simpangan baku konsumsi pakan PSKB, PSBK, dan BKPS
umur 1-4 minggu

Keterangan : Angka yang disertai huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda
nyata (P