Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan

BAB II LATAR BELAKANG DAN MODUS TERJADINYA TINDAK PIDANA

PENGGELAPAN MOBIL RENTAL

A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan

Kejahatan merupakan tingkah laku yang menyimpang, siapapun orangnya tetap mempunyai kemungkinan untuk melakukan kejahatan karena, terdapat faktor-faktor didalam diri dan diluar dari diri seseorang mengapa ia melakukan kejahatan itu. Faktor-faktor tersebut adalah : 41 1. Faktor Interen Faktor interen adalah faktor-faktor yang terdapat pada individu seperti Psychise, sex dan jenis kelamin, umurusia, fisik, flebleminded mental, Psycal Handicaps, twinanak kembar, ras dan keluarga. 2. Faktor Exteren Faktor exteren adalah faktor-faktor yang berada diluar individu. Faktor exteren ini berpokok pangkal pada lingkungan individuseperti : Pendidikan, komunikasi cultur factor, ekonomi, politik, social modern, peranan minoritasdan geografis. Adapun teori- teori penyebab terjadinya kejahatan terdapat dalam buku H.Ridwan Hasibuan yang berjudul “Kriminologi dalam arti sempit dan ilmu-ilmu forensik” yang menyebutkan bahwa tak ada suatu perbuatan pun yang tidak mempunyai sebab.Demikian kejahatan, tidak mungkin terjadi tanpa sebab.Sudah sejak lama orang mengkaji dan mengadakan penyelidikan untuk mengetahui latar 41 H. Hani Saherodji, Pokok-Pokok Kriminologi, Aksara baru, Jakarta, 1980, Hal 35. Universitas Sumatera Utara belakang yang menyebabkan terjadinya suatu kejahatan. Dan untuk itu pula sudah banyak para ahli-ahli masyarakat mengemukakan teori-teori tentang sebab-sebab kejahatan ini dan sekaligus mencoba menguraikan pendapat untuk mengurangi kejahatan. Oleh karena itu kejahatan crime selalu akan ada seperti juga halnya sakit, penyakit dan mati. Semuanya akan berulang seperti halnya musim. Makin komplek sesuatu masyarakat makin sukar bagi kita dan makin banyak kegagalan yang akan kita temui. Bertambah banyak undang-undang dan sanksi-sanksi adalah makin banyak pula kejahatan. 42 George B Vold menyebutkan teori adalah bagian dari suatu penjelasan yang muncul manakala seseorang dihadapkan pada gejala yang tidak di mengerti. Upaya mencari penjelasan mengenai sebab kejahatan, sejarah peradapan manusia mencatat adanya dua bentuk pendekatan yang menjadi landasan bagi lahirnya teori-teori dalam kriminologi yaitu : a. Spiritualisme Dalam penjelasan tentang kejahatan, spiritualisme memiliki perbedaan mendasar dengan metode penjelasan kriminologi yang ada saat ini. Penjelasan spiritualisme memfokuskan perhatiannya pada perbedaan antara kebaikan yang datang dari tuhan atau dewa dan keburukan yang datang dari setan. 43 Dihubungkan dengan kejahatan, maka kejahatan adalah penunjukan kepada godaan setan dikenal dari sejarah penuntutan-penuntutan dari orang yang dipengaruhi setan. 44 42 H.Ridwan Hasibuan, Op.Cit , Hal 18-19. 43 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 19 44 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 16. Universitas Sumatera Utara b. Naturalisme Naturalisme merupakan perkembangan paham rasionalisme yang muncul dari ilmu alam setelah abad pertengahan yang menyebabkan manusia mencari model penjelasan yang lebih rasional dan mampu di buktikan secara ilmiah. 45 Dalam perkembangan lahirnya teori-teori tentang kejahatan, maka dapat dibagi dalam tiga aliran : 1. Aliran klasik : 46 Dasar pemikiran dari ajaran klasik ini adalah adanya pemikiran bahwa dasarnya manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas. 2. Aliran neo klasik : Aliran neo klasik pada dasarnya bertolak pada pemikiran aliran klasik. Ciri-ciri aliran ini adalah : 47 a. Adanya perubahan pada doktrin kehendak bebas b. Pengakuan adanya keadaan lingkungan cuaca , mekanis dan sebagainya atau keadaan mental dari si individu. 3. Aliran positifis : 48 Aliran ini membagi dirinya menjadi dua pandangan yaitu : a. Determisme biologis Teori-teori yang masuk dalam aliran ini mendasari pemikiran bahwa perilaku manusia sepenuhnya tergantung pada pengaruh biologis yang ada dialam dirinya. 45 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 21. 46 Ibid, Hal 21. 47 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 50. 48 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 23 Universitas Sumatera Utara b. Determinisme Cultural Teori-teori yang masuk dalam aliran ini mendasari pemikiran mereka pada pengaruh social, budaya dari lingkungan dimana seseorang itu hidup. Dalam mempelajari kriminologi, dikenal adanya beberapa teori yang dapat dipergunakan untuk menganalisis pemasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kejahatan.Teori-teori tersebut tergolong kedalam penggolongan teori-teori kriminologi yang positif dan penggolongan teori-teori yang berkiblat pada mazhab kritis. Penggolongan teori tersebut terdiri dari : 1. Penggolongan teori-teori kriminologi yang positif merupakan teori-teori yang berpusat pada keanehan-keanehan dan keabnormalan si individu. Teori- teorinya ialah : 49 a Teori-teori fisik Teori ini dilandasi pemikiran pendapat umum bahwa terdapat perbedaan- perbedaan biologis pada tingkah laku manusia.Semua keterangan biologis menggunakan logika dasar, bahwa struktur menentukan fungsi.Individu- individu bertingkah laku berbeda-beda, karena mereka juga berbeda-beda dalam struktur. Dalam studinya, William Sheldon meneliti 200 pria berusia 15 dan 21 dalam usaha menghubungkan fisik dengan tempramen, kecerdasan, dan delinquency. Dengan mengandalkan pada pengujian fisik dan psikologis, Sheldon menghasilkan suatu “index to delinquency” yang 49 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 67 Universitas Sumatera Utara dapat digunakan untuk memberi profil dari tiap problem pria secara mudah dan cepat. 50 Tabel 1 Sheldon memberikan ciri-ciri dasar dan tipe-tipe fisik dan tempramen yang bersangkutan dengan tabel sebagai berikut : Tempramen individu yang dilihat dari tipe-tipe fisiknya No Fisik Tempramen 1 Endomorfis : Alat-alat pencernaan relatif sangat berkembang dan berpengaruh, ada kecenderungan untuk menjadi gemuk, bentuk badan bulat, anggota-anggota badan pendek- indah, tulang-tulang kecil, kulit halus. Viscerotonis : Orangnya sifatnya rileks dan komfortabel, cinta pada hal-hal yang enak, empuk, dan lux, tetapi pada dasarnya extrovert. 51 2 Esomorfis : Yang relative sangat berkembang dan berpengaruh otot, urat, tulang dan organ-organ penggerak badan, badan besar, dada lebar, tangan besar, bila kurus bentuk badan persegi panjang, kalau tidak menjadi gemuk sekali Somatonis : Orang yang aktif, dinamis, semua geraknya tegas, kelakuannya agresif. 3 Ektomorfosis : Yang relative sangat berkembang dan berpenbgaruh adalah kulit dan apa yang bersangkutan dengan kulit, termasuk sistem perurat- syarafan, badan kurus, lemah, kecil mungil, tulang-tulang kecil, muka kecil, hidung mancung, rambut Cerebrotonis : Seorang introvert, 52 50 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 44 selalu mengeluh tentang ketidakberesan, fungsi badan, alergi, gangguan-gangguan kulit, kelesuan kronis, tidak bisa tidur, peka terhadap suara dan gangguan, menghindari orang 51 Exstrovert merupakan tipe kepribadian dimana seseorang menunjukkan perilaku yang suka berbicara, terbuka terhadap orang lain atau lingkungan sekitarnya, mempunyai banyak teman atau relasi, beraktifitas secara aktif maupun tidak bisa diam. 52 Introvert merupakan tipe kepribadian dimana seseorang menunjukkan perilaku yang pendiam, pasif, memiliki relasi yang sedikit, tertutup terhadap orang lain atau lingkungan sekitarnya. Universitas Sumatera Utara halus, relative isi badan sedikit, sedang luas permukaan kulit besar banyak. Sumber : Purnianti dan Moh. Kemal Darmawan, Mazhab dan Penggolongan Teori dan Kriminologi, PT Citra aditya Bakti, Bandung, 1993, Hal 75. Tipe-tipe tersebut tidak dianggap sebagai kebulatan oleh Sheldon, melainkan mempunyai hubungan yang erat satu sama yang lain, atau kecenderungan satu pola atau lebih untuk lebih berpengaruh dari pada yang lain. 53 b Teori-teori tipe test mental dan kelemahan jiwa. 54 Sesudah tipe fisik sebagai ukuran untuk meneliti inferioritas konstitusional, banyak juga digunakan cacat mental sebagai ukuran. Sejarah menunjukkan, bagaimana teori-teori tipe fisik satu persatu mengalami kegagalan, akan tetapi di samping itu satu pemikiran tetap bertahan, yaitu bahwa ada satu unsur tetap yang menggariskan si penjahat, yaitu inteligensia yang rendah. Dengan “mental test” kemudian dicoba “feeble-mindedness” kelemahan jiwa, yang antara lain dilakukan oleh Goddard terhadap murid sekolah untuk orang yang lemah ingatannya. Penemuannya adalah, bahwa diantara murid-murid tidak ada yang berusia mental lebih dari 13 tahun. Berdasarkan itu Goddard kemudian menentukan, bahwa usia mental 12 dengan IQ 75 adalah batas teratas dari kelemahan ingatan. Jadi : IQ 100 = normal, IQ 74 kebawah = lemah ingatan. 53 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 75. 54 Ibid, Hal 77. Universitas Sumatera Utara Goddard dan para sarjana lain juga mencoba mengetes mental penjahat dan menemukan bahwa inferioritas mental merupakan ciri yang umum yang dimiliki oleh semua kelompok penjahat yang ditest, akan tetapi perbandingan yang dibuat antara kelompok penjahat dengan bukan penjahat berdasarkan tes-tes yang sama, menunjukkan bahwa ternyata hanya ada perbedaan-perbedaan yang relative kecil sekali antara narapidana dengan penduduk di sekitar penjara pada umumnya. Dengan demikian kelemahan ingatan tidak lagi berlaku sebagai dasar untuk menjelaskan sebab kejahatan. c Teori-teori kewarisan dan hipotesa cacat-cacat yang diturunkan. Teori-teori tentang keanehan-keanehan dalam tingkah laku manusia sebagai akibat dari kewarisan karena keturunan, ditimbulkan oleh pengamatan secara akal sehat, bahwa anak cenderung untuk menyamai orang tua dalam rupa, tingkah laku dan tabiat. Dasar ilmiah daripada teori- teori ini adalah : “kelangsungan plasma benih hidup”, yang telah dikemukakan oleh Jaeger dalam tahun 1950. 55 Twin studies : Ada beberapa hasil kajian yang menghubungkan faktor-faktor genetika dengan kriminalitas, antara lain studi tentang orang kembar , twin studies, adopsi adoption studies, dan cromosom the XXY syndrome. 56 Para ahli telah membandingkan antara identical twinsdengan fraternal twins. Identical twins dihasilkan dari satu telur yang dibuahi dan membelah menjadi 55 Ibid, Hal 80-81 56 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 46-48. Universitas Sumatera Utara dua embrio. Kembar seperti ini membagi sama gen-gen mereka. Sementara fraternal twins dihasilkan dari dua telur terpisah, keduanya dibuahi saat bersamaan. Mereka membagi sekitar setengah dari gen-gen mereka. Karl Cristiansen dan Sarnoff A. Mednick melakukan suatu studi terhadap 3.586 pasangan kembar di suatu kawasan Denmark antara tahun 1881 dan 1910 yang dikaitkan dengan kejahatan serius. Mereka menemukan pada identical twins jika pasangannya melakukan kejahatan maka 50 pasangannya juga melakukan. Sedangkan pada fratenal twins angka tersebut hanya 20. Temuan ini mendukung hipotesa bahwa beberapa pengaruh genetika meningkatkan resiko kriminalitas. Adoption Studies Satu jalan untuk memisahkan pengaruh dari kondisi lingkungan adalah dengan melakukan studi terhadap anak-anak yang sejak lahirnya dipisahkan dari orang tua aslinya dan ditempatkan pada keluarga angkat.Satu studi tentang adopsi ini pernah dilakukan terhadap 14.427 anak yang diadopsi di Denmark antara tahun 1924 dan 1947. Penelitian itu menemukan data : 1 Dari anak-anak yang orang tua angkat dan orang tua aslinya tidak tersangkut kejahatan, 13,5 terbukti melakukan kejahatan 2 Dari anak-anak yang memiliki orang tua angkat kriminal tapi orang tua aslinya tidak, 14,7 terbukti melakukan kejahatan 3 Dari anak-anak yang orang tua angkatnya tidak kriminal tapi memiliki orang tua asli kriminal, 20 terbukti melakukan kejahatan Universitas Sumatera Utara 4 Dari anak-anak yang orang tua angkat dan orang tua aslinya kriminal, 24,5 terbukti melakukan kejahatan. Temuan diatas mendukung klaim bahwa kriminalitas dari orang tua asli orang tua biologis memiliki pengaruh lebih besar terhadap anak dibanding kriminalitas dari orang tua angkat. The xxy syndrome Kromosom merupakan struktur dasar yang mengandung gen yang membuat masing-masing kita berbeda. Setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang diwariskan. Satu pasang kromosom menentukan gender jenis kelamin. Seorang perempuan mendapat satu X kromosom dari ayah dan ibunya, seorang laki-laki mendapat satu kromosom dari ibunya dan 1 Y kromosom dari ayahnya. Kadang-kadang kesalahan dalam memproduksi sperma atau sel telur menghasilkan abnormalitas genetika.Satu tipe abnormalitas tersebut adalah “the XXY chromosome male” atau laki-laki dengan XYY kromosom.Orang tersebut menerima dua Y kromosom dan bukan satu dari ayahnya.Kurang lebih satu dari tiap 1000 kelahiran laki-laki dari keseluruhan populasi memiliki komposisi genetika semacam ini.Mereka yang memiliki kromosom XYY cenderung bertubuh tinggi, secara fisik agresif, sering melakukan kekerasan. d Teori-teori psikopati Sudah sejak dulu kala masyarakat dihadapkan kepada masalah penanggulangan tingkah laku penjahat yang berbahaya, dicela dan sering kali Universitas Sumatera Utara luar biasa bentuknya.Demikian pula masyarakat harus menaggulangi tingkah laku yang berbahaya dan sering luar biasa bentuknya dari orang-orang yang kacau mentalnya dan emosinya, yaitu disebut sebagai si “gila”. 57 Meskipun perkiraannya berbeda-beda, namun berkisar antara 20 hingga 60 persen penghuni lembaga pemasyarakatan mengalami satu tipe mental disorder kekacauan mental. Keadaan seperti itu digambarkan oleh seorang dokter perancis bernama Philipe Pinel sebagai manie sans delire madness without confusion, atau oleh dokter inggris bernama James C. Prichard sebagai “moral insanity”, dan oleh Gina Lambrosso- Ferrero sebagai “irresistible atavistic impulses”. Pada dewasa ini penyakit mental tadi disebut sebagai “psychopathy” atau “antisocial personality”, suatu kepribadian yang ditandai oleh suatu ketidakm ampuan belajar dari pengalaman, kurang kehangatankeramahan, dan tidak merasa bersalah. Psikiater Hervey Cleckey memandang psychopathy sebagai penyakit serius meski si penderita tidak kelihatan sakit. Menurutnya para psychopath terlihat mempunyai kesehatan mental yang sangat bagus, tetapi apa yang kita saksikan itu hanyalah suatu “mask of sanity” atau topeng kewarasan. Para psychopath tidak menghargai kebenaran, tidak tulus, tidak merasa malu, bersalah, atau terhina.Mereka berbohong dan melakukan kecurangan tanpa ada keraguan dan melakukan pelanggaran verbal maupun fisik tanpa perencanaan. 58 57 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 87-88 58 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 50. Universitas Sumatera Utara 2. Teori-teori yang berpusat kepada pengaruh-pengaruh kelompok atau pengaruh-pengaruh kebudayaan kejahatan sebagai suatu aspek khusus dari konflik-konflik kebudayaan yang lebih umum sifatnya. Teori-teori ini sama sekali mengabaikan arti dari pada struktur biologis dan psikologis dari pada individu. Dalam pada itu keterangan tentang sebab- musabab kejahatan dicarinya dalam beberapa keadaan-keadaan seperti : 59 a Hubungan antara kondisi-kondisi ekonomi dengan kriminalitas. Pendapat bahwa kehidupan ekonomi adalah fundamental, dan oleh karena itu merupakan pengaruh yang menentukan kehidupan sosial dan kultural. Teori-teori determinisme ekonomi menganggap bahwa kehidupan sosial umumnya sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang ada, maka dianggap bahwa masalah-masalah sosial misalnya kejahatan, juga merupakan hasil dari dan dipengaruhi oleh kehidupan ekonomi yang ada. Dalam bidang ini sering tidak ada perspektif yang dapt dibuat berdasarkan asumsi teoritis mengenai hubungan-hubungan yang mungkin ada antara kondisi ekonomi dengan kejahatan. Ada dua asumsi yang saling bertentangan satu sama lain, seperti : 60 1 Bahwa hubungan-hubungan itu bersifat inverse, yaitu bahwa apabila kondisi-kondisi ekonomi baik, maka jumlah kriminalitas harus rendah, akan tetapi apabila kondisi-kondisi ekonomi buruk, maka jumlah kejahatan harus tinggi. 59 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 95 60 Ibid, Hal 99-100 Universitas Sumatera Utara 2 Bahwa hubungan-hubungan itu bersifat langsung atau positif, yaitu bahwa kriminalitas merupakan suatu lanjutan dari pada aktivitas ekonomi normal, oleh karenanya kriminalitas bertambah atau berkurang dengan cara yang sama dan pada waktu yang sama dengan kegiatan ekonomi normal. Menurut asumsi kedua ini jumlah kejahatan akan bertambah dan mencapai titik punjaknya dalam periode kemakmuran, dan akan berkurang dalam periode-periode dimana aktivitas ekonomi berkurang. Kesimpulannya adalah, bahwa hubungan umum antara kondisi ekonomi dengan kejahatan adalah demikian tidak menentunya, sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan yang tjelas dan tegas. Oleh karena itu ada suatu kecenderungan untuk menerima kondisi ekonomi hanya sebagai salah satu faktor lingkungan dalam faktor-faktor yang multiple sifatnya, yang ada hubungan-hubungannya dengan kejahatan. b Teori Asosiasi Diferensial Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut Sutherland, perilaku kriminal merupakan perilaku yang dipelajari di dalam lingkungan sosial. Teori asosiasi diferensial ini didasarkan pada tiga hal, yaitu : 1 Setiap orang akan menerima dan mengikuti pola-pola perilaku yang dapat dilaksanakan, 2 Kegagalan untuk mengikuti pola tingkah laku menimbulkan inkonsistensi dan ketidakharmonisan, Universitas Sumatera Utara 3 Konflik budaya conflict of cultures merupakan prinsip dasar dalam menjelaskan kejahatan. Ketiga hal ini yang menjadi dasar pengembangan teori Sutherland. 61 Teori ini semata-mata sosiologis sifatnya, sebab berpusat pada hubungan- hubungan sosial. Untuk lebih jelasnya lagi yang dimaksud dengan asosiasi diferensial adalah orang yang bergaul dengan pencuri kemungkinan besar akan menjadi pencuri juga. 62 c Teori Anomi Istilah anomiedipergunakan oleh dua tokoh yaitu Emile Durkheim dan Robert K. Merton.Teori anomi ialah adanya pembagian antara tujuan-tujuan dan sarana-sarana dalam suatu masyarakat yang terstruktur.Misalnya adanya perbedaan kelas-kelas sosial yang menimbulkan adanya perbedaan tujuan dan sarana yang tersedia. Menurut Merton, dalam setiap masyarakat terdapat tujuan-tujuan tertentu yang ditanamkan kepada seluruh warganya. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat sarana-sarana yang dipergunakan.Tetapi dalam kenyataan tidak setiap orang dapat menggunakan sarana-sarana yang tersedia. Hal ini menyebabkan penggunaan cara yang tidak sah dalam mencapai tujuan. Dalam setiap masyarakat selalu terdapat struktur sosial.Struktur sosial, yang berbentuk kelas-kelas, menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan kesempatan dalam mencapai suatu tujuan.Misalnya, mereka yang kelas yang 61 Made Darma Weda,Op.Cit, Hal 28-29. 62 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 107 Universitas Sumatera Utara rendah mempunyai kesempatan yang lebih kecil dalam mencapai sebuah tujuan bila dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kelas yang tinggi. 63 Adapun selain penggolongan teori kriminologi yang positif ada juga penggolongan teori-teori yang berkiblat pada mazhab kritis. Salah satu teorinya ialah : Teori Label Teori label menekankan proses interaksi manusia menghasilkan adanya ciri dan penerimaan peranan. Penekanan terhadap pembentukan peranan mengundang perhatian caraperilaku dibentuk oleh ekspektasi orang lain yang berinteraksi dengannya dan bagaimana persepsi kita tentang diri masing-masing diperkuat oleh label yang diberikan karena contoh perbuatan kita. Setelah peranan didefinisikan, maka sejumlah ciri disimpulkan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut mendorong adanya persepsi selektif yang memungkinkan terjadinya kaitan antara berbagai perbuatan menjadi suatu cap yang berarti. 64 Para penganut labeling theorymemandang para criminal bukan sebagai orang yang bersifat jahat evil yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan bersifat salah tetapi mereka adalah individu-individu yang sebelumnya pernah berstatus jahat sebagai pemberian sistem peradilan pidana maupun masyarakat secara luas.Dipandang dari perspektif ini, perbuatan criminal tidak sendirinya signifikan, justru reaksi sosial atasnyalah yang signifikan. Jadi, penyimpangan dan kontrol atasnya terlibat dalam suatu proses definisi social dimana tanggapan dari pihak 63 Made Darma Weda, Op.Cit, Hal 32 64 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 125 Universitas Sumatera Utara lain terhadap tingkah laku seorang individu merupakan pengaruh kunci terhadap tingkah laku berikutnya dan juga pandangan individu pada diri mereka sendiri. 65 Pembahasan teori labeling menekankan pada dua hal yaitu : 66 1 Menjelaskan permasalahan mengapa dan bagaimana orang-orang tertentu diberi label; 2 Pengaruh efek dari label tersebut sebagai suatu konsekuensi dari perbuatan yang telah dilakukannya Dari pernyataan Becker tersebut di atas jelaslah bahwa reaksi masyarakat terhadap suatu perilaku dapat menimbulkan perilaku jahat. Teori – teori tentang sebab-sebab kejahatan yang telah dikemukakan oleh para ahli yang dapat digolongkan pada aliran-aliran : 67 a. Prescientific theories : Teori yang paling tua, menerangkan, bahwa perbuatan crimeialah : “diabolical procession and instigation”, orang menjadi jahat adalah karena pengaruh roh jahat. b. Aliran Classic : Aliran ini berkembang di Inggris kira-kira pertengahan ke-19 dan tersebar sampai Eropa daratan dan Amerika Serikat.Aliran ini beranggapan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh kebahagiaan dan kesengsaraan atau penderitaan. Karena itu unsur“ Bahagia” atau “derita” merupakan sebab terjadinya kejahatan. 65 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 98. 66 Made Darma Weda, Op.Cit, Hal 42 67 H. Ridwan Hasibuan, Op.Cit, Hal 20 Universitas Sumatera Utara Dasar ajaran ini adalah hedonistic psychology.Menurut psikologi ini, manusia mengatur tingkah lakunya atas dasar pertimbangan suka dan duka. Suka yang diperoleh dari suatu tindakan tertentu dapat dibandingkan dengan duka yang diperoleh dari tindakan yang sama. Sipetindak diperkirakan berkehendak bebas dan menentukan pilihannya berdasarkan perhitungan hedonistis saja.Inilah yang dianggap penjelasan final dan komplit tentang sebab musabab kejahatan. 68 c. Aliran Hedomis Modern Jeremy Bentham Pernah berkata; Perbuatan yang saya lakukan adalah perbuatan yang saya pikir akan memberi kebahagiaan besar kepada saya, demikian perbuatan yang akan saya lakukan adalah perbuatan yang sesungguhnya akan memberi kebahagiaan besar kepada saya. d. Aliran Cartographic : Aliran ini disebut juga aliran geographic oleh karena mereka menarik kesimpulan dan memberikan pendapat melalui sistem perkaturan dan pembuatan peta,peta, mencatat kegiatan kejahatan pada wilayah tertentu. Aliran ini mengatakan bahwa struktur kebudayaan manusia adalah unsur yang menentukan tingkah laku termasuk penyebab kejahatan. 69 68 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 21. Ajaran ini berkembang di perancis, Inggris dan Jerman pada tahun 1830-1880. Ajaran ini sama dengan apa yang akhir ini disebut ajaran ekologis. Yang dipentingkan dalam ajaran ini adalah distribusi kejahatan dalam daerah- daerah tertentu, baik secara geografis maupun secara sosial.Dianggapnya 69 H. Ridwan Hasibuan,Op.Cit, Hal 20 Universitas Sumatera Utara kejahatan merupakan suatu ekspresi dari kondisi-kondisi sosial.Penganut ajaran ini diantaranya adalah Quetelet dan Guerry. 70 e. Aliran Sosialis : Aliran ini mendasarkan teori pada ajaran Marx dan Engels dengan memberikan tekanan pada unsur ekonomi economie determinant.Ajaran ini mulai berkembang sejak tahun 1850 dan sudah tentu sampai sekarang diteruskan oleh mereka yang berpaham komunis. 71 Ajaran ini memandang kejahatan hanya sebagai hasil, sebagai akibat atau sebagai akibat lainnya saja.Ajaran ini menghubungkan dengan kondisi ekonomi yang dianggap memiliki hubungan sebab akibat. 72 Dalam buku-buku kriminologi lainnya juga dapat dijumpai beberapa mazhab-mazhab mengenai faktor–faktor penyebab terjadinya kejahatan antara lain: 73 1. Mazhab Italia atau Mazhab Antropologi Antara lain tokohnya yang terkenal adalah C. Lambroso yang pada pokoknya mengemukakan bahwa para penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu. Tengkoraknya mempunyai kelainan-kelainan. Roman muka juga lain dari pada orang biasa, tulang dahi melengkung ke belakang. Intinya penjahat dipandang sebagai suatu jenis manusia sendiri. Lambroso juga mengemukakan hipotesa atavisme, artinya bahwa ia sekonyong- konyong mendapat kembali sifat-sifat yang sudah tidak dimiliki oleh nenek 70 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 28. 71 H. Ridwan Hasibuan,Op.Cit, Hal 20. 72 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 29 73 Soerjono Soekamto, Hengkie Liklikuwata, Mulyana W.Kusuma, Op.Cit, Hal 16. Universitas Sumatera Utara moyangnya yang terdekat, tetapi nenek moyangnya yang lebih jauh. Ferri, seorang murid Lambroso, lebih mengembangkan lagi teori ini.Dikatakannya bahwa rumus timbulnya kejahatan adalah hasil dari keadaan fisik, individu dan sosial.Pada suatu waktu unsur individulah yang tetap paling penting.“Keadaan sosial memberi bentuk pada kejahatan, tetapi ini berasal dari bakatnya yang biologis, anti sosial organis dan psikis”. Lambroso juga menggolongkan para penjahat dalam beberapa golongan seperti : 74 a. Antropologi Penjahat :Penjahat umumnya dipandang dari segi antropologi merupakan suatu jenis manusia tersendiri genus home delinguenes, seperti halnya dengan negro. Mereka dilahirkan demikian il delinguente nato mereka tidak mempunyai predis posisi untuk kejahatan, tetapi suatu prodistinasi, dan tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat merubahnya. Sifat batin sejak lahir dapat dikenal dari adanya stigmata-stigmata lahir, suatu tipe penjahat yang dapat dikenal. b. Hypothese atavisme : Persoalannya ialah bagaimana caranya menerangkan terjadinya makhluk yang abnormal itu penjahat sejak lahir. Lambroso dalam memecahkan soal tersebut, memajukan hypothase yang sangat cerdik, diterima bahwa orang masih sederhana peradapannya sifatnya adalah amoral, kemudian dengan berjalannya waktu dapat memperoleh sifat asusila moral, maka orang penjahat merupakan suatu gejala atavistis, artinya ia dengan sekonyong-konyong dapat kembali menerima 74 H.M Ridwan, Ediwarman, Op.Cit ,Hal 65-66. Universitas Sumatera Utara sifat-sifat yang sudah tidak dimilikinenek moyangnya yang terdekat tapi dimiliki nenek moyangnya yang lebih jauh yang dinamakan pewarisan sifat secara jauh kembali. c. Hypothese Pathology:Berpendapat bahwa penjahat adalah seseorang penderita penyakit epilepsi. d. Type Penjahat:Ciri-ciri yang dikemukakan oleh Lambrosso terlihat pada penjahat, sedemikian sifatnya, sehingga dapat dikatakan tipe penjahat. Para penjahat dipandang dari segi antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu, umpamanya isi tengkoraknya pencuri kurang bila dibandingkan dengan orang lain, dan terdapatkelainan-kelainan pada tengkoraknya. Dalam tengkoraknya terdapat keganjilan yang seakan-akan mengingatkan kepada otak-otak hewan, biarpun tidak dapat ditunjukkanadanya kelainan- kelainan penjahat yang khusus. Roman mukanya juga lain dari pada orang biasa, tulang rahang lebar, muka menceng, tulang dahi melengkung ke belakang. 2. Mazhab Perancis atau Mazhab Lingkungan Mazhab ini timbul teruatama sebagai penentang mazhab ajaran Lambroso.Pemuka-pemukanya adalah para dokter yang mengemukakan arti penting dari pada milieu sebagai penerbit dari macam-macam penyakit infeksi dan etiologi dari pada penyakit-penyakit infeksi.Para dokter ini terutama telah lebih menonjolkan teori milieu dengan menyangkal kebenaran ajaran tentang kriminalitas sejak lahir.Walaupun mereka adalah dokter dan bukan ahli-ahli sosiologi, namun mereka mempunyai pengertian yang tepat mengenai sebab- Universitas Sumatera Utara sebab sosial dari pada kriminalitas. Pemuka-pemukanya adalah Lacassagne dokter, Manouvrier anthropolog dan G. Tarde yuris dan sosiolog. Menurut Tarde, kriminalitas bukan gejala antropoligis, melainkan karena gejala sosial, seperti juga lain-lain gejala sosial yang dipengaruhi oleh imitasi. 75 Menurut mazhab lingkungan ekonomi yang mulai berpengaruh pada abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 menganggap bahwa keadaan ekonomi yang menyebabkan timbulnya perbuatan jahat. Menurut F. Turati, ia menyatakan tidak hanya kekurangan dan kesengsaraan saja yang dapat menimbulkan kejahatan, tetapi juga didorong oleh nafsu ingin memiliki yang berhubungan erat dengan sistem ekonomi pada waktu sekarang yang mendorong kejahatan ekonomi. Menurut N. Collajani, menunjukkan bahwa timbulnya kejahatan ekonomi dengan gejala patologis sosial yang berasal dari kejahatan politik mempunyai hubungan dengan keadaan kritis. Ia menekankan bahwa antara sistem ekonomi dan faktor- faktor umum dalam kejahatan hak milik mendorong untuk mementingkan diri sendiri yang mendekatkan pada kejahatan. 76 3. Mazhab Bio-Sosiologi Ferri memberikan suatu rumus tentang timbulnya tiap-tiap kejahatan adalah resultan dari keadaan individu, fisik dan sosial.Pada suatu waktu unsur individu yang paling penting, keadaan sosial memberi bentuk pada kejahatan, tapi ini bakatnya berasal dari bakatnya yang anti sosial organis dan psikis.Di antara semua penganut dari Lambrosso, Ferri yang paling berjasa dalam menyebarkan ajarannya. Sebagai seorang ahli ilmu pengetahuan, ia sudah mengetahui bahwa 75 Purnianti, Moh.Kemal Darmawan, Op.Cit, Hal 40-41. 76 W. A. Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, P.T. Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, Hal. 95. Universitas Sumatera Utara ajaran lambrosso dalam bentuk aslinya tidak dapat di pertahankan. Dengan tidak mengubah intinya Ferri mengubah bentuknya, sehingga tidak lagi begitu berat sebelah, dengan mengakui pengaruh lingkungan. Dari uraian diatas aliran bio-sosiologi ini bersintesis kepada aliran antroplogi yanitu keadaan lingkungan yang menjadi sebab kejahatan, dan ini berasal dari Ferri. Rumusnya berbunyi : “tiap kejahatan adalah hasil dari unsur- unsur yang terdapat dalam individu yaitu seperti unsur-unsur yang diterangkan oleh lambroso. Lama-kelamaan banyak ahli kriminologi menganut aliran tersebut antara lain Prins 1845-1919 di Brussel mendirikan Union Internasionale de droit Penal. 77 4. Mazhab Spritualis Mazhab ini mencari sebab-musabab kejahatan dalam ketidakadanya kepercayaan agama.Pendapat ini dibuatnya atas dasar penemuan, bahwa makin banyak orang yang tidak pergi ke gereja, makin bertambah kejahatan; jadi terdapat hubungan kausal antara kedua hal tersebut. 78 M. De Baetts mengajarkan bahwa makin meluasnya, juga pada lapisan bawah masyarakat, pengasingan diri terhadap Tuhan serta pandangan hidup dan pandangan dunia berdasarkan ini, yang sama sekali kososng dalam hal dorongan- dorongan moral, adalah merupakan dasar yang hitam dimana kebusukan dan kejahatan berkembang dengan subur. 79 Diantara aliran-aliran kriminologi yang mempunyai kedudukan sendiri, ialah aliran yang dulu mencari sebab terpenting dari kejahatan dalam tidak 77 H.M Ridwan, Ediwarman, Op.Cit ,Hal 67. 78 Purnianti, Moh.Kemal Darmawan, Op.Cit,Hal 44. 79 Soerjono Soekamto, Hengkie Liklikuwata, Mulyana W.Kusuma, Op.Cit, Hal 17. Universitas Sumatera Utara beragamanya seseorang.Menurut Kampe kemudian aliran ini mengalami bermacam-macam perubahan dan kehalusan, oleh karena itu mungkin pada waktu sekarang lebih tepat jika dinamakan aliran neo spiritualis, mempunyai kecenderungan mementingkan unsur kerohanian dalam mencegah terjadinya kejahatan-kejahatan. 80 5. Mazhab Mr. Paul Moedikno Moeliono Menurut Mazhab ini membagi kepada 5 lima golongan antara lainialah : 5.1.Golongan salahmu sendiri SS Aliran ini berpendapat bahwa kejahatan timbul disebabkan kemauan bebas individu free of the will kejahatan disebabkan oleh kemauan maka perlu hukuman untuk jangan lagi berbuat jahat. 5.2.Golongan tiada yang salah TOS Aliran ini mengemukakan sebab-sebab kejahatan itu disebabkan Hereditas Biologis, kultur lingkungan, bakat ditambah lingkungan, perasaan keagamaan.Jadi kejahatan itu ekspresi dari pressi faktor biologis kulturil.Bio- sosiologis, spritualis. 5.3. Golongan salah lingkungan Aliran ini menyatakan timbulnya kejahatan disebabkan oleh faktor lingkungan. 5.4. Golongan Kombinasi Aliran kombinasi ini menyatakan bahwa struktur personal individu terdapat 3 bagian : 80 H.M Ridwan, Ediwarman, Op.Cit ,Hal 67-68. Universitas Sumatera Utara a. Das Es = Id Das es berisi nafsu hewani yang jika meminta harus direalisir, dan sepenuhnya berada dalam alam tak sadar.Dalam lapisan ini nafsu bersifat konstruktif dan ada bersifat destruktif. b. Das Ich = Ego Das ich terletak dalam kesadaran dan merupakan inti, berfungsi menyelaraskan tuntutan Das Es sesuai dengan norma kehidupan. Lapisan ini menyeleksi keinginan Das Es. c. Uber Ich = Super Ego Uber Ich merupakan instansi yang tertinggi dalam mengatur tindakan manusia serta bernilai moral, Norma yang mempengaruhi EGO membekas dalam super ego.Super Ego mengontrol ego dan member celaan dan pujian terhadap tindakan Ego.Orang beriman bila Super Ego membatasi nafsu dan mengarahkan ke hal yang normatif tinggi, sehingga terbentuknya “iman” ini terlebih dahulu ada pertentangan antar Das ich dan Das Es. 5.5. Golongan Dialog Golongan ini menyatakan manusia adalah dialog maka dia adalah pusat hubungan. Karena manusia berdialog dengan lingkungan, maka ia dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan. Mempengaruhi lingkungan maksudnya memberi struktur pada lingkungan sedangkan dipengaruhi lingkungan maksudnya manusia yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. 81 81 Ibid, Hal 67-72 Universitas Sumatera Utara B. Faktor-faktor Penyebab dan Modus Terjadinya Tindak Pidana Penggelapan Setelah membahas tentang teori-teori tentang sebab musabab kejahatan maka dalam bagian ini akan menganilis teori-teori kriminologi dengan faktor- faktor terjadinya tidak pidana penggelapan mobil rental yang di analisis melalui 4 putusan Pengadilan Negeri yang dapat terlihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 2 Putusan Pengadilan dalam Tindak Pidana Penggelapan Mobil Rental Berdasarkan Kronologis dan Fakta-Fakta Hukum No Putusan dan nama terdakwa Kronologis dan Fakta-fakta hukum 1 50pid.B2012PNKbm Terdakwa : Supardiyono Kronologis Bahwa awalnya terdakwa Supardiyono pada hari Senin tanggal 26 Desember 2011 sekitar pukul 08.00 WIB berniat untuk menyewa sebuah mobil merk futura warna merah dengan no.Pol. AA 8576 CD milik saksi Sugirman selama satu hari yang menurut terdakwa ia gunakan untuk mengantar saudaranya ke Pantai Suwuk. Kemudian setelah sepakat dengan saksi Sugirman, terdakwa membawa mobil beserta STNKnya pergi. Pada keesokan harinya terdakwa tidak mengembalikan mobil tersebut kepada saksi Sugirman sebagaimana kesepakatan yang telah dibuat oleh terdakwa dan saksi Sugirman. Terdakwa pun tidak memberi tahu kepada saksi Sugirman akan memperpanjang sewa, oleh terdakwa pada hari Selasa tanggal 27 Desember 2011 mobil tersebut malah digadaikan kepada Taty Rusmiyati tanpa seijin Sugirman selaku pemilik mobil rental tersebut. Terdakwa menggadaikan mobil saksi Sugirman untuk mendapatkan uang. Uang hasil menggadaikan mobil tersebut terdakwa gunakan untuk membayar hutang- hutangnya dan untuk memenuhi kebutuhan Universitas Sumatera Utara hidupnya. Fakta-fakta Hukum Terdakwa Pada hari Selasa tanggal 27 Desember 2011 sekitar pukul 13.00 WIB menyewa mobil merek Futura milik saksi Sugirman yang menurut terdakwa ia menggunakan mobil tersebut untuk mengantar saudaranya ke pantai. Kesepakatan terdakwa dengan saksi Sugirman bahwa mobil akan disewa selama satu hari. Keesokan harinya pada tanggal 27 Desember 2011, terdakwa tidak mengembalikan mobil tersebut kepada saksi Sugirman dan terdakwa pun tidak memberi tahu saksi Sugirman akan memperpanjang sewa, oleh terdakwa mobil tersebut malah digadaikan tanpa sepengetahuan pemilik mobil, yaitu Sugirman.Uang hasil dari menggadaikan mobil tersebut terdakwa gunakan untuk membayar hutang-hutangnya dan memenuhi kebutuhan hidupnya 2 37Pid.B2013PN.M Terdakwa : Gusti Chandra Kronologis Bermula pada hari minggu tanggal 06 Januari 2013 sekitar pukul 19.00 WIB terdakwa menelepon saksi Amiludin, kemudian terdakwa mengatakan ingin merental mobil guna untuk Operasional Tower Indosat. Selanjutnya saksi saksi Amiluddin menelepon rekannya Didik dan mengatakan kalau mobilnya akan ada yang merental. Pada hari senin tanggal 07 Januari 2013 sekitar jam 08.30 WIB saksi Didik datang ke rumah saksi Amaluddin mengantarkan satu unit mobil Toyota Avanza dengan No.Pol BE 2627 GJ beserta STNKnya. Sekira pukul 09.00 WIB terdakwa datang kerumah saksi Amaluddin, dan terdakwa mengatakan kalu dia ingin merental selama 10 hari dan selanjutnya terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp.1.500.000,- satu juta lima ratus ribu rupiah kepada saksi Amaluddin sebagai uang rental mobi selama 10 hari dan sisanya akan dibayarkan jika waktu rental habis, dan terdakwa pun langsung membawa pergi mobil Universitas Sumatera Utara Avanza yang ia rental tersebut. Kemudian selama 5 hari mobil tersebut terdakwa pakai untuk mencari orang yang menerima gadaian mobil tersebut. Pada tanggal 11 Januari 2013 menemui saksi Nanik Surhayatun untuk meminjam uang sebesar Rp.20.000.000,- dua puluh juta rupiah dengan jaminan 1 unit mobil Toyota Avanza. Kemudian saksi Nanik memberikan uang pinjaman sebesar apa yang dimintakan oleh terdakwa kepada saksi. Terdakwa mengatakan kepada saksi Nanik bahwa mobil yang terdakwa gadaikan kepada saksi Nanik adalah milik terdakwa dan terdakwa sebelumnya tidak meminta izin kepada saksi Didik selaku pemilik mobil rental untuk menggadaikan mobil tersebut. Bahwa uang hasil gadaian tersebut terdakwa gunakan untuk melunasi hutang-hutangnya. Fakta-fakta Hukum Pada hari Senin, tanggal 07 Januari 2013, sekitar pukul 09.00 WIB terdakwa datang ke rumah saksi Amiluddin. Tujuan terdakwa datang ke rumah saksi Amiluddin adalah untuk merental satu unit mobil. Terdakwa merental mobil tersebut selama 10 hari, dari tanggal 07 Januari 2013 sampai dengan 17 Januari 2013. Pada tanggal 11 Januari, terdakwa menemui saksi Nanik Suharyatun untuk meminjam sejumlah uang dengan jaminan mobil yang terdakwa rental. Terdakwa mengatakan kepada saksi Nanik bahwa mobil yang terdakwa gadaikan adalah milik terdakwa. Selanjutnya, saksi Nanik memberikan kepada terdakwa uang yang dipinjam oleh terdakwa. Uang hasil gadaian mobil itu, terdakwa gunakan untuk melunasi hutang-hutangnya. 3 143Pid.B2012PN.Bkl Terdakwa : Zainal Arifin Kronologis Pada hari jum’at 03 Januari 2012 sekitar pukul 16.00 WIB terdakwa menelpon saksi Farham Sugianto selaku orang yang menjalankan usaha rental mobil Fadiaca dengan tujuan menyewa 1 Universitas Sumatera Utara unit mobil Isuzu Panther dengan No.Pol L 1346 DR selama 10 hari. Saat pembicaraan di telepon tersebut terdakwa mengatakan kalau mobilnya akan dipakai oleh pamannya dan diambil setelah bekerja. Atas dasar pembicaraan tersebut dan sebelumnya antara terdakwa dan saksi Farham sudah saling kenal, maka Farham tidak curiga kepada terdakwa dan tergerak hatinya untuk menyerahkan 1 unit mobil rental tersbut. Setelah kunci mobil beserta STNK diserahkan saksi Farham kepada terdakwa, terdakwa langusng membawa mobil tersebut kepada Taufiq Hawan untuk di gadaikan sebesar Rp.20.000.000 dua puluh juta rupiah tanpa seizin Farham. Sebelumnya terdakwa menghubungi saksi Taufiq Hawan melalui telepon dan mengatakan “minta tolong untuk titip mobil karena uangnya akan dipakai untuk membayar bank” dan mengakui bahwa mobil tersebut adalah milik terdakwa sendiri. Selanjutnya setelah jatuh tempo dari waktu yang dijanjikan, terdakwa ternyata tidak mengembalikan mobil rental tersebut kepada saksi Farham, kemudian saksi Farham menemui terdakwa dan menanyakan biaya sewa mobil dan keberadaannya, saat ketemu terdakwa mengatakan “sabar dulu uangnya msih belum dikasih sama orang yang memakai mobil tersebut” atas jawaban terdakwa saksi Farham mempercayainya, selanjutnya setelah 2 bulan mobil tersebut tidak dikembalikan juga kepada saksi Farham. Setelah ditelusuri oleh saksi Farham ternyata tanpa seizinnya mobil tersebut telah terdakwa gadaikan kepada saksi Taufiq Hawan, dan uang hasil gadai tersebut terdakwa gunakan untuk membayar hutangnya. Universitas Sumatera Utara Fakta-fakta Hukum Bahwa pertama, terdakwa menyewa mobil di rental Fadiaca milik Farham Sugianto selama 10 hari dan biaya sewanya telah dibayar. Lalu, terdakwa menyewa mobil yang sama untuk kedua kalinya selama 20 hari dan sebagian biaya sewa telah dibayar. Namun, selanjutnya terdakwa tidak membayarnya lagi selama 5 bulan, mulai Januari 2012 sampai dengan Juni 2012. Terdakwa sebelumnya tidak memberi tahu kepada Farham bahwa mobilnya telah digadaikan. Uang hasil gadaian tersebut terdakwa gunakan untuk membayar hutang. 4 72Pid.B2013PN.Pwr Terdakwa : Edi Susanto Kronologis Bahwa terdakwa Edy Susanto pada hari Minggu tanggal 17 Februari 2013 sekitar pukul 14.00 WIB meminjam mobil kepada saksi Muhammad Charisuddin dengan alasan untuk keperluan pekerjaan terdakwa yang sebenarnya untuk alat transportasi terdakwa saja, berupa 1 unit mobil Grand Livina An. Muhammad Charisuddin dan 1 unit mobil Daihatsu Xenia An. Muasiroh. Terdakwa menyewa kedua mobil tersebut tidak mengembalikan dan membayar sewanya melainkan kedua mobil tersebut terdakwa gadaikan. Mobil merek Nissan Grand Livina digadaikan terdakwa kepada Akhmad Tahrir dengan harga gadai gadai sebesar Rp 20.000.000 dua puluh juta rupiah, sedangkan mobil merek Daihatsu Xenia digadaikan kepada saksi Eko Priyatno seharga kurang lebih Rp.50.000.000 lima puluh juta rupiah. Uang hasil gadai tersebut terdakwa gunakan untuk bermain judi dan keperluan pribadi. Universitas Sumatera Utara Fakta-fakta Hukum Pada hari Minggu, tanggal 17 Februari 2013, terdakwa merental 2 unit mobil milik saksi Muhammad Charisuddin. Terdakwa meminjam mobil melalui saksi Winarno dengan alasan akan digunakan sebagai alat transportasi, guna menunjang bisnis terdakwa. Namun terdakwa menggadaikan mobil itu tanpa meminta izin kepada pemilik mobil. Uang hasil gadaian yang diterima terdakwa telah habis digunakan oleh terdakwa untuk bermain judi. Berdasarkan 4 kasus yang terdapat di atas yang dilihat dari fakta-fakta hukumnya, maka dapat dianalisis dengan teori kriminologi. Untuk kasus pertama , kedua dan ketiga dalam fakta-fakta hukumnya kita dapat melihat bahwa para terdakwa menggadaikan mobil rental untuk memenuhi kebutuhan hidup dan untuk membayar hutang-hutangnya. Hal ini berkaitan dengan mazhab lingkungan ekonomi dan kejahatan yang tergolong kedalam golongan hubungan antara kondisi ekonomi dengan kriminalitas yang mempunyai teori determinisme ekonomi.Mazhab lingkungan ekonomi menjelaskan bahwa keadaan ekonomi dapat menyebabkan timbulnya perbuatan kriminal.Juga dalam teori terkait dengan kasus pertama, kedua dan ketiga di atas, terlihat adanya perbuatan kriminal yang dilakukan oleh terdakwa yang disebabkan oleh keadaan ekonominya, sehingga terdakwa memiliki hutang dan juga kurang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang mendorong terdakwa untuk melakukan tindakan kriminal, yaitu menggadaikan mobil rental milik orang lain agar terdakwa dapat memenuhi kebutuhan pribadinya maupun membayar hutang-hutangnya. Universitas Sumatera Utara Dalam teori determinisme ekonomi menyebutkan bahwa memang ada dasar historis yang baik bagi perkembangan idiologi dari pengaruh ekonomi atas kehidupan manusia.Produksi, distribusi, konsumsi dan tukar menukar barang- barang serta jasa-jasa, dimana-mana merupakan bagian yang terpenting dari aktivitas manusia.Inilah yang menjadi dasar yang sederhana, tetapi sangat mendalam, dari pemikiran inin juga bahwa faktor-faktor ekonomi mempengaruhi sifat dan bentuk dari semua hubungan-hubungan sosial.Dalam bentuk yang ekstrim, fakta ini di tingkatkan menjadi faktor dasar atau faktor penentu, yang mendominasi dan mengendalikan semua aspek-aspek lainnya dari kehidupan. 82 Selanjutnya, untuk kasus keempat di atas berkaitan dengan mazhab spritualis, yang mana terdapat hubungan kausal antara rasa keagamaan dengan kejahatan.Kasus keempat menunjukkan bahwa perbuatan kriminal yang dilakukan terdakwa, yaitu penggelapan mobil rental disebabkan oleh adanya niat terdakwa untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk berjudi.Hal ini terjadi dikarenakan oleh kurangnya rasa keagamaan maupun moral yang terdakwa miliki, sehingga terdakwa melakukan tindakan yang diharamkan oleh agama, yaitu berjudi, yang mana uang yang digunakan untuk berjudi tersebut terdakwa dapatkan dari tindakan kriminal juga, yaitu penggelapan mobil rental. Aliran sosialis yang yang menjadi pemikiran dasar sebagai landasan lahirnya teori-teori kriminologi juga menghubungkan kondisi kejahatan dengan kondisi ekonomi yang dianggap memiliki hubungan sebab akibat. 82 Purnianti, Moh.Kemal Darmawan, Op.Cit,Hal 96. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas yang memuat kronologis terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku kejahatan dapat dilihat pula modus terjadinya penggelapan mobil rental. Pada kasus No 50Pid.B2012PNKbm terdakwa Supardiyono pada hari Senin tanggal 26 Desember 2013 telah menggelapkan 1 unit mobil rental yang terdakwa rental dari saksi korban yang bernama Sugirman dengan modus ingin mengantarkan saudaranya ke pantai. Namun keesokan harinya yang seharusnya mobil itu telah dikembalikan kepada saksi Sugirman, tetapi terdakwa tidak mengembalikannya melainkan malah menggadaikan kepada Taty Rusmiyati.Terdakwa mengaku kepada saksi Taty bahwa mobil yang digadaikan terdakwa merupakan mobil terdakwa sendiri. Pada kasus No 37Pid.B2013PN.M Terdakwa Gusti Chandra telah terbukti menggelapkan 1 unit mobil Toyota Avanza yang terdakwa rental. Modus kejadian ini bermula ketika terdakwa menelpon Amiluddin dan mengatakan kalau terdakwa ingin merental mobil untuk keperluan Operasional Tower Indosat, setelah itu Amiluddin menelpon saksi Korban bernama Didik dan mengatakan kalau ada yang ingin merental mobil. Terdakwa mengatakan kalau terdakwa ingin merental selama 10 hari dan terdakwa telah membayar sebagian biaya rental mobil tersebut sedangkan sisanya akan dibayar pada saat waktu rental telah habis. Selama 5 hari dalam kurun waktu masa rental ternyata terdakwa gunakan untuk mencari orang yang dapat menerima gadaian mobil dan terdakwa pun menemui saksi Nanik Surhayatun yang dapat menrima gadaian mobil.Terdakwa Universitas Sumatera Utara menggadaikan mobil tersebut kepada saksi.Nanik dan mengaku bahwa mobil tersebut adalah milik terdakwa sendiri. Pada kasus No 143Pid.B2012PN.Bkl, Terdakwa Zainal Arifin menggelapkan 1 unit mobil rental yang bermoduskan bahwa terdakwa akan merental mobil milik Farham Sugianto selama 10 hari. Terdakwa Zainal Arifin memanfaatkan kedekatannya dengan Farham agar saksi tidak curiga dengan niat terdakwa.Terdakwa pada tanggal 13 Januari 2012 mendatangi rental Fadiaca milik saksi Farham untuk merental mobil. Terdakwa mengaku bahwa mobil yang ingin di rental tersebut akan dipakai untuk keperluan pamannya. Setelah sepakat dengan Farham terdakwa membawa mobil tersebut dan langsung menggadaikannya kepada saksi Taufiq Hawan tanpa memberi tahu kepada Farham bahwa mobilnya akan digadaikan. Sesampai di rumah Taufiq Hayan terdakwa mengatakan bahwa ingin meminjam uang untuk dipakai membayar bank dengan jaminan mobil akan ditinggal dirumah Taufiq Hayan. Uang hasil gadaikan mobil tersebut terdakwa gunakan untuk bermain judi. Pada kasus No 72Pid.B2013PN.Pwr Terdakwa Edy Susanto meminjam mobil kepada saksi Muhammad Charisuddin dengan alasan untuk keperluan pekerjaaan terdakwa yang sebenarnya untuk alat transportasi terdakwa mondar- mandir saja, berupa 1 satu unit mobil Merk Grand Livina beserta STNKnya An. Muhammad Charisuddin dan 1 satu unit mobil merk Daihatsu Xenia warna abu- abu An.Muasiroh dengan cara terdakwaEdy Susanto merental atau menyewa kedua mobil tersebut tidak membayar sewanya dan mobil juga tidak dikembalikan melainkan 1 satu unit mobil merk Grand Livina digadaikan oleh terdakwa Universitas Sumatera Utara kepada saksi Akhmad Tahrir dengan harga gadai kurang lebih sebesar Rp. 20.000.000.- dua puluh juta rupiah dan 1` satu unit mobil merk Daihatsu Xenia digadaikan kjepada saksi Eko Priyatno alias sebesar kurang lebih Rp. 50.000.000.- lima puluh juta rupiah uang daria hasil menggadaikan mobil tersebut telah habis dipergunakan terdakwa untuk keperluan pribadi dan bermain judi,dalam menggadaikan kedua mobil tersebut terdakwa tanpa seijin pemilik mobil. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU

Dokumen yang terkait

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Suatu Telaah Terhadap Proses Pengajuan Grasi Terhadap Putusan Pidana Mati Berdasarkan UU RI No. 22 Tahun 2002 Tentang Grasi (Studi Kasus PUTUSAN Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.513/PID. B/1997/PN. LP)

0 64 77

Analisa Pidana Hukum Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama Di Indonesia

9 164 93

Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan)

3 130 140

Analisis Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang (Wanita) Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

1 1 8

Analisis Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang (Wanita) Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

0 0 1

Analisis Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang (Wanita) Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

0 1 23

Analisis Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang (Wanita) Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

0 0 15

Analisis Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang (Wanita) Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan) Chapter III V

0 1 51

Analisis Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang (Wanita) Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

0 0 3