Dinamika Nitrat Tanaman Caisin (Brassica rapa L.) pada Dataran Sedang dan Dataran Rendah yang Ditanam Terbuka dan Ternaungi

DINAMIKA NITRAT TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.) PADA
DATARAN SEDANG DAN DATARAN RENDAH YANG DITANAM
TERBUKA DAN TERNAUNGI

KARTIKA RATNA SARI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dinamika Nitrat
Tanaman Caisin (Brassica rapa L.) pada Dataran Sedang dan Dataran Rendah yang
Ditanam Terbuka dan Ternaungi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Kartika Ratna Sari
NIM A24090157

ABSTRAK
KARTIKA RATNA SARI. Dinamika Nitrat Tanaman Caisin (Brassica Rapa L.)
pada Dataran Sedang dan Dataran Rendah yang Ditanam Terbuka dan Ternaungi.
Dibimbing oleh HERDHATA AGUSTA.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi akumulasi nitrat pada tanaman caisin
(Brassica rapa L.) yang ditanam dengan naungan dan terbuka pada dataran rendah
dan sedang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Oktober 2013.
Tanaman contoh yang digunakan dalam penelitian diambil dari 3 lokasi dataran
rendah dan 3 lokasi dataran sedang di Bogor. Lokasi dataran rendah berada pada
ketinggian dibawah 500 m dpl dan dataran sedang berada pada 500–700 m dpl.
adalah yang diamati pada 2 dan 3 MST. Masing-masing lokasi terdapat dua
perlakuan yaitu naungan dan terbuka. Dataran rendah mendapat cahaya lebih
banyak daripada dataran sedang. Pada pengamatan 2 MST, tanaman yang mendapat
cahaya lebih rendah mengakumulasi nitrat lebih tinggi seperti tanaman di dataran

sedang dan tanaman yang tumbuh di bawah naungan.
Kata kunci: nitrat, caisin, iluminasi, ketinggian tempat, naungan

ABSTRACT
KARTIKA RATNA SARI. Nitrate Dynamics in Caisin (Brassica rapa L.) Grown
at low and medium altitudes with Open and Shaded Condition. Supervised by
HERDHATA AGUSTA.
The objective of this study was to identify the accumulation of nitrate in caisin
(Brassica rapa L.) grown in open field and screen shading at low and medium
altitudes. This research was conducted on June to October 2013. Plant sampling
was conducted at 3 locations at each altitudes. According to the elevation
classification, low altitudes were under 500 masl (meters above sea level) and
medium altitudes were between 500–700 masl. At each locations, there were 2
conditions, shaded and open field. On 2 weeks after planting, caisin grown in
medium altitudes had higher nitrate levels than in the low altitudes. In addition,
caisin grown under cover had higher nitrate levels than in open field.
Keywords: nitrate, caisin, illumination, altitude, shade

ii


iii

DINAMIKA NITRAT TANAMAN CAISIN (Brassica rapa L.) PADA
DATARAN SEDANG DAN DATARAN RENDAH YANG DITANAM
TERBUKA DAN TERNAUNGI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
KARTIKA2014
RATNA SARI

iv


v

Judul Skripsi: Dinamika Nitrat Tanaman Caisin (Brassica rapa L.) pada Dataran
Sedang dan Dataran Rendah yang Ditanam Terbuka dan Ternaungi
Nama
: Kartika Ratna Sari
NIM
: A24090157

Disetujui oleh

Dr Ir Herdhata Agusta
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr
Ketua Departemen


Tanggal Lulus: (tanggal penandatanganan skripsi oleh ketua departemen)

vi

vii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah
ekotoksikologi tanaman, dengan judul Dinamika Nitrat Tanaman Caisin (Brassica
rapa L.) pada Dataran Sedang dan Dataran Rendah yang Ditanam Terbuka dan
Ternaungi.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua, adik-adik, dan Ludfi Oki Arifianto yang telah memberikan
semangat serta dukungan dalam penyelesaian penelitian ini.
2. Dr Ir Herdhata Agusta selaku pembimbing skripsi, yang telah membimbing
penulis selama penyelesaian tugas akhir ini serta telah membantu biaya
penelitian.
3. Dr Ir Iskandar Lubis selaku pembimbing akademik yang telah membimbing

dan memberi masukan selama perkuliahan.
4. Seluruh dosen AGH yang telah membagi ilmu dan pengalaman selama masa
perkuliahan.
5. Para petani yang telah berkenan untuk menyediakan tanaman selama penelitian
berlangsung.
6. Kak Yanwar, Ambar, Adi, Kak Ghani, Tiara, Munil, Ratu, serta keluarga AGH
46, 47, dan 48 yang telah membantu dan memberi masukan dalam penyelesaian
penelitian ini.
7. Om Henry, Tante Eva, Nafi, Fatisa, dan penduduk rumah bahagia (baik tetap
maupun tidak) dalam memberi dukungan dan memfasilitasi penulis untuk
mempermudah penyelesaian penelitian ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014
Kartika Ratna Sari

viii

ix


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan Penelitian

2

Hipotesis

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Botani Tanaman Caisin

2

Nitrogen dalam Tanaman

2


Akumulasi Nitrat pada Sayuran

3

Bahaya Nitrat bagi Kesehatan

3

METODE

4

Lokasi dan Waktu Percobaan

4

Bahan Penelitian

4


Alat Penelitian

5

Metode Percobaan

5

Analisis Data

5

Prosedur Percobaan

6

Pengamatan

6


HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Kondisi Umum

7

Kondisi Cahaya Berdasarkan Iluminasi

8

Uji Multi Lokasi dan Cara Budidaya

9

Perlakuan Lama Penyimpanan Pada Pasca Panen

15

Survey Pasar

16

SIMPULAN DAN SARAN

18

DAFTAR PUSTAKA

18

LAMPIRAN

20

RIWAYAT HIDUP

23

x

DAFTAR TABEL
1. Hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif caisin yang ditanam di dataran
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

rendah dan sedang pada umur 2 MST
10
Hasil pengamatan konsentrasi nitrat caisin yang ditanam di dataran
rendah dan sedang pada umur 2 MST
11
Hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif caisin yang ditanam terbuka dan
dengan naungan pada umur 2 MST
11
Hasil pengamatan konsentrasi nitrat caisin yang ditanam terbukadan
dengan naungan pada umur 2 MST
12
Hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif caisin yang ditanam di dataran
rendah dan sedang pada umur 3 MST
13
Hasil pengamatan konsentrasi nitrat pada caisin yang ditanam di dataran
rendah dan sedang pada umur 3 MST
13
Hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif caisin yang ditanam terbuka dan
dengan naungan pada umur 3 MST
14
Hasil pengamatan konsentrasi nitrat pada caisin yang ditanam terbuka dan
dengan naungan pada umur 3 MST
14
Konsentrasi nitrat pada tanaman caisin selama penyimpanan
16
Hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif caisin hasil survey pasar
17
Hasil pengamatan konsentrasi nitrat caisin hasil survey pasar
17

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.

Serangan hama (Phyllotretta vittata) pada tanaman caisin
Data pengamatan iluminasi di dataran rendah.
Data pengamatan iluminasi di dataran sedang.
konsentrasi nitrat tanaman caisin pada 2 MST
Laju akumulasi konsentrasi nitrat tanaman dengan naungan dan
terbuka pada penyimpan pasca panen

7
9
9
12
15

DAFTAR LAMPIRAN
1. Rekapitulasi analisis ragam pertumbuhan vegetatif tanaman dan

konsentrasi nitrat tanaman caisin di berbeda ketinggian tempat
(dataran rendah dan dataran sedang) dengan naungan dan terbuka
pada 2 MST
20
2. Rekapitulasi analisis ragam pertumbuhan vegetatif tanaman dan
konsentrasi nitrat tanaman caisin di berbeda ketinggian tempat
(dataran rendah dan dataran sedang) dengan naungan dan terbuka
pada 3 MST
21
3. Rekapitulasi analisis ragam pengaruh lama penyimpanan pada pasca
panen dan naungan terhadap konsentrasi nitrat
22

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Nitrat merupakan salah satu bentuk nitrogen yang tersedia lebih banyak pada
tanah berdrainase baik. Oleh sebab itu pada tanah aerobik, NO3- merupakan bentuk
nitrogen yang dominan untuk diserap tanaman (Fageria 2009). Nitrogen berfungsi
sebagai komponen utama protein, hormon, klorofil, vitamin, dan enzim-enzim
esensial untuk kehidupan tanaman. Nitrogen diperlukan dalam jumlah besar untuk
seluruh proses pertumbuhan dalam tanaman, terutama pada pertumbuhan vegetatif
(Munawar 2011).
Banyak petani menganggap bahwa mengaplikasikan pupuk nitrogen yang
berlebihan dapat mengatasi kehilangan hasil panen. Akan tetapi hal tersebut dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan karena proses leaching, volatilisasi,
denitrifikasi, dan aliran permukaan. Pencemaran lingkungan tersebut
mengakibatkan tanaman sayur, terutama sayuran daun mengakumulasi nitrat diluar
batas aman (Anjana et al. 2007). Selain pemupukan nitrogen yang berlebihan,
menurut Hambridge (2012) musim, intensitas cahaya, suhu, cara budidaya, pupuk
yang digunakan, dan penyimpanan pada pasca panen termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhi akumulasi nitrat pada tanaman sayur.
Keberadaan nitrat berkorelasi dengan resiko kanker lambung yang
disebabkan oleh pembentukan endogen senyawa N-nitroso (Shimada dan Ko 2004).
Nitrat relatif tidak beracun namun 5% dari nitrat yang tertelan dikonversi menjadi
nitrit dalam kelenjar dan sistem pencernaan. Nitrit bisa bereaksi dengan
haemoglobin (oksiHb) dan menjadi methaemoglobin (metHb). Dampak yang
ditimbulkan dari terbentuk metHb adalah terganggunya penyaluran oksigen ke
jaringan tubuh. Perubahan warna biru pada kulit karena adanya darah yang
terdeoksigenasi, keadaan ini biasa disebut methaemoglobinaemia atau blue baby
syndrome (Santamaria 2006). Nitrat secara alami ditemukan dengan konsentrasi
tinggi pada sayuran tertentu. Sayuran merupakan kontributor utama asupan nitrat,
sekitar 30 – 90% dari keseluruhan asupan nitrat. Adapun Acceptable Daily Intake
(ADI) yang telah ditetapkan untuk nitrat adalah 0 – 3.7 mg/kg berat badan
(Hambridge 2012).
Brassicaceae merupakan salah satu famili sayuran yang mengakumulasi
nitrat relatif tinggi. Kandungan nitrat berbeda pada setiap bagiannya, adapun urutan
bagian tanaman yang mengandung nitrat dari tertinggi hingga terendah adalah:
tangkai daun, daun, batang, akar, bunga, tuber, bulb, buah, biji (Santamaria 2006).
Caisin (Brassica rapa L.) termasuk tanaman sayur dari famili Brassicaceae.
Tanaman tersebut dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran tinggi,
namun biasanya dibudidayakan di daerah dengan ketinggian 100 – 500 m dpl (Edi
dan Bobihoe 2010; Rieuwpassa 2011).
Caisin merupakan salah satu sayuran daun yang banyak dikonsumsi, namun
konsentrasi nitrat pada tanaman tersebut dapat membahayakan konsumen.
Akumulasi nitrat pada tanaman banyak dipengaruhi cara budidaya serta faktor
lingkungan di lokasi penanaman. Penelitian uji multilokasi diperlukan untuk
mengetahui cara budidaya tanaman caisin pada dataran rendah dan dataran sedang
yang aman dikonsumsi berdasarkan konsentrasi nitrat. Faktor lingkungan yang

2

diamati dalam hal ini adalah cahaya yang diukur dari iluminasi pada masing-masing
lokasi.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi akumulasi nitrat pada tanaman
caisin (Brassica rapa L.) yang ditanam dengan naungan dan terbuka pada dataran
rendah dan sedang.

Hipotesis
1.
2.
3.

Tanaman caisin di dataran rendah mengakumulasi nitrat lebih rendah daripada
di dataran sedang.
Tanaman caisin yang ditanam tanpa naungan mengakumulasi nitrat lebih
rendah daripada dibawah naungan.
Akumulasi nitrat pada tanaman meningkat selama masa penyimpanan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Caisin
Caisin termasuk famili Brassicaceae, daunnya panjang, halus, tidak berbulu,
dan tidak berkrop. Caisin tumbuh baik di tempat yang bersuhu tinggi maupun
rendah, tetapi caisin yang ditanam di dataran tinggi memiliki pertumbuhan dan
produksi lebih baik. Biasanya dibudidayakan di daerah ketinggian 100 – 500 m dpl
dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, dan berdrainase
baik
Teknik penanaman caisin biasanya disemai terlebih dahulu sebelum
ditanam di lapang. Bibit caisin yang berumur 2 – 3 minggu setelah semai atau telah
berdaun 3 – 4 helai sudah dapat dipindah tanam ke lahan tanam. Tanaman caisin
dianjurkan untuk diberi pupuk urea dengan dosis 150 kg/ha dan pupuk organik
dengan dosis 2 - 4 kg/m2. Caisin termasuk tanaman sayur yang dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal di tanah dengan kondisi kelembaban yang cukup.
Pemanenan dapat dilakukan setelah Caisin berumur 40 hari setelah tanam (Edi dan
Bobihoe 2010).

Nitrogen dalam Tanaman
Keberlangsungan proses fotosintesis sangat dipengaruhi oleh keberadaan
nitrogen tersedia di daun. Keberadaan nitrogen pada daun yang bervariasi dapat
diakibatkan perbedaan nitrogen tersedia pada tanah, radiasi pertumbuhan, atau

3

umur daun. Konsentrasi N akan lebih tinggi pada daun yang terkena matahari
langsung dari pada daun yang berada di bawah kanopi atau naungan.
Nitrogen dapat diabsorbsi oleh tanaman dalam 3 bentuk berbeda yaitu NO3-,
NH4+, dan asam amino. Asimilasi N (konversi dari inorganik menjadi organik N)
memerlukan banyak karbon. NO3- harus terlebih dahulu direduksi menjadi NH4+,
yang kemudian terikat dengan rangka karbon sebelum dapat digunakan pada
biosintesis. Nitrat direduksi pada akar dan diangkut ke daun, hal tersebut terjadi di
bawah matahari. Langkah pertama dalam proses reduksi dikatalisasi oleh nitrat
reduktase. Enzim reduktase dapat diterjemahkan saat beraksi terhadap penggunaan
nitrat. Protein tersebut terdegradasi dalam beberapa saat saja, sehingga tidak akan
bertahan lama. Aktivasi enzim tersebut dikendalikan oleh fosforilasi. Enzim nitrat
reduktase dinon-aktifkan oleh fosforilasi pada malam hari. Namun pada saat radiasi
meningkat, protein fosfatase akan mengaktifkan kembali enzim tersebut. Reduksi
nitrat banyak terjadi pada daun. Daun tempat terjadinya reduksi nitrat merupakan
daun yang terkena intensitas cahaya tinggi, terutama pada siang hari (Lambers et al.
2008).

Akumulasi Nitrat pada Sayuran
Adanya nitrat pada makanan dan air terjadi secara alami sebagai
konsekuensi dari siklus nitrogen. Beberapa sayuran diketahui mengandung nitrat
dengan konsentrasi yang tinggi, diantaranya adalah brokoli, kubis, seledri, dan
bayam. Kandungan nitrat pada sayuran memang bervariasi. Hal tersebut terjadi
karena kandungan nitrat pada tanaman sayur dipengaruhi oleh jumlah dan waktu
aplikasi pemupukan, intensitas cahaya, suhu, dan karakteristik cahaya. Tanaman
yang tumbuh pada rumah kaca mengandung nitrat dengan konsentrasi lebih tinggi
daripada tanaman sayur yang tumbuh di tempat terbuka, hal tersebut karena
intensitas cahaya yang lebih rendah dan kandungan nitrogen lebih tinggi (Thomson
2004).

Bahaya Nitrat bagi Kesehatan
Kandungan nitrat pada tanaman sayur, ataupun di air dan pada makanan lain
merupakan ancaman bagi kesehatan manusia. Nitrat relatif tidak bersifat racun,
namun 5% dari nitrat yang tertelan oleh manusia akan dikonversi dengan cepat oleh
kelenjar dan saluran pencernaan menjadi nitrit yang bersifat racun. Dampak nitrit
bagi tubuh manusia adalah kemampuan senyawa tersebut untuk bereaksi dengan
haemoglobin (oxyHb) untuk menjadi metHb. Saat metHb mencapai 10% dari level
normal haemoglobin, akan terjadi perubahan warna biru pada kulit karena adanya
deoksigenasi darah. Hal tersebut dikenal sebagai methaemoglobinemia atau juga
dikenal sebagai blu baby syndrome (Santamaria 2006; Shao-ting 2007). Selain itu,
nitrit juga berpotensi membentuk senyawa nitrosamid, suatu senyawa penyebab
kanker terutama kanker perut (Yuningsih 2007; Bryan et al. 2012).
Sama halnya dengan manusia, nitrat juga berbahaya bagi hewan ternak.
Konsumsi pakan dengan konsentrasi nitrat tinggi secara berlebihan dapat

4

menyebabkan keracunan, karena dengan bantuan bakteri rumen, nitrat akan
direduksi menjadi nitrit yang 10 kali lebih toksik dari nitrat. Ion nitrit selanjutnya
akan diserap dalam darah, dan bila terjadi kontak dengan eritrosit, nitrit akan
mengoksidasi Fe2+ dalam haemoglobin menjadi Fe3+ membentuk methaemoglobin.
Kandungan metHb dalam darah 30 – 40% dapat menimbulkan gejala klinis, dan
bila kandungannya 80 – 90% akan menyebabkan kematian pada ternak. Hal
tersebut dapat dihambat apabila rasio karbohidrat dalam pakan hijauan tersebut
tinggi maka pembentukan nitrit dapat dicegah, karena nitrat diubah menjadi amonia
(Yuningsih 2007).

METODE

Lokasi dan Waktu Percobaan
Percobaan lapang terbagi menjadi dua kelompok yaitu dataran rendah dan
dataran sedang, terdapat 3 lokasi pada masing-masing dataran. Tanaman contoh
untuk dataran rendah diambil dari 3 lokasi di Leuwiliang, sedangkan untuk dataran
sedang diambil dari 2 lokasi di Gunung Bunder dan 1 lokasi di Gunung Menyan.
Percobaan uji multi lokasi di dataran sedang dan dataran rendah dilakukan dari
bulan Juli sampai Agustus 2013.
Tanaman contoh pada percobaan pasca panen diambil dari 3 lokasi dataran
rendah yang sama dengan uji multilokasi pada bulan Oktober 2013. Tanaman
contoh selanjutnya disimpan dan diamati di Laboratorium Pasca Panen Departemen
Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor.
Tanaman contoh untuk survey pasar diambil pada bulan Oktober 2013 dari 3
pasar tradisional dan 3 pasar modern di Bogor. Lokasi survey pasar tradisional
terletak di Pasar Anyar, Pasar Gunung Batu, dan Pasar Laladon. Lokasi survey
pasar modern terletak di Sindang Barang, Yasmin, dan Gudang Bogor Tengah.

Bahan Penelitian
Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman caisin
(Brassica rapa L.). Pengambilan tanaman contoh untuk percobaan lapang
dilakukan dua kali (2 dan 3 MST), pada 1 kali pengamatan dibutuhkan 10 tanaman
contoh dari setiap lokasi. Pada 3 MST, diambil 10 tanaman dari masing-masing
lokasi di dataran rendah untuk pengamatan lama penyimpanan pasca panen.
Pengambilan tanaman contoh untuk survey pasar juga dibutuhkan 10 tanaman
contoh dari setiap lokasi survey.

5

Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian adalah cardy ion meters Horibameter C141/352343, mortar, lightmeter (T-TOOL-1634) HS1010, GPS (Global Positioning
System), penggaris, dan timbangan analitik.

Metode Percobaan
Percobaan uji multi lokasi dan cara budidaya menggunakan nested design
dengan dua faktor yaitu ketinggian tempat (dataran rendah dan dataran sedang) dan
naungan. Terdapat 3 ulangan pada masing-masing lokasi dengan 2 kali
pengambilan tanaman contoh. Dibutuhkan 10 tanaman contoh dari masing-masing
lokasi sehingga terdapat 120 tanaman untuk percobaan lapang. Terdapat 10
tanaman contoh berumur 3 MST dari 3 lokasi dataran rendah untuk percobaan
pascapanen.
Model nested design yang digunakan adalah:
= + + +
Dimana :
= nilai dari variabel terikat diamati pada replikasi ke-r dengan
ketinggian tempat ke-i dan naungan ke-j
= nilai tengah umum dari populasi contoh
= pengaruh ketinggian tempat ke-i, i = 1, 2
= pengaruh naungan ke-j, j = 1, 2
= pengaruh galat percobaan genotipe ke-i, kelompok ke-j
Percobaan pasca panen menggunakan RKLT (Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak) dengan dua faktor yaitu naungan dan periode lama simpan. Dibutuhkan
10 tanaman contoh dari masing-masing perlakuan sehingga terdapat 60 tanaman.
Survey pasar menggunakan analisis survey, dibutuhkan 10 tanaman contoh dari
masing-masing lokasi survey sehingga terdapat 60 tanaman contoh.
Model RKLT (Rancangan Kelompok Lengkap Teracak) yang digunakan
adalah:
= + + +( )
Dimana:
= nilai dari variabel terikat diamati pada replikasi ke-r dengan
naungan ke-i dan periode ke-j
= nilai tengah umum dari populasi contoh
= pengaruh naungan ke-i, i = 1, 2
= pengaruh periode ke-j, j = 1, 2, 3, 4
( ) = pengaruh interaksi antara naungan ke-i dan periode ke-j
= pengaruh galat percobaan genotipe ke-i, kelompok ke-j

Analisis Data
Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam
dengan uji F pada taraf nyata 5%. Prog The SAS System for Windows 9.0
digunakan untuk melakukan analisis ragam.

6

Prosedur Percobaan
Uji multi lokasi
Penelitian dimulai dengan mencari lokasi dataran sedang (500–700 m dpl)
dan dataran rendah (