Performa Produksi Hasil Persilangan Ayam Pelung x Sentul x Kampung x Ras Pedaging Umur 12-21 Minggu

PERFORMA PRODUKSI HASIL PERSILANGAN AYAM
PELUNG x SENTUL x KAMPUNG x RAS PEDAGING
UMUR 12-21 MINGGU

M PANDI PRABOWO

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Produksi Hasil
Persilangan Ayam Pelung x Sentul x Kampung x Ras Pedaging Umur 12-21
Minggu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015
M Pandi Prabowo
NIM D14110090

ABSTRAK
M PANDI PRABOWO. Performa Produksi Hasil Persilangan Ayam Pelung x
Sentul x Kampung x Ras Pedaging Umur 12-21 Minggu. Dibimbing oleh RUDI
AFNAN dan SRI DARWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari performa produksi ayam PSKB
dan PSBK fase remaja (umur 12-21 minggu). Ayam PSKB merupakan ayam hasil
persilangan ayam jantan pelung-sentul (PS) dengan ayam betina kampung-ras
pedaging (KB). Ayam PSBK merupakan ayam hasil persilangan ayam jantan
pelung-sentul (PS) dengan ayam betina ras pedaging-kampung (BK). Jumlah ayam
yang digunakan adalah 12 ekor PSKB jantan, 23 ekor PSKB betina, 11 ekor PSBK
jantan, dan 9 ekor PSBK betina. Peubah yang diamati meliputi bobot badan,
pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, mortalitas, umur
bertelur pertama, bobot pertama bertelur, dan indeks telur. Performa ayam PSKB

jantan dengan ayam PSBK jantan dan ayam PSKB betina dengan ayam PSBK
betina tidak berbeda nyata (P>0.05) pada bobot badan, pertambahan bobot badan,
konsumsi, konversi pakan, bobot telur pertama, dan indeks telur. Persentase
mortalitas ayam PSBK lebih tinggi dari ayam PSKB. Umur bertelur pertama ayam
PSKB betina dengan ayam PSBK betina berbeda nyata (P0.05) between PSKB cock with PSBK cock and
PSKB hen with PSBK hen on body weight, body weight gain, feed intake, feed
conversion, weight of first egg, and indexs of egg. Age of first egg were
significantly different (P0.05). Hasil ini karena persilangan antara ayam kampung, ras pedaging, pelung,
dan sentul mempunyai perbandingan gen dengan ratio ¼ dari setiap induknya,
sehingga bobot badan yang dihasilkan sama pada jenis kelamin yang sama.
Tabel 3 Rataan dan simpangan baku bobot badan ayam hasil persilangan
Umur ke12
13
14
15
16
17
18
19
20

21

PSKB♂
1 400.7 ± 285.9
1 630.2 ± 312.9
1 783.9 ± 350.9
1 943.6 ± 381.6
2 101.0 ± 373.4
2 232.3 ± 378.5
2 370.7 ± 455.7
2 411.1 ± 494.3
2 476.8 ± 504.2
2 521.7 ± 540.4

Bobot Badan (g)
PSBK♂
PSKB♀
1 292.2 ± 297.5 1 088.3 ± 291.6
1 520.3 ± 291.7 1 232.0 ± 315.4
1 652.4 ± 297.6 1 335.5 ± 323.4

1 796.2 ± 320.2 1 446.8 ± 349.7
1 923.9 ± 320.1 1 537.6 ± 373.2
2 008.5 ± 458.3 1 636.8 ± 409.9
2 180.2 ± 437.9 1 705.3 ± 411.5
2 256.8 ± 451.4 1 751.3 ± 412.2
2 413.6 ± 340.6 1 821.4 ± 433.4
2 463.3 ± 362.1 1 876.6 ± 438.6

Keterangan : ♂= jantan, ♀= betina.

PSBK♀
1 193.1 ± 198.7
1 326.4 ± 231.2
1 436.3 ± 259.2
1 547.1 ± 264.9
1 640.9 ± 289.8
1 741.5 ± 301.9
1 827.3 ± 320.1
1 858.2 ± 309.2
1 913.4 ± 329.6

1 925.9 ± 350.0

P-Value
PSKB♂-PSBK♂ PSKB♀-PSBK♀
0.384
0.257
0.394
0.415
0.343
0.438
0.326
0.415
0.235
0.438
0.219
0.459
0.33
0.407
0.454
0.457

0.739
0.545
0.773
0.764

6
Rataan ayam PSKB dan PSBK baik jantan maupun betina lebih ringan
dibandingkan rataan bobot badan ayam KB dan BK. Penelitian Pratiwanggana
(2014) menyatakan bobot badan ayam jantan KB 2 290.0 g, ayam betina KB 1 833.0
g, sedangkan ayam jantan BK 2 335.0 g dan ayam betina BK 1 753.0 g pada umur
12 minggu. Hal ini terjadi karena efek heterosis negatif dari persilangan. Namun
rataan bobot ayam penelitian ini lebih berat dibandingkan ayam PS jantan (1 237
g) dan betina (1 036 g) pada umur 12 minggu (Sopian 2014). Menurut Noor (2010),
heterosis dinyatakan ada jika rataan performa ternak hasil persilangan melebihi
rataan kedua tetuanya.
Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan ayam PSKB dan PSBK umur 12 sampai 21 minggu
disajikan pada Tabel 4. Pertambahan bobot badan semakin berkurang seiring
bertambahnya umur ayam. Pertambahan bobot badan ayam setiap minggu

mengalami penurunan sampai saat dewasa kelamin (North dan Bell 1990).
Tabel 4 Rataan dan simpangan baku pertambahan bobot badan ayam hasil
persilangan
Umur ke12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Rataan

Pertambahan Bobot Badan (g ekor -1 minggu -1)
PSKB♂
PSBK♂
PSKB♀
PSBK♀

229.5 ± 69.1
241.0 ± 67.1
171.7 ± 54.6
142.2 ± 40.4
193.2 ± 61.9
182.2 ± 60.3
125.5 ± 39.5
140.6 ± 42.5
187.9 ± 56.8
176.7 ± 54.2
115.8 ± 36.0
101.5 ± 21.9
164.5 ± 52.6
158.2 ± 51.3
114.5 ± 31.5
114.5 ± 34.0
115.4 ± 35.6
134.4 ± 44.6
110.9 ± 28.8
112.6 ± 35.3

87.8 ± 22.7
127.0 ± 25.8
95.5 ± 31.6
105.7 ± 29.7
82.8 ± 6.7
118.1 ± 31.4
92.4 ± 27.1
99.0 ± 22.6
82.0 ± 4.9
110.7 ± 6.8
89.8 ± 27.6
100.2 ± 30.5
45.0 ± 7.2
102.6 ± 18.8
85.7 ± 27.5
94.3 ± 9.5
39.3 ± 11.6
71.8 ± 22.2
84.4 ± 25.7
88.5 ± 14.8

122.7 ± 32.9
142.3 ± 38.2
108.6 ± 32.7
109.9 ± 28.1

Keterangan : ♂= jantan, ♀= betina, * berbeda nyata (P0.05), tetapi ayam jantan pada umur ke-19 dan umur ke-20
menunjukkan pertambahan bobot badan yang berbeda nyata (P0.05) secara statistik. Rataan konsumsi ayam PSKB dan
PSBK jantan yaitu 740.2 g dan 729.2 g. Rataan konsumsi ayam PSKB dan PSBK
betina yaitu 665.3 g dan 697.9 g sampai berumur 21 minggu. Hal ini disebabkan
bobot badan ayam PSKB dan PSBK tidak berbeda jauh, sehingga rataan konsumsi
kedua ayam ini sama. Hal ini sesuai dengan pendapat North dan Bell (1990), bahwa
faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah jenis ternak, umur ternak, bobot
tubuh, kualitas pakan, dan lingkungan ternak tersebut dipelihara.
Konversi Pakan
Seiring pertambahan umur ayam, konversi pakan semakin meningkat.
Konversi pakan ayam PSKB dan PSBK umur 12 sampai 21 minggu disajikan pada
Tabel 6. Konversi pakan ayam jantan dan betina PSKB dan PSBK tidak berbeda
nyata (P>0.05) secara statistik.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya konversi pakan adalah daya cerna
ternak, kualitas pakan yang dikonsumsi, dan keserasian nilai nutrien yang

dikandung pakan tersebut (Anggorodi 1995). Rataan konversi pakan ayam PSKB
dan PSBK jantan yaitu 6.0 dan 5.4, sedangkan rataan ayam PSKB dan PSBK betina
yaitu 6.5 dan 6.9 sampai berumur 21 minggu.
Tabel 6 Rataan dan simpangan baku konversi pakan ayam hasil persilangan
Minggu ke12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

♂PSKB
3.5 ± 0.9
4.4 ± 1.2
4.5 ± 1.3
4.7 ± 1.4
4.8 ± 1.6
6.2 ± 2.0
9.5 ± 2.8
9.9 ± 0.3
5.5 ± 1.3
7.1 ± 0.4

Konversi Pakan
PSBK♂
PSKB♀
3.1 ± 1.0
3.9 ± 1.2
3.7 ±0.7
4.9 ± 1.2
4.1 ± 0.3
5.6 ± 1.6
4.7 ± 0.7
6.4 ± 1.8
5.1 ± 2.0
6.7 ± 2.5
5.2 ± 1.1
7.1 ± 2.1
6.2 ± 1.7
7.3 ± 2.1
6.9 ± 1.5
7.6 ± 2.0
6.7 ± 1.2
7.6 ± 2.1
8.2 ± 2.0
7.8 ± 1.0

Keterangan : ♂= jantan, ♀= betina.

PSBK♀
4.8 ± 1.3
4.9 ± 0.9
5.3 ± 1.9
6.0 ± 1.0
6.3 ± 2.3
7.2 ± 1.7
8.7 ± 2.5
8.8 ± 3.7
9.2 ± 0.7
7.5 ± 2.9

P-Value
♂PSKB-♂PSBK ♀PSKB-♀PSBK
0.307
0.211
0.161
0.935
0.442
0.807
0.91
0.376
0.579
0.731
0.109
0.211
0.26
0.988
0.067
0.933
0.325
0.568
0.389
0.651

Angka konversi pakan yang tinggi menunjukkan penggunaan pakan yang
kurang efisien. Semakin tinggi angka konversi pakan menunjukkan semakin jelek

8
karena semakin banyak pakan yang dihabiskan untuk menaikkan bobot badan per
satuan berat (Wahyu 1997). Konversi pakan ayam PSKB dan PSBK memiliki nilai
konversi pakan yang lebih tinggi dibandingkan ayam kampong. Ayam kampong
yang dipelihara secara intensif dan diberi ransum dengan kandungan protein
14.00% dan energy 2 400 kkal kg -1 ransum memiliki rataan konversi ransum 6.81
sedangkan yang diberi ransum dengan kandungan protein 16.00% dan energy
metabolis 2 400 kkal kg -1 ransum memiliki konversi ransum 5.83 (Yuwono et al.
1996). Kualitas pakan yang rendah menyebabkan pakan kurang efektif diubah
menjadi bobot badan.
Mortalitas
Mortalitas ayam PSKB dan PSBK masing-masing berjumlah 2 ekor.
Mortalitas ayam PSKB dan PSBK 12 sampai 21 minggu disajikan pada Tabel 7.
Tingkah laku kanibalisme juga ditemukan dalam penelitian ini dengan adanya ciri
luka pada bagian kepala. Menurut Sulandari (2007), sifat ini diturunkan dari
tetuanya ketika mereka masih hidup liar.
Tabel 7 Mortalitas ayam hasil persilangan
Umur

Jenis Ayam Jenis Kelamin

Jumlah (ekor)

Mortalitas (ekor)

PSKB




1
1

2

PSBK




1
1

2

(12-21) minggu

Keterangan : n ayam PSKB = 35 ekor, n ayam PSBK = 20 ekor, ♂ = Jantan, ♀ = Betina.

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Bagian Patologi Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, pembedahan ayam yang mati
menunjukkan tanda-tanda jaringan bawah kulit kering dan adanya selaput lendir
pada mulut, konjungtiva dan kloaka yang cenderung pucat. Selain itu juga
ditemukan organ ginjal yang pucat dan terakumulasi dengan asam urat. Diagnosis
kematian ayam hasil persilangan ini disebabkan dehidrasi. Gambar ayam mati pada
penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

(A) ayam PSKB
(B) ayam PSBK
Gambar 2 Ayam yang mati pada penelitian (A) ayam PSKB, (B) ayam PSBK

9
Kematian akibat dehidrasi yang terjadi pada ayam ini dapat disebabkan
manajemen pemberian air minum yang kurang baik. Zainal et al. (2012)
mengungkapkan tingkat mortalitas dapat dikurangi melalui perbaikan manajemen
meliputi sistem minum, pakan, perbaikan sanitasi, dan lingkungan yang bersih.
Reproduksi
Reproduksi yang diamati pada penelitian ini adalah umur bertelur pertama,
dan bobot telur pertama yang dihasilkan. Hal ini diamati untuk mengetahui
perbedaan reproduksi dari ayam betina hasil persilangan ayam kampung, ras
pedaging, pelung dan sentul yang bisa dijadikan pembanding performa dari tetua.
Hasil performa reproduksi ayam PSKB dan PSBK dapat dilihat pada Tabel 8.
Umur Bertelur Pertama
Umur bertelur pertama adalah umur saat ayam betina bertelur pertama yang
menandakan telah mencapai dewasa kelamin dan dewasa tubuh. Umur bertelur
pertama antara ayam betina PSKB dan PSBK berbeda nyata (P