Produksi Pendederan Ikan Ctenopoma Ctenopoma Acutirostre Pada Padat Tebar Berbeda Dengan Pergantian Air 45%/Hari

PRODUKSI PENDEDERAN IKAN CTENOPOMA Ctenopoma
acutirostre PADA PADAT TEBAR BERBEDA DENGAN
PERGANTIAN AIR 45%/HARI

AWAN SANTIKO

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Produksi Pendederan Ikan
Ctenopoma Ctenopoma acutirostre pada Padat Tebar Berbeda dengan Pergantian
Air 45%/Hari adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Awan Santiko
NIM C14134008

ABSTRAK
AWAN SANTIKO. Produksi Pendederan Ikan Ctenopoma Ctenopoma acutirostre
pada Padat Tebar Berbeda dengan Pergantian Air 45%/Hari. Dibimbing oleh
DADANG SHAFRUDDIN dan IIS DIATIN.
Ikan ctenopoma merupakan salah satu komoditas ekspor, yang produksinya
masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan produktivitas
melalui peningkatan padat penebaran. Ikan ctenopoma berukuran 2.35±0.12 cm
dipelihara dalam akuarium dengan kepadatan 2, 4, 6 dan 8 ekor/liter dengan
pergantian air 45%. Selama pemeliharaan ikan diberi pakan cacing sutera tiga kali
sehari secara at satiation dan kualitas air dikelola melalui penyifonan dan
pergantian air pada sore hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan
padat penebaran tidak mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup dan keragaman
ikan pada akhir pemeliharaan, namun laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan
panjang mutlak dan efisiensi pakan semakin menurun seiring dengan meningkatnya

padat penebaran. Berdasarkan analisa usaha padat penebaran terbaik dalam
produksi ikan ctenopoma adalah 8 ekor/liter.
Kata kunci: ikan ctenopoma, padat penebaran dan pergantian air

ABSTRACT
AWAN SANTIKO. Production of Leopard Ctenopoma Ctenopoma acutirostre
with Different Stocking Density with Water Exchange 45%/Day. Supervised by
DADANG SHAFRUDDIN and IIS DIATIN.
Ctenopoma fish is one of export commodities, but the production relatively
still be low. The study was aimed to increase the productivity with increasing
stocking density. The ctenopoma fish seed length of 2.35±0.12 cm were reared in
aquarium with different stocking density of 2, 4, 6 and 8 fish/liter with 45% water
change from the total water volume. During the rearing, the fish fed on tubificed
three times a day with at satiation method, and water quality was maintaned by
siphoning and replacing bad quality of the water with the better one at afternoon.
The result showed that the survival rate and the coefficient of variability did not
influenced by increasing the stocking density, but the growth rate and feed
effisiency was decreased with increasing the stocking density. However based on
the economic analisis, the best stocking density of ctenopoma production was 8
fish/liter.

Keywords: ctenopoma fish, stocking density and water change

PRODUKSI PENDEDERAN IKAN CTENOPOMA Ctenopoma
acutirostre PADA PADAT TEBAR BERBEDA DENGAN
PERGANTIAN AIR 45 %/HARI

AWAN SANTIKO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 sampai April 2015 ini ialah
produktivitas ikan hias, dengan judul Produksi Pendederan Ikan Ctenopoma
Ctenopoma acutirostre pada Padat Tebar Berbeda dengan Pergantian Air
45%/Hari.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir Dadang Shafruddin MS dan
Ibu Ir Iis Diatin MM selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Eddy Supriyono MSc
selaku penguji tamu dan Dr Ir Mia Setiawati MSi selaku perwakilan Ketua Program
Studi yang telah memberikan banyak masukan pada penyelesaian skripsi ini. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Abe dan Bapak Jajang
dari Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, serta Bapak Arman dari Laboratorium
Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur Departemen Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, yang telah
membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada Ibu serta seluruh keluarga, atas do’a dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

Awan Santiko

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
METODE
Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian
Persiapan Wadah
Penebaran Ikan
Pemeliharaan Ikan
Paramater Penelitian
Tingkat Kelangsungan Hidup
Laju Pertumbuhan Spesifik
Pertumbuhan Panjang Mutlak
Koefisien Keragaman

Efisiensi Pakan
Kualitas Air
Perhitungan Ekonomi
Analisa Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH)
Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS)
Pertumbahan Panjang Mutlak (PPM)
Koefisien Keragaman (KK)
Efisiensi Pakan (EP)
Hasil Pengukuran Kualitas Air
Perhitungan Ekonomi
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP


Halaman
vii
vii
vii
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
5

5
5
6
6
6
6
7
8
8
9
11
11
14
14
14
14
29

DAFTAR TABEL
1 Alat pengukuran kualitas air

2 Kualitas media pemeliharaan ikan ctenopoma
3 Grade ukuran panen ikan ctenopoma
4 Perhitungan analisis usaha budidaya ikan ctenopoma

Halaman
5
9
11
11

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kelangsungan hidup ikan ctenopoma pada akhir pemeliharaan
6
2 Bobot ikan ctenopoma pada kepadatan 2 ekor/liter (●), 4 ekor/liter (□), 6
ekor/liter (◊) dan 8 ekor/liter (Δ)
6
3 Pertumbuhan spesifik ikan ctenopoma pada akhir pemeliharaan
7
4 Panjang ikan ctenopoma pada kepadatan 2 ekor/liter (●), 4 ekor/liter (□),6

ekor/liter (◊) dan 8 ekor/liter (Δ)
7
5 Pertumbuhan panjang mutlak ikan ctenopoma pada akhir pemeliharaan
8
6 Koefisien keragaman ikan ctenopoma pada akhir pemeliharaan
8
7 Efisiensi pakan ikan ctenopoma pada akhir pemeliharaan
9
8 Hasil pengukuran DO(a), pH (b) dan ammonia (c) selama pemeliharaan
10

DAFTAR LAMPIRAN
1 Gambar ikan ctenopoma
2 Analisis statistik parameter uji yang diamati pada akhir pemeliharaan
3 Hasil pengukuran kualitas air ikan ctenopoma
4 Perhitungan analisis usaha pendederan ikan ctenopoma
5 Rincian perhitungan biaya investasi
6 Rincian perhitungan biaya tetap
7 Rincian perhitungan biaya variabel
8 Perhitungan analisa usaha


Halaman
17
18
20
21
23
24
25
27

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan hias merupakan produk perikanan nonkonsumsi yang memiliki prospek
menjanjikan secara ekonomi untuk dikembangkan dalam kegiatan usaha. Menurut
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (2014) nilai
perdagangan produk perikanan non konsumsi Indonesia pada tahun 2011 mencapai
565 milyar, sedangkan pada tahun 2012 mencapai 1.4 triliun rupiah dan terus
mengalami kenaikan hingga mencapai 1.7 triliun rupiah pada tahun 2013.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
(2014) menargetkan produksi ikan hias Indonesia pada tahun 2015-2019 mencapai
2.5 milyar ekor dengan nilai sebesar 358.8 triliun rupiah. Ikan ctenopoma
merupakan salah satu komoditas ikan hias yang diperdagangkan oleh Indonesia,
ikan tersebut berasal dari sungai Congo di Afrika Tengah dan telah berhasil
dibudidayakan (Lampiran 1). Harga jual ikan ini cukup tinggi, menurut hasil survei
beberapa pembudidaya ikan hias di Kabupaten Bogor harga ikan ukuran 2 cm dapat
dijual dengan harga Rp 900 sedangkan ukuran 6.5 cm dengan harga Rp 3 200.
Kegiatan produksi ikan ctenopoma dikelompokan menjadi kegiatan
pembenihan dan pendederan. Kegiatan pendederan merupakan kegiatan
pemeliharaan ikan hingga mencapai ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar.
Pembudidaya ikan ctenopoma di Kabupaten Bogor umumnya menerapkan
teknologi ekstensif dengan padat penebaran 2-3 ekor/liter, sehingga dari 203 pelaku
usaha budidaya hanya mampu menghasilkan 4000-5000 ekor/bulan (BPS 2014).
Pada kegiatan produksi untuk ikan sejenis dapat dilakukan dengan padat penebaran
yang lebih tinggi seperti pada ikan gurame (Darmawangsa 2008), tambakan
(Sulaiman and Daud 2002) serta pada jenis ikan hias lainnya seperti manvish
(Wahyu 2012) dan corydoras (Diatin et al. 2015).
Produksi ikan ctenopoma dapat ditingkatkan, salah satunya melalui
peningkatan padat penebaran, Hepher & Pruginin (1981) menyatakan bahwa
peningkatan padat penebaran tidak selamanya menurunkan pertumbuhan selama
pakan yang dibutuhkan tetap terjaga ketersediannya serta kualitas lingkungan dapat
mendukung pertumbuhan ikan. Selain mampu meningkatkan produktivitas,
peningkatan padat penebaran dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah konsumsi
oksigen dan limbah metabolik sehingga menyebabkan menurunnya kualitas
lingkungan pemeliharaan (Stickney 1979). Lingkungan yang buruk dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, jika menurunnya
kualitas lingkungan dapat ditoleransi maka ikan dapat tumbuh dan bertahan hidup,
sedangkan kondisi lingkungan yang tidak dapat ditoleransi akan menyebabkan
kematian. Lingkungan pemeliharaan yang baik dan terbebas dari limbah yang
berbahaya dapat meningkatkan kelangsungan hidup serta mendukung
pertumbuhan.
Perbaikan kualitas media pemeliharaan dapat dilakukan melalui proses
pergantian air selama pemeliharaan. Pergantian air berfungsi untuk
mempertahankan kualitas media pemeliharaan dengan cara mengurangi kadar
ammonia dan nitrat, mempertahankan nilai pH dan mensuplai oksigen sehingga
kualitas lingkungan pemeliharaan dapat mendukung pertumbuhan ikan.

2
Intensifikasi budidaya melalui peningkatan padat penebaran dapat dilakukan
dengan pengontrolan faktor ekologis seperti suhu air, suplai oksigen dan
penghilangan zat-zat hasil metabolisme ikan (Hepher & Pruginin 1981).
Pemeliharaan kualitas air dapat memperbesar kelangsungan hidup ikan karena akan
menambah daya dukung lingkungan terhadap kelangsungan hidup ikan yang
dibudidayakan. Pembudidaya ikan ctenopoma di Kabupaten Bogor menerapkan
pergantian air sebesar 20-30%/hari dengan padat tebar 2-3 ekor/liter. Sebagai upaya
dalam mempertahankan kualitas lingkungan peningkatan padat penebaran harus
diiringi dengan peningkatan pergantian air (Budiardi et.al 2011). Oleh karena itu
perlu dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui padat penebaran optimum
pendederan ikan ctenopoma dengan manajemen kualitas air berupa pergantian air
yang tepat. Hasil yang didapatkan diharapkan mampu memberikan sebuah metode
pemeliharaan yang lebih baik dan mampu meningkatkan produksi ikan ctenopoma
para pembudidaya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan padat penebaran terbaik ikan
ctenopoma ukuran 2 cm yang memberikan produksi tertinggi dengan pergantian air
sebanyak 45%/hari.

METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari empat perlakuan padat penebaran yang berbeda yaitu 2, 4, 6 dan 8 ekor/liter
disertai dengan pergantian air sebanyak 45%/hari dengan tiga kali ulangan setiap
perlakuannya. Parameter penelitian terdiri atas parameter utama yang menyangkut
pertumbuhan seperti tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang dan bobot,
laju pertumbuhan spesifik serta pertumbuhan panjang mutlak, selain itu terdapat
parameter pendukung seperti koefisien keragaman, efisiensi pakan, kualitas air dan
analisa usaha.
Prosedur penelitian
Persiapan Wadah
Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah akuarium dengan dimensi 30 cm
x 25 cm x 25 cm sebanyak 12 buah. Volume air yang digunakan pada saat
pemeliharaan sebanyak 10.5 liter atau setinggi 14 cm setiap akuarium serta
dilengkapi dengan aerasi satu titik. Wadah tandon air berupa sebuah drum plastik
berbahan dasar Polyethilen (PE) bervolume 120 liter. Wadah ini berfungsi sebagai
tempat penampungan air yang akan digunakan dalam proses pergantian air selama
pemeliharaan. Sebelum digunakan akuarium beserta wadah tandon air terlebih
dahulu didesinfeksi menggunakan Kalium Permanganat (KMnO4) selama 24 jam
dengan cara perendaman, kemudian dilakukan pembilasan menggunakan air bersih.

3
Penebaran Ikan
Ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan ctenopoma yang
diperoleh dari pembudidaya di daerah Ciluar Kabupaten Bogor dengan bobot
0.43±0.10 g dan panjang 2.35±0.12 cm. Sebelum ikan ditebar ke dalam wadah
penelitian dan diberikan perlakuan pemeliharaan, dilakukan pengadaptasian selama
±7 hari pada bak fiber bervolume 2 m3 yang dilengkapi dengan instalasi aerasi.
Selama masa adaptasi, ikan diberikan pakan berupa cacing sutera sebanyak tiga kali
sehari dan dilakukan pergantian air sebanyak 30% dari volume total setiap hari.
Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari, selama pemeliharaan ikan diberi
pakan berupa cacing sutera yang diperoleh dari pedagang cacing di daerah Pasar
Dramaga Kabupaten Bogor. Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari
pada pagi (09.00 WIB), siang (12.00 WIB) dan sore hari (17.00 WIB). Pemberian
pakan dilakukan secara at satiation atau sekenyang-kenyangnya dengan
memperhatikan respon ikan terhadap pakan yang diberikan. Cacing sutera
ditimbang bobotnya terlebih dahulu, kemudian diberikan kepada ikan dan setelah
15 menit atau setelah nafsu makan ikan menurun cacing sutera yang tersisa
ditimbang kembali. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan pergantian air
sebanyak 45% dari total volume air yang dilakukan pada sore hari (16.00 WIB)
yang dilakukan setiap hari. Selama pemeliharan dilakukan pengamatan terhadap
kematian ikan, setiap terjadi kematian dilakukan pencatatan jumlah, bobot dan
panjang ikan yang mati. Pengambilan data bobot dan panjang dilakukan secara
berulang pada masa pemeliharaan setiap sepuluh hari sekali selama 40 hari.
Penimbangan bobot dilakukan menggunakan bantuan alat berupa timbangan digital
dengan ketelitian 0.01 g, sedangkan pengukuran panjang dilakukan dengan bantuan
alat berupa jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 cm. Pengukuran kualitas
air juga dilakukan setiap sepuluh hari sekali bersamaan dengan pengambilan data
panjang dan bobot. Air yang akan diukur kualitasnya diambil menggunakan botol
sampel, kemudian dilakukan pengukuran terhadap parameter kualitas air seperti
oksigen terlarut, pH, alkalinitas, ammonia dan nitrit dengan menggunakan alat-alat
yang tertera pada Tabel 1.
Paramater Penelitian
Tingkat Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup merupakan perbandingan jumlah ikan pada akhir
pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan, yang dapat dihitung
dengan rumus (Zonneveld et al. 1991).
TKH =

Nt
x
N

Keterangan : TKH = Kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
N0
= Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

4
Laju Pertumbuhan Spesifik
Pertumbuhan spesifik merupakan persentase pertumbuhan bobot ikan yang
terjadi dalam waktu satu hari dan dapat dihitung dengan rumus (Huissman 1987).


LPS = [ √
Keterangan : LPS
Wt
W0
t

��
− ]x


= Pertumbuhan spesifik (%)
= Bobot rata-rata akhir (gr)
= Bobot rata-rata awal (gr)
= waktu (hari)

Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak merupakan selisih panjang ikan pada akhir
pemeliharaan dengan panjang ikan pada awal pemeliharaan yang dapat dihitung
menggunakan rumus (Effendie 1979).
PPM = Lt − L

Keterangan : PPM = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)
Lt
= Pertumbuhan panjang pada saat akhir (cm)
L0
= Pertumbuhan panjang pada saat awal (cm)
Koefisien Keragaman
Koefisien keragaman merupakan variasi ukuran ikan dalam suatu populasi,
yang dapat dihitung menggunakan rumus (Steel dan Torrie 1993).

Keterangan : KK
S
Y

KK =


x


= Koefisien keragaman (%)
= Simpangan baku
= Rata-rata contoh

Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan merupakan jumlah pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan
sebagai energi untuk pertumbuhan dari total pakan yang diberikan. Efisiensi pakan
dapat dihitung dengan rumus (Zonneveld et al. 1991).

Keterangan :

EP
Wt
Wd
W0
F

EP =

Wt + Wd − W
x
F

= Efisiensi pakan (%)
= Biomassa ikan waktu ke-t pemeliharaan (g)
= Biomassa ikan mati (g)
= Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)
= Jumlah pakan yang diberikan (g)

5
Kualitas Air
Beberapa parameter yang diukur dalam pengamatan kualitas air terdapat pada
Tabel 1 berikut beserta dengan alat yang digunakan untuk pengukuran kualitas air.
Tabel 1 Alat pengukuran kualitas air
Parameter
Oksigen terlarut
pH
Suhu
Alkalinitas
Ammonia
Nitrit

Satuan
mg/liter
o
C
mg/liter
mg/liter
mg/liter

Alat Pengukuran
DO meter
pH meter
Termometer
Titrasi Volumetrik
Spektrofotometer
Spektrofotometer

Perhitungan Ekonomi
1. Keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan suatu usaha dengan
biaya total produksinya.
Keuntungan = Total Penerimaan TR − Biaya Total TC
2. Analisa R/C Ratio yaitu perhitungan yang digunakan untuk menganalisa
kelayakan dari suatu usaha dalam satu tahun. Suatu usaha akan dikatakan
layak untuk dijalankan apabila hasil R/C Ratio >1 (Kadariyah 1998).
Total Penerimaan TR
R/C =
Biaya Total TC
3. Break Event Point (BEP) digunakan untuk mengetahui batasan nilai produksi
untuk mencapai titik impas yaitu tidak untung atau tidak rugi dalam suatu
usaha, jika nilai BEP lebih rendah dari harga yang berlaku, suatu usaha dapat
dikatakan layak (Kadariyah 1998).
Biaya Tetap FC
BEP Rp =
i y V ri
V

BEP Unit =

P

ri

R

Biaya Tetap FC

Harga jual/ekor −

i y V ri
P

p t

V

R

4. Payback period (PP) bertujuan untuk mengetahui tingkat kembalinya modal
investasi yang telah ditanamkan dalam usaha (Kadariyah 1998).
Biaya Investasi
PP =
Keuntungan
Analisa Data

Data-data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi ke dalam program
Microsoft Exel 2013 dan dilanjutkan dengan analisa statistik menggunakan program
SPSS 20.0. Analisis data secara statistik yang dilakukan berupa analisis statistik
ragam (Anova), yang bertujuan untuk mengetahui perlakuan yang diberikan pada
penelitian ini memberikan pengaruh yang nyata atau tidak terhadap parameter
penelitian, apabila perlakuan memberikan pengaruh nyata maka dilakukan
pengujian lanjutan berupa uji Tukey dengan selang kepercayaan 95%. Penjelasan
mengenai parameter produksi, kualitas media pemeliharaan dan kelayakan usaha
dijelaskan menggunakan analisa deskriptif.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Tingkat kelangsungan hidup (%)

Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH)
Tingkat kelangsungan hidup berkisar antara 93.65±1.82%-98.41±2.75%.
Secara statistik peningkatan padat penebaran tidak memberikan pengaruh yang
nyata terhadap kelangsungan hidup ikan (p>0.05).

100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

a
2

a

a

a

4

6

8

Padat penebaran (ekor/liter)

Gambar 1 Kelangsungan hidup ikan ctenopoma pada akhir pemeliharaan
Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS)
Bobot ikan pada setiap perlakuan mengalami kenaikan dari awal hingga akhir
pemeliharaan, namun besarnya kenaikan bobot yang terjadi semakin menurun
bersamaan dengan peningkatan padat penebaran (Gambar 2).
1,4

Bobot (gr)

1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0

10

20

30

40

Waktu pemeliharaan (hari)

Gambar 2 Bobot ikan ctenopoma pada kepadatan 2 ekor/liter (●), 4 ekor/liter (□),
6 ekor/liter (◊) dan 8 ekor/liter (Δ)

7

Laju pertumbuhan spesifik (%)

Laju pertumbuhan spesifik (LPS) tertinggi terdapat pada perlakuan 2
ekor/liter sebesar 2.72±0.15%, sedangkan LPS terendah dicapai pada perlakuan 6
ekor/liter sebesar 1.83±0.15%. Perlakuan padat penebaran memberikan pengaruh
nyata terhadap LPS (p